Anda di halaman 1dari 14
—-$§—$$——————————— ANALISIS BIAYA MUTU TERHADAP KEBERHASILAN PERUSAHAAN DALAM PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU (79M) Thio Lie Sha* Abstract: TQM consists of conitinuous improvement activities involving everyone in the organization — managers and workers — in a totally integrated effort toward improving performance at every level. This improved performance is directed toward satisfying such cross-functional goals as quality, cost, schedule, mission need, suitability. TQM integrates fundamental management techniques, existing improvement efforts, and technical tools under a disciplined approach focused on continued process improvement. The activities are ultimately focused on a increased customer/user satisfaction, Keyword: Total quality management, prevent ion cost, appraisal cost, internal failure cost and external failure costs, PENDAHULUAN Perusahaan berusaha memproduksi produk sebanyak-banyaknya guna memenubi kebutuhan konsumen yang semakin bervariasi. Semakin bervariasinya produk yang ditawarkan ke pasar membuat konsumen semakin selektif dalam memilih produk yang dapat dikonsumsi, Otomatis menimbulkan tingkat persaingan yang cukup ketat bagi setiap perusahaan untuk memasuki pasar dan menguasai pangsa pasar bagi produknya (Goetsch, 1997). Juga dengan dimasukinya era globalisasi, terjadinya krisis ekonomi yang melanda Asia dan khususnya Indonesia telah menjadi semacam seleksi alamiah bagi setiap perusahaan untuk tetap dapat mempertahankan eksistensinya, Berarti perusahaan dituntut untuk tetap dapat mengembangkan dirinya sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan suatu produk yang bermutu tinggi secara konsisten, Untuk dapat menghasilkan suatu produk yang bermutu tinggi diperlukan biaya dan biaya inilah yang disebut dengan biaya muta, Biaya mutu di perusahaan terbagi dalam dua bagian utama yaitu biaya kendali dan biaya kegagalan di mana biaya kendali terbagi dua yaitu biaya pencegahan dan biaya penilaian. Biaya kegagolan juga terbagi dua yaitu biaya kkegagalan internal dan biaya kegagalan eksternal. (AV Feigenbaum, 1996) Selain itu, elemen-elemen biaya mutu juga terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel dalam biaya mutt, maka manajemen perusahaan dapat memperoleh informasi yang relevan untuk pengambilan keputusan, Berkaitan dengan biaya mutu, peningkatan mutu suatu produk dapat dilaksanakan dengan suatu sistem pengendalian mutu. Sistem pengendalian muta yang dimaksud harus dapat memberikan pemahaman lebih baik kepada manajer mengenai apa yang diinginkan oleh pasar, mampu menjaga konsistensi dan apa yang dibutuhkan untuk mencapai mutu yang diinginkan, dan dapat mendukung produk bersangkutan selama siklus hidupnya, Sistem pengendalian mutu yang dimaksud sejalan dengan apa yang disebut sebagai Manajemen Mutu Terpadu atau Total Quality Management (TQM). Sebenarnya * Staf Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Tarumanagara Jakarta Jurnal Akuntansi/Th.1X/02/Mei/2005 206 Analisis Biaya Mutu Terhadap Keberhasilan Perusahaan Dalam Penerapan Manajemen.. i ‘Manajemen Mutu Terpadu (TQM) merupakan suatu filosofi yang menghendaki perubahan perilaku pada seluruh tingkatan organisasi dengan menempatkan kepuasan pelanggan sebagai suatu hal yang utama. (Fandy, 1998) Perusahaan yang mengaplikasikan 7QM akan memperoleh beberapa manfaat pokok yang dapat meningkatkan laba serta kemampuan bersaing perusahaan yang bersangkutan, Dengan diterapkannya 7QM juga akan berdampak pada biaya mutu yang terjadi, di mana biaya mutu tersebut signifikan jumlahnya sebagai konsckuensi dari upaya peruszhaan untuk “memelihara serta meningkatkan mutu produknya. Sejauh mana penerapan TQM akan memberikan manfaat bagi perusahaan, salah satu cara tersebut adalah melalui penggunaan analisis biaya mutu. Dengan melakukan analisis terhadap biaya mutu, pibak manajemen akan memperoleh informasi mengenai besamya biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memelihara mutu produk secara konsisten berkaitan dengan pengaplikasian TOM, sekaligus mengetahui tingkat keberhasilan penerapan 7QM pada