TAENIASIS SAGINATA
Frengky Imanuel Hermanus
SMF Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Prof.Dr.W.Z. Johannes FK Universitas Nusa Cendana
Dr. Irene K.L.A davidz M.Kes, Sp.A dan Dr. Fransiskus Taolin, Sp.A
1. PENDAHULUAN
Taeniasis saginata merupakan suatu penyakit akibat terinfeksi dengan cacing dewasa
karena menelan daging sapi yang mentah atau tidak dimasak dengan baik dan mengandung
kista berisi larva T. saginata. Larva ini akan keluar di lambung dan menjadi matur di usus
halus dalam waktu 5-12 minggu. Cacing dewasa dapat mencapai 25 meter panjangnya.
Skoleks mempunyai 4 batil hisap dan tidak mempunyai kait-kait (rosteolum). Jumlah
proglotid biasanya 1000-2000, dengan proglotid imatur lebih melebar dan proglotid gravid
lebih memanjang. (1)
Belakangan ini terbukti bahwa hospes perantara bukan saja sapi, di beberapa pulau dan
daerah di Indonesia telah terbukti bahwa, babi juga bisa menjadi hospes perantara Taeniasis
saginata seperti di Pulau Samosir, Danau Toba dan Sumatera Utara. (2) Di tempat tersebut
penularan terjadi karena memakan hati babi yang kurang dimasak yang mengandung kista.
Ini terutama terjadi di pesta adat, hati babi yang kurang masak dibagikan kepada para tamu.
Perbedaannya yaitu sistiserkus pada bayi mempunyai rosteolum.
Gejala klinis yang biasa menonjol pada pada Taeniasis saginata perbedaannya pada
Taenia saginata hanya cacing dewasa yang menyebabkan gangguan pada manusia. Gangguan
fungsi saluran cerna umumnya disebabkan oleh panjang cacing yang berada di usus. Pada
akhir masa inkubasi diare dan rasa lapar sering dijumpai, penurunan berat badan, nausea,
1
muntah sesudah makan, kolik usus dan gejala seperti tukak lambungataupun gejala penyakit
saluran empedu tidak jarang dijumpai.
Untuk menegakan diagnosis suatu Taeniasis dapat ditegakan dengan menemukan telur,
tetapi hal yang harus dipikirkan sangat susah untuk membedakannya dengan Taenia solium. (3)
Pengeluaran proglotid dari hari ke hari dan identifikasi dari proglotid dapat membantu dalam
menegakan diagnosis. (4)
2. LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama
: S. W
TTL/Usia
Jenis Kelamin
: laki-laki
Agama
: Kristen Protestan
Alamat
Orangtua
Ayah
Ibu
Nama
: J. W
Nama
: B. W
Usia
: 32 Tahun
Usia
: 34 tahun
Pekerjaan
: IRT
disertai mual dan muntah. Pasien muntah dua kali kira-kira sebanyak lima sendok makan
Muntahnya tidak menyemprot dan muntah berisi makanan. Menurut pengakuan ibunya
pusing sering dikeluhkan oleh pasien sejak kecil akan tetapi hal tersebut diabaikan oleh orang
tuanya sebelumnya kira-kira 4 hari SMRS pasien sempat batuk pilek, namun ketika MRS
batuk dan pileknya sudah mereda. demam (-), kejang (-), mual masih ada namun muntah
tidak lagi, BAB dan BAK lancar.
Riwayat Riwayat dalam keluarga : tidak ada yang mengalami keluhan yang sama.
Riwayat kelahiran : anak lahir spontan langsung menangis di Rumah sakit umum ditolong
bidan.
Riwayat kehamilan : G4P4A0
Atropometri
: Berat badan 18,5 kg, Tinggi badan 117,5 cm, status gizi Kurang
Kulit
Kepala
: normocephal
Rambut
Wajah
Mata
: sklera icterik (-), konjungtiva anemis (+), pupil isokor, reflek cahaya +/+
Telinga
Hidung
Mulut
Tonsil
Leher
Dada
Paru - paru: nyeri tekan (-), krepitasi (-), sonor (+), vesikuler, ronchi (-), wheezing (-)
Jantung
Abdomen : datar, venectasis (-), bising usus normal, nyeri tekan (+) region lumbal dextra,
limpa tidak teraba, hati teraba satu cm dibawah arcus costa, tepi rata turgor <3 detik, tympani
Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik
C. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan darah lengkap RS. Prof. DR. W.Z. Johannes Kupang (05/7/2013 12:27:07)
Test
WBC
LYMP#
MONO#
EO#
BASO#
NEUT#
LYMPH%
MONO%
EO%
BASO%
NEUT%
RBC
Result
7,50
3,16
0,60
0,80
0,09
2,85
42,1
8,0
10,7
1,2
38,0
6,04
Unit
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[%]
[%]
[%]
[%]
[%]
[10^6/uL]
Reference
30,00-90,00
1,00-3,70
0,00-0,70
0,00-0,40
0,00-0,10
1,50-7,00
20,0-50,0
0,0-14,0
0,0-4,0
0,0-1,0
37,0-72,0
4,00-6,60
Test
HGB
HCT
MCV
MCH
MCHC
RDW-SD
RDW-CV
PLT
MPV
PCT
PDW
P-LCR
Result
6,5
30,9
51,2
10,8
21,0
47,1
26,2
956
8,9
0,85
10,7
17,1
Unit
[g/dl]
[%]
[fl]
[pg]
[g/dl]
[fl]
[%]
[10^3/uL]
[fl]
[%]
[fl]
[%]
Reference
14,5-22,5
48,0-75,0
95,0-121,0
31,0-37,0
29,0-37,0
37,0-54,0
11,0-16,0
150-478
9,0-13,0
0,17-0,35
9,0-17,0
13,0-43,0
Result
10,4
6,49
34,5
53,2
16,0
30,1
-----34,6
12,00
9,5
1,0
44,8
Unit
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[%]
[%]
[10^3/uL]
[%]
[%]
[%]
Malaria -----RET
0,0026
0,04
IRF
25,0
LFR 75,0
MFR 25,0
HFR 0,0
Reference
13,4-17,7
4,0-5,5
40,0-47,0
80-93
27,0-31,0
32,0-36,0
35-47
11,5-14,5
4,3-10,3
0-4
0-1
51.0-67.0
Test
LYMPH%
MONO%
EO#
BASO#
NEUT#
LYMPH#
MONO#
PLT
PDW
MPV
P-LCR
PCT
Result
36,0
8,7
1,14
0,12
5,38
4,32
1,04
740
10,3
8,3
14,7
0,70
Unit
[10^6/uL]
[g/dL]
[%]
[fL]
[pg]
[g/dL]
[fL]
[%]
[10^3/uL]
[fL]
[%]
[fL]
Reference
25-33
2-5
0-0,8
0-0,2
1,5-7
0,6-3,4
0,16-1
142-424
9,0-13,0
7,2-11,1
15,0-25,0
0,150-0,400
Malaria ----
Result
10,3
6,07
36,1
59,5
17,0
28,5
----------16,01
9,1
0,6
63,3
Unit
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[10^3/uL]
[%]
[%]
[%]
[%]
[%]
[10^6/uL]
Reference
13,4-17,7
4,0-5,5
40,0-47,0
80,0-93,0
27,0-31,0
32,0-36,0
35-47
11,5-14,5
4,3-10,3
0-4
0-1
51-67
Test
LYMPH%
MONO%
EO#
BASO#
NEUT#
LYMPH#
MONO#
PLT
PDW
MPV
P-LCR
PCT
Result
19,4
7,6
1,45
0,10
10,15
3,10
1,21
633
9,6
8,3
14,5
0,53
Unit
[g/dL]
[%]
[fL]
[pg]
[g/dL]
[fL]
[%]
[10^3/uL]
[fL]
[%]
[fL]
[%]
Reference
25-33
2-5
0-0,8
0-0,2
1,5-7
0,6-3,4
0,16-1
142-424
9.0-13.0
7,2-11,1
15,0-25,0
0,150-0,400
Kuning
Lembek
Negative
Negative
Mikroskopik
Lekosit
Eritrosit
Epitel
Bakteri
Sisa makanan
Telur cacing
Amoeba
(+) 1-5
Negative
(+) 5-10
Negative
(+)
(+) 1-2 Taenia saginata
Negative
Kuning
Lembek
Negative
Negative
Lekosit
Eritrosit
Epitel
Bakteri
Sisa makanan
Telur cacing
Amoeba
(+) 1-5
Negative
(+) 15-20
Negative
(+)
Negative
Negative
Mikroskopik
Report
0,15
D. Diagnosis kerja
Flag
L
Unit
mg/L
Normal values
0,35-1,68
Perkembangan pasien
06 Juli 2013
07 Juli 2013
6
08 Juli 2013
Pasien datang ke RS
dengan keluhan Pusing.
