Anda di halaman 1dari 7

RANGKUMAN JURNAL PENGOLAHAN AIR LIMBAH

SECARA BIOLOGI

Oleh :

Khoirotul Latifah
Latif Abdu Rohman
Muhammad Muhajjir S.
Nur Nofiyantika
Tsuraya Akira
Kelompok 1
Kelas 2 D

Teknologi Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilm Tercelup


-

Alat yang digunakan adalah reactor bench scale. Alat pengolaha air limbah rumah
tangga dengan ukuran lebar 20 cm, panjang 62 cm dan tinggi 40 cm. volume
efektifnya 50 liter. Reactor ini terbuat dari bahan acrilix. Dalam reactor tersebut
dibagi menjadi zona pengendapan awal, zona anaerob, zona aerob dan zona

pengendapan akhir.
Limbah yang digunakan berasal dari campuran limbah industri dan limbah rumah

tangga.
Pada zona anaerob media yang digunakan media krikil ukuran 5-10 mm.
Pada zona aerob media yang digunakan media krikil dan di aerasi.
Cara kerjanya, laju alir diatur hingga waktu tinggal 3 hari. Setelah 1 minggu, pada
permukaan aerob maupun anaerob diselimuti mikroorganisme yang disebut biofilm.
Stelah 2 minggu, waktu tinggal dirubah menjadi 2 hari. Kemudian setelah 2

minggu, waktu tinggal dirubah menjadi 1 hari.


Pengambilan sample air baku limbah dan air limbah olahan dilakukan setelah minggu
pertama, kedua samapi dengan minggu keenam. Parameter yang digunakan analisa
COD, BOD, padatan tersuspensi (SS), ammonium nitrogen (NH 4-N) dan analisa

detergen.
Hasil dari penelitian :
Minggu Waktu Tinggal
1
2
3

COD

awal
3 hari
807,7
2 hari
1500
2 hari
1257
Kesimpulannya, kombinasi proses

COD

Effesiensi

akhir
Penghilangan
206,73
74,4 %
92,16
93,9 %
140,59
88,8 %
biofilter anaerob-aerob dengan total waktu

tinggal 1 hari effisiensi penghilangan COD masih cukup besar dan relative

stabil.
Analisa BOD :
BOD dalam air limbah masuk berfluktuasi antara 240 mg/L- 630 mg/L.
Sedangkan konsentrasi BOD air olahan berkisar 2,5 mg/L 96 mg/L. Dengan
effesiensi penghilangan sebesar 82,2 % - 98,96 %. Waktu tinggal 1 hari

effesiensi penghilangan BOD cukup tinggi, yaitu 92 % dan 96 %.


Penutup :

Kombinasi biofilter tercelup anaerob-aerob dapat menghilangkan polutan


organik (SS) dengan effesiensi cukup tinggi > 90 %. Proses ini cukup stabil
terhadap fluktuasi beban organic yang cukup tinggi serta dapat menghemat
-

suplai udara dan hemat listrik.


Sumber :
Pdf-Teknologi Pengolahan Air Limbah Dengan Proses Biofilm Tercelup oleh Ir.
Nusa Idaman Said, M.Eng.

Pengolahan Limbah Cair Industri Secara Aerobic dan Anoxic dengan


-

Membrane Bioreactor (MBR)


Untuk mengatasi kelemahan dari sistem lumpur aktif konvensional maka dicoba
proses lumpur aktif yang dilengkapi dengan submerged membrane bioreactor
(SMBR). Konsep ini hampir sama secara teknis dengan pengolahan limbah biologis
konvesional kecuali pemisahan actived sludge dengan effluent yang dilakukan dengan

membrane filtrasi sebagai pengganti sedimentasi.


Mikroorganismenya pada tangki aerobic merupakan bakteri dan protozoa. Bakteri
sebagai mikroorganisme yang paling dominan dengan ukuran micron. Sedangkan

protozoa sebagai indicator biologis kondisi lumpur aktif dengan sistem aerobic.
Metodologi :
Dalam penelitian ini dilakukan dua tahap, yaitu tahap pendahulan dan percobaan
utama. Pada tahap pendahuluan terdiri dari analisa BOD/COD: N : P limbah cair
industeri sintesis, pemibihan dan aklimatisasi. Sedangkan tahap percobaan utama
merupaka tahap operasi pengolahan limbah dengan variable-variabel yang ditentukan

pada MBR.
Kesimpulan :
Removal COD dipengaruhi oleh MLSS dari 2000 5000 mg/L. konsentrasi
DO > 2 mg/L. sedangkan removal ammonia dan nitrat dipengaruhi oleh

kondisi anoxic.
Pada penelitian diketahui bahwa penurunan COD dari awal umpan 3600 mg/L
menjadi 432,4 mg/L dan 1800 mg/L menjadi 376 mg/L pada tangki aerobic.
Dan dengan menggunakan membrane dapat diturunkan lagi menjadi menjadi

473,281 dan 180 mg/L.


