AGRIBISNIS TEMPE
Analisis Diversifikasi Produk
Oleh
Dede Fairuji
B41111146
PROGRAM DIPLOMA IV
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
KERJASAMA
PUSAT PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN PENDIDIK DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN PERTANIAN
2013
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN ON FARM
AGRIBISNIS TEMPE
Analisis Diversifikasi Produk
Pembimbing,
NIP 195906151988031003
NIP 195706041988031002
2013
Mengetahui :
Kepala PPPPTK Pertanian,
ABSTRAK
DEDE FAIRUJI. B41111146. Agribisnis Tempe. Analisis Diversifikasi
Produk.
Tempe merupakan salah satu makanan produk fermentasi yang terbuat dari
kacang-kacangan, secara umum tempe terbuat dari kacang kedelai, nilai gizi
tempe lebih baik dari pada kedelai itu sendiri, Karena tempe telah mengalami
proses fermentasi dimana nutrisi-nutrisi yang terdapat dalam kedelai diubah
menjadi suatu senyawa yang lebih sederhana yang menjadikan tempe lebih
mudah dicerna.
Proses pembuatan tempe dimulai dari bahan baku kedelai, sortasi, pencucian,
perebusan selama 30-45 menit, perendaman satu malam, pengukusan,
inokulasi, pengemasan, fermentasi selama 2 malam,lalu jadilah tempe.
Proses pemasaran merupakan akhir dari kegiatan produksi, pemasaran produk
tempe dan hasil diversifikasiny dilakukan disekitar Vedca dan Kecamatan Karang
Tengah. Dari kegiatan pemasaran selama 3 bulan didapatkan keuntungan
sebesar Rp 679.310 dengan total pendapatan Rp 2.466.500 dan total biaya
operasional Rp 1.787.190.
Diversifikasi produk bertujuan untuk mensiasati produk yang tidak terjual pada
saat pemasaran dengan jalan membuat produk baru, mengurangi biaya produksi
dan menambah ragam jenis tempe, adapun jenis produk diversifikasi antara lain
tempe gembus, keripik tempe dan tempe campuran ampas tahu. Ketiga produk
ini pernah dibuat dan dilakukan percobaan-percobaan supaya sesuai dengan
keinginan pasar, namun setelah dilakukan perhitungan biaya produksi untuk
ketiga produk tersebut, hanya tempe gembus dan tempe ampas tahu saja yang
tetap diproduksi secara terus menerus, karena untuk produk keripik tempe selain
karena tempe yang diproduksi selalu habis terjual juga membutuhkan biaya
produksi yang cukup besar sedangkan pangsa pasarnya kurang.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam yang
telah memberikan karunia dan kekuatan kepada penulis untuk dapat
menyelesaikan laporan yang berjudul
Analisis Diversifikasi Produk tepat pada waktunya, tidak lupa sholawat dan
salam semoga tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad SAW dan para
sahabat.
Pada kesempatan yang amat baik ini Penulis ingin mengucapkan terimakasih
sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Ir. Siswoyo, M.Si selaku kepala Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan/P4TK Pertanian Cianjur
2. Bapak Ir. Anton Sugiri, MP selaku Kepala Divisi Kerjasama Pendidikan Tinggi
3. Bapak Dr. Ir. Sahirman, MP kepala jurusan Teknologi Pangan dan Gizi
4. Bapak Ir. Cahyana Ya, M.Si dan Ibu Pancaning selaku pembimbing penulis
dalam kegiatan On farm
5. Ayah dan ibu yang telah mendidik penulis sampai sekarang
6. Teman-teman mahasiswa teknologi pangan dan gizi yang senantiasa
menemani dikala suka dan duka
7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu.
Dalam penyusunan laporan On farm ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan yang tentunya sejalan dengan sifat ketidaksempurnaan manusia,
oleh karena itu baik kritik maupun saran yang sekiranya dapat membangun untuk
menyempurnakan laporan ini sangat penulis harapkan.
Akhirnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
semua pihak dan sumbangsih untuk kemajuan perkembangan pendidikan di
Indonesia.
Cianjur,
2013
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .......................................................................................
iii
iv
vi
vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ...............................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Syarat Mutu Tempe Kedelai..............................................................
