Katarak
Katarak
A. LENSA
1. Anatomi Lensa
Pada manusia, lensa mata bikonveks, tidak mengandung pembuluh
darah, transparan, dengan diameter 9 mm, dan tebal sekitar 5 mm. Lensa
terdiri dari kapsul, epitel lensa, korteks dam nucleus.
lentis),
yang
melekat
pada
ekuator
lensa,
serta
jaringan lain. Seperti telah disinggung sebelumnya, tidak ada serat nyeri,
pembuluh darah atau saraf di lensa.
2. Embriologi Lensa
Mata berasal dari tonjolan otak (optic vesicle). Lensanya berasal
dari ektoderm permukaan pada tempat lensplate, yang kemudian
mengalami invaginasi dan melepaskan diri dari ektoderm permukaan
membentuk vesikel lensa dan bebas terletak di dalam batas-batas dari optic
cup. Segera setelah vesikel lensa terlepas dari ektoderm permukaan, maka
sel-sel bagian posterior memanjang dan menutupi bagian yang kososng.
Pada stadium ini, kapsul hialin dikeluarkan oleh sel-sel lensa. Serat-serat
sekunder memanjangkan diri, dari daerah ekuator dan tumbuh ke depan di
bawah epitel subkapsuler, yang hanya selapis dan ke belakang di bawah
kapsula lentis. Serat-serat ini saling bertemu dan membentuk sutura lentis,
yang berbentuk huruf Y yang tegak di anterior dan Y yang terbalik di
posterior. Pembentukan lensa selesai pada usia 7 bulan penghidupan
foetal. Inilah yang membentuk substansi lensa, yang terdiri dari korteks
dan nukleus. Pertumbuhan dan proliferasi dari serat-serat sekunder
berlangsung terus selama hidup tetapi lebih lambat, karenanya lensa
menjadi bertambah besar lambat-lambat. Kemudian terjadi kompresi dari
serat-serat tersebut dengan disusul oleh proses sklerosis.
3. Fungsi Lensa
Fungsi utama lensa adalah memfokuskan berkas cahaya ke retina.
Supaya hal ini dapat dicapai, maka daya refraksinya harus diubah-ubah
sesuai dengan sinar yang datang sejajar atau divergen. Perubahan daya
refraksi lensa disebut akomodasi. Hal ini dapat dicapai dengan mengubah
lengkungnya lensa terutama kurvatura anterior.
Untuk memfokuskan cahaya yang datang dari jauh, otot-otot
siliaris relaksasi, menegangkan serat zonula dan memperkecil diameter
anteroposterior lensa sampai ukurannya yang terkecil; dalam posisi ini,
daya refraksi lensa diperkecil sehingga berkas cahaya pararel akan
10
Pemeriksaan
lensa
dilakukan
dengan
menentukan
visus,
11
Katarak
0,78 %
Kelainan kornea
0,13 %
Penyakit glaukoma
Kelainan refraksi
0,14 %
Kelainan retina
0,03 %
Kelainan nutrisi
0,02 %
0,20 %
3. Etiologi
a. Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi,
yang mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh.
b. Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet,
alkohol, kurang vitamin E,radang menahun dalam bola mata, polusi
asap motor/pabrik karena mengandung timbal.
c. Cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda, panas yang
tinggi, bahan kimia yang merusak lensa.
d. Peradangan/infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan.
e. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes
mellitus.
f. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid, klorokuin, klorpromazin,
ergotamine, pilokarpin)
4. Patofisiologi
Patogenesis katarak belum sepenuhnya dimengerti. Walaupun
demikian, pada lensa katarak secara karakteristik terdapat agregat-agregat
protein
yang
menghamburkan
berkas
cahaya
dan
mengurangi
12
Insipien
Imatur
Matur
Hipermatur
13
2) Katarak sekunder
g. Menurut konsistensinya :
1) Katarak lunak
2) Katarak keras
6. Katarak Berdasarkan Usia
a. Katarak Kongenital
Katarak Kongenital katarak yang mulai terjadi sebelum atau
segera setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Kekeruhan
sebagian pada lensa yang sudah didapatkan pada waktu lahir
umumnya tidak meluas dan jarang sekali mengakibatkan keruhnya
seluruh lensa. Letak kekeruhan tergantung pada saat mana terjadi
gangguan pada kehidupan janin.
Dibagi menjadi 2 jenis :
1) Katarak kapsulolentikular
Katarak yang mengenai kapsul dan korteks.
