Pendahuluan
Pecah ketuban merupakan proses yang pasti akan dilalui setiap wanita yang
melahirkan. Pecah ketuban merupakan hal yang umum terjadi sebelum proses melahirkan,
namun ada juga kasus Pecah ketuban dini dan diikuti proses melahirkan.4
Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
kedunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain.9
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda-tanda persalinan
dan ditunggu satu jam sebelum dimulainya tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini
merupakan masalah penting dalam bidang kesehatan yang berkaitan dengan penyulit
kelahiran prematur dan terjadinya infeksi korioamnionitis sampai sepsis, serta menyebabkan
infeksi pada ibu yang menyebabkan meningkatnya morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi .
Ketuban pecah dini kemungkinan besar menimbulkan risiko tinggi infeksi dan bahaya
kompresi tali pusat, maka dalam penatalaksanaan perawatannya dianjurkan untuk
pemantauan ibu maupun janin dengan ketat.9
KPD sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan
mortalitas pada ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian
perinatal yang cukup tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat kurang bulan,
dan kejadian infeksi yang meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan
yang sering dijumpai pada pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif .
Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama
pada kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan,
sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya infeksi. Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan
kurang bulan dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang
cukup. 9
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
2.1 Definisi
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda partu yaitu
pembukaan pada primi kurang dari 3 cm dan pada multi kurang dari 5 cm. Bila periode laten
terlalu panjang dan ketuban sudah pecah, maka dapat terjadi infeksi yang dapat
meningkatkan angka kematian ibu dan anak.9
Normalnya selaput ketuban pecah pada akhir kala I atau awal kala II persalinan. Bisa
juga belum pecah sampai saat mengedan, sehingga kadang perlu dipecahkan (amniotomi).8
Prinsip prinsip dasar ketuban pecah dini 9 :
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan
berlangsung
Ketuban pecah dini merupakan masalah penting dalam obstetric berkaitan
dengan penyulit kelahiran premature dan terjadinya infeksi khoriokarsinoma
sampai sepsis, yang meningkatkaan morbiditas dan mortalitas perinatal dan
menyebabkan infeksi ibu.
Ketuban pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane
atau meningkatnya tekanan intrauterine atau oleh kedua faktjor tersebut.
Berkurangnya kekuatan membrane disebabkan oleh adanya infeksi yang dapat
berasal dari vagina dan serviks.
Penanganan ketuban pecah dini memerlukan pertimbangan usia gestasi,
adanya infeksi pada komplikasi ibu dan janin dan adanya tanda-tanda
persalinan.
2.2 Epidemiologi
Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm terjadi 1% dari
semua kehamilan. 70% kasus KPD terjadi pada kehamilan cukup bulan. KPD merupakan
penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%. 7
dari
membrane
basalis,
lapisan
amnion
disebelahnya.
Lapisan kompakta jaringan konektif yang melekat pada membrane basalis ini membentuk
skeleton fibrosa dari amnion. Kolagen dari lapisan kompakta disekresikan oleh sel
mesenkim dari lapisan fibroblast. Kolagen interstitial ( tipe I dan III ) mendominasi dan
membentuk parallel bundles yang mempertahankan integritas mekanikan amnion. Kolagen
tipe V dan VI membentuk koneksi filamentosa antara kolagen interstitial dan membrane
basalis epithelial. Tidak ada interposisi dari materi yang menyusun fibril kolagen pada
jaringan konektif amniotic sehingga amnion dapat mempertahankan tensile strength selama
stadium akhir kehamilan normal.Lapisan fibroblast merupakan lapisan amniotic yang paling
tebal terdiri dari sel mesenkimal dan makrofag diantara matriks seluler. Kolagen pada
lapisan ini membentuk jaringan longgar dari glikoprotein non kolagenosa.Lapisan
intermediate ( spongy layer atau zona spongiosa ) terletak diantara amnion dan korion.
