Anda di halaman 1dari 10

KEPERAWATAN KARDIOMIOPATI

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KARDIOMIOPATI KONNGESTIF
(DILATED CARDIOMYOPATHY)
I. PENGERTIAN
Kardiomiopati adalah suatu penyakit miokard yang menyerang otot jantung (Myocard) dan
penyebab tidak diketahui. Penyakit ini dapat ditemukan pada semua jenis kelamin pria dan
wanita, pada semua golongan umur (Ruhyanudin F, 2006, hal 73).
Kardiomiopati kongestif disebut juga dengan nama Dilated Cardiomyopathy (A.H Markum, dkk,
hal 615). Bentruk kardiomiopati ini digolongkan berdasarkan patologi, fisiologi dan tanda
klinisnya. Penyakit ini ditandai dengan adanya dilatasi atau pembesaran rongga ventrikel
bersama dengan adanya penipisan dinding otot, pembesaran atrium kiri dan stasis darah dalam
ventrikel (Smeltzer SC, 2002, hal 833).
II. ETIOLOGI
Laporan gugus tugas WHO/ISFC tentang definisi dan klasifikasi kardiomiopati tahun 1980,
berdasarkan etiologinya digolongkan menjadi 2 macam yaitu :
1. Tipe primer: terdiri dari penyakit otot jantung yang tidak diketahui penyebabnya.
a. Idiopatik
b. Familial
2. Tipe sekunder: terdiri dari penyakit otot jantung dengan sebab yang diketahui atau
berhubungan dengan penyakit yang mengenai system organ lain
a. Infektif
Miokarditis virus
Miokarditis bakteri
Miokarditis jamur
Miokarditis protozoa
Miokarditis metazoan
b. Metabolik
c. Penyakit familial
Penyakit glikogen
Mukopolisakaridosis
d. Defisiensi
Elektrolit
Nutrisi
e. Kelainan jaringan ikat

Lupus eritematosis sistemik


Poliartritis nodusa
Arthritis rheumatoid
Scleroderma
Dermatomiositis
Dilatasi dan disfungsi ventrikel kiri dan kanan
Curah jantung menurun
Angiografi : berkesan ventrikel kiri hipokinetik difus serta dilatasi, sering disertai dengan
regurgitasi mitral.
Biopsi Endomiokard transvenus
Digunakan pada kondisi seperti infiltrasi miokard oleh amiloid
Berkesan inflamasi sel bundar miokardium
f. Komplikasi
Gagal jantung
Sinkope
Aritmia
trombosis
(Smeltzer SC, 202, hal 251)
3. Penatalaksanaan
a. Tirah baring (terutama untuk penyebab yang tidak diketahui)
b. Menghindari aktivitas jasmani yang berat
c. Medikamentosa :
Anti Koagulan Untuk Embolisasi Sistemik
Kardiotonika: Amrinon dan Milrinon untuk menambah perbaikan klinik
Kortikosteroid untuk anti inflamasi
Anti aritmia untuk aritmia yang serius atau simtomatis
d. Tranplantasi jantung, harus dipertimbangkan dan dilakukan bila tidak ada kontra indikasi
terhadap prosedur tersebut (Rilantono LI, dkk, 2001, hal 251)
III. PENGKAJIAN
1. Type 1
Jantung dapat membesar sekali, bunyi jantung ke 3 dan 4 dapat terdengar
2. Type 2
a. Pembesaran jantung ringan
b. Pada apek teraba getaran sistolik dan kuat
c. Bunyi jantung ke 4 biasanya terdengar
d. Bising sistolik yang mengeras pada tindakan valsava
3. Type 3
a. Pembesaran jantung sedang
b. Bunyi jantung ke 3 dan ke 4

