ANALISA SPERMA
(Blok Reproduksi)
DISUSUN OLEH:
L. FEBRYAN C AMALI
H1a011037
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MATARAM
2015
PENDAHULUAN
Sperma adalah zat setengah cair atau setengah kental yang terdiri dari dua bagian yaitu
plasma sperma (plasma semen) dan spermatozoa. Plasma sperma dihasilkan oleh kelenjarkelenjar prostat, vesika seminalis, epididimis, cowper dan littre. Sedangkan spermatozoa
dihasilkan oleh aktifitas tubuli seminiferi.
Pemeriksaan sperma (analisis semen) adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk
mengukur jumlah serta kualitas semen dan sperma seorang pria. Pengertian semen berbeda
dengan sperma. Secara keseluruhan, cairan putih dan kental yang keluar dari alat kelamin pria
saat ejakulasi disebut semen.
Analisis semen merupakan salah satu pemeriksaan tahap pertama untuk menentukan
kesuburan pria. Pemeriksaan ini dapat membantu menentukan apakah ada masalah pada sistim
produksi sperma atau pada kualitas sperma, yang menjadi biang ketidaksuburan. Perlu diketahui,
hampir setengah pasangan yang tidak berhasil memperoleh keturunan, disebabkan karena
ketidaksuburan pria.
SPERMA
Sel tunggal yang terdiri atas kepala, leher dan ekor, panjang 50 , kepala berbentuk
oval (lonjong), berisi nukleus, lebar 2,5-3,5 dan panjang 4-5 . Akrosom adalah suatu massa
yang terdapat pada bagian anterior spermatozoa yang merupakan struktur berupa selubung yang
menutupi 2/3 daerah kepala spermatozoa. Mengandung enzim-enzim : akrosin, hyaluronidase,
CPE (corona penetrating enzyme). Akrosin adalah enzim proteolitik untuk menembus zona
pellusida, hyaluronidase untuk menembus cumulus ooforus dan CPE untuk menembus corona
radiata.
SPERMATOZOA ABNORMAL
Terdapat pada orang yang fertil maupun pada orang yang infertil. Terjadi karena
gangguan pada waktu spermatogenesis dan spermiogenesis. Sebab-sebab yang dapat
menyebabkan abnormalitas pada sperma adalah faktor hormonal, nutrisi, obat, akibat radiasi,
penyakit.
PLASMA SEMEN
Plasma semen yang merupakan sekret kelenjar genital tambahan sebenarnya tidak
dikeluarkan sekaligus sewaktu ejakulasi, tetapi secara bertahap. Ada 4 tahap atau fraksi yaitu:
1. Fraksi Pre ejakulasi
Hasil sekresi dari kelenjar Cowper / Bulbo urethra dan kelenjar Littre. Sekret ini
dikeluarkan dari penis jauh sebelum ejakulasi, volume 0,2 ml. Diduga berfungsi untuk
melicinkan urethra dan melicinkan vagina waktu coitus.
2. Fraksi Awal
Hasil sekresi dari kelenjar Prostat, sekretnya berupa lendir, volume 0,5 ml. lendir
mengandung berbagai zat untuk memelihara spermatozoa ketika berada di luar tubuh.
3. Fraksi Utama
Terdiri dari lendir yang berasal dari vesicula seminalis dan spermatozoa yang
berasal dari epididimis. Volume 2 ml.
4. Fraksi Akhir
Terdiri dari lendir yang berasal dari vesicula seminalis dan sedikit sekali
spermatozoa (yang non motil). Volume 0,5 ml.
KANDUNGAN ZAT KIMIA SEMEN
1. Fruktosa
- Dihasilkan oleh vesicula seminalis.
- Berada dalam plasma semen
- Sumber energi bagi motiitas spematozoa
- 1,5-7,0 mg/ml.
2. Asam sitrat
- Dihasilkan oleh kelenjar prostat
- Menjaga keseimbangan osmotik semen
- Bila zat ni tidak ditemukan dalam semen berarti ada kelainan pada kelenjar prostat.
- Mencegah terjadinya kalkuli konkresi prostat dengan cara mengikat ion Ca.