Pasien sering merasa mual
dan muntah SMRS, demam
(-), batuk (+), pilek (-),
sesak (+), BAB dan BAK
lancar.
O Tanda vital :
Suhu : 36,5 0C
Nadi:92x/menit
regular, isi cukup.
RR : 32 x/menit
KU : CM, tampak sakit
ringan
Kepala : normocephal
Mata: CA (+), SI (-),
Isokor
Hidung: rhinore (-),
napas cuping hidung (-)
Mulut: mukosa bibir
lembab, warna merah
muda. Tonsil T2/T2,
Hiperemis (+).
Thoraks: pengembangan
simetris, retraksi (-).
Cor:BJ1/BJ2tunggal
regular, murmur(-),
gallop (-).
Pulmo: ves+/+, Rh-/-,
Wh-/ Abdomen:
supel,
Hepar/lien tidak teraba
nyeri tekan (-), turgor <
3
Ekstremitas
:
akral
hangat, CRT < 3
A
Obs. Anemia e.c..?
Demam(-),
pusing
(-)
kemarin
sore,
batuk
berlendir (+), pilek (-),
mual (+), muntah (-),
BAB/BAK lancar
Tanda vital :
Tanda vital :
0
Suhu : 37 C
Suhu : 36 0C
Nadi:68x/menit
Nadi:70x/menit
regular, isi cukup.
regular, isi cukup.
RR : 26 x/menit
RR : 28 x/menit
KU : CM, anak aktif
KU : CM, anak aktif
Kepala : normocephal
Kepala : normocephal
Mata: CA (+), SI (-), Mata: CA (+), SI (-),
Isokor
Isokor
Hidung: rhinore (-), Hidung: rhinore (-),
napas cuping hidung (-)
napas cuping hidung (-)
Mulut: mukosa bibir Mulut: mukosa bibir
lembab, warna merah
lembab, warna merah
muda. Tonsil T2/T2,
muda. Tonsil T2/T2,
Hiperemis (+).
Hiperemis (+).
Thoraks: pengembangan Thoraks: pengembangan
simetris, retraksi (-).
simetris, retraksi (-).
Cor:BJ1/BJ2tunggal
Cor:BJ1/BJ2tunggal
regular, murmur(-),
regular, murmur(-),
gallop (-).
gallop (-).
Pulmo: ves+/+, Rh-/-,
Pulmo: ves+/+, Rh-/-,
Wh-/Wh-/ Abdomen: supel, Hepar/ Abdomen: supel, Hepar
lien tidak teraba, nyeri
teraba 1cm bawah a.c,
tekan (+) region lumbal
lien tidak teraba, nyeri
dextra, turgor < 3
tekan (+), turgor < 3
Ekstremitas
:
akral Ekstremitas : akral hangat,
hangat, CRT < 3
CRT < 3
Anemia
hipokrom
mikrositik DD anemia
deff. Fe dan anemia
penyakit kronis.
Cek UL dan FL
09 Juli 2013
Demam(-), pusing (-), batuk
berlendir (+), pilek (-),
mual (+), muntah (-),
BAB/BAK lancar
Tanda vital :
Suhu : 36,4 0C
Nadi:98x/menit
regular, isi cukup.
RR : 26 x/menit
KU : CM, anak aktif
Kepala : normocephal
Mata: CA (+), SI (-),
Isokor
Hidung: rhinore (-),
napas cuping hidung (-)
Mulut: mukosa bibir
lembab, warna merah
muda. Tonsil T2/T2,
Hiperemis (+).
Thoraks: pengembangan
simetris, retraksi (-).
Cor:BJ1/BJ2tunggal
regular, murmur(-),
gallop (-).
