LEMBAR PERSETUJUAN
Diterima Dan Disetujui Untuk Dipertahankan Pada Ujian Akhir Program
Pendidikan Diploma III Kesehatan Program Studi Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Haji Medan
Menyetujui
Medan,14 April 2013
Pembimbing
(Kamalia Ainun, S.Kep, Ns)
LEMBAR PENGESAHAN
Telah Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Sidang Ujian Akhir Program
Pendidikan Diploma III Kesehatan Program Studi Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Haji Medan
Medan, 14 April 2013
Tim Penguji
1. Suriani, SST
2. Niasty Lasmy Zaen , SST
3. Kamalia Ainun, S.Kep, Ns
Mengesahkan :
STIKes RS. Haji Medan Ka.Prodi D-III Kebidanan
Ketua,
( Hj. Masdalifa Pasaribu, SKM, M.Kes) (Sumiatik, SST)
Tanggal Sidang Akhir : 14 Mei 2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada peneliti, sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Gambaran Faktor Faktor
Ibu Melakukan Heacting Perenium Di Rumah Sakit Haji Medan Tahun 2013
Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini disusun dan diajukan sebagai salah satu
syarat dalam menempuh ujian Karya Tulis Ilmiah Diploma III Kebidanan
Rumah Sakit Haji Medan. Dalam penelitian Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik dari tata bahasa maupun teknik penelitiannya untuk
itu peneliti berharap kepada semua pihak guna memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun.
Pada kesempatan ini tidak lupa mengucapkan terimakasih yang sebesarbesarnya:
1. Yayasan Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit Haji Medan.
2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Rumah Sakit Haji Medan.
3. Ketua Program Studi Diploma III Kebidanan STIKes Rumah Sakit Haji
Medan.
4. Kamalia Ainun,S.kep.ns selaku Pembimbing, yang telah banyak
meluangkan waktu dan tenaga dalam memberikan masukan, arahan dan
idenya dengan penuh kesabaran dan ketulusan selama penyusunan Karya
Tulis Ilmiah ini.
5. Suriani, SST Penguji I,Niasty Lasmy Zaen,SST Penguji II,Kamalia
Ainun,S.kep,ns Penguji III, yang memberikan arahan dan bimbingan yang
sangat berguna selama proses ujian Karya Tulis Ilmiah berlangsung.
6. Teristimewa peneliti ucapkan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada ayahanda tercinta M.abas Sahid dan ibunda tersayang Nuraini dan
seluruh keluarga yang telah memberikan doa dan dukungan baik yang bersifat
moril maupun material sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini.
7. Seluruh rekan-rekan Mahasiswa Akademi Kebidanan STIKes Rumah Sakit
haji Medan serta teman karibku: kamar 28
(nining,sinden,nurul,yuli,riska,nia,dan mentari) serta adik-adikku yang selalu
memberikan dukungan dan motivasi kepada peneliti sehingga peneliti dapat
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Penelitian 4
1.4 Manfaat Penelitian 5
BAB 2 TINJAUN PUSTAKA 6
2.1. Ibu 6
2.1.1. Defenisi 6
2.4 heacting 10
2.4.1 Definisi 10
2.5 faktor factor penyebab terjadinya heacting perenium 11
2.6 distosia bahu 13
2.7 makrosomia 13
2.8 kelahiran bokong 16
BAB 3 METODE PENELITIAN 21
3.1 Desain Penelitian 21
3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian 21
3.2.1 Lokasi Penelitian 21
3.2.2 Waktu Penelitian 21
3.3 Populasi Dan Sampel 22
3.3.1 Populasi 22
3.3.2 Sampel 22
3.4 Definisi Operasional 22
2.5 Etika Penelitian 23
3.6 Teknik Pengumpulan Data 24
3.7 Pengolahan Data 24
3.8 Penyajian Data 27
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 : Definisi Operasional 23
Tabel 2 : Data Demografi Berdasarkan Sikap Gambaran factor factor ibu
melakukan
Heacting perenium dirumah sakit haji medan
Tahun 2013 28
Tabel 3 : Data Demografi Berdasarkan Tindakan Gambaran factor factor ibu
melakukan
Heacting perenium dirumah sakit haji medan
Tahun 2013 28
Tabel 4 : Data Demografi Berdasarkan Prilaku Gambaran factor factor ibu
melakukan
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian Dari Pendidikan
Lampiran 2 : Surat Balasan Penelitian Dari Rumah Sakit Haji Medan
Lampiran 3 : Surat Selesai Penelitian Dari Rumah Sakit Haji Medan
Lampiran 4 : Jadwal Penelitian
Lampiran 5 : Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 6 : lembar ceklis
Lampiran 7 : Lembar Jawaban
Lampiran 8 : Master Tabel
Lampiran 9 : Lembar Konsul
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Hecting adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang
sampai sembuh dan cukup untuk menahan beban fisiologis.
