Anda di halaman 1dari 12

PERHITUNGAN SLIP RODA TRAKSI

(Laporan Praktikum Alat dan Mesin Pertanian)

Oleh :

M. Adita Putra
1314071035

LABORATORIUM DAYA, ALAT, DAN MESIN PERTANIAN


JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015

I.

I.1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pada dasarnya traktor dirancang secara spesifik untuk melewati


medan yang berat, pada fraksi yang tinggi dalam kecepatan yang
rendah. Terlebih pada saat pengolahan tanah, dimana implemen
seperti bajak harus tergandeng pada traktor. Beberapa implemen
pada pengolahan tanah yang tidak memiliki roda menambah beban
traktor pada saat pengoperasiannya.
Slip roda traktor pada saat pengolahan tanah primer merupakan hal
yang biasa terjadi. Tanah yang masih keras, akan menghasilkan
beban atau gaya yang berat juga yang harus dilawan oleh traktor
beserta implemennya. Slip roda pada dasarnya merupakan suatu
kerugian, dan dapat mengurangi efesiensi kerja pada saat
pengoperasian traktor roda empat khususnya pada saat pengolahan
tanah.
Menghitung slip pada roda traktor bertujuan untuk mengantisipasi kerugian tersebut.
Salah satu contoh usaha Untuk mengatasi slip ini dapat dilakukan dengan
menurunkan tenaga yang disalurkan ke roda. Oleh karena itu, pada praktikum kali ini
akan dipelajari bagaimana cara menghitung slip pada roda traktor.

I.2.

Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu :


1. Untuk mengetahui cara menghitung putaran roda traktor tanpa
implemen.
2. Untuk mengetahui cara menghitung putaran roda traktor dengan
implemen.

3. Untuk mengetahui cara menghitung slip pada roda traktor.

II.

II.1.

TI NJAUAN PUSTAKA

Traktor Pertanian

Dari asal katanya, traktor berarti alat penghela. Memang fungsi


utama traktor ialah untuk menghela sesuatu. Itulah sebabnya
semua traktor tentu pada bagian belakangnya dilengkapi dengan
sambungan untuk tempat menggandeng alat yang akan dihela
tersebut. Pengertian traktor ialah kendaraan bermesin yang khusus
dirancang

untuk

menjadi

penghela.

Dari

sejarahnya,

traktor

memang dirancang awalnya untuk mengganti hewan hela dengan


mesin yang lebih kuat. Traktor adalah alat/mesin penarik beban
yang bersumberdaya mekanis. Klasifikasi traktor dibedakan menjadi
dua

macam,

yaitu

berdasarkan

kegunaan

dan

jenis

roda

penggeraknya. (Defredo. 2005).


Traktor adalah kendaraan yang didesain spesifik untuk keperluan
fraksi tinggi pada kecepatan rendah, atau untuk menarik instrumen
yang

digunakan

dalam

pertanian

atau

konstruksi.

Instrumen

pertanian umumnya digerakan dengan menggunakan kendaraan ini,


ditarik atau pun didorong dan menjadi sumber utama mekanisasi
pertanian. Istilah umumnya sering disebut unit traktor, yang
mendefinisikan kendaraan truk semi trailer (Christiady, 1992).

II.2.

Slip Roda Traksi

Roda traktor yang berguling akan mengalami gaya traksi, tahanan


guling, gaya kemudi, gaya dukung tanah, dan gaya akibat berat
traktor. Traksi adalah gaya dorong yang dapat dihasilkan oleh roda
penggerak atau alat traksi lainnya.Arah traksi adalah searah dengan
arah gerak traktor dan berlawanan arah dengan tahanan guling.
Traksi yang dapat dihasilkan traktor dipengaruhi oleh kondisi roda
penggerak, kondisi tanah, keadaan permukaan tanah, dan interaksi
roda penggerak dengan tanah (Wanders,1978).
Slip roda traktor (travel reduction) adalah selisih jarak tempuh roda
traktor dengan pembebanan (dengan operasi) dengan jarak tempuh
roda traktor tanpa pembebanan (tanpa operasi) yang dinyatakan
dalam persen. Slip dapat terjadi pada traktor tanpa beban dan akan
bertambah besar seiring dengan meningkatnya gaya penarikan. Slip
pada roda ini dapat terjadi jika besar traksi yang dihasilkan roda
lebih kecil dari torsi yang disalurkan oleh engine ke roda. Slip yang
terjadi pada traktor tangan dapat mengurangi Efisiensi Lapang dan
penyaluran daya pada traktor (Sembiring dkk, 1990).

III.

III.1.

METODELOGI PERCOBAAN

Waktu dan Tempat

Adapun waktu pelaksanaan praktikum yaitu pada hari Rabu 1 April


2015 pukul 08.00-10.00, dan tempat dilaksanakannya praktikum
yaitu di lahan perkebunan praktikum, Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung.
III.2.

Alat dan Bahan

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum kali ini meliputi,


kamera, meteran, spidol, patok, pena, note book, dan stopwatch.
Sedangkan bahan yang digunakan meliputi traktor roda 4 dan bajak
singkal.
III.3.

Diagram Alir

Dijalankan traktor tanpa implemen pada tanah yang ingin dibajak


Dihitung perputaran roda traktor

Dijalankan traktor dengan implemen bajak singkal pada tanah yang ingin dibajak

Dihitung perputaran roda traktor

Dihitung slip yang terjadi pada roda traktor dari data yang telah didapat

IV.

IV.1.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil Pengamatan


No
.
1.
2.
3.

IV.2.

