Anda di halaman 1dari 23

BAB 1

Pendahuluan
Pecah ketuban merupakan proses yang pasti akan dilalui setiap wanita yang
melahirkan. Pecah ketuban merupakan hal yang umum terjadi sebelum proses melahirkan,
namun ada juga kasus Pecah ketuban dini dan diikuti proses melahirkan.4
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.9
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan
dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini
merupakan masalah penting dalam bidang kesehatan yang berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, serta menyebabkan
infeksi pada ibu yang menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi .
Ketuban pecah dini kemungkinan besar menimbulkan risiko tinggi infeksi dan bahaya
kompresi tali pusat, maka dalam penatalaksanaan perawatannya dianjurkan untuk
pemantauan ibu maupun janin dengan ketat.9
KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan
mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian
perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat kurang bulan,
dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan
yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif .
Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama
pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan,
sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi. Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan
kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang
cukup. 9

BAB II
DAFTAR PUSTAKA

2.1 Definisi
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda partu yaitu
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi kurang dari 5 cm. Bila periode laten
terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat
meningkatkan angka kematian ibu dan anak.9
Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II persalinan. Bisa
juga belum pecah sampai saat mengedan, sehingga kadang perlu dipecahkan (amniotomi).8
Prinsip prinsip dasar ketuban pecah dini 9 :
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric berkaitan
dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khoriokarsinoma
sampai sepsis, yang meningkatkaan morbiditas dan mortalitas perinatal dan
menyebabkan infeksi ibu.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane
atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua faktjor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks.
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi,
adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda
persalinan.

2.2 Epidemiologi
Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari
semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan
penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%. 7

2.3 Air Ketuban


Anatomi dan struktur Membran Fetal
Amnion manusia terdiri dari lima lapisan yang berbeda. Lapisan ini tidak mengandung
pembuluh darah maupun saraf, sehingga nutrisi disuplai melalui cairan amnion. Lapisan
paling dalam dan terdekat pada fetus ialah epithelium amniotik. Epitel amniotik ini
mensekresikan kolagen tipe III dan IV dan glikoprotein non kolagen ( laminin ,nidogen dan
fibronectin

dari

membrane

basalis,

lapisan

amnion

disebelahnya.

Lapisan kompakta jaringan konektif yang melekat pada membrane basalis ini membentuk
skeleton fibrosa dari amnion. Kolagen dari lapisan kompakta disekresikan oleh sel
mesenkim dari lapisan fibroblast. Kolagen interstitial ( tipe I dan III ) mendominasi dan
membentuk parallel bundles yang mempertahankan integritas mekanikan amnion. Kolagen
tipe V dan VI membentuk koneksi filamentosa antara kolagen interstitial dan membrane
basalis epithelial. Tidak ada interposisi dari materi yang menyusun fibril kolagen pada
jaringan konektif amniotic sehingga amnion dapat mempertahankan tensile strength selama
stadium akhir kehamilan normal.Lapisan fibroblast merupakan lapisan amniotic yang paling
tebal terdiri dari sel mesenkimal dan makrofag diantara matriks seluler. Kolagen pada
lapisan ini membentuk jaringan longgar dari glikoprotein non kolagenosa.Lapisan
intermediate ( spongy layer atau zona spongiosa ) terletak diantara amnion dan korion.
Lapisan ini banyak mengandung hydrated proteoglycan dan glikoprotein yang memberikan
sifat spongy pada gambaran histology. Lapisan ini juga mengandung nonfibrillar
meshwork yang terdiri sebagian besar dari kolagen tipe III. Lapisan intermediate ini
mengabsorbsi stress fisik yang terjadi. Walaupun korion lebih tebal dari amnion, amnion
memiliki tensile strength yang lebih besar. Korion terdiri dari membrane epithelial tipikal
dengan polaritas langsung menunggu desidua maternal. Pada proses kehamilan, vili
trofoblastik diantara lapisan korionik dari membrane fetal ( bebas plasenta ) mengalami
regresi. Dibawah lapisan sitotrofoblas ( dekat janin ) merupakan membrane basalis dan
jaringan

knektif

korionik

yang

kaya

akan

serat

kolagen.