c. Regurgitasi mitralis atau trikuspidalis


IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan kardiak output berhubungan dengan kerusakan otot miokard
2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan kongestif pulmonal
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kardiak output
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi
V. RENCANA KEPERAWATAN
1. Penurunan kardiak output berhubungan dengan kerusakan totot miokard
Tujuan : menurunkan beban jantung
Kriteria : Vital sign dalam batas normal TD: 120/80 mmHg N : 60-100x/mnt, bebas dari gejala
gagal jantung, dysnoe menurun.
Intervensi
a. Auskultasi nadi apical, kaji frekwensi, irama jantung.
Rasional : kondisi ini menunjukkan keadaan tachikardi atau bradikardi, regular atau irreguler
b. Catat bunyi jantung, palpasi nadi perifer, pantau tekanan darah
Rasional : penuruanan kardiak output tampak pada nadi, dan tekanan darah
c. Kaji kulit terhadap pucat, dan sianosis
Rasional : pucat indikasi penurunan perfusi perifer, cyanosis karena kongesti vena
d. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi
Rasional : meningkatkan sediaan oksigen untuk miokard
e. Tinggikan kaki, hindari tekanan tekanan pada bawah kulit lutut
Rasional : menurunkan statis vena, dan insiden thrombus
f. Berikan obat sesuai instruksi/kolaborasi : diuretika, morphin, vasodilator
Rasional : menurunkan preload dan afterload
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan kardiak output
Tujuan : pasien dapat melakukan kegiatan sehari-hari
Kriteria : dapat berpartisipasi dalam beraktivitas, dapat memnuhi kebutuhan sendiri, vital sign
normal selama aktivitas.
Intervensi
a. Periksa vital sign sebelum dan segera setelah latihan.
Rasional : hipotensi ortostatik dapat terjadi saat aktivitas
b. Catat respon kardiopulmonal terhadap aktivitas
Rasional : penurunan miokard untuk meningkatkan volume sekuncup selama aktivitas
c. Kaji penyebab kelemahan
Rasional : kelemahan dapat terjadi karena efek obat
d. Evaluasi peningkatan intoleransi aktivitas
Rasional : kelebihan aktivitas meningkatkan dekompensasi jantung
e. Berikan bantuan dalam aktivitas, selingi aktivitas dengan istirahat
Rasional : aktivitas tanpa mengurangi stress miokard/kebutuhan oksigen berlebihan
f. Kolaborasi program rehabilitasi jantung/aktivitas
Rasional : peningkatan aktivitas bertahap menghindari kerja jantung berlebihan

DAFTAR PUSTAKA
Ruhyanudin Faqih (2006), Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler, UMM Press, Malang
Smeltzen SC (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Brunner and Suddarth edisi 8
Vol.2, EGC, Jakarta
Diposkan oleh ZAINABI di 08.39
Label: BAGIAN GAGAL JANTUNG
Reaksi:
ASUHAN KEPERAWATAN KARDIOMIOPATI KONGESTIF (DILATED CARDIOMYOPATHY)
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
A. PENGERTIAN
Kardiomiopati adalah penyakit yang mengenai miokardium seara primer dan bukan
sebagai akibat dari hipertensi, kelainan kongenital, katub, koroner, arterial dan
perikardial (Lili Imudiarti Rilantono, dkk, 2001, hal 249).
Cardiomiopati kongestif disebut juga dengan nama Dilated Cardiomyopathy (A.H
Markum, dkk, hal 615). Bentuk kardiomiopati ini digolongkan berdasarkan patologi,
fisiologi dan tanda klinisnya. Penyakit ini ditandai dengan adanya dilatasi atau
pembesaran rongga ventrikel bersama dengan adanya penipisan dinding otot,
pembesaran atrium kiri dan stasis darah dalam ventrikel. (Susanne, C Smelzer,
2002, hal 833)

B. ETIOLOGI
Laporan Gugus Tugas WHO/ISFC tentang defisiensi dan klasifikasi kardiomiopati
tahun 1980, berdasarkan etiologinya digolongkan menjadi 2 macam yaitu:
1. Tipe primer: terdiri dari penyakit otot yang tidak diketahui penyebabnya.
a. Idiopatik
b. Familial
2. Tipe sekunder : terdiri dari penyakit otot jantung dengan sebab yang diketahui
atau berhubungan dengan penyakit yang mengenai sisitem organ lain.
a. Infektif
Miokarditis virus
Miokarditis bakteri
Miokarditis jamur
Miokarditis protozoa
Miokarditis metazoa
b. Metabolik

c. Penyakit familial
Penyakit glikogen
Mukopolisakaridosis
d. Defisiensi
Elektrolit
Nutrisi
e. Kelainan jaringan ikat
Lupus eritematosis sistemik
Poliartritis nodusa
Arthritis reumatoid
Skleroderma
Dermatomiositis
f. Infiltrasi dan granuloma
Amiloidosis
Sarkoidosis
Keganasan
Hematokromatosis
g. Neuromuskular
Distrofi otot
Distrofi miotonik
Ataksia friedriech
Penyakit refsom
h. Reaksi toksik dan sensitifitas
Alkohol
Radiasi
Obat
i. Penyakit jantung peripartum
Kehamilan multipara
Usia lebih 30 tahun
(Lili Imudiarti Rilantono, dkk, 2001, hal 249).