Tabel 2. Komposisi dan Nilai Gizi Kedelai dan Tempe (Per 100 Gram) .......... 10
Tabel 3. Skenario Pelaksanaan On Farm ....................................................... 18
Tabel 4. Jadwal Pelaksanaan On Farm .......................................................... 19
Tabel 5. Produksi Tempe (Berdasarkan Kemasan) ....................................... 20
Tabel 6. Perbedaan Produk Akhir ................................................................... 21
Tabel 7. Hasil Pengamatan Hari Ke-0............................................................. 22
Tabel 8. Hasil Pengamatan Hari Ke-1............................................................. 22
Tabel 9. Hasil Pengamatan Hari Ke-2............................................................. 22
Tabel 10. Perbandingan Perlakuan Terhadap Keripik Tempe ......................... 24
Tabel 11. Perbandingan Perlakuan Pembuatan Tempe Gembus ................... 24
Tabel 12. Perbandingan Hasil Antara Tempe Campuran ................................ 24
Tabel 13. Penyimpangan Mutu Tempe dan Penyebabnya .............................. 27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Denah Ruang Pembuatan Tempe ................................................. 12
Gambar 2. Ruang Produksi Tempe ............................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
On farm merupakan salah satu kegiatan aplikatif dimana mahasiswa secara
langsung terjun ke lapangan baik dalam proses produksi mapun pemasaran,
melalui kegiatan ini mahasiswa diharapkan mampu menerapkan matakuliahmatakuliah yang akan dan telah dipelajari baik yang secara langsung
maupun tidak langsung berkaitan dengan kegiatan on farm.
Teknologi Pangan dan Gizi merupakan salah satu jurusan/program studi
yang mahasiswanya juga melaksanakan on farm. Program studi ini secara
umum melakukan kegiatan on farm dengan cara memproduksi/mengolah
bahan mentah menjadi produk olahan yang tentunya memiliki nilai jual yang
lebih baik daripada sebelum diolah, salah satunya produk tempe.
Tempe merupakan produk asli Indonesia hasil fermentasi dari biji kedelai
yang menggunakan bantuan beberapa jenis kapang atau yang disebut ragi
tempe. Permintaan konsumen terhadap tempe tergolong sangat tinggi.
Karena tempe memiliki nilai gizi yang setara dengan daging. Selain itu
tempe memang lebih murah dan lebih merakyat dibandingkan daging atau
produk olahan daging lainnya. Masyarakat mulai dari kalangan bawah,
menengah, sampai kalangan atas menyukai tempe.
Atas dasar itu maka kami mahasiswa program studi Teknologi Pangan dan
Gizi, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga
Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur kerjasama dengan Politeknik
Negeri Jember melaksanakan kegiatan on farm Produksi Tempe dengan
memanfaatkan dukungan dana yang dialokasikan Program Diploma 4 Divisi
Kerjasama Perguruan Tinggi PPPPTK Pertanian Cianjur
yang pada
jiwa
wirausaha
dan
kepemimpinan
pada
setiap
pribadi
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Meningkatkan/melengkapi
perbendaharaan
kompetensi
1.4. Manfaat
permintaan pasar).
Diperoleh
keuntungan
finansial
bagi
pelaksana
(mahasiswa),
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tempe
2.1.1. Pengertian Tempe
Menurut SNI tempe merupakan Produk yang diperoleh dari
fermentasi biji kedelai dengan menggunkan kapang Rhizopus sp,
berbentuk padatan kompak berwarna putih sedikit keabu-abuan dan
berbau khas tempe.
Pada dasarnya Tempe merupakan makanan tradisional yang
dikonsumsi oleh hampir semua lapisan masyarakat, dengan
mengkonsumsi
rata-rata
per
tahun
5,2
kg/kapita.
Tempe
dengan
melalui
cara
perebusan,
perendaman,
lalu
pengolahan
pastinya
ingin
memperoleh
tempe
yang
2.1.2.
Macam-Macam Tempe
No.
Kriteria Uji
Satuan
Persyaratan
Keadaan
1.1
Bau
Normal, khas
1.2
Warna
Normal
1.3
Rasa
Normal
Maks 65
Maks 1,5
Min 10
Min 16
Maks 2,5
Cemaran Logam
7.1
Kadmium (Cd)
Mg/kg
Maks 0,2
7.2
Timbal (Pb)
Mg/kg
Maks 0,25
7.3
Timah (Sn)
Mg/kg
Maks 40
7.4
Merkuri (Hg)
Mg/kg
Maks 0,03
Mg/kg
Mkas 0,25
Cemaran mikroba
9.1
Bakteri Coliform
APM/g
Maks. 10
9.2
Salmonella sp.