suatu perusahaan. Pada akhimya manajemen dapat menarik kesimpulan mengenai efektifitas dari penerapan TOM terhadap mutu produk yang dihasilkan serta efisiensi penggunaan biaya muti dalam perusahaan. Sesuai dengan latar belakang permasalahannya yaitu bagaimana penerapan TOM pada PT.X dan pengaruh penerapan 7QM terhadap efisiensi biaya mutu pada PT X. Maka tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah: (1) Untuk memperoleh gambaran mengenai penerapan TOM pada PT. X. dan (2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penerapan 7OM yang dicerminkan oleh peningkatan efisiensi penggunaan biaya mutu melalui analisis biaya mutu, 1. Mutu Produk Pengertian mutu produk tidak dapat dikatakan dalam suatu definisi yang baku, karena pengertian seseorang mengenai mutu suatu produk dapat beragam tergantung dari sudut pandang masing-masing (Fandy, 1995). 2. Manajemen Mutu Terpadu (TQM) Pada hakekatnya TQM adalah suatu filosofi yang menghendaki perubahan perilaku di semua level organisasi dengan memfokuskan upaya memenuhi kepuasan konsumen, Karena itu TQM meliputi upaya meningkatkan mutu secara berkesinambungan di semua tingkatan manajemen dan pada keseluruhan struktus organisasi . 3. Biaya Mutu Faktor utama kekeliruan pemahaman dari hubungan antara mutu dengan biaya adalah tidak tersedianya data yang akurat. Ada keyakinan pada sebagian kalangan industri ‘bahwa biaya mutu secara praktis tidak dapat diukur dalam pengertian biaya, Keyakinan sebagian dilandasi oleh argumentasi bahwa akuntansi biaya tradisional yang mengikuti pedoman ekonomi tradisional, tidak berusaha untuk mengukur mutu. Sehingga biaya mutu tidak dapat dengan mudah untuk diterapkan pada struktur akuntansi tradisional, Biaya mutu merupakan salah satu komponen dari berbagai macam biaya dalam menghasilkan suatu produk dan memiliki pengaruh terhadap jumlah keseluruhan dari seluruh biaya dari suatu produk. Pengendalian terhadap biaya mutu dapat secara efektif menunjang usaha penghematan guna menckan pengeluaran biaya-biaya yang lain. Tingkat kegagalan produk berkaitan dengan usaha pengendalian biaya operasi secara keseluruhan, di mana tujuan akhimya adalah untuk mencapai tingkat efisiensi yang optimal. Dengan analisis biaya muta dapat mengetahui tingkat efisiensi yang telah dicapai dan pihak manajemen dapat terpacu untuk meningkatkan mutu secara terus menerus Jurnal Akuntansi/'Th,1X/02/Mei/2005 207 Analisis Biaya Mutu Terhadap Keberhasilan Perusahaan Dalam Penerapan Manajemen. ————————————————————— sekaligus dapat mengendalikan biaya-biaya yang telah ditetapkan dalam tahap perencanaan. Konsekuensi dari dikedepankannya mutu sebagai suatu strategi usaha maka diperlukan aktivitas-aktivitas untuk dapat menjaga mutu sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh perusahaan (Crosby, 1979). Salah satu kondisi yang perlu dipenuhi oleh suatu produk untuk dapat dikatakan sebagai output yang bermutu adalah terhindarnya produk yang bersangkutan dari masalah defisiensi.Defisiensi produk berarti kegagalan produk yang akibatnya adalah ketidalpuasan atas produk bersangkutan, hal tersebut akan menimbutkan biaya pengulangan pekerjaan maupun untuk menanggapi kelulian konsumen (Tunggal,1993). Salah satu alat yang dapat digunakan untuk menjaga konsistensi mutu produk yang dihasilkan perusahaan; antara lain TQM yang juga mencakup Total Quality Control (TOC), proses benchmarking, maupun dengan ISO 9000 sebagai suatu_sistem manajemen mutu yang diterapkan perusahaan. Pengendalian biaya mutu akan berperan penting dalam upaya menghindari penyimpangan-penyimpangan atas biaya-biaya yang telah direncanakan sebelumnya, Fungsi lain dari biaya mutu adalah untuk mendukung secara terus menerus usaha pengembangan dan perbaikan mutu sesuai dengan biaya yang telah direncanakan. Tujuan dari dikendalikannya biaya dalam proses produksi adalah untuk menghasilkan produk dengan biaya relatif kecil tetapi dapat menghasilkan mutu yang sesuai dengan keinginan konsumen, Pengendalian biaya mutu dapat meningkatkan efisiensi perusahaan dengan melihat kepada menurunnya biaya kegagalan (failure cost), yang di dalamnya