Pulmo: ves+/+, Rh-/-,
Wh-/ Abdomen:
supel,
Hepar/lien tidak teraba
nyeri tekan (-), turgor <
3
Ekstremitas
:
akral
hangat, CRT < 3
A Anemia
mikrositik
hipokrom
TFA
SF 1x 300 mg
OBH syr. 3x1cth
10 Juli 2013
Demam(-),
pusing
(+)
kemarin
sore,
batuk
berlendir (+), pilek (-),
mual (+), muntah (-),
BAB/BAK lancar
Tanda vital :
Suhu : 36,3 0C
Nadi:92x/menit
regular, isi cukup.
RR : 26 x/menit
KU : CM, anak aktif
Kepala : normocephal
Mata: CA (+), SI (-),
Isokor
Hidung: rhinore (-),
napas cuping hidung (-)
Mulut: mukosa bibir
lembab, warna merah
muda.
Tonsil
T1/T,
Hiperemis (-).
Thoraks: pengembangan
simetris, retraksi (-).
Cor:BJ1/BJ2tunggal
regular, murmur(-),
gallop (-).
Pulmo: ves+/+, Rh-/-,
Wh-/ Abdomen: supel, Hepar
teraba 1cm bawah a.c,
lien tidak teraba, nyeri
tekan (-), turgor < 3
Ekstremitas
:
akral
hangat, CRT < 3
Anemia
mikrositik
hipokrom
TFA
8
11 Juli 2013
Demam(-), pusing (-), batuk
berlendir (+), pilek (-),
mual (+), muntah (-),
BAB/BAK lancar
Tanda vital :
Suhu : 36 0C
Nadi:94x/menit
regular, isi cukup.
RR : 24 x/menit
KU : CM, anak aktif
Kepala : normocephal
Mata: CA (-), SI (-),
Isokor
Hidung: rhinore (-),
napas cuping hidung (-)
Mulut: mukosa bibir
lembab, warna merah
muda.
Tonsil
T1/T,
Hiperemis (-).
Thoraks: pengembangan
simetris, retraksi (-).
Cor:BJ1/BJ2tunggal
regular, murmur(-),
gallop (-).
Pulmo: ves+/+, Rh-/-,
Wh-/ Abdomen: supel, Hepar
teraba 1cm bawah a.c,
lien tidak teraba, nyeri
tekan (-), turgor < 3
Ekstremitas : akral hangat,
CRT < 3
Taeniasis saginata
Anemia mikrositik
hipokrom
P SF 1x300 mg
OBH Syr 3x cth 1
SF 1x300 mg
OBH Syr
SF 1x300 mg
OBH
Albendazol 1x400 mg (H1)
12 Juli 2013
S Demam(-), pusing (-),
batuk berlendir (+), pilek
(-), mual (+), muntah (-),
BAB (+) 2x, BAK lancar
O Tanda vital :
Suhu : 36 0C
Nadi:96x/menit
regular, isi cukup.
RR : 26 x/menit
KU : CM, anak aktif
Kepala : normocephal
Mata: CA (-), SI (-),
Isokor
Hidung: rhinore (-),
napas cuping hidung (-)
Mulut: mukosa bibir
lembab, warna merah
muda.
Tonsil
T1/T,
Hiperemis (-).
Thoraks: pengembangan
simetris, retraksi (-).
Cor:BJ1/BJ2tunggal
regular, murmur(-),
gallop (-).
Pulmo:
ves+/+,
Rh-/-, Wh-/ Abdomen: supel, Hepar
teraba 1cm bawah a.c,
lien tidak teraba, nyeri
tekan (-), turgor < 3
Ekstremitas
:
akral
13 Juli 2013
Demam(-), pusing (-),
batuk berlendir (-), pilek
(-), mual (+), muntah (-),
BAB (+) 1x, BAK lancar
Tanda vital :
Suhu : 36,7 0C
Nadi:92x/menit
regular, isi cukup.
RR : 24 x/menit
KU : CM, anak aktif
Kepala : normocephal
Mata: CA (-), SI (-),
Isokor
Hidung: rhinore (-),
napas cuping hidung (-)
Mulut: mukosa bibir
lembab, warna merah
muda.
Tonsil
T1/T,
Hiperemis (-).
Thoraks: pengembangan
simetris, retraksi (-).
Cor:BJ1/BJ2tunggal
regular, murmur(-),
gallop (-).
