Anda di halaman 1dari 9

TUGAS 1

PROSES PETROKIMIA

oleh Alif Nuzulul Hidayat (1206249832)

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK 2015
1. MEA dan DEA dalam Absorpsi Gas CO2

Gas karbon dioksida merupakan salah satu gas yang dapat menimbulkan dampak
negatif dalam suatu proses industri. Tidak hanya menyebabkan efek gas rumah kaca, gas
karbon dioksida juga dapat menurunkan nilai kalor, menyebabkan pembekuan dalam proses
pendinginan, menimbulkan korosi dan dapat meracuni katalis. Oleh karena itu, gas karbon
dioksida perlu dihilangkan atau direduksi hingga konsentrasi sekecil mungkin. Salah satu
proses yang paling banyak digunakan untuk keperluan tersebut adalah proses absorpsi. Proses
absorpsi paling banyak digunakan, karena dinilai sebagai proses yang paling ekonomis
dibandingkan proses-proses lainnya. Selain itu, absorpsi dapat digunakan untuk sistem
dengan konsentrasi CO2 yang rendah, mudah untuk ditangani dan dapat diaplikasikan pada
banyak pabrik. Dalam proses absorpsi diperlukan pelarut untuk mengikat gas karbon dioksida
tersebut. Di antara sekian banyak pelarut yang digunakan, pelarut MEA (Monoethanolamine)
dan DEA (Diethanolamine).
1.1 MEA (Monoethanolamine)
Monoethanolamine adalah cairan yang bening, kental dan tidak berwarna. MEA
termasuk ke dalam kelompok senyawa organik yang disebut ethanolamines. Ethanolamine
memiliki sifat amine dan alkohol. MEA digunakan sebagai senyawa intermediate dalam
proses manufaktur kosmetik, surface-active agent, emulsifier, farmasi dan plastik. Selain
itu, MEA digunakan untuk absorpsi dan penghilangan H2S dan CO2 dari kilang minyak
dan aliran gas alam. MEA telah digunakan selama lebih dari 60 tahun dalam proses
industri. Larutan MEA merupakan pelarut penting dalam proses penghilangan CO 2, karena
larutan MEA beraksi dengan cepat dengan karbon dioksida akibat adanya sifat amine
primer di dalamnya. MEA larut dalam air dan terdegradasi secara alami dengan cepat.
Namun, pelepasan MEA dalam jumlah yang besar ke dalam fasilitas pengolahan limbah
air dapat menghasilkan penurunan kualitas pengolahan limbah dan meracuni zat aktif yang
digunakan dalam pengolahan limbah tersebut. MEA memiliki stabilitas suhu yang baik,
tetapi dapat bereaksi secara eksotermal dengan banyak bahan lain, misalnya zat
pengoksidasi kuat, asam dan basa kuat, aldehid, keton, akrilat, anhidrat organik, halida
organik, format, logam besi dan seng. MEA juga dapat membentuk kompleks kristal yang
tidak stabil, yaitu tris (ethanolamino)-iron, ketika terjadi kontak dengan besi atau baja.
Secara umum, MEA digunakan pada konsentrasi 15-22 %wt. dalam air. Acid gas loading
(kemampuan mengikat gas) berada pada range 0,25-0,33 mol acid gas per mol amine. Jika
dibandingkan dengan amine lain, MEA bersifat lebih korosif.
1.2 DEA (Diethanolamine)

DEA adalah senyawa organik dengan rumus molekul NH(CH2CH2OH)2 yang


berbentuk padat putih pada suhu ruang, tetapi dengan kecenderungannya untuk
mengabsorb air menyebabkan DEA sering ditemukan dalam bentuk cairan kental dan
tidak berwarna.Seperti senyawa amina organik lainnya, DEA merupakan basa lemah.
DEA banyak diaplikasikan sebagai pelarut gas asam, seprti CO 2 dan H2S, sejak tahun
1960-an. Secara umum, DEA digunakan pada konsentrasi 25-35%wt. dalam air. Acid
gas loading terbatas pada 0,3-0,4 mol acid gas per mol amine. Jika dibandingkan
dengan MEA, DEA bersifat kurang korosif sehingga lebih aman untuk digunakan.
1.3 Perbandingan Sifat MEA dan DEA
Sifat Fisik dan kimia
Tabel 1. Sifat fisik dan kimia MEA & DEA