antara lain termasuk terjadinya defective work, spoiled goods, serta rework cost (Juran J.M., 1993). ‘Analisis biaya mutu dilakukan untuk mengidentifikasi biaya apa saja yang termasuk biaya kegagalan dan biaya investasi yang mempengaruhi produksi. Jadi apabila dari hasil analisis biaya mutu, penerapan manajemen mutu terpady tidak memberi pengaruh yang diharapkan, maka perlu diteliti faktor penyebabnya. Maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut: adanya perbaikan efisiensi biaya mutu pada periode (2003) setelah diterapkannya 7QM dibandingkan dengan petiode (2002) sebelum diterapkannya 7OM. METODOLOGI PENELITIAN Penulis menganalisis data dengan menggunakan metode deskriptif yang dilakukan pada PT.X, dalam memaparkan pengaruh penerapan manajemen mutu terpadu terhadap biaya mutu. Variabel-variabel yang mendukung analisis dan pembahasan dengan menggunakan duia variabel yaitu biaya mutu dan TQM. Biaya mutu dilakukan dengan menggunakan skala rasio Karena dalam penelitian yang dilakukan variabel tersebut mempunyai nilai- nilai tertentu dan dapat dibandingkan, yaitu biaya mutu yang terjadi pada perusahaan sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu terpadu. Terjadinya perubahan nilai secara positif dalam unsur-unsur biaya mutu yang terdiri dari biaya pencegahan, biaya penilaian, biaya kegagalan internal, dan biaya Kegagalan eksternal . Variabel kedua TQM di mana pengukurannya dilakukan dengan menggunakan skala nominal, Karena dalam penelitian ini dipaparkan bagaimana organisasi menerapkan prinsip-prinsip TQM yaitu focus kepada pelanggan, perbaikan proses, serta keterlibatan total. Terjadinya peningkatan mutu produk yang memuaskan Konsumen, perubahan kultur Jurnal Aluntansi/Th.1X/02/Mei/2005 208 Analisis Biaya Mutu Terhadap Keberhasilan Perusahaan Dalam Penerapan Manajemen... SS i dalam operasi organisasi kearah yung lebih baik, serta komitmen seluruh anggota organisasi yang diwujudkan dengan mempertahankan dan meningkatkan mutu yang dilaksanakan secara berkesinambungan merupakan indikator bahwa sistem manajemen mutu terpadu telah diterima oleh seluruh anggota organisasi dan dapat dilaksanakan dengan baik. Definisi operasional variabel adalah: 1. Biaya Mutu merupakan keseluruhan biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mencapai dan memeriksa tingkat muta yang dipersyaratkan, atau biaya-biaya yang dipersyaratkan, atau biaya-biaya yang terjadi untuk menemukan dan memperbaiki pekerjaan yang tidak sempurna. 2, Manajemen Mutu Terpadu/Total Quality Management merupakan suatu filosofi yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh manajemen perusahaan untuk ~—melakukan —_perbaikan-perbaikan —_secara berkesinambungan dengan menitikberatkan kepada kepentingan konsumen, peningkatan proses, serta keterlibatan menyeluruh dari segenap tingkatan manajemen dalam suatu organisasi, PEMBAHASAN PT.X mempakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha industei komponen mesin pendingin.dan mendefinisikan mutu sebagai suatu produk yang dapat memenuhi standar yang sudah ditetapkan dan dapat memuaskan pelanggan (customer), Mutu produk yang dihasilkan oleh PT.X mencakup unsur-unsur seperti mutu produk bersangkutan, Kepuasan pelanggan, harga yang mampu bersaing, biaya produksi, kesehatan dan keselamatan pembuatnya. Dengan memenuhi hal tersebut diharapkan mutu produk yang dihasilkan dapat dipertahankan dan ditingkatkan sehingga dapat memuaskan pelanggan, Untuk mencapai kebijakan mutu yang ditetapkan oleh Manajemen, PTX mengembangkan aktivitas seperti berikut: (1) Menyebar luaskan kebjjakan mutu kepada seluruh keryawan agar dipahami dan dibaca melalui kartu kebijakan atau cara lainnya, (2) Menetapkan sasaran mutu tahunan berdasarkan kebijakan mutu dan memberikan instruksi kepada penanggung jawab tiap divist melalui pertemuan direktur. (3) Penanggung jawab divisi menerima sasaran mutu tersebut dan bersamaan dengan penetapan sasaran mutu di tiap divisi melakukan hasil serta pengarahan. (4) Menganalisis perbedaen antara sasaran dengan hasil penerapan setiap divisi. (5) Menyelenggarakan pertemuan tentang muta untuk melihat