TYPHUS ABDOMINALIS
oleh :
STATUS PENDERITA
I.
IDENTITAS PENDERITA
Nama
: An. G
Umur
: 5 tahun
Jenis Kelamin
: laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
Nama ayah
: Tn. S
Pekerjaan ayah
: Swasta
Nama Ibu
: Ny. Y
Pekerjaan Ibu
: IRT
: 68 52 03
II. ANAMNESIS
Anamnesis diperoleh dari ibu penderita tanggal 13 Juni 2004. Penderita
adalah anak kedua dari 2 bersaudara. Anak meninggal (-), keguguran (-), anak
lahir meninggal (-), Ibu menikah 1 kali, ayah menikah 1 kali.
A. Pohon Keluarga
An G, 5 th
: (-)
Riwayat mondok
: (-)
: (-)
Riwayat pharingitis/tonsilis
: (+)
: (-)
: (-)
: (-)
G. Status imunisasi
Jenis
BCG
I
2 bulan
II
-
III
-
IV
-
DPT
2 bulan
3 bulan
4 bulan
Polio
2 bulan
3 bulan
4 bulan
7 bulan
Campak
9 bulan
Hepatitis B
3 bulan
4 bulan
9 bulan
Mulai Senyum
: 3 bulan
Mulai Miring
: 4 bulan
Mulai Tengkurap
: 5 bulan
Mulai Duduk
: 6 bulan
Gigi keluar
: 8 bulan
Berdiri
: 9 bulan
Berjalan
: 12 bulan
I. Keadaan kesehatan
Ayah
: baik
Ibu
: baik
Susu buatan merek Bebelac & Lactogen I & II diberikan sejak umur 3
bulan, sampai 2 bulan yang lalu, 2 bulan yang lalu ganti susu bendera.
Frekuensi 6 kali perhari, takaran 1 gelas.
Buah diberi pisang, jeruk, pepaya sejak usia 6 bulan, frekuensi 3-4 x
tiap minggu.
Bubur susu yang diberikan merk SUN, sejak umur 4 bulan, frekuensi
3x/hari.
Lauk + pauk jenis tahu, tempe, telur, daging sejak umur 8 bulan.
K. Pemeliharaan kehamilan
Periksa di
: Bidan
Frekuensi
:I
II
: 1 x/ bulan
: 2 x / bulan
III : 2 x / bulan
Penyakit kehamilan : flu
Obat yang diminum : multivitamin, tablet besi, obat flu yang dijual bebas.
L. Riwayat kelahiran
Lahir di RS ditolong dokter umur kehamilan 9 bulan, partus spontan,
menangis kuat segera sesudah lahir, BBL 3500 gram, PB saat lahir 45 cm.
M. Riwayat post natal
Periksa di bidan sejak lahir, frekuensi tiap bulan.
N. Keluarga Berencana
Ibu menggunakan KB suntik.
III. PEMERIKSAAN
A. Keadaan Umum
: lemah
Derajat kesadaran
: somnolen
Status gizi
: gizi baik
B. Vital sign
Tekanan darah
: 150/85 mmHg
Nadi
Respirasi
: 28 x/menit.
4
Suhu
: 39,9 C
BB
: 19 kg
TB
: 114 cm
C. Kulit
Sawo matang, kelembaban baik
D. Kepala
Bentuk mesocephal, rambut hitam sukar dicabut, sembab muka (-)
E. Mata
Conjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), mata cowong (-/-), air mata
(-/-)
F. Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-)
G. Mulut
Bibir sianosis (-), mukosa basah (-), lidah kotor (-), tremor (-), tepi
hiperemis (-)
H. Telinga
Daun telinga dalam batas normal, kanalis auricularis lapang, tragus pain
(-), dischange (-)
I. Tenggorok
Tonsil = T1-T1, Faring hiperemis (-)
J. Leher
Bentuk normocolli, limfonodi cervicalis tidak membesar, trakea di tengah
K. Thorax
Retraksi (-), bentuk normochest
Cor
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: SIC II LPSS
: SIC II LPSD
: Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: Sonor/sonor
Auskultasi
L. Abdomen
Inspeksi
: timpani (+)
Palpasi
: otot dinding perut supel, nyeri tekan s.d.e, hepar dan lien
tidak teraba, turgor baik
M. Genital
Phymosis (-), Hidrocelle (-)
N. Extremitas
Akral dingin
edema
O. Pemeriksaan neurologi
Kordinasi
: baik
Sensorium
: sensorium
+
+
: 2+/2+
Triseps
: 2+/2+
Patella
: 2+/2+
Achiles
: 2+/2+
: -/-
Appenheim : -/Gordon
: -/-
: 13,6 g/dl
6
Hct
: 44,0 %
AT: 529.103 UL
: 16,3.103 UL
AL
Gol darah : O
GDS
: 132
Ur
: 42
Cr
: 1,3
V. RESUME
Datang seorang pasien laki-laki berusia 5 tahun dengan keluhan utama
mencret. 5 jam SMRS penderita mencret, kurang lebih 9 kali, setiap
mencret kurang lebih 50-100 cc. warna coklat, berbau, lendir (-), darah (+). 1
hari SMRS, jam 23.00 penderita panas tinggi, tidak turun sampai sekarang.