PARAMETER

MEA

DEA

Tipe
Formula
Molecular Weight
Warna
Bau
Kelarutan dalam

Primer
HOC2H4NH2
61,08 gram/mol
Bening
Ammonia
Larut

Sekunder
[CH2CH2OH]2NH
105,15 gram/mol
Bening
Ammonia
Laryt

air
Boiling point pada

170,5 C

217 C

1 atm
Auto ignition

410C

365C

temperature
Flash point
Vapor pressure

93C
64 Pa

138C
1 Pa

pada 20C
Density
Lean loading

1,018 gram/cc
0,1 0,15 mol

1,090 gram/cc
0,05 - 0,07 mol

Rich loading

acid/mol amine
0,3 - 0,35 mol

acid/mol amine
0,35 - 0,4 mol

acid/mol amine

acid/mol amine

(sumber : Badak LNG)


Sifat Secara Umum
Tabel 2. Perbandingan sifat MEA dan DEA secara umum

No.
1
2

Sifat/Karakteristik
MEA
DEA
Senyawa paling ekonomis
Harganya tidak terlalu mahal
Memiliki sifat yang reaktif dengan
Merupakan senyawa yang moderat
CO2 karena bersifat paling basa,
3

dan tidak terlalu korosif

namun korosif
Memiliki tekanan uap yang paling

Memiliki tekanan uap yang cukup

tinggi, sulit diregenerasi

rendah

1.4 Kelebihan Penggunaan MEA dan DEA


Berikut adalah beberapa kelebihan dari MEA dan DEA sebagai pelarut dalam
proses absorpsi gas CO2.
a. MEA dapat mengabsorpsi gas CO2 pada tekanan parsial yang rendah.
b. MEA dan DEA memiliki kinetika reaksi yang cepat (mudah bereaksi) dengan gas
CO2.
c. MEA dan DEA memiliki selektivitas yang tinggi.
d. MEA dan DEA memiliki kelarutan yang rendah dalam hidrokarbon sehingga baik
digunakan dalam sistem aliran gas alam.
e. MEA dan DEA memiliki harga yang realatif rendah.
1.5 Senyawa selain MEA dan DEA dalam absorpsi gas CO2
Seperti yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya, baik MEA maupun
DEA, keduanya memiliki kekurangan tertentu dalam pengaplikasiannya untuk
megabsorpsi gas CO2, misalnya sifat MEA yang korosif. Karena kekurangannya itu,
saat ini penggunaan kedua pelarut tersebut, terutama MEA, sudah dihindari dan
diganti dengan pelarut lainnya. Pelarut yang digunakan sebagai pengganti tersebut
adalah MDEA (methyldiethanolamine).
Secara umum, MDEA digunakan pada konsentrasi 30-50%wt. MDEA
memiliki acid gas loading yang tinggi, yaitu 0,7 0,8 mol acid gas per mol amine.
Karena acid gas loading yang tinggi tersebut, jumlah (flow rate) dari sirkulasi larutan
amine dapat dikurangi sehingga dapat mengurangi pula konsumsi energi pompa. Jika
dibandingkan dengan MEA dan DEA, MDEA memiliki korosivitas yang relatif
rendah sehingga lebih aman untuk digunakan. Namun, MDEA agak sulit terdegradasi
secara alami sehingga dapat mengancam lingkungan, terutama biota laut, apabila
dibuang dengan sembarang. Selain itu, MDEA memiliki kecepatan reaksi yang lambat
dalam mengabsorp gas CO2. Oleh karena itu, diperlukan piperazine sebagai katalis
agar MDEA lebih cepat bereaksi.
2. Cadangan & Kapasitas Kilang Minyak Bumi dan Sumur Gas di Indonesia
Cadangan Minyak dan Gas Bumi di Indonesia

Gambar 1. Cadangan minyak dan gas bumi di Indonesia per 1 Januari 2013
(sumber : BPH MIGAS, 2014)

Kapasitas Kilang Minyak Bumi di Indonesia

Gambar 2. Kapasitas kilang minyak di Indonesia


(sumber : BPH MIGAS, 2014)

Infrastruktur Gas Bumi di Indonesia

Gambar 3. Kapasitas pengolahan gas bumi di beberapa daerah di Indonesia


(sumber : BPH MIGAS, 2014)

Kapasitas Kilang LPG dan LNG di Indonesia

Gambar 4. Kapasitas kilang LPG dan LNG di Indonesia


(sumber : BPH MIGAS, 2014)