3. Spermin
- Dihasilkan oleh kelenjar prostat
- Menyebabkan bau yang khas pada semen seperti bau bunga akasia
- Suatu bakteriostatik.
4. Seminin
- Dihasilkan oleh kelenjar prostat
- Mengencerkan lendir servix.
5. Enzim Phosphatase Asam, Glukoronidase, Lisozim dan Amilase
- Dihasilkan oleh kelenjar prostat.
- Memelihara atau memberi nutrisi bagi spermatozoa di luar tubuh demi kelangsungan
hidup spermatozoa.
6. Prostaglandin
- Dihasilkan oleh kelenjar vesicula seminalis dan kelenjar prostat.
- Merangsang kontraksi otot polos saluran genitalia wanita sewaktu ejakulasi dan untuk
vasodilatasi pembuluh darah.
- Melancarkan spermatozoa saat bermigrasi dari vagina ke tuba fallopi dengan
mengurangi gerakan uterus.
7. Na, K, Zn, Mg
- Dihasilkan oleh kelenjar prostat dan vesicula seminalis
- Memelihara pH plasma semen agar tetap pada pH normal 7,2-7,8.
PENERANGAN DAN CARA PENAMPUNGAN SPERMA MANUSIA
Sebelum melakukan analisis sperma perlu terlebih dahulu untuk memberikan penerangan
sejelas-jelasnya kepada pria yang akan diperiksa tersebut mengenai maksud dan tujuan analisis
sperma dan juga untuk menjelaskan cara pengeluaran dan penampungan sperma tersebut.
Penerangan mengenai cara pengeluaran, penampungan dan pengiriman sperma ke
laboraturium. Sebelum pemeriksaan dilakukan sebaiknya pasien dianjurkan untuk memenuhi
persyaratan adalah:
a. Melakukan abstinensia selam 3 5 hari, paling lama selama 7 hari.
b. Pengeluaran ejakulat sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan harus dikeluarkan di
laboratorium. Bila tidak mungkin, harus tiba di laboraturium paling lambat 2 jam dari
saat dikeluarkan.
c. Ejakulat ditampung dalam wadah / botol gelas bemulut besar yang bersih dan steril
(jangan sampai tumpah ), Kemudian botol ditutup rapat-rapat dan diberi nama yang
bersangkutan.
d. Pasien mencatat waktu pengeluaran mani, setelah itu langsung di serahkan pada
petugas laboraturium untuk pemeriksaan dan harus diperiksa sekurang-kurangnya 2
kali dengan jarak antara waktu 1-2 minggu. Analisis sperma sekali saja tidak cukup
karena sering didapati variasi antara produksi sperma dalam satu individu.
e. Sperma dikeluarkan dengan cara : rangsangan tangan (onani/masturbasi), bila tidak
mungkin dapat dengan cara rangsangan senggama terputus (koitus interuptus) dan
jangan ada yang tumpah.
f. Untuk menampung sperma tidak boleh menggunakan botol plastik atau kondom.
1. Makroskopis
Sperma yang baru keluar selalu menunjukan adanya gumpalan atau koagolum diantara
lendir putih yang cair. Pada sperma yang normal gumpalan ini akan segera mencair pada suhu
kamar dalam waktu 15 20 menit. Peristiwa ini dikatakan sperma mengalami pencairan
(Liquefaction). Liquefaction terjadi karena daya kerja dari enzim enzim yang diproduksi oleh
kelenjar prostat, enzim ini disebut enzim seminim. Pemeriksaan makroskopis antara lain
meliputi:
a. Pengukuran Volume
Dilakukan setelah sperma mencair, cara kerja :
-
Sperma ditampung seluruhnya dalam botol penampung yang bermulut lebar untuk sekali
ejakulasi
Volume diukur dengan gelas ukur yang mempunyai skala volume 0,1 ml.
Volume normal sperma belum jelas sampai sekarang, disebabkan lain bangsa lain
volume. Bagi orang indonesia volume yang normal 2 3 ml. Volume yang lebih dari 8 ml
b. PH
Sperma yang normal tidak banyak berbeda dengan pH darah, untuk mengukur pH cukup
dengan menggunakan kertas pH kecuali dalam satu penelitian dapat digunakan pH meter.