Hecting perineum adalah suatu cara untuk menyatukan kembali jaringan
tubuh (dalam hal perineum) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu
dan mempertahankan integritas dasar panggul ibu.
Heacting atau penjahitan adalah tindakan untuk menyatukan
menghubungkan kembali jaringan tubuh yang terputus atau terpotong
(mendekatkan) dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu
(memastikan hemostatis) mencegah infeksi dan mempercepat proses
penyembuhan.
Heacting adalah = penjahitan pada luka=tindakan untuk menyatukan tepi2
luka.
Heacting adalah suatu tindakan untuk mendekatkan tepi luka dengan benang
sampai sembuh dan cukup menahan beban fisiologis.
Menurut data WHO (2002) menyebutkan bahwa 20% ibu bersalin terpaksa
bergerak dan luas lukanya kecil. Benang ini harus dilakukan penyimpulan 3
kali karena dalam tubuh akan mengembang. Bila penyimpulan dilakukan
hanya 2 kali akan terbuka kembali.
Chromic CatguT
Bersifat dapat diserap oleh tubuh, penyerapannya lebih lama yaitu sampai 20
hari. Chromic Catgut biasanya menyebabkan reaksi inflamasi yang lebih besar
dibandingkan dengan plain catgut. Berguna untuk penjahitan luka yang
dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari dan bila mobilitas harus segera
dilakukan.
Catgut kromik adalah benang catgut yang telah dikombinasi dengan garamgaraman krom. Fungsi garam-garaman krom adalah menunda proses
proteolisis yang menyebabkan catgut dapat direabsorpsi,sehingga
memperpanjang waktu agar benang dapat dipertahankan dalam jaringan
bersama-sama selama proses penyembuhan.
Jenis dan ukuran benang untuk penajhitan luka perineum:
Catgut kromik 4-0
. Perbaikan dining anterior rektum pada laserasi derajat empat
Perbaikan laserasi klitoris
Perbaikan ditempat lain apabila memerlukan benang yang sangat halus
Bentuk Luka Perineum
Bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2 macam yaitu
Rupture adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya jaringan
secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses
persalinan. Bentuk rupture biasanya tidak teratur sehingga jaringan yang
robek sulit dilakukan penjahitan. (Hamilton, 2002).
Episotomi
Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk memperbesar
muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya kepala bayi (Eisenberg,
A., 1996)Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum dan vagina
yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan ini dilakukan jika perineum
diperkirakan akan robek teregang oleh kepala janin, harus dilakukan infiltrasi
perineum dengan anestasi lokal, kecuali bila pasien sudah diberi anestasi
Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada saat bayi lahir baik secara
spontan maupun dengan alat atau tindakan. Robekan perineum umumnya
terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin lahir
terlalu cepat. Robekan terjadi pada hampir semua primipara (Wiknjosastro,
2005, hlm 665).
Pengertian ruptur sesuai dengan kamus kedokteran adalah robeknya atau
koyaknya jaringan (Dorland,1998). Perineum merupakan ruang berbentuk
jajaran genjang yang terletak di bawah dasar panggul. Batas superior yaitu
dasar panggul yang terdiri dari musculus levator ani dan musculus coccygeus.
Batas lateral tulang dan ligamentum yang membentuk pintu bawah panggul,
yaitu depan ke belakang angulus pubicus, ramus ischiopubicus, tuber
ischiadicum, ligamentum sacrotuberosum, dan oscoccyges. Batas inferior
yaitu kulit dan vagina (Oxorn, 2003). Ruptur perineum adalah robekan yang
terjadi pada perineum sewaktu persalinan (Mohtar, 1998).
Episiotomi adalah perobekan yang dibuat di perineum antara lubang vagina
dan anus untuk mempermudah keluarnya bayi. Perobekan ini dilakukan
dengan gunting bius lokal ketika kepala bayi tampak. Jika dilakukan terlalu
dini sebelum kelangkang menipis, otot-otot, kulit dan pembuluh-pembuluh
darah akan rusak dan perdarahan bisa lebih banyak.
Episiotomi adalah inisiasi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya
selaput lendir vagina, cincin himen, jaringan septum rektovaginal, otot-otot
dan fasia perineum, serta kulit sebelah depan perineum untuk melebarkan
jalan lahir sehingga mempermudah kelahiran (Mansjoer, et all, 2001).