2) Katarak lentikular
Katarak yang mengenai korteks atau nukleus saja, tanpa disertai
kekeruhan kapsul. Dalam kategori ini termasuk kekeruhan lensa
yang timbul sebagai kejadian primer atau berhubungan dengan
penyakit ibu dan janin lokal atau umum.
Katarak kongenital dapat dalam bentuk katarak lamelar atau
zonular, katarak polaris posterior (piramidalis posterior, kutub
posterior), polaris anterior (piramidalis anterior, kutub anterior),
katarak inti (katarak nuklearis), dan katarak sutural.
1) Katarak Lamelar atau Zonular
Di dalam perkembangan embriologik permulaan terdapat
perkembangan serat lensa maka akan terlihat bagian lensa sentral
yang lebih jernih. Kemudian terdapat serat lensa keruh dalam
kapsul lensa. Kekeruhan berbatas tegas dengan bagian perifer
tetap bening. Katarak lamelar ini mempunyai sifat herediter dan
ditransmisi secara dominan, katarak biasanya bilateral.
14
fundus
tidak
dapat
terlihat
pada
pemeriksaan
pada
pemeriksaan
oftalmoskopi
maka
dilakukan
pembedahan.
4) Katarak Nuklear
Katarak semacam ini jarang ditemukan dan tampak
sebagai bunga karang. Kekeruhan terletak di daerah nukleus
lensa. Sering hanya merupakan kekeruhan berbentuk titik-titik.
Gangguan terjadi pada waktu kehamilan 3 bulan pertama.
Biasanya bilateral dan berjalan tidak progresif, biasanya herediter
dan bersifat dominan. Tidak mengganggu tajam penglihatan.
Pengobatan, bila tidak mengganggu tajam penglihatan maka tidak
memerlukan tindakan.
5) Katarak Sutural
15
perkembangan
serat-serat
lensa
sehingga
biasanya
tajam
penglihatan
ialah
16
lensa.
Pada
keadaan
ini
penderita
seakan-akan
bertambah
cembung.
Pencembungan
lensa
ini
akan
18
3) Katarak Matur
Bila proses degenerasi berjalan terus maka akan terjadi
pengeluaran air bersama-sama hasil disintegrasi melalui kapsul. Di
dalam stadium ini lensa akan berukuran normal. Iris tidak terdorong ke
depan dan bilik mata depan akan mempunyai kedalaman normal
kembali. Kadang pada stadium ini terlihat lensa berwarna sangat putih
akibat perkapuran menyeluruh karena deposit kalsium. Bila dilakukan
uji bayangan iris akan terlihat negatif.
dalam.
Uji
bayangan
iris
memberikan
gambaran
pseudopositif.
Akibat masa lensa yang keluar melalui kapsul lensa dapat
menimbulkan
penyulit
berupa uveitis
fakotoksik atau
glaukom
fakolitik.
19
Insipien
6/6
Ringan
Normal
Normal
Normal
Normal
Negatif
-
Imatur
(6/6 1/60)
Sebagian
Bertambah
Terdorong
Dangkal
Sempit
Positif
Glaukoma
Matur
(1/300-1/~)
Seluruh
Normal
Normal
Normal
Normal
Negatif
-
Hipermatur
(1/300-1/~)
Masif
Berkurang
Tremulans
Dalam
Terbuka
Pseudopositif
Uveitis + Glaukoma
20
dan petasan merupakan penyebab yang sering; penyebab lain yang lebih
jarang adalah anak panah, batu, kontusio, pajanan berlebih terhadap panas
(glassblowers cataract), dan radiasi pengion. Di dunia industri, tindakan
pengamanan terbaik adalah sepasang kacamata pelindung yang bermutu
baik.
Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing karena
lubang pada kapsul lensa menyebabkan humor aqueous dan kadangkadang vitreus masuk ke dalam struktur lensa. Pasien sering kali adalah
pekerja industri yang pekerjaannya memukulkan baja ke baja lain. Sebagai
contoh, potongan kecil palu baja dapat menembus kornea dan lensa
dengan kecepatan yang sangat tinggi lalu tersangkut di vitreus atau retina.
3) Katarak Komplikata
Penyakit intraokular atau penyakit di bagian tubuh yang lain dapat
menimbulkan katarak komplikata. Penyakit intraokular yang sering
menyebabkan kekeruhan pada lensa ialah iridosiklitis, glukoma, ablasi
retina, miopia tinggi dan lain-lain. Katarak-katarak ini biasanya unilateral.