Negatif/25 g
tempe
yang
melekat,
dikeringkan
(sehingga
bisa
yang
ditempeli
jamur
diusar-usarkan
(diusap-
menutupi
biji
kedelai,
pasangan
daun
tersebut
kering/tidak
lembap,
dan
berwarna
cerah
(kuning
Kedelai
rebus
Tempe
14
34
6,5
39
0,5
7,3-12
0,5
21
75
83
1,6
2,1
Skkor kimia
75
78
BAB III
TINJAUAN PELAKSANAAN ON FARM
3.1. Tempat dan waktu
3.1.1. Tempat
Kegiatan on farm ini telah dilaksanakan di Departemen Agroindustri
Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan tenaga
Kependidikan (PPPPTK) Pertanian Cianjur di ruangan pembuatan
tahu jepang.
Ruang
Administrasi
tempe
R.
Ruan
kedelai
g Alat
toilet
Ruang Solat
Ruang pembuatan
tahu dan tempe
.
Gmbar 1. Denah Ruang Pembuatan Tempe
3.1.2. Waktu
Kegiatan on farm dimulai pada pertengahan Desember 2012 sampai
11 Maret 2013, yang dilaksanakan di ruang pengolahan tahu
Departemen Agroindustri dan Teknik Kimia
Pusat Pengembangan
Kompor gas
Tabung elpiji
Panci perebus
Baskom
Peniris
Spatula
Lidi
Talenan
Tampah
Sealler
Kipas (hihit)
3.2.1.2. Bahan
Kedelai kuning
Ragi
Air
Kukus/rebus biji kedelai tersebut sampai empuk atau selama 4560 menit.
Tempe
Bahan:
Wajan
Wadah
Serokan
Kompr
Sodet
Gelas Ukur
Tempe
Bawang,
Air
Tepung,
Minyak
CaCl2
Rendam
Pembuatan adonan
Pencelupan
Wajan
Spatula
Kompor
Tampah
Kipas
Ampas tahu
Ragi
Air buangan
Timbang
Sangrai
Sampai Kecoklatan
Angin-anginkan
Ragi (2g/kg kedelai)
Inokulasi
Pengemasan
Fermentasi
(Selama 36 48 jam)
Panen
Kegiatan
Pelaksanaan
Sterilisasi alat
Proses produksi
Perendaman kedelai
Pengupasan kulit ari kedelai
Pencucian
Pengkukusan
Penirisan
Inokulasi
Pencetidakan
Fermentasi
Produk akhir
Pemasaran
Langsung
Tidak langsung
4
Penyusunan laporan
Pengumpulan data
Penilaian
Pengesahan laporan
Penilaian
1
2
3
Kegiatan
Februari
4
Maret
4
Proposal
Analisis Pasar
Penyusunan
Program
Produksi
Pemasaran
Januari
Penyusunan
Des
Penyusunan
laporan
Penilaian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Kegiatan Produksi secara umum
4.1.1. Produksi tempe
Tabel 5.Produksi tempe (berdasarkan kemasan).
Daun
Plastik
Plastik
Daun
Segitiga
Kecil
Besar
Besar
68
27
130
15
30
137
30
63
15
220
15
199
20
241
15
10
103
11
66
12
119
13
120
14
189
10
15
186
16
192
13
17
216
10
18
214
22
19
246
20
201
10
21
223
22
220
23
229
24
216
25
174
Jumlah
4010
255
10
14
14
Produksi
Bambu
Jumlah total
Rusak
% Produk rusak
= (541/4303) x 100 %
= 12,57 %
Tempe 2x Perendaman
Lebih asam.
Kurang mengembang.
Kuning.
Lebih mengembang.
Tekstur empuk
Lebih cepat
Kuning pucat.
Tekstur lembek.
Berair.