Kondisi terbaik diperoleh pada SRT 10 hari, yaitu pada proses aerobic
maupun proses filtrasi membrane, dimana % removal amonia sebesar 90,69 %
dan % removal nitrat sebesar 90,48 % dengan F/M ratio sebesar 0,22 kg BOD/

kg MLSS hari.
Jumlah N total permeat lebih kecil dari 0,5 jumlah N total influent atau %
removal > 50 % yaitu mencapai 70,51 % pada SRT 5 hari, 90,69 % pada SRT
10 hari dan 76,72 % pada SRT 20 hari, maka proses denitrifikasi dapat
dikatakan berhasil.

MBR (Membrane Bioreactor) dapat menurunkan turbidity pada SRT 5 hari

sebesar 61,75 % dan pada SRT 20 hari sebesar 76,26 %.


Dengan menggunakan membrane ultrafiltrasi didapatkan flux membrane pada
sistem MBR sebesar 12,6 30 L/m2jam dan pada sistem SMBR sebesar 5,4

27 L/m2jam.
Sumber :
Pdf-Pengolahan Limbah Cair Industri Secara Aerobic dan Anoxic Dengan
Membrane Bioreactor (MBR) oleh Beauty D. Dewanti. Jurusan Teknik Kimia, FTIITS.

Pengolahan Limbah Cair Pati Secara Aerob Dengan Menggunakan Mikroba


Degra Simba
-

Mikroba Degra Simba dapat digunakan untuk mengefektifkan pengolahan limbah


secara aerob sehingga keluaran limbah dapat memenuhi baku mutu lingkungan dan
tentunya dalam waktu yang singkat.
Degra simba adalah kultur jaringan campuran mikroorganisme probiotik. Jenis degra
simba antara lain lactobacillus sebagai proses pemecehan glukosa, asam amino, asam
lemak suatu senyawa organic; sacharomyces sebagai proses peragian sehingga bahan
prgnaik cepat membusuk; acetobacter sebagai proses pembusukan, penghilang bau,
mengendalikan mikroba pathogen Karen bakteri ini menghasilkan anti biotic; bacillus

sebagai penghasil anti biotic.


Data limbah cair pati mula-mula :
BOD = 3000 7500 mg/L
pH = 4 6,5.
COD = 7000 300000 mg/L
SS = 1500 5000 mg/L
Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh konsentrasi
degra simba yang ditambahkan terhadap COD limbah dan waktu terhadap kecepatan
peruraian terhadap bahan organic. Variable tetapnya pH = 7, laju alir 0,5 ml/detik dan

mikroorganisme degra simba.


Gambar Proses :

Prosedur Penelitian :
1. Analisa pendahuluan
Dilakukan sebelum masuk reactor di-run, untuk mengetahui kadar COD yang ada
dalam air limbah. Kadar COD terukur adalah 801,6 ppm.

2. Tahap Aklimatisasi
Tahap penyesuaian mikroorganisme yang akan digunakan untuk mendegradasi air
limbah. Dengan cara mengaerasi dengan lumpur aktif dengan MLSS 2000 mg/L
selama 3 hari, kemudian adaptasi bakteri dalam lumpur aktif dengan
pengkondisian diberi limbah dan nutrient antara lain NPK dan SP18. Kemudian
diberi aerasi selama 3 hari sehingga mikroorganisme dalam lumpur aktif untuk
medegradasi bahan-bahan organic dari limbah.
3. Tahap Operasional
Air limbah hasil aklimatisasi di alirkan ke bak aerasi. Keluaran bak aerasi di
tampung dalam bak sedimentasi dengan waktu tinggal divariasi. Air jernih hasil
sedimentasi diambil 30 ml untuk dianalisa COD denga metode titrasi
-

permanganometri dan MLSSnya.


Kesimpulan :
Semakin lama waktu operasi maka semakin banyak penurunan konsentrasi

COD.
Semakin beesar konsentrasi degra simba yang digunakan untuk mengolah

limbah maka semakin besar pula penurunan konsentrasi COD.


Penurunan COD terbesar pada waktu tinggal 8 jam untuk konsentrasi degra

simba 0,42 % yaitu sebesar 71,36 %.


Sumber :
Pdf-Pengolahan Limbah Cair Pati Secara Aerob Menggunakan Mikroba Degra
Simba oleh Martia Siti khirruliawati dan Shofiyatul Amal. Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai