disayangkan, warga sipil meninggal. Kita telah meminta mereka untuk evakuasi, tapi Hamas
meminta mereka tinggal. Inilah yang terjadi," ujarnya kepada radio Israel.
Di Indonesia, Direktur Pusat Kajian Timur Tengah dan Islam (PKTTI) Universitas Indonesia
(UI) Abdul Mutaali menegaskan, serangan biadab Israel ke Palestina merupakan tindakan
pelanggaran HAM serius.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah tiba di Israel kemarin untuk membantu menegosiasi
gencatan senjata. Ia tiba di Bandara Ben Gurion di dekat Tel Aviv meskipun terdapat larangan
penerbangan AS selama 24 jam yang dijatuhkan otoritas penerbangan Amerika.
Saat tiba di Tel Aviv, Kerry mengaku, ada kemajuan untuk mencapai gencatan senjata. "Kami
tentunya telah membuat sejumlah langkah maju. Tapi, masih ada yang harus dituntaskan,"
ujarnya. Di Tel Aviv, Kerry juga akan berbicara dengan Dewan Keamanan PBB Ban Ki-moon.
Sebelumnya, Kerry meminta agar Hamas mau menerima proposal gencatan senjata. Sementara,
Hamas meminta Mesir dan Israel menggakhiri blokade Gaza. Hamas juga mendesak Israel
membebaskan ratusan tahanan Palestina.
Rami Hamdallah, perdana menteri dari pemerintahan bersatu yang didukung Hamas dan Fatah,
mengatakan, saat ini waktunya untuk mengakhiri penderitaan tiada akhir warga Palestina. "Kami
meminta keadilan bagi orang-orang kami yang tiap harinya telah menjadi subjek pendudukan
selama 47 tahun," katanya. "Inilah saatnya untuk menghentikan agresi ini dan inilah saatnya
menghentikan kepungan ini."
Israel memblokade Jalur Gaza pada 2006 setelah Hamas menculik tentara Israel Gilad Shalit.
Blokade diperketat Israel dan Mesir pada 2007 setelah Hamas menggulingkan Fatah di Jalur
Gaza. Pada 2008 Israel melancarkan serangannya ke wilayah Gaza. Sejumlah pesawat menunda
penerbangan ke Israel setelah roket dari Gaza menghantam dekat bandara Tel Aviv. Israel pun
telah meminta AS untuk mengkaji pelarangan penerbangan.
n c57c64/ap/reuters red: dessy suciati saputri ed: teguh firmansyah
http://www.republika.co.id/berita/koran/internasional-koran/14/07/24/n979wm10-israelmelanggar-ham
Berita Terkini Hari Ini: PBB Tegaskan Israel Melanggar HAM Warga Palestina
Berita terkini hari ini PBB mengungkapkan adanya pelanggaran HAM oleh Israel terhadap
warga Palestina. Pembangunan pemukiman warga Israel dinilai telah membuat rakyat Palestina
terasing di tanah air mereka sendiri. Selain itu terdapat penghancuran rumah dan pembatasan
akses air secara paksa oleh Israel.
Penangangan isu pelanggaran HAM oleh Israel ini dikerjakan secara serius. Senin (21/10) pakar
PBB telah melakukan interogasi kepada sejumlah pejabat Israel tentang masalah-masalah yang
disebutkan di muka. Israel sendiri bertindak taktis dengan hanya melaporkan pelaksanaan hakhak warga di negara mereka.
Di samping itu, Israel juga mengklaim mereka tidak bertanggung jawab atas dipenuhinya hakhak warga Palestina di wilayah yang diduduki mereka. Hal ini membuat frustrasi para pakar PBB
yang tergabung dalam Komite Hak Asasi Manusia.