Lapisan ini banyak mengandung hydrated proteoglycan dan glikoprotein yang memberikan
sifat spongy pada gambaran histology. Lapisan ini juga mengandung nonfibrillar
meshwork yang terdiri sebagian besar dari kolagen tipe III. Lapisan intermediate ini
mengabsorbsi stress fisik yang terjadi. Walaupun korion lebih tebal dari amnion, amnion
memiliki tensile strength yang lebih besar. Korion terdiri dari membrane epithelial tipikal
dengan polaritas langsung menunggu desidua maternal. Pada proses kehamilan, vili
trofoblastik diantara lapisan korionik dari membrane fetal ( bebas plasenta ) mengalami
regresi. Dibawah lapisan sitotrofoblas ( dekat janin ) merupakan membrane basalis dan
jaringan
knektif
korionik
yang
kaya
akan
serat
kolagen.
Membran fetal memperlihatkan variasi regional. Walaupun tidak ada bukti yang menunjukan
adanya titik lemah dimana membrane akan pecah, observasi harus dilakukan untuk
menghindari terjadinya perubahan struktur dan komposisi membrane yang memicu
terjadinya ketuban pecah dini.8
Ciri-ciri kimiawi 2
Kencing janin
4
2
3
Warna
Air ketuban umumnya tidak berwarna/transparan, bila bercampur dengan lendir
akan menjadi pink tipis. Air seni umumnya berwarna agak kekuningan.
Bau
Air seni berbau amoniak, tapi air ketuban berbau seperti cairan sperma.
Bisa tidaknya dihentikan.
Bila anda menahan daerah sekitar anus dan berhenti, maka itu adalah air seni. Bila
tidak berhenti maka merupakan air ketuban. Bila keluar saat anda bergerak itu pun
adalah air ketuban.
2.4 Klasifikasi
Ada 2 macam pecah ketuban
1
2.5 Etiologi
Kemungkinan yang menjadi faktor penyebabnya adalah 9:
1
Infeksi
Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupun asenderen dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD.
Kelainan letak
Misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi pintu atas
panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.
Beberapa faktor risiko yang memicu terjadinya ketuban pecah dini ialah 8:
kedua/ketiga ( 20x )
Bakteriuria : risiko 2x ( prevalensi 7 % )
PH vagina di atas 4,5 : risiko 32% ( vs. 16%)
Servix tipis / kurang dari 39 mm : risiko 25% ( vs 7%)
Flora vagina abnormal : risiko 2-3x
Fibronectin > 50 mg/ml : risiko 83% ( vs 19% )
Kadar CRH ( corticotropoin releasing hormone ) maternal tinggi misalnya
pada stress psikologis , dsb. Dapat menjadi stimulasi persalinanpreterm.
2.6 Patofisiologi
Mekanisme terjadinya ketuban pecah adalah selaput ketuban berfungsi untuk
menahan air ketuban keluar dari kantongnya,ini semua dipengaruhi oleh infeksi, tekanan intra
uteri,cervik yang inkompiten, apa bila factor faktor diatas ada kelainan umpanya tekanan
intra uteri meningkat maka uterus menegang sehingga selaput ketuban makin tipis dan lemah
tidak sanggup menahan dorongan dari dalam sehingga pecah dan keluarlah air ketuban.
2.7 Gambaran Klinis
Tanda yang terjadi adalah 3,7
sementara.
Uterus lunak
Kalau ada gejala seperti ini: demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut,
denyut jantung janin bertambah cepat menunjukkan kalau infeksi sudh terjadi.
pembalut
ini
pun
berguna
untuk
memudahkan
untuk
Tenangkan diri sambil bersiap mau kerumah sakit . Jangan bergerak terlalu
banyak pada saat ini. Ambil nafas dan tenangkan diri
Tidak boleh berendam dalam bath tub, karena bayi ada resiko terinfeksi
kuman.