3. Unit Pemurnian Feed pada Pabrik Pupuk


Salah satu bahan baku pabrik pupuk adalah gas metana yang dapat diperoleh
dari gas alam. Gas metana tersebut berguna dalam proses pembuatan gas CO dan H 2,
lebih sering disebut sebagai syn gas, untuk selanjunya digunakan dalam pembuatan
urea. Seperti yang telah diketahui, gas alam tidak hanya mengandung gas metana,
tetapi juga mengandung banyak pengotor (impurities), misalnya sulfur, yang dapat
mengganggu atau pun merusak alat proses. Oleh karena itu, pengotor tersebut harus
diambil atau dibuang terlebih dahulu sebelum feed (gas metana) memasuki unit proses
yang lain. Untuk melakukan hal tersebut dibuat unit tertentu dalam suatu pabrik
pupuk yang biasanya dinamakan feed treating unit.
Pabrik Pupuk Sriwijaya
Di pabrik pupuk Sriwijaya, gas alam yang masih mengandung kotoran
dibersihkan dahulu di dalam feed treating unit agar ridak menimbulkan keracunan
pada katalisator di reforming unti. Pengotor utama yang ingin dibersihkan adalah
7

sulfur. Oleh karena itu, gas alam tersebut dilewatkan dalam suatu reaktor yang
disebut desulfurizer. Berikut adalah gambaran proses pembuatan ammonia di
pabrik pupuk Sriwijaya :
Feed
treating
unit

Gambar 5. Unit proses pembuatan ammonia di pabrik pupuk Sriwijaya


(sumber : http://www.kppbumn.depkeu.go.id, 2014)

Pabrik pupuk Iskandar Muda


Pabrik pupuk Iskandar Muda yang terletak di Propinsi Nanggroe Aceh
Darussalam pun memiliki unit persiapan gas umpan baku (feed treatment). Proses
persiapan/pemurnian bahan baku yang ada di pabrik tersebut terdiri dari beberapa
tahapan proses, yaitu penghilangan sulfur, penghilangan

mercury dan

penghilangan CO2. Sulfur dihilangkan, karena sulfur merupakan racun bagi


katalis di primary reforemer, secondary reformer, LTS, methanator dan ammonia
converter. Mercury merupakan racun bagi katalis di unit HTS dan LTS. Gas CO 2
dalam konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan rendahnya konversi gas
metana menjadi syn gas di unit reforming. Alat yang digunakan untuk
memisahkan pengotor-pengotor tersebut diantaranya adalah desulfurizer, mercury
guard vessel dan CO2 Pretreatment Unit (CPU). Selain ketiga alat tersebut,
terdapat pula alat Fuel and Feed Gas Knock Out Drum (KO-Drum) untuk
memisahkan senyawa hidrokarbon berat. Senyawa hidrokarbon fraksi berat perlu

dipisahkan, karena senyawa tersebut dapat menyebabkan pembentukan deposit


karbon di katalis reformer pada suhu tinggi.
REFERENSI :
http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/diethanolamine diakses pada tanggal 26 Februari 2015
http://www.dow.com/scripts/litorder.asp?filepath=amines/pdfs/noreg/111-01375.pdf diakses pada
tanggal 26 Februari 2015
http://www.kppbumn.depkeu.go.id/Industrial_Profile/PK4/Proses%20Pembuatan%20Pupuk.htm
diakses pada tanggal 26 Februari 2015

Presentation slides. Kebijakan Pengembangan Migas Indonesia Untuk Mendukung Energy


Mix 2025. Dipresentasikan oleh Bapak Saryono Hadiwijoyo (Komite BPH MIGAS) pada
acara PETROVA yang diselenggarakan di FTUI tanggal 27 September 2014

Anda mungkin juga menyukai

  • MM04-koefisien Gesek PDF
    MM04-koefisien Gesek PDF
    Dokumen3 halaman
    MM04-koefisien Gesek PDF
    Alif Nuzulul Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Efek Joule
    Efek Joule
    Dokumen2 halaman
    Efek Joule
    Alif Nuzulul Hidayat
    100% (1)
  • Assignment 1
    Assignment 1
    Dokumen4 halaman
    Assignment 1
    Alif Nuzulul Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Diktat NME PDF
    Diktat NME PDF
    Dokumen36 halaman
    Diktat NME PDF
    Alif Nuzulul Hidayat
    Belum ada peringkat
  • LTM 1 Asam Nukleat PDF
    LTM 1 Asam Nukleat PDF
    Dokumen10 halaman
    LTM 1 Asam Nukleat PDF
    Alif Nuzulul Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Work Permit
    Work Permit
    Dokumen13 halaman
    Work Permit
    Alif Nuzulul Hidayat
    100% (1)
  • Work Permit
    Work Permit
    Dokumen13 halaman
    Work Permit
    Alif Nuzulul Hidayat
    100% (1)
  • Makalah K3LL
    Makalah K3LL
    Dokumen8 halaman
    Makalah K3LL
    Alif Nuzulul Hidayat
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat
  • Dari Everand
    Belum ada peringkat