PURUK CAHU
PROGRAM
KEGIATAN
PEKERJAAN
LOKASI
SUMBER DANA
TAHUN ANGGARAN
2015
:
:
:
LATAR BELAKANG
Kawasan Agropolitan dapat didefinisikan sebagai daerah/kawasan/kota pertanian yang
tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis serta mampu
melayani, mendorong kegiatan pembangunan pertanian (agrobisnis) di wilayah sekitarnya.
Konsep agropolitan mencoba untuk mengakomodasi dua hal utama, yaitu menerapkan sektor
pertanian sebagai sumber pertumbuhan ekonomi utama dan diberlakukannya ketentuanketentuan mengenai otonomi daerah.
Pendekatan agropolitan menggambarkan bahwa pengembangan atau pembangunan perdesaan
(rural development) secara baik dapat dilakukan dengan mengaitkan atau menghubungkan
perdesaan dengan pembangunan wilayah perkotaan (urban development) pada tingkat lokal.
Pengembangan agropolitan merupakan suatu pendekatan pembangunan dikawasan-kawasan
melalui prinsip pengembangan wilayah (melibatkan penataan ruang, kelembagaan,
infrastruktur dan permodalan), keterpaduan dan pemberdayaan masyarakat (kemitraan dan
partisipasi masyarakat). Konsep agropolitan lebih difokuskan untuk mewujudkan
pembangunan perdesaan mandiri sesuai dngan potensi yang dimiliki oleh tiap-tiap wilayah
desa itu sendiri, dimana keterkaitan dengan perekonomian kota diminimalkan.
Adanya pertumbuhan penduduk yang relatif cukup tinggi dan tuntutan peningkatan taraf
hidup masyarakat, menyebabkan kebutuhan untuk memanfaatkan kawasan agropolitan
menjadi tinggi pula. Tidak semua pemanfaatan hasil pertanian dan atau perkebunan selalu
memperhitungkan potensi dan kemampuan daya dukung kawasannya. Sehubungan dengan
itu, maka peningkatan kualitas dari sektor pertanian/perkebunan yang terangkum dalam
sektor agribisnis menjadi sasaran penting dalam upaya pencapaian sasaran pemanfaatan
agribisnis yang lebih efektif, efisien dan berwawasan lingkungan.
Optimalisasi pemanfaatan dan pengelolaan sektor agribisnis harus dicapai dengan tetap
mempertimbangkan aspek ekonomi, kelestarian, dan kesesuaian lahan. Upaya pemanfaatan
agribisnis dimaksudkan guna meningkatkan kesejahteraan. Dengan demikian pemanfaatan
agribisnis harus berpegang pada suatu konsep pengendalian sumberdaya alam dan lingkungan
hidup sesuai dengan kebijakan pembangunan Kabupaten Murung Raya dapat tercapai. Adapun
beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam pengembangan sektor produksi, perdagangan
dan jasa secara terpadu yang memungkinkan terciptanya komoditas unggulan di bidang
pertanian dan perkebunan guna mendukung pengembangan Kawasan agropolitan, dengan
kriteria :
Memiliki nilai tambah agar dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.
Sektor produksi, perdagangan dan jasa yang berkualitas sehingga memiliki daya saing di
pasar regional (luar daerah).
Mendatangkan peminat atau pembeli agar berkunjung ke Kabupaten Murung Raya.
Dalam hal ini ini perlu adanya acuan dalam penataan tata guna lahan yang disesuaikan
dengan potensi asli maupun tambahan yang dapat diselaraskan dan dimungkinkan untuk
dikembangkan pada kawasan terpilih. Yang diutamakan dan menjadi prioritas di dalam
kawasan Agribisnis, fasilitas-fasilitas apa saja yang menjadi bagian utama untuk ditata,
dibangun, dan diolah terlebih dahulu agar secara langsung Kawasan Agropolitan ini dapat
segera memberikan kontribusi terhadap Pemerintah Kabupaten Murung Raya. Pemerintah
Daerah dapat mengajukan beberapa pertimbangan dan penyesuaian fasilitas yang dirasakan
mendesak untuk segera dibangun. Selain itu pertimbangan-pertimbangan lain yang berkaitan
dengan kebijaksanaan pembangunan Kawasan Agropolitan juga harus menjadi pertimbangan
pihak konsultan dalam menyusun Pembangunannya yang dalam hal ini berbentuk Studi
Identifikasi dan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten.