Pada uveitis, katarak timbul pada subkapsul posterior akibat gangguan
metabolisme lensa bagian belakang. Kekeruhan juga dapat terjadi pada
tempat iris melekat dengan lensa (sinekia posterior) yang dapat
berkembang mengenai seluruh lensa.
Glaukoma pada saat serangan akut dapat mengakibatkan gangguan
keseimbangan cairan lensa subkapsul anterior. Bentuk kekeruhan ini
berupa titik-titik yang tersebar sehingga dinamakan katarak pungtata
subkapsular diseminata anterior atau dapat disebut menurut penemunya
katarak Vogt. Katarak ini bersifat reversibel dan dapat hilang bila tekanan
bola mata sudah terkontrol.
Ablasio dan miopia tinggi juga dapat menimbulkan katarak
komplikata. Pada katarak komplikata yang mengenai satu mata dilakukan
tindakan bedah bila kekeruhannya sudah mengenai seluruh bagian lensa
atau bila penderita memerlukan penglihatan binokular atau kosmetik.
Jenis tindakan yang dilakukan ekstraksi linear atau ekstraksi lensa
ekstrakapsular. Iridektomi total lebih baik dilakukan dari pada iridektomi
perifer.
Katarak yang berhubungan dengan penyakit umum mengenai kedua
mata, walaupun kadang-kadang tidak bersamaan. Katrak ini biasanya
21
btimbul pada usia yang lebih muda. Kelainan umum yang dapat
menimbulkan katarak adalah diabetes melitus, hipoparatiroid, miotonia
distrofia, tetani infantil dan lain-lain.
Diabetes melitus menimbulkan katarak yang memberikan gambaran
khas yaitu kekeruhan yang tersebar halus seperti tebaran kapas di dalam
masa lensa.
Pada hipoparatiroid akan terlihat kekeruhan yang mulai pada dataran
belakang lensa, sedang pada penyakit umum lain akan terlihat tanda
degenerasi pada lensa yang mengenai seluruh lapis lensa.
4) Katarak Toksik
Katarak toksik atau disebut juga katarak terinduksi obat, seperti
obat kortikosteroid sistemik ataupun topikal yang diberikan dalam waktu
lama,
ergot,
naftalein,
dinitrofenol,
triparanol,
antikolinesterase,
8. Gejala Klinis
Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri
disertai gangguan penglihatan yang muncul secara bertahap.
a. Penglihatan kabur dan berkabut
b. Fotofobia
c. Penglihatan ganda
d. Kesulitan melihat di waktu malam
e. Sering berganti kacamata
f. Perlu penerangan lebih terang untuk membaca
g. Seperti ada titik gelap didepan mata
lebih coklat
Menyetir malam silau dan sukar
b. Katarak Kortikal
23
cahaya
Mengganggu penglihatan
9. Diagnosis
Diagnosis katarak dapat ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan oftalmologi.
a. Anamnesis
Pada anamnesis didapatkan adanya keluhan yang merupakan gejala
utama yaitu : Penglihatan yang berangsur-angsur memburuk atau
berkurang dalam beberapa bulan atau tahun merupakan gejala utama.
Penurunan ketajaman penglihatan secara progresif (gejala utama katarak).
Mata tidak merasa sakit, gatal atau merah. Gambaran umum gejala katarak
yang lain, yaitu : berkabut, berasap, penglihatan tertutup film. Perubahan
daya lihat warna. Gangguan mengendarai kendaraan pada malam hari,
lampu besar sangat menyilaukan mata. Lampu dan matahari sangat
mengganggu karena silau. Sering meminta ganti resep kacamata.
Penglihatan ganda. Menjadi baik untuk melihat dekat pada pasien rabun
dekat (hipermetropia).
b. Pemeriksaan oftalmologi
- Pemeriksaan visus atau ketajaman penglihatan
- Melihat lensa melalui senter tangan, kaca pembesar
Dengan penyinaran miring (45o dari poros mata) dapat dinilai
kekeruhan lensa dengan mengamati lebar pinggir iris pada lensa yang
keruh (iris shadow). Bila letak bayangan jauh dan besar berarti
kataraknya imatur, sedang bayangan kecil dan dekat dengan pupil
-
24
anterior lainnya.
Pemeriksaan oftalmoskop, sebaiknya dengan pupil berdilatasi.
Pemeriksaan ini harus dilakukan terutama pada katarak imatur dimana
kita harus meluhat keadaan fundus.