Diberi obat penurun panas, panas tidak turun. Pagi tadi penderita muntah 3
kali, berupa cairan sekitar 25-50 cc. BAK terakhir jam 17.00, warna kuning,
hanya sedikit. Nafsu makan menurun, minum sedikit.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan
Keadaan umum : lemah, somnolen, gizi baik
Tanda vital
:T
: 110/85
RR : 28 x/menit
N
Suhu : 39.9 C
VI.
Mata
Mulut
Abdomen
: tugor baik
DIAGNOSA KERJA
1. Diare akut dengan dehidrasi berat e/c DD :
Rotavirus
Bakteri
Parasit
Malabsorbsi
7
VII. PENATALAKSANAAN
1. Mondok Bangsal
2. Planning
3.
Diagnosa :
- Periksa darah lengkap & AGD
- Periksa urin dan feces rutin
4.
Monitoring :
- Keadaan Umum & Vital Sign / 1 jam
- Balance Cairan / 8 jam
5.
Terapi
Infus RL 2 jalur 10 cc/ kgBB 10 menit I
Infus RL 2 jalur 10 cc/ kgBB 10 menit II
Infus RL 2 jalur 30 cc/ kgBB 1 jam
Infus 2 jalur Asering 32 tpm ( 4 jam )
KaEN 3B 32 tpm ( 4 jam )
Koreksi K+ : D5% (100cc) + KCl 38 mEq (8 jam) 18 tpm mikro
Injeksi Ampicillin 400 mg/ 8 jam
Paracetamol 200 mg k/p
Oralit 200 cc tiap diare
Koreksi K+ ( K = 2,57)
2 mEq x BB = 2 x 19 = 38 mEq dalam D5% 100 cc 8 jam
6.
Edukasi
Banyak minum dan jaga kebersihan
3. Diet
BB : 19 kg. TB : 114 cm
BB 19
BB 114
Kebutuhan Lemak
VIII. PROGNOSIS
Ad vitam
: baik
Ad sanam
: baik
Ad fungsionam : baik
FOLLOW UP
Tanggal 13 6 2004
jam 20.00
S:O
: KU : lemah, somnolen
VS
: T : 110/80 mmHg
Rr : 28x / menit
N : 158x /menit
S : 39,9 C
Jam 20.10
S
:-
: KU : lemah, somnolen
VS
: T : 110/85 mmHg
Rr : 32x/ menit
N : 140x /menit
S : 39,1 C
Cor
Jam 20.20
S
:-
: KU : lemah, somnolen
VS
: T : 110/70 mmHg
Rr : 32 x/ menit
N : 140x /menit
S : 39,3 C
pCO2
: 25,8 (35,0-45,0)
11
pO2
: 180,4 (80-100)
BE
: -6,2
: 16,6
Na
: 129,7 ( 135-148)
: 2,57 (3,5-4,5)
tHb
: 13 g/dl
SO2
: 99,5%
Hct
: 39 (35-50)
Jam 20.30
S
:-
: KU : lemah, somnolen
VS
: T : 110/65 mmHg
Rr : 32 x/ menit
N : 140x /menit
S : 39,3 C
12
Jam 20.40
S
: urine 200 cc
: KU : lemah, somnolen
VS
: T : 110/60 mmHg
Rr : 36 x/ menit
N : 140x /menit
S : 38,3 C
Jam 21.40
S
:-
: KU : lemah, somnolen
VS
: T : 110/60 mmHg
Rr : 36x /menit
N : 140x /menit
S : 39,3 C
Akral dingin
+
+
Assesment : Diare akut dengan dehidrasi berat
Terapi : - O2 3 liter / menit
- infus RL 2 jalur 30 cc/ kgBB 1 jam
Jam 22.40
S
:-
: KU : lemah, somnolen
VS
: T : 110/60 mmHg
Rr : 36x /menit
N : 140x /menit
S : 39,3 C
+
+
Assesment : Diare akut dengan dehidrasi berat
Terapi : - O2 3 liter / menit
- infus RL 2 jalur 30 cc/ kgBB
Tanggal 14 6 - 2004
Jam 00.30
S
: KU : lemah, somnolen
VS
: T : 100/60 mmHg
Rr : 36x /menit
: KU : sedang, somnolen
VS
: T : 110/70 mmHg
Rr : 32x /menit
S : 38,8 C
: KU : sedang, gelisah
VS
: T : 110/70 mmHg
Rr : 32x /menit
S : 38,7 C
16
Tanggal 14 6 2004
Jam 09.00
S
: KU : sedang, CM
VS
: T : 90/60 mmHg
Rr : 36x /menit
N : 120x /menit
S : 38,2 C
- Amuba
- shigella
- E. Coli
Planning :
1. Diagnosa :
-
2. Monitoring :
-
KU dan VS
Status hidrasi
3. Terapi :
-
Domperidon 3 x 5 g
17
:7
protein : (-)
Glukosa: (-)
Eritrosit : 0-1
Lekosit : 0-1
Epitel gepeng : 0-1/ LPK
Feces :
Warna : hitam
Konsistensi : lunak
Lendir : (+)
Pus
: (-)
Darah : (-)
18
Tanggal 15 6 2004
S
: KU : sedang, CM
VS
: T : 100/70 mmHg
Rr : 36x /menit
N : 132x /menit
S : 38,2 C
Planning :
1. Diagnosa :
2. Monitoring :
-
KU dan VS
Status hidrasi
3. Terapi :
-
Domperidon 3 x 5 g
Lacto B 3x1
4. Edukasi :
-
Jaga kebersihan
19
Tanggal 16 6 2004
S
: KU : sedang, CM
VS
: T : 100/70 mmHg
N : 112x /menit
Rr : 36x /menit
S : 37,2 C
Ass
Planning :
1. Diagnosa :
-
2. Monitoring :
-
KU dan VS