1.2
1.3
SASARAN
Adapun sasaran Identifikasi dan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten yaitu ;
Terumuskannya kebijakan pengelolaan tata ruang kawasan sentra produksi pangan
(agropolitan)
Tersusunnya konsep pengelolaan ruang kawasan sentra produksi pangan (agropolitan)
yang diwujudkan dalam struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan sentra sentra
produksi pangan (agropolitan)
Tersusunnya pedoman sebagai bahan masukan kebijakan pengelolaan ruang dan
infrastruktur bidang cipta karya untuk mendukung pengembangan kawasan sentra sentra
produksi pangan (agropolitan)
Tersusunnya kerangka dasar dalam penyusunan sistem jaringan infrastruktur yang
mendukung pengembangan kawasan sentra sentra produksi pangan (agropolitan)
1.4
1.5
1.6
1.6.1
LINGKUP KEGIATAN
LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Penyusunan Studi Identifikasi dan Masterplan Kawasan Agropolitan
Kabupaten adalah :
Inventori data primer yang mencakup hasil pertanian, perkebunan, kehutanan dan
peternakan di kecamatan Puruk Cahu.
Inventori data sekunder yang melipuiti kondisi eksisting, potensi, kendala dan
permasalahan agropolitan/agribisnis termasuk juga studi terdahulu juga melalui instansi
terkait.
Menganalisis aspek sosial ekonomi dan dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan.
Menganalisis potensi dan permasalahan yang berkenaan dengan bidang agropolitan
(pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan).
Menyusun konsep secara komprehensif dan menyeluruh tentang Pengelolaan sektor
agribisnis, hasil agribisnis, serta pemasaran/pemanfaatannya.
Memberikan rekomendasi tentang pengelolaan kawasan agropolitan.
1.6.2
LINGKUP LOKASI
Lingkup pekerjaan Studi Identifikasi dan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten adalah di
Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah yang kemudian dianalisis dan
dikerucutkan pada tahapan analisis pada kawasan prospektif terpilih.
1.6.3
Sub Klasifikasi
1.7
1.8
1.8.1
SUBSTANSI MATERI
KELUARAN (OUTPUT)
Adapun keluaran (output) fisik dari pekerjaan Studi Identifikasi dan Masterplan Kawasan
Agropolitan Kabupaten adalah :
a) Laporan Pendahuluan
Merupakan Laporan awal pelaksanaan yang telah didiskusikan dengan pihak pemberi
tugas. Laporan Pendahuluan memuat tanggapan terhadap kerangka acuan kerja kegiatan
dan rencana/program kerja pelaksana secara keseluruhan dari kegiatan proyek yang
disampaikan oleh pemberi tugas, berkaitan dengan rencana survei, jenis survei yang akan
dilaksanakan. Jumlah laporan pendahuluan yang harus diserahkan kepada pemberi tugas
sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, yang harus diserahkan pada akhir bulan 1 (satu) sejak
terbitnya SPMK.
b) Laporan Antara (Interm Report)
Memuat hasil pengumpulan data (hasil survey) dan analisa dari data-data yang diterima
untuk disampaikan kepada pemberi tugas. Jumlah laporan antara yang harus diserahkan
kepada pemberi tugas sebanyak 10 (sepuluh) eksemplar, yang harus diserahkan pada
akhir bulan 3 (tiga)sejak terbitnya SPMK.