10. Penatalaksanaan
a) Katarak Kongenital
Katarak kongenital merupakan katarak yang terjadi sejak bayi dalam
kandungan dan segera dapat terlihat sesudah bayi lahir. Korteks dan nukleus
lensa mata bayi mempunyai konsistensi yang cair. Bila kekeruhan lensa sudah
demikian berat sehingga fundus bayi sudah tidak dapat dilihat pada
funduskopi maka untuk mencegah ambliopia dilakukan pembedahan
secepatnya. Katarak kongenital sudah dapat dilakukan pembedahan pada usia
2 bulan pada satu mata. Paling lambat yang lainnya sudah dilakukan
pembedahan bila bayi berusia 2 tahun.
Sekarang dilakukan pembedahan lensa pada katarak kongenital dengan
melakukan di sisi lensa, dengan menyayat kapsul anterior lensa dan
mengharapkan masa lensa yang cair keluar bersama akuos humor atau
difagositosis oleh makrofag. Biasanya sesudah beberapa waktu terjadi
penyerapan sempurna masa lensa sehingga tidak terdapat lensa lagi, keadaan
ini disebut afakia.
Penyulit di sisi lensa
Masa lensa yang telah keluar dari kapsulnya merupakan benda asing untuk
jaringan mata sehingga menimbulkan reaksi radang terhadap masa lensa tubuh
25
26
Extraction
(ECCE)
atau
ekstraksi
ekstrakapsular.
Katarak ekstraksi ekstrakapsular dilakukan dengan merobek kapsul
anterior lensa dan mengeluarkan lensa dan korteks lensa. Dilakukan
pada katarak senil bila tidak mungkin dilakukan intrakapsular misal
pada keadaan terdapatnya banyak sinekia posterior bekas suatu uveitis
sehingga bila kapsul ditarik akan mengkibatkan penarikan kepada iris
yang akan menimbulkan perdarahan.
Ekstrakapsular sering dianjurkan pada katarak dengan miopia
tinggi untuk mencegah mengalirnya badan kaca yang cair keluar,
dengan meninggalkan kapsul posterior untuk menahannya. Pada saat
ini ekstrakapsular lebih dianjurkan pada katarak senil untuk mencegah
degenerasi makula pasca bedah.
Cara lain mengeluarkan lensa yang keruh adalah yang keruh adalah
dengan Phacoemulsification, yaitu dengan terlebih dahulu menghancurkan
masa lensa dengan gelombang suara frekuensi tinggi (40.000 MHz), dan masa
lensa yang sudah seperti bubur dihisap melalui sayatan yang lebarnya cukup
3.2 mm. Untuk memasukkan lensa intraokular yang dapat dilipat (foldable
IOL) lubang sayatan tidak selebar sayatan pada ekstraksi katarak
ekstrakapsulat. Keuntungan bedah dengan sayatan kecil ini adalah
penyembuhan yang lebih cepat dan induksi terjadinya astigmatismat akan
lebih kecil.
27
Insisi yang dilakukan kecil, dan tidak diperlukan benang untuk menjadhit
karena akan menutup sendiri. Hal ini akan mengurangi resiko terjadinya
astigmatisma, dan rasa adanya benda asing yang menempel setelah
operasi. Hal ini juga akan mencegah peningkatan tekanan intraokuli
selama pembedahan, yang juga mengurangi resiko perdarahan.
Cepat menyembuh.
Struktur mata tetap intak, karena insisi yang kecil tidak mempengaruhi
struktur mata.
Operasi katarak sering dilakukan dan biasanya aman. Setelah pembedahan
sering sekali terjadi infeksi atau perdarahan pada mata yang bisa
menyebabkan gangguan penglihatan yang serius. Untuk mencegah infeksi,
mengurangi perdarahan, atau mempercepat penyembuhan, beberapa minggu
setelah pembedahan diberikan tetes mata atau salep. Untuk menghindari mata
dari cedera, pasien sebaiknya menggunakan kacamata atau pelindung mata
yang terbuat dari logam sampai luka pembedahan benar-benar sembuh.
28
Fakolitik
-
Fakotopik
-
Fakotoksik
-
29
dengan
terdapatnya
bakteri
pathogen
termasuk
30
Menjaga kesehatan tubuh dari penyakit seperti kencing manis dan penyakit
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas,Sidharta. Katarak Lensa Mata Keruh. Glosari Sinopsis. Cetakan Kedua.
Balai Penerbitan FKUI. Jakarta. 2007.
2. Ilyas,
Sidharta;
Mailangkay;
Taim,
Hilman;
Saman,Raman;
31
32