Lama
Parameter
Inokulum
Daun
Jamur
kekompakan
tekstur
Bau
warna
Belum
Lembek
Netral
Kuning
Lembek
Netrral
Kuning
ada
Plastik
Belum
ada
Parameter
Inokulum
Daun
Jamur
kekompakan
tekstur
Bau
warna
Belum
Sedikit
Sedikit
Kuning
keras
berbau
pucat
Sedikit
Sedikit
Kuning
keras
berbau
pucat
ada
Plastik
Belum
ada
Parameter
Inokulum
Daun
Jamur
kekompakan
tekstur
Bau
warna
Ada
Padat
Bau
Putih
tempe
Plastik
Ada
padat
Bau
Putih
tempe
4.1.3. Ragi
Ragi yang digunakan adalah ragi sudah jadi yang telah biasa
diperjualbelikan di pasaran, berbentuk serbuk berwarna putih pudar
kecoklatan. Pernah dilakukan penurunan konsentrasi ragi dari 2
gram/Kg kedelai menjadi 1,8 gram/Kg kedelai. Sisa ragi yang akan
digunakan untuk produksi selanjutnya disimpan di lemari pendingin.
Laporan Kegiatan On Farm Mahasiswa D-4 Politeknik Negeri Jember
Joint Program PPPPTK Pertanian Cianjur | 22
4.1.4. Pemasaran
Sasaran pemasaran berdasarkan hasil analisis dan berbagai
pertimbangan lain. Seperti, keahlian dan pengalaman kami yang
masih dikatidakan cukup, peralatan yang kurang memadai, serta
jangka waktu yang diberikan terbatas. Maka, kami memilih sasaran
pemasaran yaitu pasar khusus. Pemasaran dilakukan dengan jalan
kaki, adapun sesekali digunakan 1 buah unit sepeda motor sebagai
alat bantu.
4.1.4.1. Data penjualan dan perhitungan untung rugi
Tempe kedelai
Total produksi tempe kedelai yaitu 255 bungkus plastik, 4010
bungkus daun segi tiga, 14 bungkus daun segi empat,10 bungkus
besar dan 14 bungkus bambu. tidak terjual sebanyak 446 bungkus
daun segi tiga dan 55 bungkus plastik.
Jumlah produk
Total Pendapatan
Keuntungan
% Keuntungan
= Rp
679.310 x 100 %
Rp 2.466.500
= 27,54 %
B/C Ratio
= Total Pendapatan
Total Biaya Produksi
= Rp 2.466.500
Rp 1.787.190
= 1,38
Laporan Kegiatan On Farm Mahasiswa D-4 Politeknik Negeri Jember
Joint Program PPPPTK Pertanian Cianjur | 23
Perlakuan
Hasil
Keterangan
Bumbu biasa
Tidak renyah
Kerenyahan
tidak sesuai
kapur
3
Renyah
Perlakuan
Hasil
Keterangan
Dikukus
Disangrai
Hasil baik.
kegiatan
Produksi
agribisnis
tempe,
juga
dilakukan
Perlakuan
Hasil
Keterangan
Hasil Baik
4.3. Pembahasan
4.3.1. Pembahasan umum
Produksi tempe kami berawal baik dengan satu kali percobaan
berhasil, namun hasilnya masih kurang maksimal seperti pada
tempe kemasan plastik bergelombang akibat penyimpanan di atas
rak bambu yang terdapat lubang-lubang tanpa alas saat inkubasi,
tekstur sedikit lembek, dan sedikit berbau untuk semua tempe baik
kemasan daun maupun plastik. Namun, produk dapat dipasarkan
untuk sekitar dalam kampus Vedca, dengan harga promo untuk
pertama kalinya kami menjual sekaligus pengenalan produk.
Setelah beberapa kali produksi berbagai saran dan kritik mulai kami
terima, salah satunya tentang kenampakan tempe kami yang masih
memiliki tekstur lembek, berair, dan sedikit berbau. Untuk memakai
teknik satu kali perendaman. Maka dilakukanlah percobaan untuk
teknik satu kali perendaman dengan tidak meninggalkan produksi
pokok yang menggunakan teknik dua kali perendaman. Pada saat
itu, baik percobaan maupun produksi pokok kami mulai mengalami
kendala dimana pertama beberapa tempe hingga beberapa kali
semua hasil produksi tempe kami temukan rusak saat pemanenan.
Ciri kerusakan pada tempe:
Oksigen/sirkulasi udara
dekat lantai bawah sedangkan yang berada di rak tengah bisa baik
karena bisa terkontrol oleh adanya rak atas dan bawah.