status pencapaian dari sasaran muta setiap divisi dan merefleksikannya untuk sasaran mutu periode berikutnya. Biaya Mutu Pada PT.X Manajemen perusshaan telah mencapai konsensus bahwa strategi yang paling tepat untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar pada saat ini adalah Konsistensi peningkatan mutu produk, karena keunggulan mutu produk mertpakan kemampuan potensial perusahaan dalam menghadapi era persaingan bebas. Perusahaan memahami bahwa suatu produk bermutu tinggi tidak dapat bersaing dengan produk sejenis jika produk tersebut memerlukan biaya pembuatan yang besar schinggs tidak memiliki harga jual yang kompetitif. Sebagai tindak lanjut dari pencapaian konsensus tersebut dilaksanakan manajemen dengan menentuken Komitmen yang dapat memotivasi seluruh Jurnal Akuntansi/‘Th.1X/02/Mei/2005 209 Anal Biaya Mutu Terhadap Keberhasilan Perusahaan Dalam Penerapan Manajemen Karyawan pada semua level manajemen untuk dapat menghasilkan produk dengan Keunggulan mutu prima. Salah satu sarana yang digunakan perusahaan untuk memantau perkembangan pelaksanaan standar mutu adalah menggunakan bagan atau laporan yang memuat elemen-elemen biaya yang berkaitan fangsung dengan standar mutu itu sendiri atau yang disebut laporan biaya mutu. Dalam hal ini biaya mutu merupakan faktor yang signifikan untuk menilai kinerja proses produksi dengan mutu yang dihasilkan pada setiap produknya. Kebijakan mutu perusahiaan menyiratkan bahwa perusahaan telah mengadaptasi konsep manajemen mutu terpadu, walanpun dalam kenyataannya perusahaan belum sepenuhnya menerapkan konsep tersebut secara ideal, Klasifikasi Unsur Biaya Mutu Pada PT.X Biaya-biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan untuk melaksanakan penciptzan dan pengendalian mutu produk dapat diklasifikasikan pada empat unsur biaya mutu sesuai dengan teori biaya mutu. Dengan struktur biaya mutu yang ada pada perusahaan, maka biaya-biaya yang dikeluarkan dalam upaya penciptaan dan pengendalian mutu produk diklasifikasikan sebagai berikut: 1, Biaya Pencegahan; merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjaga agar biaya kegagalan minimum. Biaya ini akan semakin meningkat dengan adanya kegiatan perbaikan mutu secara terus menerus. Biaya pencegahan ini meliputi bieya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan prosedur untuk mengkomunikasikan rencana pada semua pihak, pengembangan sistem dan manajemen, mempersiapkan kemampuan karyawan yang berhubungan dengan mutu, serta pengendalian proses. 2. Biaya Pemeriksaan/Penilaian; merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menentukan tingkat kesesuaian produk dengan mutu yang disyaratkan. Biaya ini meliputi biaya yang dikeluarkan untuk melakukan penilaian atas kesesuaian mutu produk dengan keinginan pasar. Oleh Karena itu dilakukan inspeksi terhadap bahan beku, inspeksi akhir proses, pengujian laboratorium, kalibrasi dan instrumentasi dan audit mutu. 3. Biaya Kegagalan Internal; merupakan biaya yang terjadi karena adanya produk cacat, dimana produk tersebut masih berada dalam lingkungan perusabaan atau pada saat proses produksi. Biaya ini meliputi biaya scrap, rework, dan retest. Biaya scrap timbul dari adanya produk cacat yang sudah diafkit atau sudah tidak dapat dikerjakan ulang, Biaya rework timbul karena adanya produk cacat yang masih dapat diproses ulang untuk dijual kembali. Biaya retest timbul karena adanya produk cacat yang telah diproses ulang (di rework) diuji kembali untuk menentukan kesesuaian produk dengan permintaan pasar. 