Episiotomi yaitu tindakan bedah ringan berupa irisan di daerah perineum
antara lubang kemaluan dan lubang anus (Indiarti, 2009).
2.2.2 faktor factor penyebab terjadinya heacting perenium
Distosia adalah penyulit persalinan, sedangkan distosia bahu adalah penyulit
persalinan bahu. Angka kejadian distosia bahu tergantung pada kriteria
diagnosa yang digunakan. Salah satu kriteria diagnosa distosia bahu adalah
bila dalam persalinan pervaginam untuk melahirkan bahu harus dilakukan
maneuver khusus seperti traksi curam bawah dan episiotomi. Dengan
menggunakan kriteria diatas menyatakan bahwa dari 0.9% kejadian distosia
bahu yang tercatat direkam medis, hanya 0.2% yang memenuhi kriteria
diagnosadiatas.untuk menentukan distosia bahu di gunakan criteria objektif
yaitu interval waktu antara lahirnya kepala dengan seluruh tubuh. Nilai
normal interval waktu antara persalinan kepala dengan persalinan seluruh
tubuh adalah 24 detik , pada distosia bahu 79 detik.
Distosia bahu sering terjadi pada persalinan dengan tindakan cunam tengah
atau pada gangguan persalinan kala I dan atau kala II yang memanjang.
distosia bahu yang berulang terjadi pada 17% pasien.
Distosia bahu adalah komplikasi gawat yang memerlukan penanganan yang
cepat tepat dan terencana secara jelas.
Distosia bahu ialah kelahiran kepala janin dengan bahu anterior macet diatas
sacral promontory karena itu tidak bisa lewat masuk ke dalam panggul, atau
bahu tersebut bisa lewat promontorium, tetapi mendapat halangan dari
tulang sakrum.
Setelah kelahiran kepala, akan terjadi putaran paksi luar yang menyebabkan
kepala berada pada sumbu normal dengan tulang belakang bahu pada
umumnya akan berada pada sumbu miring (oblique) di bawah ramus pubis.
Dorongan pada saat ibu meneran akan meyebabkan bahu depan (anterior)
berada di bawah pubis, bila bahu gagal untuk mengadakan putaran
menyesuaikan dengan sumbu miring dan tetap berada pada posisi
anteroposterior, pada bayi yang besar akan terjadi benturan bahu depan
terhadap simfisis sehingga bahu tidak bisa lahir mengikuti kepala.
2.2.3 Bayi Besar
Makrosomia adalah merupakan gambaran yang khas untuk bayi ibu Diabetes
Mellitus.
Makrosomia ini disebabkan oleh terjadinya hiperglikemia pada janin (akibat
hiperglikemia ibu) dan hiperinsulinisme janin yang menyebabkan :
Timbunan lemak subkutan janin dan glikogen hati bertambah.
Makrosomia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan bayi baru
lahir dengan berat yang berlebihan. Definisinya adalah berat kelahiran 40004500 g atau lebih besar dari 90% menurut usia kehamilan setelah mengoreksi
jenis kelamin dan etnis.
Adapun waktu yang digunakan peneliti pada tanggal 12-16 April diruang fitrah
rumah sakit haji medan tahun 2012.
3.3 Populasi dan Sampel
3.3.1 Populasi
Adapun populasi peneliti yaitu seluruh ibu yang berumah tangga di Di Rumah
Sakit Haji Medan .
3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi dengan menggunakan
cara yang tertentu
Pengambilan sampel jika kurang dari 30 maka anggota populasi tersebut
diambil seluruhnya untuk dijadikan sampel.sampel yang digunakan dalam
peneliti ini adalah seluruh ibu persalin yang ada diruang fitrah dirumah sakit
haji medan yang disebut dengan accidental sampling yaitu menggunakan
responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan
konteks penelitian, yaitu berjumlah 25 orang ibu bersalin
3.4 Defenisi Operasional
Definisi operasional yaitu mendefinisikan variable secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati ,memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek
atau fenomena.
Berdasarkan kerangka konsep penelitian diatas maka definisi operasional
yang tujuannya dapat mempermudah dalam mendefinisikan dan
pengskoringkan secara terperinci dapat dijabarkan dalam bentuk tabel
sebagai berikut:
No Variable penelitian Defenisi Alat ukur Hasil ukur Skala
1.
2.
3.
