Anda di halaman 1dari 1

Anak

Kata pak ustadz kewajiban orangtua pada anaknya minimal ada tiga, yang pertama
memberikan orangtua (ayah/ibu) yang baik untuk anaknya, yang kedua
memberikan nama yang baik, dan yang ketiga mengajarinya Al-Qur'an..

Hati itu seperti biasa saya visit pasien baru. Kebetulan pasien yang ini dokter
penanggungjawabnya adalah dokter spesialis kebidanan yang ahli masalah
infertilitas. Pasien ini baru saja menjalani proses embrio transfer, salah satu
rangkaian dari proses bayi tabung. Setelah menyapa, ngobrol ringan, dan
memeriksa dengan seksama sayapun keluar ruangan dengan perasaan campur
aduk seperti biasa. Ya, ini memang bukan pasien embrio transfer yang pertama
yang saya saya periksa, tapi tetap saja, kisah dibalik itu masih sering memilukan
saya. Bayangkan, menikah bertahun-tahun, bahkan ada yang belasan dan puluhan
tahun, keluarga yang harmonis, pasangan yang saling mencintai, kondisi ekonomi
yang baik, hidup yang berkecukupan, namun sepi. Sepi tanpa suara tangis dan tawa
anak-anak. Sebelum keluar dari ruangan pasien pertama itu saya menepuk pelan
punggung tangannya, memberikannya semangat karena ini bukan pertamakalinya
ia menjalani embrio transfer dengan biaya puluhan juta, setelah usaha bertahuntahun dan embrio transfer yang lalu tidak berhasil, apalagi usianya terus
bertambah, tentu harapannya semakin tipis. Betapa seorang anak amat berarti
baginya dan keluarganya.

Sementara ketika saya berbalik melihat pasien lainnya di kelas yang berbeda, saya
merasa lebih pilu lagi. Ada seorang pasien wanita hamil 26 minggu, mengalami
infeksi berat, dirawat di ruang rawat intensif, dan sakaw. Wanita ini pengguna
narkoba, begitu pula suaminya, ini adalah anak ke-6 mereka. Ketika sang suami
ditanya bagaimana kondisi anak-anak mereka yang lainnya, dia mengatakan bahwa
yang 2 sudah meninggal pada usia kira-kira setahun. "Meninggal kenapa, Pak?" Ia
cuma angkat bahu, "Ya meninggal saja, tiba-tiba gitu," tanpa peduli ia menjawab,
dan sepengetahuan kami sampai sekarangpun ia masih menggunakan obat-obat
terlarang itu. Saya mencoba menghela nafas panjang, bukan hanya karena
menahan amarah tapi lebih untuk menghilangkan perih yang tiba-tiba menyayat
hati. Jika anak yang ini kemudian lahir, mungkin sekali kelahirannya prematur, dan
membutuhkan segala perawatan intensif dengan alat-alat yang canggih dan biaya
yang tidak sedikit, kemudian jika ia akhirnya selamat, dan pulang ke rumah
bersama orangtua macam ini, akan jadi apa nantinya dia? Apa ia akan mati di usia
muda seperti kakak-kakaknya? Atau ia akan jadi pengguna narkoba seperti kedua
orangtuanya? Lalu apa sebenarnya arti anak itu bagi orangtuanya?

Anda mungkin juga menyukai