Anda di halaman 1dari 7

NAMA

NIM

: NITA WINANDA
: F1051131048
PERSAMAAN LAGRANGE

Apa itu persamaan lagrange ? kenapa muncul persamaan lagrange? Digunakan untuk
apa persamaan lagrange? Dan pertanyaan yang lain akan coba kita bahas disini.
Untuk pembuka, ada yang sudah tahu tentang hukum newton? hukum newton sudah
sering kita dengar, nah yang amu kita bahas disini perkembangan lebih efektif dari hukum
newton, perkembangan lebih disini maksudnya Hukum Newton dapat diterapkan, jika gaya
yang bekerja pada sebuah benda diketahui.Namun dalam kebanyakan kasus, persoalan yang
dihadapi terkadang tidak mudah diselesaikan dengan menggunakan dinamika gerak serta
persyaratan awal yang diberikan. Sebagai contoh, benda yang bergerak pada sebuah
permukaan berbentuk bola. Persoalan yang dihadapi bukan hanya pada bentuk gaya yang
bekerja, akan tetapi penggunaan koordinat, baik cartesian maupun koordinat lainnya sudah
tidak efektif lagi digunakan, sekalipun bentuk persamaan gayanya diketahui. Disini akan
dibahas tentang sebuah pendekatan yang lebih efektif digunakan dalam mencari persamaan
gerak sistem yang pertama dikembangkan oleh matematikawan Perancis Joseph Louis
Lagrange yang disebut formalisme Lagrange.
Berikut salah satu contoh yang menggunakan persamaan lagrange,
Sebuah benda yang bergerak pada bidang miring yang dapat digerakkan.
x

x '

x'

v
m

Gambar 1.1
Gerak pada bidang miring dan penggambaran vektornya
1. Dipilih sebuah kumpulan koordinat untuk menyatakan konfigurasi sistem.

Kita memilih koordinat x dan x'


Dimana, x = pergeseran dalam arah horisontal bidang terhadap titik acuan
x' = pergeseran partikel dari titik acuan terhadap bidang seperti yang ditunjukkan
pada gambar.

Dari analisis diagram vektor kecepatan, nampak bahwa kuadrat kecepatan partikel
diperoleh dengan menggunakan hukum kosinus :

v 2 x 2 x '2 2 x x ' cos

.....................................................................(1)

2. Dicari energi kinetik T sebagai fungsi koordinat tersebut beserta turunannya


terhadap waktu.
T adalah energi kinetik
T 12 mv 2 12 Mx 2 12 m( x 2 x ' 2 2 x 2 x '2 cos) 12 Mx 2

...................................(2)

3. Jika sistem tersebut konservatif (tidak bergantung lintasan), dicari energi


potensial V sebagai fungsi koordinatnya, atau jika sistem tersebut tidak
konservatif ( bergantung pada lintasan), dicari koordinat umum Qk.
Energi potensial sistem tak terkait dengan x oleh karena bidangnya horisontal,
sehingga kita dapat tuliskan :

V=mgx'sin + tetapan ............................................................................(3)

4. Persamaan deferensial geraknya

&&'cos ) 12 Mx
&
&2 mgx 'sin tetapan
L 12 m(x&2 x&'2 2xx

.................................... (4)

Dimana, M adalah massa bidang miring dengan sudut kemiringan


m adalah massa partikel.

Persamaan geraknya

d L L

dt x x

d L L

dt x ' x'

...........................................................(5)

sehingga

m( x x ' cos) Mx 0

Percepatan

dan

x '

g sin cos
mM
cos 2
m

m( x ' x cos) mgsin

..................................(6)

adalah :

x '
;

g sin
m cos 2
1
mM

..................................... (7)

Notasi Leibniz

Pengantar.
Gottfried Wilhelm Leibniz adalah salah seorang dari dua penemu utama kalkulus (yang
lainnya adalah Isaac Newton). Cara penulisannya(notasinya) untuk turunan masih dipakai
secara luas , khususnaya dalam bidang terapan seperti halnya fisika, kimia dan ekonomi.
Daya tariknya dalam bentuknya, sebuah bentuk yang sering mengemukakan hasil-hasil yang
benar dan kadang-kadang menunjukkan bagaimana membuktikannya. Setelah kita menguasai
notasi Leibniz , kita akan menggunakannya untuk menyatakan kembali Aturan Rantai dan
kemudian benar-benar membuktikan aturan tersebut.
Lambang dy/dx untuk Turunan
Leibniz menyebut dy/dx suatu hasil bagi dari dua bilangan yang sangat kecil. Arti perkataan
sangat kecil tidak jelas, dan kita tidak akan memakainya. Tetapi lambang dy/dx merupakan
lambang baku untuk turunan; kita akan sering memakainya sejak saat ini. Untuk sekarang,
pikirkan dy/dx sebagai lambang operator dengan pengertian yang sama seperti Dx , dan
membacanya turunan terhadap x.
Contoh 1:
Cari dy/dx jika y = x3 3x2 + 7x
Penyelesaian :
dy
dx

d 3
2
= dx (x 3 x + 7 x)
3

d (x )
dx

d(x )
- 3 dx

+7

d ( x)
dx

= 3x2 3(2x) + 7(1)