8
2.8 Diagnosa
Menegakkan diagnosa KPD secara tepat sangat penting. Karena diagnosa yang positif
palsu berarti melakukan intervensi seperti melahirkakn bayi terlalu awal atau melakukan
seksio yang sebetulnya tidak ada indikasinya. Sebaliknya diagnosa yang negatif palsu berarti
akan membiarkan ibu dan janin mempunyai resiko infeksi yang akan mengancam kehidupan
janin, ibu atau keduanya. Oleh karena itu diperlukan diagnosa yang cepat dan tepat. Diagnosa
KPD ditegakkan dengan cara :
1
Anamnesa
Penderita merasa basah pada vagina
Mengeluarkan cairan yang banyak secara tiba-tiba dari jalan lahir
Cairan berbau khas
His belum teratur atau belum ada, dan belum ada pengeluaran lendir darah
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
Pengamatan dengan mata biasa akan tampak keluarnya cairan dari vagina, bila
ketuban baru pecah dan jumlah air ketuban masih banyak, pemeriksaan ini akan
lebih jelas.
Auskultasi
Denyut jantung janin cepat (fetal distress)
Inspekulum.
Pemeriksaan dengan spekulum pada KPD akan tampak keluar cairan dari
orifisium uteri eksternum (OUE), kalau belum juga tampak keluar, fundus uteri
ditekan, penderita diminta batuk, megejan atau megadakan manuvover valsava,
atau bagian terendah digoyangkan, akan tampak keluar cairan dari ostium uteri
dan terkumpul pada fornik anterior.
Pemeriksaan dalam (VT)
Didapat cairan di dalam vagina dan selaput ketuban sudah tidak ada lagi.
Mengenai
pemeriksaan
dalam
vagina
dengan
vagina
tocher
perlu
Pemeriksaan Penunjang
1.Pemeriksaan laboraturium
Cairan yang keluar dari vagina perlu diperiksa : warna, konsentrasi, bau dan pH
nya. Cairan yang keluar dari vagina ini kecuali air ketuban mungkin juga urine
atau sekret vagina. Sekret vagina ibu hamil pH : 4-5, dengan kertas nitrazin tidak
berubah warna, tetap kuning.
a.Tes Lakmus (tes Nitrazin)
Jika kertas lakmus merah berubah menjadi biru menunjukkan adanya air
ketuban (alkalis). pH air ketuban 7 7,5, darah dan infeksi vgina dapat
mengahsilakan tes yang positif palsu.
b.Mikroskopik (tes pakis)
Dengan meneteskan air ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering.
Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan gambaran daun pakis.
2.Pemeriksaan ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk melihat jumlah cairan ketuban dalam
kavum uteri. Pada kasus KPD terlihat jumlah cairan ketuban yang sedikit.
Walaupun pendekatan diagnosis KPD cukup banyak macam dan caranya,
namun pada umumnya KPD sudah bisa terdiagnosis dengan anamnesa dan
pemeriksaan sederhana.9
2.9 Penatalaksanaan
Kesimpulan penanganan KPD 8,9
o Kehamilan > 37 minggu
10
tidak bisa
dopertahankan
Pemberian kortikosteroid dapat menekan morbiditas dan mortalitas perinatal pasca ketuban
pecah dini preterm. Kortikosteroid juga menekan risiko terjadinya sindrom distress
pernafasan ( 20 35,4% ), hemoragi intraventrikular ( 7,5 15,9% ), enterokolitis
nekrotikans ( 0,8 4,6% ).National Institute of Health merekomendasikan pemberian
kortikosteroid sebelum masa gestasi 30 23 minggu, dengan asumsi viabilitas fetus dan
tidak ada infeksi intra amniotik.
o Agent tokolitik
Pemberian agent tokolitik diharapkan dapat memperpanjang periode latensi namun tidak
memperbaiki luaran neonatal. Tidak banyak data yang tersedia mengenai pemakaian agen
tokolitik untuk ketuban pecah dini. Pemberian agen tokolitik jangka panjang tidak
diperkenankan dan hingga kini masih menunggu hasil penelitian lebih jauh
Kehamilan diterminasi bila ada tanda-tanda infeksi dengan cara
Induksi persalinan,jika gagal maka lakukan sesar caesarea
2.10 Komplikasi
1
2
3
habis.
infeksi
11
2.11 Prognosis
Morbiditas ketuban pecah dini menjadi kurang serius bila terjadi pada kehamilan yang
mendekati term dibandingkan kehamilan yang lebih awal. Pada kasus ketuban pecah dini
biasanya 80-90% akan mengalami partus dalam kurun waktu 24 jam. Ada beberapa hal perlu
dipertimbangkan pada ketuban pecah dini :
Ketuban pecah dini merupakan penyebab pentingnya persalinan premature dan
prematuritas janin.