4. Variabel independent
Bayi besar
Distosia bahu
Kelahiran bokong
Variable dependent
heacting
Bayi yang lahir diatas 4500gram
Tersangkutnya bahu janin dan tidak dapat dilahirkan setelah kepala janin
Dilahirkan
posisi dimana bayi di dalam rahim berada dengan kepala di atas
untuk mendekatkan tepi luka.
Lembar ceklis
Lembar ceklis
Ya
tidak
Ya
tidak
Ordinal
Ordinal
3.5Etika penelitian
dalam melakukan penelitian ini, peneliti terlebih dahulu mengajukkan
permohonan kepada ketua puskesmas untuk melakukan study pendahuluan.
a. Lembar persetujuan
Lembar persetujuan di berikan kepada subjek yang akan diteliti. Peneliti
menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta dampak
yang mungkin terjadi sebelum dan sesudah penelitian. Jika bersedia dijadikan
responden, maka mereka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan
tersebut.
b. Tanpa nama
Untuk menjaga kerahasiaan responden,peneliti tidak mencantumkan
namanya pada lembar pengumpulan data, tapi cukup dengan memberikan
nomor kode pada masing-masing lembar tersebut
c. Kerahasiaan
Kerahasiaan informasi responden akan dijamin oleh peneliti, hanya
sekelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai
hasil penelitian.
d. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar ceklis disusun
dan dimotifikasi oleh peneliti dengan mengaju dengan kerangka konsep dan
tinjauan pustaka meliputi gambaran factor ibu melakukan heacting perenium
3.7 pengolahan data
Data yang dikumpulkan berupa jawaban dari setiap pertanyaan lembar ceklis
yang akan diolah dengan langkah langkah sebagai berikut:
1. Editing
Dilakukan pengecekan data yang telah terkumpul, bila terdapat kesalahan dan
kekeliruan dalam pengumpulan data diperbaiki da dilakukan pendataan ulang
dengan responden
2. Coding
Data yang telah diedit dirubah dalam bentuk angka,(kode)nama responden
dirubah menjadi nomor responden.
3. Tabulating
Untuk mempermudah pengolahan data, data di masukan dalam distribusi
frekwensi
4. Scoring
Memberikan skor terhadap jawaban-jawaban responden pada lembar ceklis
untuk penilaian gambaran factor factor ibu melakukan heacting perenium.
3.8 penyajian data
Hasil pengolahan data akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekwensi .
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan dengan tidak benar
2 Dilakukan dengan benar
9. Mengkaji luka, kedalaman, luasnya dan keadaan luka
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak benar
2 dilakukan dengan benar
10 Membersihkan luka dengan larutan antiseptik atau larutan garam faal.
Gunakan kassa terpisah untuk setiap usapan, membersihkan luka dari area
yang
kurang terkontaminasi ke area lebih bersih.
0 Tidak dilakukan
1 Dilakukan dengan tidak benar
2 Dilakukan dengan benar
11. Menyiapkan injeksi lidokain 1 %
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak benar
2 dilakukan dengan benar
12. Melakukan desinfeksi pada ujung luka / daerah yang akan disuntik dengan
menggunakan alkohol 70%
secara sirkuler dengan diameter kerang lebih 5 cm
Menyuntikan lidokain secara sub cutan di sekitar tepi luka.
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak benar
2 dilakukan dengan benar
13. Melakukan aspirasi, apabila tidak ada darah
masukan lidokain secara perlahan-lahan sambil menarik jarum dan
memasukan obat sepanjang tepi luka. Lakukan pada tepi luka yang lainnya
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak lengkap
2 dilakukan dengan benar
14. Tunggu 2 menit agar lidokain bereaksi. Sambil menungu reaksi obat,
siapkan nalpoeder, jarum dan benang.
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak lengkap
2 dilakukan dengan benar
15. Menguji reaksi obat dengan menggunakan pinset
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak lengkap
2 dilakukan dengan benar
16. Menjahit luka kurang lebih 1 cm diatas ujung luka dan ikat, gunting
benang sisakan kira-kira 1 cm. jahit satu persatu dengan jarak jahitan satu
dengan yang lainnya kurang lebih 1 cm
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak lengkap
2 dilakukan dengan benar
17. Meneruskan sampai semua luka terjahit.
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak lengkap
2 dilakukan dengan benar
18. Memberikan antiseptik pada luka
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak lengkap
2 dilakukan dengan benar
19. Menutup luka dengan kassa steril dan rekatkan dengan plester
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak lengkap
2 dilakukan dengan benar
20. Merapikan pasien
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak lengkap
2 dilakukan dengan benar
21. Membereskan alat
0 tidak dilakukan
1 dilakukan dengan tidak lengkap