Membran fetal memperlihatkan variasi regional. Walaupun tidak ada bukti yang menunjukan
adanya titik lemah dimana membrane akan pecah, observasi harus dilakukan untuk
menghindari terjadinya perubahan struktur dan komposisi membrane yang memicu
terjadinya ketuban pecah dini.8

Ciri-ciri kimiawi 2

Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira1000-1500 cc


Air ketuan berwara putih keruh
Berbau amis
Berasa manis
Reaksi agak alkalis atau netral
Berat jenis 1,008

Komposisi air ketuban 2

98 % terdiri dari air


Protein 2,6% g/l (albumin)
Urea
Asam uric
Kreatinin
Sel-sel epitel
Rambut lanugo
Vernik kaseosa
Garam anorganic
Lesitin dan sfingomielin

Fungsi air ketuban 2

Untuk proteksi janin


Mencegah pelekan janin dengan amnion
Agar janin dapat bergerak dengan bebas
Regulasi terhadap panas dan perubaha suhu
Untuk menambah suplai cairan janin dengan cara ditelan atau diminum yang
kemudian dikeluarkan melalui kencing janin,
Diperkirakan janin menelan lebih kurang 8-10 cc air ketuban atau 1 persen

dari seluruh volume dalam tiap jam


Meratakan tekanan intra uterin dan membersihkan jalan lahir bila ketuban
pecah
Untuk diagnosis, seperti
o Jenis kelamin bayi
o Golongan darah ABO
o Rhesus iso-imunisasi
o Maturitas janin
o Pemeriksaan tentang penyakit-penyakit

Asal air ketuban 2

Kencing janin
4

Transudasi dari darah ibu


Sekresi dari epitel amnion
Asal campuran

Cara membedakan air ketuban dengan air seni 4


1

2
3

Warna
Air ketuban umumnya tidak berwarna/transparan, bila bercampur dengan lendir
akan menjadi pink tipis. Air seni umumnya berwarna agak kekuningan.
Bau
Air seni berbau amoniak, tapi air ketuban berbau seperti cairan sperma.
Bisa tidaknya dihentikan.
Bila anda menahan daerah sekitar anus dan berhenti, maka itu adalah air seni. Bila
tidak berhenti maka merupakan air ketuban. Bila keluar saat anda bergerak itu pun
adalah air ketuban.

2.4 Klasifikasi
Ada 2 macam pecah ketuban
1

Pecah ketuban posisi atas


Selaput yang robek adalah yang jauh dari mulut rahim, dan hanya menyebabkan
basahnya celana dalam, dan sulit membedakan apakah ini air seni yang bocor atau air
ketuban.

Pecah ketuban total


Pecah ketuban total, selaput yang robek adalah yang berada dekat mulut rahim, dan
air ketuban yang keluar banyak 4

2.5 Etiologi
Kemungkinan yang menjadi faktor penyebabnya adalah 9:
1

Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.

Servik yang inkompetensia,


kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh karena kelainan pada servik uteri (akibat
persalinan, curetage).

Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan


(overdistensi uterus)
Misalnya trauma, hidramnion, gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati
sebagai faktor predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapat
misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis
menyebabakan terjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi.

Kelainan letak
Misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas
panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.

Beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya ketuban pecah dini ialah 8:

Kehamilan multiple : kembar dua ( 50%) , kembar tiga ( 90 %).


Riwayat persalinan preterm sebelumnya : risiko 2-4x
Tindakan coitus : tidak berpengaruh kepada risiko, kecuali jika hygiene

buruk , predisposisi terhadap infeksi.


perdarahan pervaginam : trimester pertama ( risiko 2x ) , trimester

kedua/ketiga ( 20x )
Bakteriuria : risiko 2x ( prevalensi 7 % )
PH vagina di atas 4,5 : risiko 32% ( vs. 16%)
Servix tipis / kurang dari 39 mm : risiko 25% ( vs 7%)
Flora vagina abnormal : risiko 2-3x
Fibronectin > 50 mg/ml : risiko 83% ( vs 19% )
Kadar CRH ( corticotropoin releasing hormone ) maternal tinggi misalnya
pada stress psikologis , dsb. Dapat menjadi stimulasi persalinanpreterm.