4, Biaya Kegagalan Eksternal; merupakan biaya yang terjadi karena adanya produk cacat yang sudah sampai ke konsumen atau berada di luar lingkungan perusahaan. Biaya ini meliputi biaya klaim pelanggan dan biaya retur. Biaya klaim pelanggan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menggantikan atau memperbaiki produk yang masih daiam masa garansi atau diluar masa garansi. Biaya tetur produk merupakan biaya yang terjadi karena adanya produk yang ditarik kembali dari pasaran oleh perusahaan, (Homgren, 2000). Jurnal Akuntansi/Th.1X/02/Mei/2005 210 Analisis ya Mutu Terhadap Keberhasilan Perusahaan Dalam Penerapan Marajemen. Struktur Laporan Biaya Mutu Pada PT.X ‘Untuk mengetahui efisiensi yang dihasilkan dari penerapan prinsip-prinsip TQM dalam sistem manajemen mutu perusabaan, maka dilakukan analisis terhadap laporan biaya mutu periode sebelum dan sesudah penerapan manajemen mutu perusahaan. dalam hal ini periode penerapan manajemen mutu berdasarkan prinsip TOM dimulai pada tahun 2003. Berdasarkan tujuan terscbut, maka analisis dilakukan dengan membandingkan biaya mutu yang terjadi pada periode yang dimaksud. Laporan biaya mutu yang disajikan mencakup periode 2002 dan periode 2003. Laporan biaya mutu tersebut akan dilaporkan dibawah ini sebagai berikut: Tabel 4.1 PT. X Realisasi Kinerja Mutu BIAYA PENCEGAHAN Bieya Perencansan & Penjlapen Mutu Biaya Riset & Pengembangan Sistem Biaya Pelatinan Blaya Pengendalian Proses Manufaktur TOTAL BIAYA PEMERIKSAAN Biaya Inspeksi Bahan Baku & Pembantu Biaya Inspeksi Akhir Proses Biaya Pengulian Laboratorium Biaya Kalbrasi Biaya Audit Mutu TOTAL, BIAYA KEGAGALAN INTERNAL, Baya Serap Saya Pengulangen Pekerjaan Biaye Pengujian Uterg, TOTAL BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL Biaya Kiaim Pelanggan Biaya Penariakn Produk TOTAL, TOTAL BIAYA MUTU 2002 (Rey 16,072,589.16 31,026,988.14 12,356493.28 24514,462.22 94,031,952.80 7.180,734.04 20,356,190.20 38,571,761.28 8,005,989.11 7,883,293.1 81,767,968.8 39,999,997.32 17,519,229.26 4.206,195.42 52,725,962.00 3,706,634.13 3,79.234,19 7,965,060.23 226,001,131.92 2003 (Rp) 21,298,039.28 38,962,289.87 16,856,741.09 23,821,503.65 100,988,574.79 12,720,1183 30,224,949.52 25,474,587.91 10,016,549.47 —10,885,026.19 9,200,622.02 14,825,277.00 19887,632.00 ——2.074.321.00 26,257,230.00 2,885,245.00 —2.916,398.02 5,801,693.02 222,208,050.83, (Konaikan) MPenurunan (6,225,480.12) (7.933,01.73) (4,500,248.71) 1523851 (16,906,641.99) (6.589;381.49) (0.808,19272) 13997,179.98 (2.010,560.38) 9,471,732.49) (7,522,653.13) 19,374,680.22 7,981,597.26 (968,125 58) 26,468,192.00 901,389.13, 62,846.08 1.764,235.21 3,803,072.09 Jurnal Akuntansi/Th.AX/02/Mei/200S 211 Analisis Biaya Mutu Terhadap Keberhasilan Perusahaan Dalam Penerapan Manajemen... ee Analisis Biaya Mutu Perusahaan Laporan biaya mutu tersebut dianalisis untuk mengetahui keberhasilan penerapan TOM yang dilihat dari pengaruhnya terhadap efisiensi biaya mutu pada perusahaan. Analisis biaya mutu menggunakan analisis kecenderungan, analisis diagram pareto, analisis sebab akcibat, dan analisis menurut ukuran bidang usaha (Goetsch. 1997). Dalam tulisan ini analisis yang digunakan dibatasi pada Analisis Diagram Pareto dan Analisis Kecendrungan. Analisis Diagram Pareto Dari data laporan biaya mutu tahun 2002 dan 2003, peneliti akan menganalisis biaya mutu yang diterapkan perusahaan dengan menggunakan diagram pareto (Analisis Parcto). ‘Analisis dengan menggunakan diagram pareto dibuat untuk mengarahkan pembahasan pada masalah biaya mutu perusahaan yang paling penting, di mana biaya mutu yang dianalisis berasal dari tabel laporan biaya mutu. Diagram pareto dibuat untuk lebih dapat memusatkan perhatian untuk melakukan perbaikan. PT.X Proporsi Biaya MutuTahun 2002 Unsur Biaya Mutu Total Kuruiatif % % (Ro) (Rp) Kumulatif [Biaya Pencegahan 84.031.982,80__| 84.031.982,80_|37,17% |37,17% [Biya Pemeriksaan 81.767.968,89 _| 165.799.901,69_|36,16% |73,33% [Biaya Kegagalan Intemal__| 52.725.362,00__| 218.525.263,69_|23,32% |96,65% IBiaya Kegagalan Ekstemal | 7.565.868,23 | 226,091.131,92 |3,35% _|100% Tabel distribusi biaya tersebut memperlihatkan bagaimana unsur-unsur biaya mutu tersebut membentuk jumlah total biaya mutu pada tahun 2002 atau pada periode sebelum penerapan TOM, Kemudian untuk dapat lebih mengetahui perubahan yang terjadi pada biaya mutu, disusun tabel yang memuat proporsi unsur-unsur biaya mutu terhadap total biaya mutu pada tahun 2003 atau tahun setelah diterapkannya TOM. Pr.X Proporsi Unsur Biaya Mutu Tahun 2003 Tod Kumuatt | % % ® _(® Kumialif 45.41%, sazene20e | 19022019681 [40.17% |8558% 2B257.2H0,00_ | 216.486.42681_|11,81% [97.30% Ekstemal__| 5.801,63302 222.228.0083 [2.61% [100% Jurnal Akuntansi/Th,1X/02/Mei/2005 212 Analisis Biaya Mutu Terhadap Keberhasilan Perusahaan Dalam Penerapan Manajemen.. SE Tabel tersebut memperlihatkan bagaimana unsur-unsur biaya mutu tersebut membentuk jumlah total biaya mutu pada tahun 2003. Dengan membandingkan antara tabel tahun 2002 dan 2003 terlihat adanya perubahan antara biaya mutu tahun 2002 dengan 2003. Perubahan yang terjadi pada biaya mutu tersebut dapat dilihat dari perubahan proporsi balok masing-masing unsur biaya mutu pada diagram pareto. Dari kedua tabel dibuat diagram pareto ynag memuat unsur-unsur biaya mutu dalam persentase untuk tahun 2002 dan 2003. Unsur-unsur biaya mutu tahun 2002 dan 2003 disatukan dalamn diagram pareto dengan maksud untuk memperlihatkan perbedaan yang terjadi antara setiap unsur biaya mutu, Perbedaan tersebut memperlihatkan pricritas upaya pengendalian mutu yang dilakukan antara periode sebelum penerapan TOM dan periode setelah penerapan TQM. Pmrks — Kegl.in = Kegl E Analisis diagram pareto menunjukkan terjadinya perubahan pada kondisi balok artinya pada setiap unsur biaya mutu telah terjadi perubahan yang signifikan. Pada tahun 2002 balok biaya kegagalan menunjukkan persentase yang lebih besar dari biaya kegagalan pada tahun 2003, dan balok biaya pencegahan merupakan persentase yang terbesar pada “tahun 2003. Hal ini sesuai dengan dasar teori dari diagram pareto yang menyatakan. bahwa akan terjadi perubahan atau pergeseran urutan balok apabita ada tindakan perbaikan yang dilakukan dengan cukup relatif, Berarti aplikasi TQM pada perusahaan telah dapat mendukung perbaikan mutu dengan relatif cukup efektif mengurangi biaya kegagalan dibandingkan sebelum diterapkennya 7QM. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan telah menuju ke arah yang tepat dalam rangka upaya perbaikan mutu. Berarti pengurangan biaya kegagalan bukan lagi prioritas utama perusahaan sehingga dapat diteruskan upaya perbaikan mutu yang lebih baik dengan cara melakukan upaya penekanan biaya pencegahan sebagai prioritas utama. Analisis Kecenderungan Salah satu fungsi analisis kecenderungan adalah menginformasikan trend perbaikan mutu dari waktu ke waktu, Sebelum trend analysis dilakukan maka perlu dibuat tabel yang memperlihatkan nilai biaya mutu dari dua periode serta ukuran yang digunakan untuk membandingkannya, Nilai biaya mutu tersebut adalah: Jurnal Akuntansi/Th.1X/02/Mei/2005 213 Analisis Biaya Mutu Terhadap Keberhasilan Perusahaan Dalam Penerapan Manajemen... PT.X ‘Trend Biaya Mutu, Rencana dan Penjualan Tahun 2002 dan 2003 2002 2008 Periods Ben] Rencene Baye Nai Rene Baya Niel Mau tal Mit shel (Januar 7 73,300,577] 6833671068 | 21,914,767 | 18440900] 630477,231 Feber 77,333,653 26,000480| 513,151,072 | 21,914,787] 20005925) 973,843,718, Meret 77,533,655] 18,745.459 [Apri 17,333,653] 25218734 [Met 17,898,653] 21,103,774 [Junk 17,335,653] 14,785562 [ui 17,388,653|__17,237,798 (Agusta 17,333,653 | 15,447,668 (seen T6Z70 581 foxcter 0.12 |Noverrber 18,530,473 |Deserrber 48,180,811 frat Beam Aa Nilai biaya tersebut adalah Perbandingan antara biaya mutu dengan penjualan tahun 2002 terlihat bahwa mayoritas biaya mutu perbulan berbanding terbalik dengan penjualan selama tahun tersebut. Dengan adanya peningkatan nilai biaya mutu yang besar dengan tujuan untuk mempertahankan mutu produk yang tidak seimbang dengan penjualan produk yang secara langsung dipengaruhi oleh volume permintaan dan nilai kurs yang berlaku selama bulan bersangkutan, Artinya apabila volume produksi ditingkatkan dan keunggulan mutu produk ingin dipertahankan maka dibutuhkan biaya produksi (termasuk biaya mutu) yang besar Karena sebagian besar bahan baku dan bahan penolong yang digunakan berasal dari pembelian impor, sementara itu kurs valuta asing yang berlaku mengalami peningkatan. Biaya produksi yang besar akibat pengaruh dari tingginya nilai kurs serta pertambahan jumlah biaya mutu berakibat terhadap harga satuan produk yang juga akan mengalami kenaikan. Adanya kenaikan harga menyebabkan volume permintaan tethadap produk akan menurun terutama penjualan dalam negeri. Target penjualan yang