Anda di halaman 1dari 3

Bukalah mata jasmani dan mata hatimu lebar-lebar

terhadap dunia yang selalu mengecoh.


Tasawuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka
beribadah dan menempatkan diri sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Ilahi. Hendaklah engkau mempunyai
suatu wirid (amalan) yang tidal engkau lupakan
selamanya, yaitu mengalahkan hawa nafsu dan
Mahabbatullah (Asy-Syazili).
Larilah dari kebaikan bantuan orang lain melebihi larimu
dari kejahatannya. Sebab jika kebaikan orang itu langsung
membahayakan hatimu, sedangkan kejahatan mereka
hanyalah membahayakan jasmanimu, sedangkan yang
membahayakan jasmani itu lebih ringan daripada yang
membahayakan hati. Kebaikan orang lain itu akan
membahayakanmu jika kamu jinak, senang, dan berharap
kepada mereka. Sesungguhnya musuh yang
mendekatkanmu kepada Allah, itu lebih baik daripada
teman yang memutuskanmu dari Allah (Asy-Syazili).
Orang yang bahagia adalah orang dapat mengumpulkan
cita-citanya menjadi satu, yaitu semata-mata hanya
kepada Allah, dan hatinya tidak terganggu dengan apa
yang dilihat oleh matanya dan yang didengar oleh
telinganya di dunia (Abu Yazid al-Busthami).

Jika Allah, menawarkan kepadamu kekayaan dari Arasy


sampai bumi maka katakanlah,Bukan itu ya Allah, tetapi
hanya Engkau ya Allah tujuanku (Abu Yazid alBusthami).
Andaikata ada orang bisa berjalan di atas air atau duduk
di atas angin maka janganlah tertipu olehnya.
Perhatikanlah, bagaimana ia melaksanakan perintah dan
larangan Allah dan Rasul-Nya. Sebab seta mampu
bergerak dari timu ke barat dalam sekejap mata dan tetap
mulun (terkutuk) (Abu Yazid al-Busthami).
Tidal ada perjuangan yang paling sulit daripada
perjuangan mendapatkan ilmu dan mencegah bahayanya.
Manusia yang dimurkai Allah adalah orang yang
mengumpulkan ilmu untuk membuat kekacauan dan
mengembus-embuskan fitnah, hingga ia disebut orang
berilmu yang paling hina, hala yang seperti ini umpama
hewan yang mengumpul-ngumpulkan rumput di padang
luas (Abu Yazid al-Busthami).
Janganlah engkau tertipu dengan suatu zaman kebaikan di
dunia karena kehidupan dunia menyimpan sejumlah
malapetaka (Ibnu al-Arif).
Engkau membuat pikiran Anda menjadi serasi
sebagaimana zaman tidal pernah takut kepada malapetaka

yang dibawakan oleh takdir (nasib), laila telah


menyejukkan sehingga engkau menjadi terlena
karenanya; namun jika laila menjadi istighfar, segala
kesulita menjadi hilang (Ibnu al-Arif).237

Anda mungkin juga menyukai