2.6 Patofisiologi
Mekanisme terjadinya ketuban pecah adalah selaput ketuban berfungsi untuk
menahan air ketuban keluar dari kantongnya,ini semua dipengaruhi oleh infeksi, tekanan intra
uteri,cervik yang inkompiten, apa bila factor faktor diatas ada kelainan umpanya tekanan
intra uteri meningkat maka uterus menegang sehingga selaput ketuban makin tipis dan lemah
tidak sanggup menahan dorongan dari dalam sehingga pecah dan keluarlah air ketuban.
2.7 Gambaran Klinis
Tanda yang terjadi adalah 3,7

Keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.


Warnanya putih agak keruh
Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak
Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai
kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah
terletak di bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk

sementara.
Uterus lunak
Kalau ada gejala seperti ini: demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut,
denyut jantung janin bertambah cepat menunjukkan kalau infeksi sudh terjadi.

Hal-hal yang harus diperhatikan jika mengalami KPD 4,5


Hindari Infeksi
7

Usahakan daerah vagina selalu bersih untuk menghindari infeksi. Bersihkan


selalu daerah ini dari arah depan ke belakang. Jangan sekali-kali melakukan
dengan gerakan sebaliknya.
Puasa
Untuk sementara waktu, hindari melakukan hubungan seksual bila ada indikasi
yang menyebabkan ketuban pecah dini, seperti mulut rahim yang lemah.
Istirahat
Istirahatlah sesuai anjuran dokter. Jangan merasa diri wanita super dengan
melakukan semua kegiatan. Ingatlah, setiap kehamilan selalu berbeda.
Menjaga Kebersihan
Bila cairan ketuban merembes, gunakanlah pembalut yang dapat menyerap air
ketuban. Pada minggu-minggu terakhir kehamilan sebaiknya gunakan pembalut
tipis pada celana dalam agar terasa segar dan nyaman.
Sebab, pada umumnya pengeluaran cairan dari vagina akan lebih banyak.
Penggunaan

pembalut

ini

pun

berguna

untuk

memudahkan

untuk

membedakan cairan ketubaan dengan urin.


Yang harus segera dilakukan:

Pakai pembalut atau handuk yang bersih.

Tenangkan diri sambil bersiap mau kerumah sakit . Jangan bergerak terlalu
banyak pada saat ini. Ambil nafas dan tenangkan diri

Yang tidak boleh dilakukan:

Tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada resiko terinfeksi
kuman.
8

Jangan bergerak mondar-mandir atau berlari ke sana kemari, karena air


ketuban akan terus keluar. Berbaringlah dengan pinggang diganjal supaya
lebih tinggi.

2.8 Diagnosa
Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting. Karena diagnosa yang positif
palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkakn bayi terlalu awal atau melakukan
seksio yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti
akan membiarkan ibu dan janin mempunyai resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan
janin, ibu atau keduanya. Oleh karena itu diperlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa
KPD ditegakkan dengan cara :
1

Anamnesa
Penderita merasa basah pada vagina
Mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir
Cairan berbau khas
His belum teratur atau belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila
ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan
lebih jelas.
Auskultasi
Denyut jantung janin cepat (fetal distress)
Inspekulum.
Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tampak keluar cairan dari
orifisium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri
ditekan, penderita diminta batuk, megejan atau megadakan manuvover valsava,
atau bagian terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium uteri
dan terkumpul pada fornik anterior.
Pemeriksaan dalam (VT)

Didapat cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi.
Mengenai

pemeriksaan

dalam

vagina

dengan

vagina

tocher

perlu

dipertimbangkan, pada kehamilan yang kurang bulan yang belum dalam


persalinan tidak perlu diadakan pemeriksaan dalam. Karena pada waktu
pemeriksaan dalam, jari pemeriksa akan mengakumulasi segmen bawah rahim
dengan flora vagina yang normal. Mikroorganisme tersebut bisa dengan cepat
menjadi patogen. Pemeriksaan dalam vagina hanya diulakaukan kalau KPD yang
sudah dalam persalinan atau yang dilakukan induksi persalinan dan dibatasi
sedikit mungkin.
3

Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan laboraturium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH
nya. Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin juga urine
atau sekret vagina. Sekret vagina ibu hamil pH : 4-5, dengan kertas nitrazin tidak
berubah warna, tetap kuning.
a.Tes Lakmus (tes Nitrazin)
Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air
ketuban (alkalis). pH air ketuban 7 7,5, darah dan infeksi vgina dapat
mengahsilakan tes yang positif palsu.
b.Mikroskopik (tes pakis)
Dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.
2.Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit.
Walaupun pendekatan diagnosis KPD cukup banyak macam dan caranya,
namun pada umumnya KPD sudah bisa terdiagnosis dengan anamnesa dan
pemeriksaan sederhana.9

2.9 Penatalaksanaan
Kesimpulan penanganan KPD 8,9
o Kehamilan > 37 minggu

10

Setelah ketuban pecah tunggu samapai 8 jam, selama menunggu diberikan


medikamentosa seperti antibiotik dan kortikosteroid
Jika selama 8 jam ada tanda tanda inpartu maka lahir spontan
Jika tidak ada tanda-tanda inpartu maka lakuan induksi persalinan
Jika induksi persalanan gagal maka lakukan sesar caesarea
o Kehamilan < 37 minggu
Kehamilan dipertahankan dengan melakukan tindakan konserfatif seperti
o Anti biotic untuk mencegah infeksi
Pemberian antibiotic pada pasien ketuban pecah dini dapat menekan infeksi neonatal dan
memperpanjang periode latensi. Sejumlah antibiotik yang digunakan meliputi ampisilin 2
gram dengan kombinasi eritromisin 250 mg setiap 6 jam selama 48 jam, diikuti pemberian
amoksisilin 250 mg dan eritromisin 333 mg setiap 8 jam untuk lima hari. Pasien yang
mendapat kombinasi ini dimungkinkan dapat mempertahankna kandungan selama 3
minggu setelah penghentian pemberian antibiotik setelah 7 hari.
o Kortikosteroid untuk pematangan paru janin bila kehamilan

tidak bisa

dopertahankan
Pemberian kortikosteroid dapat menekan morbiditas dan mortalitas perinatal pasca ketuban
pecah dini preterm. Kortikosteroid juga menekan risiko terjadinya sindrom distress
pernafasan ( 20 35,4% ), hemoragi intraventrikular ( 7,5 15,9% ), enterokolitis
nekrotikans ( 0,8 4,6% ).National Institute of Health merekomendasikan pemberian
kortikosteroid sebelum masa gestasi 30 23 minggu, dengan asumsi viabilitas fetus dan
tidak ada infeksi intra amniotik.
o Agent tokolitik
Pemberian agent tokolitik diharapkan dapat memperpanjang periode latensi namun tidak
memperbaiki luaran neonatal. Tidak banyak data yang tersedia mengenai pemakaian agen
tokolitik untuk ketuban pecah dini. Pemberian agen tokolitik jangka panjang tidak
diperkenankan dan hingga kini masih menunggu hasil penelitian lebih jauh
Kehamilan diterminasi bila ada tanda-tanda infeksi dengan cara
Induksi persalinan,jika gagal maka lakukan sesar caesarea

2.10 Komplikasi
1
2
3

Tali pusat menumbung


Prematuritas, persalinan preterm, jika terjadi pada usia kehamilan preterm.
Oligohidramnion, bahkan sering partus kering (dry labor) karena air ketuban

habis.
infeksi
11

komplikasi ibu : endometritis, penurunan aktifitas miometrium (distonia, atonia),


sepsis CEPAT (karena daerah uterus dan intramnion memiliki vaskularisasi sangat

banyak), dapat terjadi syok septik sampai kematian ibu.


komplikasi janin : asfiksia janin, sepsis perinatal sampai kematian janin. 7

2.11 Prognosis
Morbiditas ketuban pecah dini menjadi kurang serius bila terjadi pada kehamilan yang
mendekati term dibandingkan kehamilan yang lebih awal. Pada kasus ketuban pecah dini
biasanya 80-90% akan mengalami partus dalam kurun waktu 24 jam. Ada beberapa hal perlu
dipertimbangkan pada ketuban pecah dini :
Ketuban pecah dini merupakan penyebab pentingnya persalinan premature dan
prematuritas janin.
Resiko terjadinya ascending infection akan lebih tinggi jika persalinan
dilakukan setelah 24 jam onset
Insiden prolaps tali pusat ( cord prolapse ) akan meningkat bila dijumpai
adanya malpresentasi
Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan
dry labour atau persalinan kering
Hipoplasia pulmonal janin sangat mengancam janin, khususnya pada kasus
oligohidramnion.8