Status hidrasi
3. Terapi :
-
Domperidon 3 x 5 g
Lacto B 3x1
Tanggal 17 6 2004
S
: BAB : -
: KU : sedang, CM
VS
: T : 110/80 mmHg
N : 140x /menit
Rr : 32x /menit
S : 37,5 C
Ass
Planning :
1. Diagnosa :
-
2. Monitoring :
-
KU dan VS
Status hidrasi
3. Terapi :
-
Domperidon 3 x 5 g
Lacto B 3x1
Boleh Pulang
4. Edukasi :
-
Jaga kebersihan
21
ANALISA KASUS
1. Diare akut pada kasus ini ditegakkan atas dasar :
Anamnesis : defekasi encer lebih dari 3x sehari, yang terjadi mendadak,
kurang dari 14 hari pada anak yang sebelumnya sehat.
2. Derajat dehidrasi ditentukan dengan kriteria :
1
2
3
Penilaian
Lihat
Keadaan umum
Baik/sadar
Gelisah/rewel
Mata
Normal
Cekung
Air mata
Mulut & lidah
Rasa haus
Ada
Basah
Minum bisa tidak
haus
Kembali cepat
Tanpa dehidrasi
Tidak ada
Kering
Haus ingin
minum hangat
Kembali lambat
Dehidrasi ringan/
sedang 1 tanda di
(+) 1/> tanda lain
C
Lesu, lunglai atau
tidak sadar
Sangat cekung dan
kering
Tidak ada
Sangat kering
Malas minum/tidak
bisa minum
Kembali sangat lambat
Dehidrasi berat 1
tanda di (+) 1> tanda
lain
Pada kasus ini didapatkan lesu, lemah, mata cekung, air mata tidak ada,
mukosa mulut kering, malas minum, sehingga termasuk dalam derajat
dehidrasi berat.
3. Penderita panas, sebelumnya muntah-muntah, frekuensi tinja cair sampai 10
kali atau lebih, konsistensi lunak, warna hitam kemungkinan besar disebabkan
oleh rotavirus. Namun pada kasus ini masih di DD dengan bakteri dan parasit,
karena untuk membuktikannya dengan menggunakan kultur feses, walaupun
dari hasil laboratorium feces rutin ditemukan hasil eritrosit, lekosit, protozoa
maupun telur cacing negatif.
22
TINJAUAN PUSTAKA
DIARE AKUT
Definisi :
Diare adalah defekasi encer lebih dari 3 kali sehari, dengan atau tanpa darah atau
lendir dalam tinja. Sedang diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak
pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
Etiologi :
1. Faktor Infeksi :
a.
b.
23
Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan asambasa (asidosis metabolik), yang secara klinis berupa pernapasan Kussmaul,
hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi.
Manifestasi klinis
Mula-mula bayi atau anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin
meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja
mungkin cair, mungkin mengandung darah dan atau lendir, warna tinja berubah
menjadi kehijau-hijauan karena bercampur empedu. Karena seringnya defekasi,
anus dan sekitarnya lecet karena tinja makin lama menjadi asam akibat banyaknya
asam laktat, yang terjadi dari pemecahan laktosa yang tidak dapat diabsorbsi oleh
usus.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare. Bila penderita telah
banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun,
pada bayi ubun-ubun besar cekung, tonus dan turgor kulit berkurang selaput lendir
mulut dan bibir terlihat kering.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium penting artinya dalam menegakkan diagnosis
(kausal) yang tepat sehingga kita dapat memberikan obat yang tepat pula.
Pemeriksaan yang perlu dikerjakan.
a. Pemeriksaan tinja
Makroskopis dan mikroskopis
Biakan kuman untuk mencari kuman penyebab
Tes resistensi terhadap berbagai antibiotik
PH dan kadar gula darah jika diduga ada sugar intolerance
b. Pemeriksaan Darah
Darah lengkap
PH,
cadangan
alkali
dan
elektrolit
untuk
menentukan
gangguan
Penatalaksanaan
Secara garis besar pengobatan diare dapat dibagi dalam :
a. Pengobatan kausal
b. Pengobatan simtomatik
c. Pengobatan cairan
d. Pengobatan dietetic
25