Ketua komite tersebut, Nigel Rodley menyebut Israel hanya ingin mengambil keuntungan sendiri
dalam pendudukan wilayah di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Padahal, pembangunan pemukiman
Yahudi yang dilakukan Israel dengan mengesampingkan hak warga Palestina, dinilai PBB
sebagai masalah sesungguhnya.
Saya menegaskan bahwa pembangunan pemukiman (Yahudi) adalah akar masalah yang
dihadapi sekarang ini, termasuk dugaan pelanggaran hak hidup dan hak bergerak (oleh Israel
terhadap warga Palestina), ungkap Rodley seperti dikutip Antara.
Bukan hanya Nigel Rodley yang berpikir demikian. Cornelis Flinterman, salah satu panelis PBB
juga menilai Israel telah mengabaikan rekomendasi PBB. Hal ini bisa dibuktikan dari
pemukiman Yahudi yang terus melesat hingga dua kali lipa dari tahun 2010.
Sepertinya rekomendasi kami pada 2010 lalu (agar Israel berhenti membangun pemukiman)
tidak diindahkan. Seringkali warga Palestina diintimidasi oleh penduduk baru pemukiman Israel.
Mereka bisa dikatakan terasing di tanah airnya sendiri, tegas Flinterman.
http://sidomi.com/332616/pbb-tegaskan-israel-melanggar-ham-warga-palestina/
Salah blokir situs dakwah, Kemkominfo bisa dituduh melanggar HAM
Merdeka.com - Terkait 22 situs dakwah radikal yang akan diblokir Kementerian Komunikasi
dan Informatika (Kemenkominfo) mendapatkan sorotan dari pakar IT Onno W. Purbo dalam
akun Facebook miliknya.
Menurutnya, Kemenkominfo harus berhati-hati soal pemblokiran tersebut. Sebab, jika
Kemkominfo salah dalam memblokir akses informasi tersebut, bisa saja Kemkominfo dituduh
melanggar Hak Azasi Manusia (HAM).
"Akses ke informasi merupakan HAM yang dilindungi dalam Deklarasi Human Right
berdasarkan http://www.un.org/en/documents/udhr/ artikel 19," ungkapnya dalam akun Facebook
nya Onno W. Purbo, (30/03).
Dirinya pun menyatakan tidak berkomentar banyak soal ini. "Belakangan ini, beberapa situs
Dakwah Islam tampaknya diblokir @kemkominfo ! ... no comment ah," lanjutnya.
Di sisi lain, pemblokiran website tersebut, dibenarkan oleh Kepala Humas Kemkominfo, Ismail
Cawidu.
"Ya, ini usul BNPT untuk minta ditindaklanjuti," ujarnya saat dihubungi Merdeka.com, (30/3).
Dirinya menjelaskan bahwa pemblokiran ini disinyalir mengandung konten negatif.
"Ya akan diblokir ISP. Alasannya, karena menurut Badan Nasional Penanggulangan Terorisme
(BNPT) website-website tersebut mengandung faham kekerasan dan radikalisme," jelasnya.
http://www.merdeka.com/teknologi/salah-blokir-situs-dakwah-kemkominfobisa-dituduh-melanggar-ham.html
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/04/01/nm3x6h-mpibnpt-dan-kemenkominfo-melanggar-ham
Komnas HAM: Seharusnya Jangan Langsung Blokir 22 Situs, Beri Peringatan Dulu
JAKARTA Polri dikritik karena telah menangkap terduga pendukung ISIS. Pengamat teroris
Al Chaidar mengatakan, penangkapan tersebut melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Sebab
belum ada Undang-Undang yang menyatakan ISIS adalah teroris.
Perppu ISIS belum ada. Penangkapan itu pelanggaran HAM terbesar. Itu bakal membuat
mereka dendam sama polisi, ujarnya kepada Okezone, Kamis (26/3/2015).
Al Chaidar menambahkan, polisi tidak bisa memperlakukan warga terduga pendukung ISIS
seperti teroris. Sebab pendukung ISIS belum tentu teroris.