BAB III
Kesimpulan
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda inpartu
Penanganan KPD terganung pada usia kehamian
Prognosisnya semakain jelek apa bila KPD teradi sebelum usia kehamia 37 mingu
Medikamentosa seperti antibiotic,kortikosteroid dan anti tokolitik perlu diberikan
pada kasus KPD terutama pada usia kehamilan <37 minggu
12

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas kedokteran Universitas Padjajaran Bandung


Obstetri Fisiologi, Elstar offset,Bandung,1981

Moctar,rustam.Sinopsis Obstetri,EGC,Jakarta,1998

Taber Ben-Zion,Kedaruratan Obstetric dan Ginekologi,EGC,Jakarta,1994

http://ibudanbayi.grc.jp/
13

http://istikuma.wordpress.com/2008/03/17/yang-terjadi-ketika-ketuban-pecah-dini/

http://www.ayahbunda.co.id/artikel/Kehamilan/Gizi+dan+Kesehatan/ketuban.pecah.di
ni/001/001/1790/2

http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2011/04/04/249/ketuban-pecah-dini

http://www.indogamers.com/showthread.php?t=12429&page=1

http://www.scribd.com/doc/23903855/Asuhan-Keperawatan-Ibu-Hamil-DenganMasalah-Ketuban-Pecah-Dini

STATUS PASIEN

ANAMNESA PRIBADI
Nama

: Ny. Eva Yusnita

Umur

: 31 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan


Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Agama

: Islam

14

Pendidikan

: SMA

Alamat

: Jln. Maninjau LK II Binjai Utara

Tanggal masuk : 20 januari 2015


Jam masuk

: 17.00 WIB

Nama Suami : Amri


Pekerjaan

: Wiraswasta

ANAMNESA PENYAKIT
KU

: Keluar Cairan dari vagina

Telaah

: Os datang ke RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan keluar


cairan dari vagina sejak hari ini pukul 12.00 WIB, 5 jam sebelum masuk
rumah sakit. Cairan keluar sebanyak 12 gelas, berwarna jernih, berbau amis
dan masih merembes. Os mengaku tidak keluar darah dari vagina. Os
mengeluh tidak merasakan adanya nyeri perut atau mulas. Riwayat trauma
disangkal.

RPT

:-

RPO

:-

Riwayat Menstruasi
Menarche
Siklus haid
Lama haid
Banyaknya
HPHT
TTP

: usia 14 tahun
: 28 hari
: 5-7 hari
: 2 kali ganti duk
: 08 04 - 2014
: 15 01 - 2015

Riwayat Persalinan
G2P1A0
1. Anak Pertama : perempuan, usia 5 tahun , persalinan normal ditolong oleh bidan

15

2. Hamil saat ini


Riwayat kontrasepsi
Os tidak memakai kontrasepsi
Riwayat pernikahan
Os menikah usia 21 tahun dan masih berlangsung
Riwayat anak
Perawatan antenatal setiap bulan dilakukan oleh bidan

PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
1

Keadaan Umum
Sensorium

: Compos Mentis

Tekanan darah

: 120/80mmHg

Heart Rate

: 82x/menit

Respirasi Rate

: 22x/menit

Suhu

: 36,50 C

Keadaan Penyakit
Anemia

: (-)

Sianosis

: (-)

Dyspnoe

: (-)

Ikterus

: (-)

Edema

: (-)

Status Generalisata
1

Kepala

: Normochepali

16

Mata

: Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)

Hidung

: Dalam batas normal

Telinga

: Dalam batas normal

Leher

: TVJ (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thorax
Inspeksi

: Simetris lapang paru ka=ki

Palpasi

: Sterm fremitus ka=ki

Perkusi

: Sonor dikedua lapang paru

Auskultasi

: Suara nafas vesikuler , wheezing (-/-), ronkhi (-/-)