= 3x2 6x + 7

Aturan Rantai lagi


Andaikan bahwa y = f(u) dan u = g(x). Dalam notasi Leibniz, aturan rantai mengambil bentuk
yang sangat anggun :
dy
dx

dy du
du dx

Bentuk ini dikatakan anggun karena mudah untuk diingat. Cukup mencoret du di ruas kanan
dan anda mempunyai ruas kiri. Jangan mencoba untuk memahami alasan matematis dari
pencoretan ini, tetapi gunakan sebagai bantuan ingatan jika memang menolong.
Contoh 2
Cari dy/dx jika y = (x3 2x)12
Penyelesaian :
Pikirkan : u = (x3 2x) dan y = u12.
dy
dx

dy du
du dx

= (12u11).(3x2 2)
= 12(x3 2x)11(3x2 2)
= 12(3x2 2)(x3 2x)11

Jika y = f(u) , u = g(v), dan v = h(x), maka


dy
dx

dy du dv
du dv dx

Contoh 3:
Cari dy/dx jika y = cos3(x2 + 1)
Penyelesaian : kita dapat memikirkan ini sebagai: y = u3 , u = cos v , dan v = x2 + 1
dy
dx

dy du dv
du dv dx

= (3u2)(-sin v)(2x)

= (3cos2v)[-sin(x2 + 1)](2x)
= -6x cos2(x2+1) sin(x2+1)

Latihan
Dalam soal 1-6, gunakan aturan rantai untuk mencari dy/dx
1. Y = u3 dan u = x3 + 3x
1
2. Y = u 2 = u-2 dan u = sin x
3.
4.
5.
6.

Y = sin(x2)
Y = sin2x
Y = sin4(x2 + 3)
Y = sin[(x2 + 3)4]

Dalam soal 7 8 hitunglah


7. Andaikan bahwa f(3) = 2 , f(3) = -1 , g(3) = 3, dan g (3) = -4. Hitung masing-masing
nilai :
a. (f + g)(3)
c. (f/g)(3)
b. (f.g)(3)
d. (fog)(x)
8. Jika f(2) = 4, f(4) = 6 dan f(2) = -2, hitung masing-masing nilai
d
[f ( x ) ]3
a.
di x = 2
c (fof)(2)
dx
b.

[ ]

d
3
dx f ( x )

di x = 2

Turunan Tingkat Tinggi


Operasi pendiferensialan mengambil sebuah fungsi f dan menghasilkan sebuah fungsi baru f.
Jika f sekarang kita diferensialkan, kita masih menghasilkan fungsi lain, dinyatakan oleh f
(dibaca : f dua aksen) dan disebut turunan kedua dari f. Pada gilirannya ia boleh diturunkan
lagi, dengan demikian menghasilkan f, yang disebut turunan ketiga, dan seterusnya.
Sebagai contoh, andaikan
F(x) = 2x3 4x2 + 7x 8
Maka
F(x) = 6x2 8x + 7

F(x) = 12x 8
F(x) = 12
F(x) = 0
Karena turunan dari fungsi nol adalah nol, maka semua turunan tingkat yang lebih tinggi
akan nol.
Kita telah memperkenalkan tiga notasi untuk turunan (sekarang disebut juga turunan
pertama) dari y = f(x). Mereka adalah
F(x) Dxy

dy
dx

Masing-masing disebut notasi aksen, notasi d, dan notai leibniz. Terdapat sebuah variasi dari
cara notasi aksen -- yakni, y -- yang kadangkala akan kita pakai juga. Semua notasi ini
mempunyai perluasan untuk turunan tingkat tinggi, seperti diperlihatkan dalam bagan di
bawah ini, Khusunya perhatikan notasi Leibniz, yang walaupun ruwet kelihatannya paling
cocok untuk Leibniz. Yang, menurutnya lebih wajar dari pada menuliskan
d dy
dx dx

( )

d2 y
d x2

Cara penulisan (notasi) untuk turunan dari y = f(x)


Turunan
Pertama

Notasi
f
F(x)

Notasi
y
Y

Notasi
D
Dxy

Notasi
Leibniz
dy
dx

Kedua

F(x)

D2x y

d2 y
d x2

Ketiga

F(x)

D3x y

d3 y
3
dx

Keempat

F(x)

D 4x y

d4 y
d x4

Kelima

F(5)(x)

Y(5)

D5x y

Keenam

F(6)(x)

Y(6)

D6x y

:
Ke-n

:
F (x)

:
Y(n)

n
x

(n)

D y

d5 y
5
dx
d6 y
d x6
d y
d xn

Contoh 4:
Jika y = sin 2x
carilah :

d3 y
d x3

d4 y
d x4

dan

d 12 y
d x 12

Penyelesaian :
dy
dx

= 2 cos 2x

d y
2
dx

= -22 sin 2x

d3 y
d x3

= -23 cos 2x

d4 y
d x4

= 24 sin 2x

d2 y
2
dx

= 25 cos 2x

:
12

d y
d x 12

= 212 sin 2x

http://www.slideshare.net/7779/persamaan-lagrange-dan-hamilton
http://ach-jubaidi.blogspot.com/2011/12/persamaan-hamilton.html

Anda mungkin juga menyukai