c) Laporan Akhir Studi Identifikasi dan Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Murung
Raya
Merupakan laporan akhir/ Studi Identifikasi dan Masterplan Kawasan Agropolitan
Kabupaten Murung Raya yang telah didiskusikan dengan pihak terkait dengan sektor
agribisnis. berisikan rencana-rencana yang meliputi kompilasi data survey, hasil sintesa
d)
e)
f)
analisis, konsep pengembangan dan rekomendasi. Jumlah laporan Akhir yang harus
diserahkan kepada pemberi tugas sebanyak 10 (Sepuluh) eksempar, dan harus diserahkan
pada akhir pekerjaan (bulan ke-4) sejak terbitnya SPMK
Executive Summary
Merupakan ringkasan laporan akhir dari hasil pelaksanaan pekerjaan. Jumlah Executive
Summary yang harus diserahkan kepada pemberi tugas sebanyak 10 (Sepuluh) eksempar,
yang harus diserahkan pada akhir pelaksanaan pekerajan (bulan ke-4) sejak terbitnya
SPMK
Data Digital Disk (CD/DVD)
Berisikan seluruh data dan laporan (terorganisir) baik berupa text, tabel, peta, foto,
gambar dsb yang diperoleh dari seluruh rangkaian pekerjaan Studi Identifikasi dan
Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten Murung Raya, dan harus diserahkan pada
akhir pekerjaan (bulan ke-4) sejak terbitnya SPMK
Album Peta
Berupa album peta Rencana Pengembangan Kawasan Strategis Cepat Tumbuh di Daerah
yang dicetak menggunakan ploter ukuran A2 sebanyak 5 (lima) Eksemplar.
Laporan dibuat dalam bentuk tertulis dilengkapi dengan dokumentasi di lapangan, tabel,
skema, grafik, dan peta (apabila ada). Format laporan ditentukan oleh pihak penyedia jasa
dengan prinsip rapi dan jelas.
1.8.2
HASIL (OUTCOME)
Hasil yang ingin diraih dari keluaran pekerjaan ini, adalah adanya ketersediaan panduan
untuk identifikasi dan perencanaan sektor agribisnis melalui hasil Studi Identifikasi dan
Masterplan Kawasan Agropolitan Kabupaten.
1.8.3
MANFAAT (BENEFIT)
Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari keluaran dan hasil pekerjaan ini, adalah data,
informasi, konsep, dan rencana sehingga dapat berfungsi sebagai panduan, rujukan, serta
tindak lanjut sektor agribisnis untuk :
Meningkatkan kualitas dan kapasitas Sumberdaya Manusia/ Aparatur
Potensi kawasan sektor agribisnis
Peningkatan infrastruktur bidang kecipta karyaan pada kawasan sentra sentra produksi
pangan (agropolitan)
Rencana Kawasan agropolitan Kabupaten yang mencakup ploting kawasan, usaha
pengembangan, jaringan linkage dan pemasaran, serta indikasi program.
1.8.4
DAMPAK (EFFECT)
Dampak yang diharapkan terjadi dari perolehan Keluaran, Hasil dan Manfaat pekerjaan
sebagaimana uraian diatas, adalah :
Mempermudah dan mempercepat kinerja pemerintah dalam pengambilan keputusan
dalam rangka melakukan upaya-upaya dan menentukan arah kebijakan dan program
untuk pengembangan kawasan agropolitan
Menentukan arah kebijakan infrastruktur bidang cipta karya untuk kawasan strategis dan
cepat tumbuh
Terselenggaranya kawasan agropolitan yang terintegrasi dan berkelanjutan
1.9
dari sejak awal persiapan pekerjaan sampai serah terima pekerjaan, yang dalam
pelaksanaannya akan dibantu oleh rekanan jasa Konsultan terpilih (setelah melalui proses
seleksi pengadaan/ ikatan Kontrak Pekerjaan), sehingga secara otomatis rekanan jasa
konsultan tersebut akan menjadi satu kesatuan lembaga pelaksana kegiatan dan ikut
bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan ini sesuai dengan maksud, tujuan, dan sasaran
sebagaimana uraian diatas.
Adapun untuk memperoleh rekanan jasa konsultan terpilih, dilakukan melalui proses seleksi
pengadaan langsung sesuai dengan ketentuan yang berlaku oleh ULP yang dalam hal ini
bertindak selaku unsur pembantu dan berada dibawah koordinasi Unit Layanan Pengadaan
Barang dan Jasa Kabupaten Murung Raya. Sedangkan pelaksana pemeriksaan, pengarahan,
pengendalian dan penerimaan terhadap setiap tahap kegiatan jasa konsultan terpilih, akan
dilakukan oleh Tim teknis (sebagai unsur independent), yang beranggotakan unsur-unsur
dari dinas/instansi terkait.