Resiko terjadinya ascending infection akan lebih tinggi jika persalinan
dilakukan setelah 24 jam onset
Insiden prolaps tali pusat ( cord prolapse ) akan meningkat bila dijumpai
adanya malpresentasi
Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan
dry labour atau persalinan kering
Hipoplasia pulmonal janin sangat mengancam janin, khususnya pada kasus
oligohidramnion.8
BAB III
Kesimpulan
Ketuban pecah dini adalah ketuban yang pecah sebelum ada tanda-tanda inpartu
Penanganan KPD terganung pada usia kehamian
Prognosisnya semakain jelek apa bila KPD teradi sebelum usia kehamia 37 mingu
Medikamentosa seperti antibiotic,kortikosteroid dan anti tokolitik perlu diberikan
pada kasus KPD terutama pada usia kehamilan <37 minggu
12
DAFTAR PUSTAKA
Moctar,rustam.Sinopsis Obstetri,EGC,Jakarta,1998
http://ibudanbayi.grc.jp/
13
http://istikuma.wordpress.com/2008/03/17/yang-terjadi-ketika-ketuban-pecah-dini/
http://www.ayahbunda.co.id/artikel/Kehamilan/Gizi+dan+Kesehatan/ketuban.pecah.di
ni/001/001/1790/2
http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2011/04/04/249/ketuban-pecah-dini
http://www.indogamers.com/showthread.php?t=12429&page=1
http://www.scribd.com/doc/23903855/Asuhan-Keperawatan-Ibu-Hamil-DenganMasalah-Ketuban-Pecah-Dini
STATUS PASIEN
ANAMNESA PRIBADI
Nama
Umur
: 31 Tahun
Agama
: Islam
14
Pendidikan
: SMA
Alamat
: 17.00 WIB
: Wiraswasta
ANAMNESA PENYAKIT
KU
Telaah
RPT
:-
RPO
:-
Riwayat Menstruasi
Menarche
Siklus haid
Lama haid
Banyaknya
HPHT
TTP
: usia 14 tahun
: 28 hari
: 5-7 hari
: 2 kali ganti duk
: 08 04 - 2014
: 15 01 - 2015
Riwayat Persalinan
G2P1A0
1. Anak Pertama : perempuan, usia 5 tahun , persalinan normal ditolong oleh bidan
15
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
1
Keadaan Umum
Sensorium
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 120/80mmHg
Heart Rate
: 82x/menit
Respirasi Rate
: 22x/menit
Suhu
: 36,50 C
Keadaan Penyakit
Anemia
: (-)
Sianosis
: (-)
Dyspnoe
: (-)
Ikterus
: (-)
Edema
: (-)
Status Generalisata
1
Kepala
: Normochepali
16
Mata
Hidung
Telinga
Leher
Thorax
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
Ektremitas
Superior
Inferior
Palpasi
: Leopold I
Leopold II
Auskultasi
b. Genetalia
Genitalia eksterna : Vulva dan Vagina : tanda radang (-), massa (-),perdarahan (-).
Genetalia Interna : VT : Portio tebal kenyal, pembukaan 1cm, selaput ketuban (-),
presentasi kepala, air ketuban (+) jernih
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1
USG
Dilakukan pada tanggal 13 januari 2015 hasilnya adalah :
Janin tunggal
Air ketuban cukup
Plasenta di fundus
DJJ (+): 145x/i
Gerakan janin (+)
Usia kehamilan 40-42 minggu
Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 20 januari 2015 hasilnya adalah :
Darah rutin
Urin rutin
KGD
Hb
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
: protein (-)
: 84 mg/dL
: 11,6 gr/dl
: 14,9 x 103 / L
: 3,24 x 106 / L
: 205 x 103 / / L
RESUME
18
ANEMNESA
KU
Telaah
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
1
Keadaan Umum
Sensorium
: Compos Mentis
Tekanan darah
: 120/80mmHg
Heart Rate
: 82x/menit
Respirasi Rate
: 22x/menit
Suhu
: 36,50 C
Palpasi
: Leopold I
Leopold II
Perkusi
Auskultasi
b. Genetalia
Genitalia eksterna : Vulva dan Vagina : tanda radang (-), massa (-),perdarahan (-).