D. MANIFESTASI KLINIK
Sesak napas
Lemah
Orthopnea
Dyspnea paroksimal nocturnal
Edema perifer
Palpitasi
Nyeri dada ( yang tidak khas bisa timbul)
Angina pectoris ( jika penyakit korner menyertainya)
(Lili Imudiarti Rilantono, dkk, 2001, hal 251)
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Rontgen
Menunjukkan pembesaran jantung sedang-besar
Hipertensi vena pulmonalis
2. EKG : menunjukkan kelainan ST-T
3. Ekokardiogram : berkesan dilatasi dan disfungsi ventrikel kiri
4. Radionuklir : menunjukkan dilatasi dan disfungsi ventrikel kiri ( RVG = ;
ventrikulogram radionuklid ; TI = thaliun 201)
5. Kateterisasi jantung
Dilatasi dan disfungsi ventrikel kiri dan kanan
Curah jantung menurun
6. Angiografi : berkesan ventrikel kiri hipokinetik difus serta dilatasi, sering disertai
dengan regurgitasi mitral
7. Biopsi Endomiokard transvenus
Digunakan pada kondisi seperti infiltrasi miokard oleh amiloid
Berkesan inflamasi sel bundar miokardium
(Lili Imudiarti Rilantono, dkk, 2001, hal 250-251)
F. PENATALAKSANAAN
1. Tirah baring (terutama untuk penyebab yang tidak diketahui)
2. Menghindari aktivitas jasmani yang berat
3. Medikamentosa:
Anti koagulan untuk embolisasi sistemik
Kardiotonika seperti: amrinaon dan milrinon untuk menambah perbaikan klinik
Kortikosteroid untuk antiinflamasi
Antiaritmia untuk aritmia yang serius atau simtomatis.
4. Tranplantasi jantung, harus dipertimbangkan dan dilakukan bila tidak ada kontra
indikasi terhadap prosedur tersebut
(Lili Imudiarti Rilantono, dkk, 2001, hal 251)
G. KOMPLIKASI
Gagal jantung
(Susanne, C Smelzer, 2002, hal 835)
H. FOKUS PENGKAJIAN
WAWANCARA
1. Keluhan utama (chief complaint) alasan datang
2. Keluhan dan keterangan tambahan (present illness)
3. Riwayat penyakit dahulu
4. Riwayat keluarga
5. Riwayat sosio ekonomi
PEMERIKSAAN FISIK

KU: usia, kesadaran dan keadaan emosi kenyamanan, distress, sikap dan tingkah
laku klien.
Tanda- tanda vital
1. Pernafasan
frekuensi: bradipnea?, takipnea?
Keteraturan: reguler?, irreguler?
(cheyne stoke, asmatik?)
amplitudo
2. Nadi
frekuensi
regularitas
amplitudo: besarnya isi sekuncup
bentuk/ contour
isi (volume)
perabaan arteri keadaan dinding arteri
Pada tingkat lanjut tekanan nadi kecil
3. Tekanan darah
nilai normal bergantung: umur, jenis kelamin
Nilai rata- rata sistolik: 110-140 mmHg
Diastolik: 80-90 mmHg
4. Suhu badan
Metabolisme menurun, suhu menurun
Head to toe examination
1. Kepala
2. Mata: konjungtiva: anemia?
sklera, ikterus?
3. Mulut: tanda infeksi?
4. Kuping
5. Muka; ekspresi, anemia?
6. Leher: KGB? Tekanan vena jugularis externa meningkat
7. Dada: deformitas?gerakan dada?
8. Pemerikasaan perut: asites?perabaan hati dan limpa?
9. Ekstremitas
Lengan- tangan:refleks. Warna dan tekstur kulit, edema, clubbing
bandingkan arteri radialis kiri dan kanan

Pemeriksaan Khusus Jantung


1. Inspeksi

Mid Sternal line


Mid clavikular line
Anterior aksilar line
Para sternal line
2. Palpasi Jantung
Pulsasi ventrikel kiri
Pulsasi ventrikel kanan
Getar jantung
Didapatkan adanya berbagai tingkat pembesaran jantung.
3. Auskultasi
Biasanya terdengar bunyi jantung ketiga dan keempat . Juga dapat timbul bising
diastolik.
Tidak ada komentar:

Anda mungkin juga menyukai