Abdomen
Inspeksi

: Simetris, besar abdomen sesuai kehamilan

Palpasi

: Nyeri tekan(-), defans muscular (-)

Perkusi

: Timpani

Auskultasi

: Bising usus (+) normal

Ektremitas
Superior

: oedem (-/-) , sianosis (-/-), akral dingin (-/-)

Inferior

: oedem (-/-) , sianosis (-/-), akral dingin (-/-)

Status Obstetri dan Ginekologi


a. Abdomen
Inspeksi

: Simetris, besar abdomen sesuai kehamilan , striae gravidarum


(-), massa (-)

Palpasi

: Leopold I
Leopold II

:3 jari dibawah proc.xipoideus (31cm)


:Punggung sebelah kanan
17

Leopold III :Letak kepala (LK)


Leopold IV :Belum masuk (U)
Gerakan janin (+)
HIS (-)
Perkusi

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultasi

: Terdengar denyut jantung janin : 134x/i

b. Genetalia
Genitalia eksterna : Vulva dan Vagina : tanda radang (-), massa (-),perdarahan (-).
Genetalia Interna : VT : Portio tebal kenyal, pembukaan 1cm, selaput ketuban (-),
presentasi kepala, air ketuban (+) jernih
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1

USG
Dilakukan pada tanggal 13 januari 2015 hasilnya adalah :
Janin tunggal
Air ketuban cukup
Plasenta di fundus
DJJ (+): 145x/i
Gerakan janin (+)
Usia kehamilan 40-42 minggu

Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 20 januari 2015 hasilnya adalah :
Darah rutin

Urin rutin
KGD

Hb
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
: protein (-)
: 84 mg/dL

: 11,6 gr/dl
: 14,9 x 103 / L
: 3,24 x 106 / L
: 205 x 103 / / L

RESUME
18

ANEMNESA
KU

: Keluar Cairan dari vagina

Telaah

: Os datang ke RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan keluar


cairan dari vagina sejak hari ini pukul 12.00 WIB, 5 jam sebelum masuk
rumah sakit. Cairan keluar sebanyak 12 gelas, berwarna jernih, berbau amis
dan masih merembes. Os mengaku tidak keluar darah dari vagina. Os
mengeluh tidak merasakan adanya nyeri perut atau mulas. Riwayat trauma
disangkal.

PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
1

Keadaan Umum
Sensorium

: Compos Mentis

Tekanan darah

: 120/80mmHg

Heart Rate

: 82x/menit

Respirasi Rate

: 22x/menit

Suhu

: 36,50 C

Status Obstetri dan Ginekologi


a. Abdomen
Inspeksi

: Simetris, besar abdomen sesuai kehamilan , striae gravidarum


(-), massa (-)

Palpasi

: Leopold I
Leopold II

:3 jari dibawah proc.xipoideus (31cm)


:Punggung sebelah kanan

Leopold III :Letak kepala (LK)


Leopold IV :Belum masuk (U)
Gerakan janin (+)
HIS (-)
19

Perkusi

: Tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultasi

: Terdengar denyut jantung janin : 134x/i

b. Genetalia
Genitalia eksterna : Vulva dan Vagina : tanda radang (-), massa (-),perdarahan (-).
Genetalia Interna : VT : Portio tebal kenyal, pembukaan 1cm, selaput ketuban (-),
presentasi kepala, air ketuban (+) jernih

PEMERIKSAAN PENUNJANG
3

USG
Dilakukan pada tanggal 13 januari 2015 hasilnya adalah :
Janin tunggal
Air ketuban cukup
Plasenta di fundus
DJJ (+): 145x/i
Gerakan janin (+)
Usia kehamilan 38-40 minggu

Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 20 januari 2015 hasilnya adalah :
Darah rutin

Urin rutin
KGD

Hb
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
: protein (-)
: 84 mg/dL

