Anda di halaman 1dari 16

CA PARU / KANKER PARU

DEFINISI
Kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang

berasal dari saluran nafas atau epitel bronkus. Terjadinya


kanker ditandai dengan pertumbahan sel yang tidak
normal, tidak terbatas dan merusak sel-sel jaringan yang
normal (Robbin & kumar, 2007).

Kanker paru-paru adalah pertumbuhan sel kanker yang


tidak terkendali didalam jaringan paru-paru yang
disebabkan oleh sejumlah karsinogen, lingkungan,
terutama asap rokok ( Suryo, 2010 ).

ETIOLOGI

Seperti umumnya kanker yang lain, penyebab yang pasti dari


kanker paru belum bisa diketahui, tapi paparan atau inhalasi
berkepanjangan suatu zat yang bersifat karsinogenik merupakan
faktor utama penyebab kanker paru, disamping ada faktor lain
seperti kekebalan tubuh, genetik, dan lain-lain (Amin, 2006).
Merokok
Perokok pasif
Polusi udara
Paparan zat karsinogen
Diet
Genotik
Penyakit paru

TANDA & GEJALA

Gejala awal

Stridor lokal dan dispnea ringan yang mungkin disebabkan


oleh obstruksi bronkus.

Gejala umum
Batuk

Kemungkinan akibat iritasi yang disebabkan oleh massa


tumor. Batuk mulai sebagai batuk kering tanpa
membentuk
sputum, tetapi berkembang sampai titik dimana dibentuk sputum
yang
kental dan purulen dalam berespon terhadap infeksi
sekunder.
Infeksi saluran nafas bawah berulang
Hemoptisis
Sputum bersemu darah karena sputum melalui permukaan
tumor yang mengalami ulserasi.
Anoreksia, lelah, berkurangnya berat badan.
Kelelahan
Suara serak
Nyeri atau disfungsi pada organ yang jauh menandakan
metastasi

PATOFISIOLOGI
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/ sub bronkus
menyebabkan cilia hilang dan deskuamasi sehingga terjadi
pengendapan karsinogen. Dengan adanya pengendapan karsinogen
maka menyebabkan metaplasia,hyperplasia dan displasia. Bila lesi
perifer yang disebabkan oleh metaplasia, hyperplasia dan displasia
menembus ruang pleura, biasa timbul efusi pleura, dan bisa diikuti
invasi langsung pada kosta dan korpus vertebra.
Lesi yang letaknya sentral berasal dari salah satu cabang
bronkus yang terbesar. Lesi ini menyebabkan obstuksi dan ulserasi
bronkus dengan diikuti dengan supurasi di bagian distal. Gejala
gejala yang timbul dapat berupa batuk, hemoptysis, dispneu,
demam, dan dingin.Wheezing unilateral dapat terdengan pada
auskultasi.
Pada stadium lanjut, penurunan berat badan biasanya
menunjukkan adanya metastase, khususnya pada hati. Kanker paru
dapat bermetastase ke struktur struktur terdekat seperti kelenjar
limfe, dinding esofagus, pericardium, otak, tulang rangka.

KOMPLIKASI
.Efusi

pleura
.Infark vaskuler
.Metastase pada tulang pinggang/tulang
punggung

PENATALAKSANAAN
Lobektomi (pengangkatan lobus paru).
Karsinoma bronkogenik yang terbatas pada satu lobus, bronkiaktesis bleb atau
bula emfisematosa; abses paru; infeksi jamur; tumor jinak tuberkulois.
Resesi segmental.
Merupakan pengankatan satau atau lebih segmen paru.
Resesi baji.
Tumor jinak dengan batas tegas, tumor metas metik, atau penyakit peradangan
yang terlokalisir. Merupakan pengangkatan dari permukaan paru paru
berbentuk baji (potongan es).
Dekortikasi.
Merupakan pengangkatan bahan bahan fibrin dari pleura viscelaris)
Radiasi
Pada beberapa kasus, radioterapi dilakukan sebagai pengobatan kuratif dan
bisa juga sebagai terapi adjuvant/ paliatif pada tumor dengan komplikasi,
seperti mengurangi efek obstruksi/ penekanan terhadap pembuluh darah/
bronkus.
Kemoterapi.
Kemoterapi digunakan untuk mengganggu pola pertumbuhan tumor, untuk
menangani pasien dengan tumor paru sel kecil atau dengan metastasi luas serta
untuk melengkapi bedah atau terapi radiasi.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Radiologi.
Foto thorax posterior-anterior (PA) dan leteral serta Tomografi dada
Pemeriksaan Computed Tomography (CT Scan) dan Magnetic
Resonance Imaging (MRI)
Positron Emission Tomography (PET)
Pemeriksaan Bone Scanning
Pemeriksaan Sitologi (sputum, pleural, atau nodus limfe)
Pemeriksaan Histopatologi
Bronkoskopi
Ultrasound Bronchoscopy
Trans-Bronchial Needle_Aspiration (TBNA)
Trans torakal Biopsi
Torakoskopi
Mediastinoskopi
Torakotomi
Pemeriksaan Serologi atau Tumor Marker
Sinar-X dada dilanjutkan dengan biopsi dugaan lesi

PENGKAJIAN

Pengkajian Primer

Airways

Breathing

Circulation

LANJUTAN
.

Pengkajian Sekunder
Aktifitas
Sirkulasi
Integritas

ego

Eliminasi
Makanan

atau cairan

Higiene
Neurosensori
Nyeri

atau ketidaknyamanan

Pernafasan:
Interaksi

social

DIAGNOSA & INTERVENSI


Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan
dengan peningkatan jumlah/viskositas secret paru
Tujuan:
Jalan nafas kembali efektif
Kriteria hasil:
-Menyatakan/menunjukkan hilangnya dispnea.
-Mempertahankan jalan nafas paten dengan
bunyi nafas bersih
-Mengeluarkan sekret tanpa kesulitan.
-Menunjukkan perilaku untuk
memperbaiki/mempertahankan bersihan jalan
nafas.

Intervensi :
Catat perubahan upaya dan pola bernafas.
Observasi penurunan ekspensi dinding dada dan adanya.
Catat karakteristik batuk (misalnya, menetap, efektif, tak
efektif), juga produksi dan karakteristik sputum.
Ajarkan pasien batuk efektif

Pertahankan posisi tubuh/kepala tepat dan gunakan alat jalan


nafas sesuai kebutuhan.
Kolaborasi pemberian bronkodilator, contoh aminofilin, albuterol
dll. Awasi untuk efek samping merugikan dari obat, contoh
takikardi, hipertensi, tremor, insomnia.

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan


penurunan ekspansi paru dan proses inflamasi
Tujuan:
pola nafas kembali efektif
Kriteria Hasil :
- secara subjektif menyatakan sesak napas
berkurang.
-pernafasan klien normal (16-20x/menit) tanpa
adanya penggunaan otot bantu nafas
- Bunyi napas terdengar jelas

Intervensi :
- Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan.
- kaji bunyi nafas
- Tinggikan kepala tempat tidur, bantu klien untuk
memilih posisi yang mudah untuk bernafas.
- Berikan oksigen secara adekuat

TERIMAKASIH

PATHWAY

Anda mungkin juga menyukai