Pulmo:
ves+/+,
Rh-/-, Wh-/ Abdomen:
supel,
Hepar/lien tidak teraba
nyeri tekan (-), turgor <
3
Ekstremitas : akral hangat,
14 Juli 2013
Demam(-), pusing (-),
batuk berlendir (-), pilek
(-), mual (+), muntah (-),
BAB (+) 2x, BAK lancar
Tanda vital :
Suhu : 36,7 0C
Nadi:92x/menit
regular, isi cukup.
RR : 24 x/menit
KU : CM, anak aktif
Kepala : normocephal
Mata: CA (-), SI (-),
Isokor
Hidung: rhinore (-),
napas cuping hidung (-)
Mulut: mukosa bibir
lembab, warna merah
muda.
Tonsil
T1/T,
Hiperemis (-).
Thoraks: pengembangan
simetris, retraksi (-).
Cor:BJ1/BJ2tunggal
regular, murmur(-),
gallop (-).
Pulmo:
ves+/+,
Rh-/-, Wh-/ Abdomen:
supel,
Hepar/lien tidak teraba
nyeri tekan (-), turgor <
3
Ekstremitas : akral hangat,
CRT < 3
Taeniasis saginata
Anemia mikrositik
hipokrom
Anemia defisiensi Fe.
CRT < 3
Taeniasis saginata
Anemia mikrositik
hipokrom
Anemia defisiensi Fe.
SF 1x300 mg
SF 1x300 mg
OBH
OBH
Albendazol 1x400 mg (H3) Boleh pulang
hari terakhir
3. DISKUSI
Pada kasus ini didapatkan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun 7 bulan, anak tersebut
masuk melalui poli anak dan dianjurkan untuk rawat inap dengan diagnosis sementara observasi
anemia. Dari anamnesis pada tanggal 05 juli didapatkan keluhan bahwa anak sering mengeluh
pusing dan kelelahan terutama saat beraktivitas. Dari hasil pemeriksaan fisik didapatkan pucat
pada conjunctiva dan pada kulit, terdapat nyeri tekan pada regio lumbal dextra. Berdasarkan
hasil pemeriksaan darah lengkap didapatkan adanya penurunan HB yaitu 6,5 mg/dl, eosinophil
meningkat, serta didapatkan MCV dan MCH yang rendah, dan adanya trombositosis. Hal ini
sesuai dengan teori bahwa eosinophilia atau eosinophil yang meningkat merupakan tanda awal
suatu infeksi parasite Eosinofil mengandung sejumlah zat kimiawi antara lain histamin, eosinofil
peroksidase, ribonuklease, deoksiribonuklease, lipase, plasminogen dan beberapa asam amino
yang dirilis melalui proses degranulasi setelah eosinofil teraktivasi. Zat-zat ini bersifat toksin
terhadap parasit dan jaringan tubuh. (5)
Pasien kemudian masuk kenanga kelas 3 anak pada pukul 12.00. pemeriksaan tanda
vital yang didapatkan 92x/menit isi cukup regular, pernapasan 32x.menit dan suhu 36,5 anak
masih terlihat pucat dan terdapat nyeri tekan pada regio lumbal dextra. Dari hasil anamnesis juga
10
didapatkan anak mengeluh sering mual bahkan pernah sampai muntah, menurut orang tuanya
badannya juga terlihat lebih kurus dari sebelumnya. anak juga sering mengeluh ulu hati sakit.