: 11,6 gr/dl
: 14,9 x 103 / L
: 3,24 x 106 / L
: 205 x 103 / / L

DIAGNOSA KERJA

SG + KDR (40-42 minggu) + LK + AH + Ketuban pecah dini aterm

PENATALAKSANAAN
-

IVFD RL 20 gtt/ menit


20

Inj.Cefotaxime 1gr/12 Jam

Observasi

RENCANA
-

Induksi persalinan,jika gagal maka dilakukan SC

LAPORAN SESAR CAESAREA


Dilakukan pada tanggal 21 januari 2015 pukul 09:00 wib
-

Ibu dalam posisi litotomi

Sebelumnya kateter dan infuse terpasamg dengan baik

Dilakukan anestesi lumbal

Dilakukan inssi pada abdomen

Diakukan insisi pada SBR

Lahir bayi dengan melahirkan kepala jenis kelamin perempuan dengan berat 2900 gr
scor apgar 7/8

Plasenta lahir lengkap

Dilakukan penjahitan pada uterus

Evaluasa perdarahan uterus

Dinding perut dijahit lapis demi lapis

TERAPI POST SC
-

IVFD RL 20 gtt /i

Inj.Cefotaxime 1 gr/ 12Jam

Inj Gentamicin / 8jam

Inj.Kalnex / 8Jam

Inj. ketorolac / 8 Jam


FOLLOW UP
21

FOLLOW

Tgl 21/01/ 2015

Tgl 22/01/2015

Tgl 23/01/2015

Tgl 24/01/ 2015

Tgl 25/01/2015

Kesadaran

CM

CM

CM

CM

CM

Keluhan

- Nyeri bekas

-Nyeri bekas

-Nyeri bekas

- Nyeri bekas

- Nyeri bekas

operasi

operasi, os

operasi, os

operasi, os disuruh

operasi,os disuruh

belajar berjalan

belajar berjalan

-Perdarahan

-Perdarahan

UP

disuruh mika/miki disuruh belajar

-Perdarahan
pervagina (+)

duduk

-Perdarahan

Flatus (-)

pervagina (+)

-Perdarahan

pervagina (+)

pervagina (+)

berkurang

pervagina (+)

berkurang

berkurang

berkurang

-Flatus (+)
Peristaltik usus(+)

Vital Sign

Terapi

- Peristaltik

TD :120/70

TD :120/80

mmhg

mmHg

mmHg

RR :24x/i

RR :24x/i

RR :20x/i

HR :112x/i

HR :82x/i

HR :88x/i

T :37,9 0 C

T : 37,7 0 C

T : 36,8 0 C

-IVFD RL 0 gtt /i

-IVFD

-Inj.Sefotaksim 1
gr/12 Jam
-Inj.Gentamisin
80 gr / 8 Jam
-Inj.Kalnex
Jam

/8

usus(+)

usus(+)

TD :120/70

RL

- Peristaltik usus(+) - Peristaltik

RR :20x/i
HR :80x/i
T :36,5 0 C

TD :120/70
mmHg
RR :20x/i
HR :84x/i
T : 36,5 0 C

-Ciprofloksasin

-Ciprofloksasin

500 mg 3x1

500 mg 3x1

-Inj.Sefotaksim 1 500 mg 3x1

-Asam Mefenamat

-Asam

gr/12 Jam

500 mg 3x1

Mefenamat 500

gtt /i

30 -Infus diaff

TD :120/70 mmhg

-Ciprofloksasin

-Asam

-Inj.Gentamisin

Mefenamat 500

-Metronidazol 500

80 gr / 8 Jam

mg 3x1

mg 3x1

-Inj.Kalnex

/8 -Metronidazol

-Viferron 1x1

mg 3x1
-Metronidazol
500 mg 3x1

Jam
22

-Diet M I

-Diet M II

500 mg 3x1

-Diet MB

-Viferron 1x1

-Viferron 1x1
-Diet MB

-Diet MB

KESIMPULAN

Bayi lahir SC pada pukul 09.45 wib,BB 2800 gr,PB 40 cm, JK perempuan,scor apgar
7/8

Kurretage dilakukan setelah bayi lahir tepatnya pada pukul 22:45wib

Pada tanggal 25 januari 2015 pukul 11:30 wib Pasien PBJ

Terapi PBJ adalah


Ciprofloksasin 500 mg 3x1
Asam Mefenamat 500 mg 3x1
Metronidazol 500 mg 3x1
Viferron 1x1

Pasien pulang dalam kondisi sehat

23

Anda mungkin juga menyukai