Mereka kan belum melakukan aksis teroris. Jangan kriminalisasi warga terduga pendukung ISIS
itu. Tidak boleh, mereka tidak punya pengacara untuk membela diri, tuturnya.
Al Chaidar menyarankan, terduga pendukung ISIS dibebaskan. Namun, mesti dirangkul agar
tidak pergi ke Suriah untuk membantu gerakan ISIS.
Sebagian hendak dukung ISIS kan karena faktor ekonomi. Mereka jual rumah jual motor. Itu
harus dipahami polisi, ucapnya.
Sebelumnya, lima warga terduga pendukung ISIS ditangkap kemarin. Salah satu yang ditangkap
itu adalah Helmi, warga Jalan Soputan 2 RT 1/RW 1 Kelurahan Karangbesuki, Kecamatan
Sukun, Kota Malang. Ia diduga sebagai penyandang dana keberangkatan pendukung ISIS dari
Jawa Timur ke Suriah.
Selain Helmi, Abdul Hakim Munabari juga ditangkap. Ketua RT tempat Abdul tinggal, Feriyah
mengatakan, Abdul dan keluarganya memang tertutup. Ia diketahui sering bepergian ke luar
negeri. Namun warga setempat tidak mengetahui negeri tujuan terduga pengikut ISIS itu.
http://news.okezone.com/read/2015/03/25/337/1124362/tangkap-pendukung-isis-polisi-langgarham
http://www.tempo.co/read/news/2014/08/13/063599382/Kasus-Udin-Kedaluwarsa-NegaraMelanggar-HAM
Pihak kepolisian kembali menjadi sorotan kaum Muslimin. Bukan karena prestasinya
mengungkap pelanggaran hukum, namun kali ini karena kontroversi pelarangan jilbab bagi polisi
wanita (polwan). Kontoversi ini mencuat setelah ada laporan masuk ke MUI bahwa pihak
kepolisian melarang penggunaan jilbab.
Kontroversi memanas ketika jawaban resmi Polri melalui Kabagpenum Polri Kombes Pol Agus
Rianto, larangan jilbab semata-mata karena masalah anggaran. Banyak pihak mengecam
kebijakan Polri ini, tidak saja kaum Muslim, tetapi juga Komnas HAM.
Polri sebagai representasi negara seharusnya menjujung tinggi nilai-nilai HAM. Tidak hanya itu,
negara harus konsisten dengan UUD 1945 yang secara jelas mengatur tentang kebebasan
seseorang untuk memeluk dan menjalankan agamanya.
Sebagai institusi penegak hukum, selayaknya Polri berdiri paling depan dalam penegakan hukum
tersebut. Larangan berjilbab dalam konteks ini ada pengingkaran institusi ini terhadap penegakan
UUD 1945 yang merupakan dasar berdirinya negara. Dalam masalah jilbab ini, Polri hendaknya
harus segara mencabut larangan jilbab ini dan menghargai setiap bentuk kebebasan beragama
yang dijamin oleh undang-undang.
Wajib dilindungi
Dalam konteks HAM, sejatinya jilbab telah masuk pada forum internum (kebebasan internal).
Setiap manusia berhak untuk bebas berpikir (thought), bersikap sesuai hati nurani (conscience),
dan menganut suatu agama (religion) atau keyakinan (belief) pilihannya sendiri. Sudah menjadi
keputusan universal bahwa hak-hak tersebut mutlak, yakni tidak dapat dikurangi atau dibatasi
oleh siapa pun, kapan pun, dan dimana pun (non-derogable).
Jilbab menjadi bagian dari forum internum, sebab penggunaannya merupakan hasil dari sebuah
pengembangan pemikiran dan penafsiran terhadap keyakinan yang dianut, yakni Islam. Dalam
konteks HAM, hal itu harus dilindungi, sebagai sebuah bentuk penafsiran dan pemikiran.