Dengan
Indikator
Jumlah Putaran Roda
Jarak Tempuh
Waktu Tempuh

Tanpa Impelen

Implemen Bajak

5 putaran
16 meter
1 menit 21 detik

Singkal
5 putaran
16 meter
1 menit 1 detik

Pembahasan

Pada praktikum ini, praktikan dibagi menjadi beberapa kelompok


demi memudahkan pencapaian tujuan dari praktikum, yaitu
menghitung slip roda traksi. Dalam satu kelompok praktikan dibagi
tugasnya, praktikan A yang menjadi pengendara traktor, B yang
mencatat dan mendata waktu menggunakan stopwatch, C yang
mencatat perputaran roda traktor dan D mendokumentasikan
selama praktikum berlangsung.
Pertama yang dilakukan yaitu menghitung jarak tempuh yang
diingkan, praktikum kali ini jarak yang diukur yaitu sejauh 16 m.
Perhitungan jarak dilakukan dengan cara memberi tanda dengan
patok pada ujung lahan, dan diukur menggunakan meteran

sepanjang 16 m lalu dipasang patok kedua pada ujung lainnya. Hal


ini bertujuan utnuk memudahkan praktikan menghitung perputaran
roda traktor pada saat berjalan.
Selanjutnya sebelum traktor mulai dijalankan, diberi tanda terlebih
dahulu pada ban traktor dengan menggunakan spidol. Tanda
tersebut untuk menjadi patokan satu putaran 360o roda traktor
ketika berjalan. Untuk uji yang pertama, traktor tanpa
menggunakan implemen apapun dijalankan pada jarak 16 m yang
telah diukur dan diberi tanda pada lahan yang belum diolah. Ketika
traktor mulai berjalan melalui patok putaran roda mulai dihitung dan
waktu pada stopwatch dijalankan. Meskipun medan yang dilewati
cukup berat, namun tidak ada kendala yang berarti selama
pengoperasian. Dari hasi uji didapatkan waktu tempuh selama 1
menit 21 detik dan putaran roda sebanyak 5 kali pada jarak 16 m.
Untuk uji yang kedua, traktor dijalankan lagi ke arah sebaliknya
namun dengan menggunakan implemen berupa bajak singkal.
Setelah traktor melewati patok, kembali dihitung putaran roda dan
waktu tempuh sepanjang jarak 16 m tersebut. Beban yang harus
ditanggung traktor semakin terasa berat diakibatkan gaya yang
terjadi ketika pertemuan pisau bajak singkal dengan permukaan
tanah. Tetapi ternyata dari hasil uji kedua didapat perputaran roda
tetap sebanyak 5 kali dalam waktu 1 menit 1 detik dan pada jarak
16 m. Tidak terjadinya slip pada roda dapat dipastikan akibat tanah
yang dilewati traktor sudah diolah sebelumnya, jadi medan yang
dilewati tidak terlalu berat.
Karena jumlah putaran pada uji pertama (tanpa beban implemen)
dan uji kedua (dengan implemen bajak singkal) sama maka slip
tidak perlu diperhitungkan, karena memang tidak terjadi. Slip baru
akan terjadi jika pada uji tanpa beban dan dengan beban jumlah
putarannya berbeda, hal ini seperti yang dikatakan oleh Sembiring,
dkk (1990), slip adalah selisih jarak yang dicapai atas dasar
perhitungan jumlah putaran roda dengan jarak sesungguhnya dibagi

jarak yang dapat dicapai dengan putaran roda dan dinyatakan


dalam persen.
Menurut Sembiring, dkk (1990), Slip pada roda traktor dipengaruhi
oleh diameter roda, lebar roda, bentuk lempengan tapak, dan sudut
lempengan tapak terhadap garis singgung roda dan sumbu roda.
Perbedaan kecepatan dan perbedaan dengan
perbedaan transmisi yang digunakan juga dapat memberikan
pengaruh pada slip.
Efisiensi penyaluran tenaga tarik yang tertinggi yang dapat dicapai
oleh traktor
pada saat bekerja di lapangan mengolah tanah adalah pada tingkat
slip antara 1525 %. Pada tanah liat basah, tenaga terbesar untuk menarik
mungkin dicapai pada
slip sekitar 35 %.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan dapat disimpulkan


bahwa :
1. Slip roda traktor dapat dihitung ketika selisih perputaran roda traktor tanpa beban dan
perputaran roda traktor dengan beban didapat.
2. Slip roda traktor dapat terjadi karena beberapa faktor, diantaranya diameter roda,
lebar roda, bentuk lempengan tapak, dan sudut lempengan tapak
terhadap garis singgung roda dan sumbu roda.
3. Slip roda traktor merupakan hal yang merugikan, karena dapat
mengurangi efesiensi kerja traktor pada saat pengolahan tanah.
4. Setelah dilakukan praktikum, jumlah putaran antara kedua uji
nilainya sama, maka dapat disimpulkan tidak terjadi slip roda.

DAFTAR PUSTAKA

Christiady Hardiyatmo, Hary.1992.Mesin dan Peralatan Pertanian..Jakarta : PT Gramedia


Pustaka Utama.
Defredo, 2005. Mekanisasi Pertanian. PT Grafindo : Jakarta.
Sembiring, dkk. 1990. Sumber Tenaga Tarik di Bidang Budidaya Pertanian. Institut
Pertanian Bogor: Bogor.
Wanders, A.A. 1978. Pengukuran Energi. di dalam Strategi Mekanisasi Pertanian.
Departemen Mekanisasi Pertanian-Fatema-IPB: Bogor.

LAMPIRAN

Gambar 1.

Gambar 2.

Pemosisian Roda Traktor

Pengoperasian Traktor tanpa Beban

dengan Patok

Gambar 3.
Pengoperasian Traktor dengan
Beban Bajak Singkal

Anda mungkin juga menyukai