1.10
1.11
1.12
3.
4.
Asisten Pemetaan
Asisten Ahli Pemetaan dengan jumlah penugasan orang bulan 4 OB diisyaratkan seorang
Sarjana (S1) Jurusan Geodesi/ Geografi, minimal 1 (satu) orang dan memiliki
pengalaman serta pernah terlibat dalam pekerjaan dibidang pengembangan wilayah,
ekonomi wilayah dan agribisnis, serta bidang-bidang berkaitan dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dengan jumlah pengalaman minimal 2 (dua) tahun.
Surveyor
Tenaga Surveyor dengan jumlah penugasan 1 bulan diisyaratkan Sarjana (S1) dari
berbagai disiplin ilmu, minimal 6 (enam) orang dengan memiliki pengalaman serta
pernah terlibat dalam pekerjaan survey dibidang pengembangan wilayah, ekonomi
wilayah dan agribisnis, serta bidang-bidang berkaitan dengan pekerjaan yang akan
dilaksanakan dengan jumlah pengalaman minimal 1 (satu) tahun.
Tenaga Pendukung
Selain tenaga ahli di atas, tim pelaksana kegiatan dibantu sejumlah tenaga pendukung lainnya
yaitu :
1. Drafter
Drafter dengan jumlah penugasan orang bulan 4 OB diisyaratkan pendidikan minimal
STM/SLTA minimal 1 orang dengan memiliki pengalaman serta pernah terlibat dalam
pekerjaan proyek studi/ proyek lainnya dengan jumlah pengalaman 1 (satu) tahun
2. Operator Komputer CAD
Operator Komputer CAD dengan jumlah penugasan orang bulan 4 OB diisyaratkan
pendidikan minimal STM/SLTA minimal 1 orang dengan memiliki pengalaman serta
pernah terlibat dalam pekerjaan proyek studi/ proyek lainnya dengan jumlah pengalaman
1 (satu) tahun
3. Administrasi
Operator Komputer CAD dengan jumlah penugasan orang bulan 4 OB diisyaratkan
pendidikan minimal STM/SLTA minimal 1 orang dengan memiliki pengalaman serta
pernah terlibat dalam pekerjaan proyek studi/ proyek lainnya dengan jumlah pengalaman
1 (satu) tahun
Untuk mendapatkan efektifitas para tenaga ahli dalam menjalankan tugasnya, maka diperlukan
adanya manajemen waktu, yang akan mengatur waktu penugasan masing-masing tenaga ahli
tersebut selama pelaksanaan kegiatan. Aspek-aspek khusus yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan dan masalah teknis di lapangan akan dilaksanakan secara mandiri oleh masingmasing staf ahli. Adapun koordinasi diantara staf ahli yang ada di dalam kegiatan ini akan
dilaksanakan melalui mekanisme rapat koordinasi yang akan dilakukan secara berkala. Selain
dipakai untuk melakukan koordinasi, rapat ini juga dapat digunakan sebagai wadah untuk
mengumpulkan ide, dengar pendapat, menyamakan visi dan persepsi dari setiap komponen
yang berkepentingan dengan kegiatan ini.
1.13
ALIH PENGETAHUAN
Pemakaian tenaga ahli pada kegiatan ini harus dapat memberikan manfaat dalam alih
pengetahuan secara optimal melalui kemitraan dengan media diskusi secara rutin dan
pembahasan secara berkala
1.14
c)
meliputi kamera, GPS, dsb yang dianggap perlu dalam pelaksanaan survey serta fotocopy/
penggandaan
Biaya komunikasi meliputi telpon, faxsimile, internet dan lainnya
1.15
Dibuat Oleh :
Pejabat Pelaksana Teknis
Kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Formal
FERDINAND BARTHEL, ST
NIP. 19690207 200312 1 005
HERO APRILIANUS, ST
NIP. 19820413 201001 1 010
Mengetahui :
KEPALA DINAS PEKERJAAN UMUM
KABUPATEN MURUNG RAYA,
(Selaku Pengguna Anggaran)
RICHARD. F.L, ST
Pembina Tk. I (IV/b)
NIP. 19690930 199503 1 003