besar yang dipicu dari tingginya nilai kurs akan mendorong perusahaan untuk melakukan produksi dalam jumlah yang besar di mana prioritas terhadap upaya pencegahan dan pemeriksaan tidak diutamakan maka hal ini yang menyebabkan tingginya biaya kegagalan internal karena peningkatan jumlah scrap dari proses produksi, pengerjaan ulang dari produk yang tidak memenuhi standar maupun pengujian atas rework yang dilakukan. Jumlah klaim konsumen serta produk yang ditarik juga akan meningkat yang disebabkan mutu produk yang dijual tidak memenuhi persyaratan konsumen. Selanjutnya dibuat grafik analisis trend yang akan memperlihatkan trend biaya mutu aktual dibandingkan dengan rencana/standar biaya mutu, serta trend penjualan pada tahun 2003. Dari grafik tersebut akan tampak pengaruh yang ditimbulkan dari penerapan TQM atas biaya mutu yang terjadi terhadap rata-rata standar/anggaran biaya muta selama tahun tersebut. Surnal Akuntansi/'Th.1X/02/Mei/2005 214 Dalam jutaan Rupiah 1234567 8 Tahun 2002 8 wow 2 Jurnal Akuntansi/Th.1X/02/Mei/2008 215 Analisis Biaya Mutu Terhadap Keberhasilan Perusahaan Dalam Penerapan Manajemen... —————————— anal ial |e eiaya tt Dalam Jutaan Rupiah 12345 67 8 9 wo 2 Tahun 2003 Pada tahun 2003 terlihat bahwa nilai biaya mut perbulan maupun secara kumulatif tidak melebihi rata-rata anggaran biaya mutu, Anggaran biaya mutu pada tahun 2003 lebih besar dari tahun 2002karena adanya program peningkatan muta melalui penerapan TOM yang disertai dengan langkah-langkah untuk memperoleh sertifikat ISO 9002 sebagai tahap awal diterapkannya 7QM secara formal. Hal ini menyebabkan anggaran biaya mutu tahun 2003 {ebih besar daripada tahun sebelumnya Karena selain adanya pengaruh kurs dan volume penjualan. Dengan adanya biaya mutu yang lebih menitik beratkan pada unsur-unsur pencegahan dan pemetiksaan menunjukkan bahwa program pengendalian muta yang dijalankan perusahaan mampu menurunkan fingkat biaya kegagalan, Pada tahun 2003 jumlah biaya pencegahan menempati proporsi terbesar karena prioritas pengendalian mutu lebih ditekankan pada upaya pencegahan untuk menurunkan biaya kegagalan. Pengaruh Penerapan TOM Terhadap Biaya Mutu Pengaruh yang ditimbulkan dari penerapan TQM terhadap biaya mutu adalah peningkatan efisiensi biaya mutu secara keseluruhan, di mana hal tersebut telah ditunjukkan pada analisis — analisis yang dilakukan pada bagian sebelumnya. Sementara Jurnal Akuntansi/Th.1X/02/Mei/2005, 216 An is Biaya Mutu Terhadap Keberhasilan Perusahaan Dalam Penerapan Manajemen... besamnya tingkat efisiensi diakibatkan oleh pengaruh penerapan TQM adalah sebagai berikut: * Pada biaya mutu total - Dalam biaya nominal = Total Biaya Mutu 2002 — Total Biaya Mutu 2003 -p 226.091.131,92 ~ Rp 222.288.059,83, :p 3.803.072,09 - Dalam persentase Total Biaya Mutu 2002 — Total Biaya Mutu 2003 = X 100% Total Biaya Mutu 2002 Rp 226.091.131,92 - Rp222.288.059,83 ooo X 100% Rp 226.091.131,92 = 1,68% * Pada Biaya Kegagalan - Dalam nilai nominal = Total biaya kegagalan tahun 2002 — Total biaya kegagatan tahun 2003 = (Rp 52.725.3624Rp 7.565.868,23) ~ (Rp 26.257.230 + Rp 5.801.633,02) = Rp 28.232.367,21 © Dalam persentase Total Biaya Kegagalan 2002 — Total Biaya Kegagalan 2003 X 100% Total Biaya Kegagalan 2002 Rp 60.291 230,23 — Rp 32.058.863,02 = _eoeoO TO X 100% Rp 60.291.230,23 = 46.83% Dati Analisis yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pada periode sebelum penerapan 7QM dan sesudah penerapan TOM terjadi peningkatan biaya pencegahan dalam jumlah yang cukup signifikan yang diikuti dengan penurunan biaya kegagalan antara dua periode tersebut, sehingga dapat dikatakan upaya perbaixan muta yang dicerminkan melalui biaya mutu perusahaan dilaksanakan dengan cukup efektif dan sampu meningkatkan efisiensi penggunaan biaya pada perusahaan. Surnal Akuntansi/Th.1X/02/Mei/2008 217 Analisis Biaya Mutu Terhadap Keberha: n Perusahaan Délam Penerapan Manajemen. PENUTUP 1. Kesimpulan PT.X yang berstatus sebagai PMA (Penanaman Modal Asing) yang memproduksi Komponen alat pendingin, dalam mempercepat pencapaian strategi jangka pendek dan jangka panjangnya perusahaan menerapkan