Setiap orang juga bebas menjalankan agama atau keyakinannya dengan ibadah dan pengamalan
(forum eksternum). Dari konteks ini, pembatasan menggunakan jilbab hanya boleh dilakukan
berdasarkan hukum. Yakni, melindungi keamanan, kesehatan, atau hak-hak dan kebebasan yang
mendasar.
Dari berita yang beredar di banyak media, pembuatan larangan jilbab di Prancis bukan karena
alasan yang dibenarkan. Karena, memang tidak ada alasan pembenaran bagi Prancis untuk
melarang penggunaan jilbab ini.
Tentunya, sebagai institusi negara, Polri harus bisa melakukan perlindungan (protect),
pemenuhan (fulfill), dan menghormati (respect) terhadap HAM. Negara seringkali abai dalam
kewajibannya melindungi, memenuhi, dan menghormati HAM.
Indonesia masih menjadi negara yang pemerintahannya menjadi salah satu pemerintahan yang
masuk dalam daftar pelanggar HAM. Pelanggaran-pelanggaran HAM sering terjadi dan negara
tidak mampu berbuat banyak terhadap kasus-kasus tersebut.
Seringkali pula negara bersikap ambigu dalam penegakan HAM, seperti halnya terhadap
demokrasi. HAM dan demokrasi diperjuangkan ketika menguntungkan rezim. Tetapi, menjadi
musuh saat HAM dan demokrasi tersebut mengancam eksistensi kekuasaan sebuah rezim.
Tentunya, pemerintah sadar larangan penggunaan jilbab merupakan sebuah pelanggaran dan
harus segera diakhiri.
Stigma negatif
Stigmatisasi terhadap Islam yang seringkali digembar-gemborkan pihak tidak bertanggung
jawab, telah membangun sebuah citra negatif terhadap keberadaan simbol-simbol Islam. Islam
dilihat para penyebar kebencian sebagai sebuah ancaman nyata terhadap demokrasi dan HAM.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa tuntutan sebagian wilayah menggunakan Islam sebagai
salah satu sumber hukumnya semakin banyak. Banyak daerah seakan berlomba-lomba untuk
membuat perda syariah, perda yang lebih banyak mengatur tetang wilayah moral yang merujuk
pada hukum Islam.
Islam kini diidentikkan dengan pria berjenggot dengan gamis dan celana komprang.
Perempuannya berjilbab besar dengan busana muslim panjang, bahkan bercadar. Lebih
menyeramkan lagi, Islam terstigma dengan terorisme.
Dalam opini yang dibangun selama ini, semua teroris adalah orang Islam. Orang-orang itu
diperkenalkan menggunakan nama-nama Islam. Inilah wajah para Islam yang setiap saat
disuguhkan kepada masyarakat. Dan, secara pelan-pelan stigma masyarakat tentang Islam ini
terbentuk.
Di lain pihak, media selalu membumbui kekerasan yang terjadi dengan label Islam. Baik itu
kekerasan antarormas maupun antaranggota masyarakat. Media lebih senang menampilkan
simbol-simbol Islam yang dikenakan pelaku anarkisme menjadi konsumsi berita. Inilah yang
menyebabkan Islam dipandang negatif.
Termasuk, pelarangan jilbab bagi anggota polwan. Apa pun dalihnya, ketika ada peraturan yang
melarang penggunaan jilbab, maka itu berarti merupakan pelanggaran terhadap HAM. Semua
lembaga, terutama institusi pemerintahan, baik eksekutif, legislatif, maupun yudikatif, harus
benar-benar menjunjung tinggi UUD 1945 dengan memperhatikan HAM.