Cara kerjanya : Celupkan kertas pH dalam sperma yang homogen yang terdapat dalam
botol penampung, baca hasil. Sperma yang normal pH menunjukan sifat yang agak basa yaitu
7,2 7,8. pengukuran sperma harus segera dilakukan segera setelah sperma mencair karena akan
mempengaruhi pH sperma. Juga bisa karena sperma terlalu lama disimpan dan tidak segera
diperiksa sehingga tidak dihasilkan amoniak ( terinfeksi oleh kuman gram (-), mungkin juga
karena kelenjar prostat kecil, buntu, dan sebagainya.
pH yang rendah terjadi karena keradangan yang kronis dari kelenjar prostat, Epididimis,
vesika seminalis atau kelenjar vesika seminalis kecil,buntu dan rusak.
c. Bau Sperma
Spermatozoa yang baru keluar mempunyai bau yang khas atau spesifik, untuk mengenal
bau sperma, seseorang harus telah mempunyai pengalaman untuk membaui sperma. Sekali
seorang telah mempunai engalaman, maka ia tidak akan lupa akan bau sperma yang khas
tersebut. Baunya Sperma yang khas tersebut disebabkan oleh oksidasi spermin (suatu poliamin
alifatik) yang dikeluarkan oleh kelenjar prostat.
Cara pemeriksaannya :
-
warna
putih
menggunakan
penerangan
yang
cukup.
e. Liquefection
Liquefaction dicheck 20 menit setelah ejakulasi (setelah dikeluarkan). Dapat dilihat
dengan jalan melihat coagulumnya. Bila setelah 20 menit belum homogen berarti kelenjar prostat
ada gangguan (semininnya jelek).
Bila sperma yang baru diterima langsung encer mungkin: Tak mempunyai coagulum oleh
karena saluran pada kelenjar vesica seminalis buntu atau memang tak mempunyai vesika
seminalis.
f. Viskositas (Kekentalan)
Kekentalan atau viskositas sperma dapat diukur setelah likuifaksi sperma sempurna.
Pemeriksaan viskositas ini dapat dilakukan dengan dua cara :
Cara subyektif
Dengan menyentuh permukaan sperma dengan pipet atau batang pengaduk, kemudian
ditarik maka akan terbentuk benang yang panjangnya 3 5 cm. Makin panjang benang yang
terjadi makin tinggi viskositasnya.
vikositas dengan menggunakan pipet elliason. Prosedurnya cairan sperma dipipet sampai angka
0,1, kemudian atas pipet ditutup dengan jari. Setalah itu arahkan pipet tegak lurus dan stopwath
dijalankan, jika terjadi tetesan pertama stopwath dimatikan dan hitung waktunya dengan detik.
Vikositas sperma normal < 2 detik. Semakin kental sperma tersebut semakin besar vikositasnya.
Hal ini mungkin disebabkan karena :
- Spermatozoa terlalu banyak
- Cairannya sedikit
- Gangguan liquedaction
- Perubahan komposisi plasma sperma
- Pengaruh obat-obatan tertentu.
g. Fruktosa Kualitatif
Fruktosa sperma diproduksi oleh vesica seminalis. Bila tidak didapati fruktosa dalam
sperma, hal ini dapat disebabkan karena:
-
rata.
Panaskan dalam air mendidih 5 menit.
Bila sperma mengandung fruktosa maka campuran diatas menjadi merah coklat atau
merah jingga.
Bila tidak ada fruktosa maka tidak menjadi perubahan warna.
Pemeriksaan fruktosa kualitatif ini harus merupakan pemeriksaan rutin pada sperma
azoospermia
2. Mikroskopik
Sebelum pemeriksaan mikroskopik, sperma tersebut harus diaduk dengan baik, untuk
pemeriksaan mikroskopik maka 1 tetes sperma, diameter sekitar 2 3 mm, diletakan diatas gelas
objek yang bersih dan kemudian ditutup dengan gelas penutup, Setelah itu siap di periksa
dibawah pembesaran 100 X atau 400-600 X.
a. Jumlah Sperma Perlapang Pandang / Perkiraan densitas sperma
Sebelum menentukan atau menghitung konsentrasi sperma perlu dilakukan perkiraan kasar
jumlah sperma agar dapat menentukan prosedur pengenceran yang akan digunakan dan untuk
mempersiapkan sediaan apus untuk analisis morfologi.