Genetalia Interna : VT : Portio tebal kenyal, pembukaan 1cm, selaput ketuban (-),
presentasi kepala, air ketuban (+) jernih
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3
USG
Dilakukan pada tanggal 13 januari 2015 hasilnya adalah :
Janin tunggal
Air ketuban cukup
Plasenta di fundus
DJJ (+): 145x/i
Gerakan janin (+)
Usia kehamilan 38-40 minggu
Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 20 januari 2015 hasilnya adalah :
Darah rutin
Urin rutin
KGD
Hb
Leukosit
Eritrosit
Trombosit
: protein (-)
: 84 mg/dL
: 11,6 gr/dl
: 14,9 x 103 / L
: 3,24 x 106 / L
: 205 x 103 / / L
DIAGNOSA KERJA
PENATALAKSANAAN
-
Observasi
RENCANA
-
Lahir bayi dengan melahirkan kepala jenis kelamin perempuan dengan berat 2900 gr
scor apgar 7/8
TERAPI POST SC
-
IVFD RL 20 gtt /i
Inj.Kalnex / 8Jam
FOLLOW
Tgl 22/01/2015
Tgl 23/01/2015
Tgl 25/01/2015
Kesadaran
CM
CM
CM
CM
CM
Keluhan
- Nyeri bekas
-Nyeri bekas
-Nyeri bekas
- Nyeri bekas
- Nyeri bekas
operasi
operasi, os
operasi, os
operasi, os disuruh
operasi,os disuruh
belajar berjalan
belajar berjalan
-Perdarahan
-Perdarahan
UP
-Perdarahan
pervagina (+)
duduk
-Perdarahan
Flatus (-)
pervagina (+)
-Perdarahan
pervagina (+)
pervagina (+)
berkurang
pervagina (+)
berkurang
berkurang
berkurang
-Flatus (+)
Peristaltik usus(+)
Vital Sign
Terapi
- Peristaltik
TD :120/70
TD :120/80
mmhg
mmHg
mmHg
RR :24x/i
RR :24x/i
RR :20x/i
HR :112x/i
HR :82x/i
HR :88x/i
T :37,9 0 C
T : 37,7 0 C
T : 36,8 0 C
-IVFD RL 0 gtt /i
-IVFD
-Inj.Sefotaksim 1
gr/12 Jam
-Inj.Gentamisin
80 gr / 8 Jam
-Inj.Kalnex
Jam
/8
usus(+)
usus(+)
TD :120/70
RL
RR :20x/i
HR :80x/i
T :36,5 0 C
TD :120/70
mmHg
RR :20x/i
HR :84x/i
T : 36,5 0 C
-Ciprofloksasin
-Ciprofloksasin
500 mg 3x1
500 mg 3x1
-Asam Mefenamat
-Asam
gr/12 Jam
500 mg 3x1
Mefenamat 500
gtt /i
30 -Infus diaff
TD :120/70 mmhg
-Ciprofloksasin
-Asam
-Inj.Gentamisin
Mefenamat 500
-Metronidazol 500
80 gr / 8 Jam
mg 3x1
mg 3x1
-Inj.Kalnex
/8 -Metronidazol
-Viferron 1x1
mg 3x1
-Metronidazol
500 mg 3x1
Jam
22
-Diet M I
-Diet M II
500 mg 3x1
-Diet MB
-Viferron 1x1
-Viferron 1x1
-Diet MB
-Diet MB
KESIMPULAN
Bayi lahir SC pada pukul 09.45 wib,BB 2800 gr,PB 40 cm, JK perempuan,scor apgar
7/8
23