Suhu
Kami melakukan percobaan menginkubasi tempe di tempat yang
bersuhu dibawah suhu kamar dan di tempat suhu kamar. Hasilnya
terdapat perbedaan tempe yang diinkubasikan di tempat dibawah
suhu kamar meskipun kenampakan sama tidak ada kerusakan.
Namun, pertumbuhan miselia pada kedelai lebih lambat, tempe
suhu kamar cukup 2 hari untuk pertumbuhan maksimal sedangkan
tempe dibawah suhu kamar membutuhkan sekitar 3 sampai 4 hari
agar miselia tumbuh maksimal. Sesuai dengan teori bahwa suhu
berpengaruh pada kecepatan pertumbuhan mikroba pada saat
fermentasi.
Kadar air
Salah satunya pada saat inokulasi kurang penirisannya setelah
perebusan/pengukusan. Karena setiap mikroba memiliki standar
kandungan Aw/kadar air untuk pertumbuhannya. Bahkan jika
berlebih mikroba/kapang tertentu tidak akan dapat tumbuh bahkan
mati.
Percobaan satu kali perendaman terus dilakukan hingga akhirnya
berhasil. Dan seterusnya produksi kami menggunakan teknik 1 kali
perendaman. Kami pun menemukan titik terang dari kegagalankegagalan produksi yang lalu itu selain dari faktor yang dijelaskan
di atas tadi yaitu dalam pencucian harus lebih diperhatikan karena
pencucian yang kurang bersih kedelai masih sedikit berlendir
artinya keadaan terlalu asam lalu di lakukan pengukusan
mengakibatkan kebusukan.
Kendala lain yaitu kesulitan dalam memperoleh daun pisang untuk
bahan kemas. Sebab, produksi kami memfokuskan ataupun
memiliki produk andalan tempe daun segitiga (tempe jawa).
Laporan Kegiatan On Farm Mahasiswa D-4 Politeknik Negeri Jember
Joint Program PPPPTK Pertanian Cianjur | 26
Penyebab
Suhu fermentasi terlalu tinggi
Kelembaban udara terlalu tinggi
Kedelai terlalu basah karena kurang tiris
Lubang pembungkus terlalu kecil
Alat tidak bersih dan higinis
bercak hitam
alcohol
merata
heating)
Tempe beracun
campuran ampas tahu, Keripik Tempe, dan Tempe sayur (lauk untuk
makan). Dari keempat produk tersebut yang dapat diproduksi lanjut
setelah percobaan hanya Tempe Gembus, dan tempe campuran
ampas tahu. karena untuk keripik tempe dan tempe sayur masih
didapatkan kendala yaitu kerugian akibat biaya produksi yang tinggi
sedangkan hasil penjualan sangat rendah.
Dalam melakukan kegiatan diversifikasi produk penulis mengalami
beberapa hambatan diantaranya:
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan on farm yang dilakukan pada kelompok kami
Agribisnis Tempe, banyak hal yang dapat kami ketahui dan pelajari lebih
dalam tentang produksi tempe, yaitu:
1. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pertumbuhan jamur pada
kedelai saat fermentasi adalah oksigen, kadar air, dan suhu.
2. Titik kritis produksi tempe terletak pada saat inokulasi, dimana kondisi
kedelai harus benar-benar kering (kadar air menurun hingga 60-64%)
3. Untuk mendapatkan Tempe dengan kualitas yang baik harus diperhatikan
dalam pemilihan bahan baku , sanitasi pada alat, serta sistem kerja yang
sesuai dengan prosedur.
4. Pada saat inkubasi keadaan ruangan harus dalam keadaan netral dimana
keadaan suhu ruang sekitar 25-370C selama 36-48 jam.
5. Saat pengemasan produk harus diperhatikan kemasanya, misalkan pada
daun harus menggunakan daun yang utuh, tidak berlubang, atau layu.
Sehingga memperbaiki penampilan dari pada tempe tersebut.
6. Produksi sistem perhari ditinjau kurang cocok bagi pengusaha pemula
dikarenakan peralatan yang kurang memadai serta memiliki ruang lingkup
pemasaran yang masih sempit.