Cara Pemeriksaannya :
- Diaduk sperma hingga homogen
- Diambil 1 3 tetes cairan sperma ditaruh diatas obyek glass lalu ditutup dengan cover
glass(ukuran standar)
- Kemudian dilihat dibawah mikroskop dengan perbesaran 40 X
- Dihitung berapa banyak spermatozoa pada beberapa lapang pandang
Misalnya dihitung berturut-turut : lapang pandang
I = 10 Spermatozoa
II = 5 Spermatozoa
III = 7 Spermatozoa
IV = 8 Spermatozoa
Disini dalam laporan dituliskan terdapat 5 10 spermatozoa perlapang pandang. Perkiraan
konsentrasi spermatozoa dikalikan dengan 106 berarti perkiraan konsentrasi spermatozoa adalah
kurang baik adalah gerak zig-zag, berputar-putar dan lain-lain. Jangan sekali-kali menyebut
spermatozoa itu mati yang betul adalah spermatozoa tidak bergerak . Pemeriksaan sebaiknya
dilakukan pada suhu kamar (20OC - 25 OC).
Apabila sperma yang tidak bergerak > 50% maka perlu dilakukan pemeriksaan lebih
lanjut guna mengetahui viabilitas sperma (banyaknya sperma yang hidup) sebab sprermatozoa
yang tidak bergerakpun kemungkinan masih hidup. Sebab menurunnya motilitas spermatozoa:
-
d. Morfologi
Pemeriksaan morfologi berdasarkan kepala dari spematozoa dapat dilakukan dengan
cara: Membuat preparat hapusan diatas obyek glass keringkan selama 5 menit, lalu di fixasi
dengan larutan metilalkohol selama 5 menit, kemudian selanjutnya dilakukan pewarnaan dengan
larutan giemsa, wright, atau zat warna yang lain menurut kesukaan sendiri. Adapun arti klinik:
e.
8 perlapang pandang. Jumlah lekosit yang besar erat hubunganya dengan infeksi organ organ
spermiogenesis.
sperma)
9. Normozoospermia : Jumlah spermatozoa dalam batas normal berkisar antara 40-200
juta/ml.
10. Asthenospermia : Jumlah spermatozoa yang bergerak dengan baik di bawah 50%.
11. Necrospermia : Semua spermatozoa dalam keadaan mati.
12. Extrem oligospermia : Jumlah spermatozoa di bawah 1 juta untuk tiap 1 ml ejakulat.
13. Asthenozoospermia : Spermatozoa yang lemah sekali gerak majunya.
14. Teratozoospermia : Bentuk spermatozoa yang abnormal lebih dari 40%.
15. Nekrozoospermia : Bila semua spermatozoa tidak ada yang bergerak atau hidup.
16. Kriptozoospermia : Bila ditemukan spermatozoa yang tersembunyi yaitu bila ditemukan
dalam sedimen sentrifugasi sperma.
17. Polizoospermia : Bila jumlah spermatozoa lebih dari 250 juta per ml sperma
18. Leukospermia : Warna sperma putih keruh serupa susu karena terdapat leukosit yang
banyak.
19. Hemospermia : Warna sperma kemerahan karena terdapat erythrosit yang banyak.
20. Residual Body : Sisa sitoplasma yang melekat pada spermatozoa yang belum matur.
DAFTAR PUSTAKA
IDI, Pengaruh pajanan Pb terhadap kualitas spermatozoa, Majalah Kedokteran Indonesia (The
Journal of the Indonesian Medical Association), Vol.51 .No.5,Mei 2001.
Ronald A.Sacher, Richard A. Mc.Pharson, Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan Laboratorium,
Edisi 11, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.