Namun BAB dan BAKnya masih normal hal ini sesuai dengan teori yaitu pada pasien yang
terinfeksi taeniasis yaitu keluhan untuk saluran cerna paling sering dikeluhkan karena panjang
cacing yang dapat mencapai 25 meter, sampai nausea, muntah sesudah makan, kolik usus dan
gejala seperti tukak lambung. (6)
Pada hari pertama MRS sudah dicurigai adanya suatu infeksi cacing yang menyababkan anemia
pada pasien ini ditunjang dengan hasil pemeriksaan darah lengkap yang menunjukan adanya
suatu eosinophil yang meningkat, karena penyebab anemia yang lain tidak didapati pada anak
ini. Oleh karena itu dianjurkan untuk dilakukan pemeriksaan TI, SIBC dan feses lengkap dengan
diagnosis sementara masih observasi Anemia. Pada hari ke tiga selain manifestasi klinis lain
yang didapatkan pada anak ini, anak ini mengeluh batuk berdahak oleh karena itu pengobatannya
ditambah dengan OBH syrup dan dokter mengusulkan untuk pemeriksaan Urin rutin dan hari ke
empat diperiksa retikulositnya. Pada hari ke tiga perawatan kondisi umum anak semakin
membaik pusing sudah tidak ada lagi anak hanya masih mengeluhkan adanya mual tapi tidak
muntah. Anak hanya mengeluh batuk berdahak dan dari pemeriksaan fisik juga hanya ditemukan
tonsil anak yang membesar yaitu T2/T2 dan hiperemis serta conjungtiva yang masih anemis dan
pemeriksaan fisik yang lain masih dalam batas normal. Pengobatan masih sama hanya ditambah
dengan fero sulfat 1x300 mg. pada perawatan hari keempat hasil pemeriksaan laboratorium feses
lengkap dan urin lengkap telah keluar dan pada feses lengkap didapatkan tidak ada manifestasi
pendarahan, lendir juga negative, konsistensi lunak namun pada pemeriksaan mikroskopik
didapatkan positif telur cacing taenia saginata. Dan pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya
pembesaran hepar sekitar 1 cm bawah arcus costa. Dari hasil ini dokter mulai memberikan terapi
11
untuk mengatasi kecacingannya yaitu dengan memberikan albendazol dosis tunggal 1x400 mg
dikasih selama 3 hari. Hal ini sesuai dengan teori. Albendazol merupakan suatu antihelmentik
baru berspektrum luas. Obat ini merupakan derivat Benimidazol, cara kerjanya dengan
membendung pengambilan gulkosa sehingga kehabisan cadangan glikogen pada jaringan cacing
dan menyebabkan kekurangan ATP yang akhirnya mengakibatkan kematian cacing dan
pemberiannya selama 3 hari dengan dosis tunggal 1x400 mg. (7)
Pengobatan terus diberikan dan pada hari ke delapan dirawat tidak didapatkan lagi pembesaran
pada hepar, keluhan yang masih ada hanya batuk berdahak sehingga penobatan yang dilanjutkan
hanya OBH syrup dan SF 1x300 mg. dan pada hari ke Sembilan dirawat pasien boleh pulang dan
diminta untuk kontrol poli. Di poli dokter menyuruh untuk dilakukan
pemeriksaan darah
lengkap dan feses lengkap. Dan pada hasilnya sudah tidak ditemukan anemia lagi HB sudah 10,3
mg/dl dan pada feses lengkap tidak ditemukan lagi telur cacing.
RINGKASAN
Telah dilaporkan satu kasus penyakit taeniasis saginata pada anak laki-laki usia 9 tahun 7 bulan,
Diagnosis dibuat berdasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
12
Daftar Pustaka
1. Sumarno S. Poorwo Soedarmo, penyunting. buku ajar infeksi dan penyakit tropis pada
pediatri, Ikatan Dokter Anak Indonesia; cetakan ketiga; 2012;389-386.
2. Balton R. Cestodiases. In: Berhman RE, Kliegman RM, Arvin AM, editor. Nelsons
textbook of Pediatrics. 15th ed. Philadelphia: W.B.Saunders Company; 1996.p.993-995.
3. Garcia LS, Bruckner DA. Diagnostic Medical Parasitology. Elsevier Science Publishing
Co, Inc; 1988. P.217-20
4. Goldsmith R, Markell EK. Cestode infection. In: Strickland GT, editor. Hunters tropical
medicine. 6th ed. Philadelphia: W.B saunders Company; 1984.p.758-67.
5. Faust EC, Russel PF. Clinical parasitology. 7th ed. Philadelphia: Lea & Febiger; 1964. P.
662-9.
6. Schantz PM, Tanowitz HB, Wittner M. Taeniasis. In: Strickland GT, editor. Hunter
Tropical Medicine and Emerging Infection Disease. 8th ed. Philadelphia: W.B saunders
Company;2000.p.856-9
7. Purnomo, Gunawan W, Magdalena LJ, Aydar, Harijadi AM. Atlas helmintology
kedokteran Jakarta; Gramedia; 1987.p.91
13