7. Kegiatan diversifikasi produk yakni pembuatan tempe gembus dan keripik
tempe dilakukan jika hasil penjualan tempe tidak terjual sepenuhnya.
8. Kualitas tempe gembus yang baik hampir sama dengan tempe yakni
berwarna putih, tekstur kompak dan bau khas tempe gembus.
5.2. Saran
Pada waktu pelaksanaan kegiatan on farm, baik pra, saat maupun
setelah, kami selaku pelaksana merasakan beberapa hambatan dan
keluhan yang kami buat menjadi suatu saran yang diharapakan dapat
menjadikan kegiatan on farm selanjutnya dapat lebih baik, diantaranya
sebagai berikut:
Mahasiswa
sebaiknya
lebih
kreatif
dalam
mengembangkan
praktikum
telah
diberikan
sehingga
mahasiswa
tidak
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Tempe. Kamis, 27 Desember 2012 Pukul : 18.30
http://kesehatan.kompasiana.com/makanan/2012/07/26/tempe-gembusriwayatmu-kini-474214.html
http://carakata.blogspot.com/2009/04/langkah-dan-cara-membuat-tempesendiri.html.
Muchtadi, Dedi. 2010. kedelai komponen untuk kesehatan. Bogor. Alfabeta, CV
SNI 3144:2009 Tempe Kedelai
Sumber :komposisi zat gizi pangan indonesia Depkes RI Dir. Bin. Gizi
Masyarakat dan Puslitbang
LAMPIRAN
Lampiran 1. Total Biaya Operasional Produksi Tempe kedelai dan Tempe
Gembus
No
Jenis Bahan
Jumlah
Satuan
Harga
Harga
Satuan
Total
(Rp)
(Rp)
A. Tempe Kedelai
1
Kedelai
117,5
Kg
8.000
940.000
Ragi
222.5
Gr
20
4.450
Total A
944.450
B. Pengolahan lanjutan
Ampas
1
Tempe
gembus
tahu
Ragi
Tepung
beras
Tepung
tapioka
Minyak
goreng
Kg
1.000
6000
12
Gr
20
240
Kg
12.000
6.000
Kg
8.000
2.000
Kg
12.000
6.000
Keripik
Kemiri
bungkus 500
2.000
tempe
ketumbar
bungkus 500
1.500
Garam
bungkus 500
500
gendul
1.000
1.000
Royco
bungkus 1.000
1.000
Telur
butir
1.500
1.500
Kunyit
250
Gr
500
500
Bawang
Putih
Total B
28.240
C. Lainnya
1
Kemasan
Daun
83
Kg
1.000
83.000
Plastik
256
lembar
40
10.500
Kantong kresek
12
Pack
2.500
30.000
Gas
50
Jam
800
40.000
Biaya
pemasaran/
36.000
transportasi
Total C
199.500
D. Biaya Tetap
1
Sewa
Gedung
dan 8
minggu
14.300
115.000
Hari
20.000
500.000
Peralatan
2
Gaji Pegawai
25
Total D
615.000
Tempe kedelai
Total produksi tempe kedelai yaitu 255 bungkus plastik, 4010 bungkus daun segi
tiga, 14 bungkus daun segi empat,10 bungkus besar dan 14 bungkus bambu.
tidak terjual sebanyak 446 bungkus daun segi tiga dan 55 bungkus plastik.
Jumlah produk
Persentase Keuntungan = Rp
679.310 x 100 %
Rp 2.466.500
= Rp 27,54 %
B/C Ratio
= Total Pendapatan
Total Biaya Produksi
= Rp2.466.500
Rp 1.787.190
= 1,38
Pembuatan Tempe
Penimbangan
Penirisan
Pencucian
Perebusan
perebusan
Perendaman
Hasil perendaman
Pengupasan kulit
Pencucian
Inokulasi
Pemisahan kulit
Pengukusan
Persiapan daun
Pengemasan
Inkubasi
Pemasaran
2. Pembuatan Tempe Gembus
Persiapan pengepresan
Pencetakan Ampas
Pengepresan
Hasil Pengepresan
Penimbangan
Penyangraian
Inokulasi
Pengemasan
Inkubasi
GLOSARIUM
Fermentasi
: Penguraian
metabolik
senyawa
organik
oleh
: Penganekaragaman;
penganekaan
usaha
untuk
Sortasi