sistem manajemen mutu yang mengacu pada filosofi manajemen mutu terpadu (7QM). Sebelum penerapan TQM, pengendalian mutu yang diterapkan hanya mengacu pada sistem perusahaan yang menyebabkan tingginya biaya kegagalan yang disertai dengan upaya pencegahan dan pemeriksaan terhadap produk dan proses yang masih belum begitu diperhatikan. TOM yang diterapkan sampai saat ini secara informal sebagai langkah awal untuk menerapkan TQM secara formal yang dilakukan untuk memperoleh sertifikat ISO 9002 yang dapat memberikan stabilitas sistem manajemen mutu dengan penekanan pada dokumentasi, standarisasi, dan ketaatan pada standar. Dengan adanya peningkatan mutu melalui TQM telah memberikan pengaruh terhadap total biaya mutu. Penurunan total biaya mutu antara periode sebelum dan sesudah penerapan TOM sebesar Rp 3.803.072,09 atau sebesar 1,68%. Penurunan biaya mutu tersebut disebabkan penurunan biaya kegagalan sebesar Rp 28.232.367,21 atau sebesar 46,83 % dan kenaikan investasi dalam biaya kegagalan dan penilaian scbesar Rp 24.429.295,12 atau sebesar 14.73 % Dalam hal ini penurunan total biaya mutu senilai dengan manfaat atau efisiensi yang dihasilkan pada penerapan TOM. Dari analisis diagram pareto dapat disimpulkan bahwa perbaikan dan peningkatan ‘mufu melalui penerapan 7QM relatif telah berjalan dengan efektif. Hal tersebut dapat dilihat pada ukuran balok yang mengalami perubahan biaya kegagalan, walaupun biaya pencegahan meningkat cukup tinggi dan merupakan prioritas utama dalam upaya menekan biaya mutu, namun dengan peningkatan biaya pencegahan yang dapat mengurangi biaya kegagalan akan menyebabkan penurunan biaya mutu secara total. Dengan analisis kecenderungan dapat dilihat bahwa penerapan TQM akan meningkatkan upaya pengendalian mut yang menyebabkan penurunan total biaya mutu dan penjualan meningkat. Disamping itu faktor kenaikan kurs maupun volume penjualan juga sangat mempengaruhi. Setelah biaya mutu menurun maka yang akan lebih diperhatikan adalah upaya untuk menurunkan jumlah biaya pencegaban dengan tetap memperhatikan aspek mutn. 2. Saran Pelatihan dan pemahaman karyawen mengenai manajemen mutu terpadu haruslah ditingkatkan dan dilakukan secara berkesinambungan agar penerapan TOM secara formal bisa cepat dilaksanakan. Penerapan TQM secara informal perusahaan telah mendapatkan manfeat yang dapat dianalisis melalui biaya mutu perusahaan maka disarankan agar perusahaan dapat lebih cepat menerapkan TOM secara formal untuk meningkatkan pengendatian mutu yang lebih sempuma untuk masa yang akan datang atau tujuan jangka panjang perusahaan. Agar pengendalian terhadap biaya mutu dapat dilakukan secara optimal maka perusahaan perlu melakukan evaluasi secara terus menerus terhadap setiap unisur biaya ‘mutu yang nantinya akan meningkatkan efisiensi perusahaan. Perusahaan harus memikirkan upaya untuk mencari alternatif substitusi sumber bahan baky dant bahan penolong yang berasal dari dalam negeri karena dilihat dari nilai Jurnal Akuntansi/Th.1X/02/Mei/2005 218 Analisis Biaya Mutu Terhadap Keberhasilan Perusahaan Dalam Penerapan Manaj kkurs yang berfluktuasi tajam secara langsung dan tidak langsung akan mempengaruhi penjualan, biaya manufaktur dan secara otomatis juga terhadap biaya mutu, DAFTAR RUJUKAN Crosby, Philip B., (1979). Quality is Still Free: Making Quality Certain in Uncertain Times, New York: McGraw Hill. Feigenbaum, A.V., (1996). Kendali Mutu Terpadu, Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit Erlangga. Goetsch, D.L. and $. Davis, (1997). Introduction to Total Quality: Quality, Productivity, Competitiveness. New Jersey: Prentice Hall Intemational, Inc. Homgren, Foster & Datar, (2000). Cost Accounting, A Managerial Emphasis, Prentice Hall International, 10 th. Juran, J.M. & F.M. Gyma Jr., (1993). Quality Planning and Analysis,. 3" ed. New York: McGraw Hill, ‘Tjiptono, Fandy and Anastasia Diana, (1998). Total Quality Management. Yogyakarta: PT Andi Offset. Tunggal, Amin Widjaja, (1993). Manajemen Mutu Terpadu Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Jurnal Akuntansi/Th.1X/02/Mei/2008 219

Anda mungkin juga menyukai