Untuk itulah, dibutuhkan sebuah kesepahaman baru untuk meluruskan kecurigaan-kecurigaan
terhadap Islam. Semua pihak harus sama-sama menciptakan perdamaian, menghormati hak asasi
manusia (HAM), dan, bagi umat Islam, hendaknya bisa menunjukkan Islam yang damai dan
rahmatan lil alamin-nya. n
(Bantuan Langsung Tunai), program ini seharusnya hanya dilaksanakan pada masa-masa darurat
dimana warga miskin sangat membutuhkan bantuan pemerintah. Namun setelah masa darurat
terlewati, maka program ini harus dihapuskan.
Namun dalam perkembangannya kemudian, program raskin tidak hanya berfungsi sebagai
program bantuan bagi warga miskin. Namun juga sebagai salah satu mekanisme untuk menjaga
stabilitas harga beras.
Dalam hal ini, Bulog yang melaksanakan fungsi sebagai stabilisator harga beras, menyerap hasil
panen raya petani sehingga harga tidak anjlok terlalu jauh di bawah HPP. Sedangkan pada saat
paceklik, harga beras tidak melambung terlalu tinggi karena tetap ada pasokan beras ke
masyarakat melalui program raskin.
''Dengan demikian, petani akan tetap akan mendapat jaminan mengenai stabilitas harga beras.
Pada saat panen raya petani bisa tetap menjual berasnya dengan harga wajar, dan pada saat
paceklik harga beras tidak melambung terlalu tinggi,'' jelasnya.
Untuk itu, bila program raskin akan diganti dengan pembagian uang, Totok berpendapat
pemerintah tetap harus memperhatikan kepentingan petani dan juga masyarakat secara
keseluruhan.
''Komoditi beras tidak bisa begitu saja dilepas pada mekanisme pasar. Jangan sampai harga beras
anjlok karena akan menyengsarakan petani. Namun jangan sampai pula harga beras melejit,
karena akan menyengsarakan masyarakat, terutama masyarakat miskin yang selama ini
mendapat jatah raskin,'' jelasnya.
Untuk itu, Totok menyatakan, keberadaan lembaga yang melaksanakan fungsi stabilitas harga
beras seperti yang selama ini sudah dilaksanakan Bulog tetap harus dipertahankan. ''Lembaga ini
tetap harus melakukan fungsi penyerapan pada saat produksi beras petani berlebih, dan
melepaskan beras ke pasar pada saat ketersediaan beras di pasar menurun,'' katanya.
Reporter : Eko Widiyatmo
Redaktur : Ichsan Emrald Alamsyah
Islamophobia di Eropa Barat dan Amerika Utara Tidak Ada Gunanya di Sangkal Lagi
Hanya berselang tiga hari dari peristiwa penembakan di Chapel Hill, satu unit gedung Quba
Islamic di Houston, Texas, Amerika Serikat, Ahad (15/2/2015) habis terbakar dilalap api.
Disinyalir kebakaran disengaja oleh oknum tidak bertanggung jawab. Hal ini diungkapkan
sendiri seorang putra Imam di lembaga Islam, Ahsan Zahid yang mengatakan pejabat dari
Departemen pemadam kebakaran menemukan indikasi pembakaran sengaja.
Amerika sudah terjangkiti sikap intoleran sebagian kalangan masyarakat. Hal yang sama sudah
dialami oleh minoritas Imigran dan Muslim di Eropa. Sebuah survei yang disponsori oleh
Komisi Eropa pada Oktober 2010 dan hasilnya dirilis 26 November memperlihatkan sebagian
besar umat Muslim yang tinggal di negara-negara Uni Eropa (UE) mengalami diskriminasi.
Survei dilakukan oleh Eurobarometer melalui telepon kepada 4.000 Muslim dewasa.
Sebelumnya pada tahun 2005, sebuah studi oleh Pusat Pemantau Eropa, sebuah lembaga yang
dibentuk UE, menemukan kalangan Muslim sering menjadi korban dari stereotip negatif
termasuk dalam pemberitaan di media massa.
Bahkan Sekjen PBB Ban Ki Moon meminta Eropa untuk memperlihatkan lebih rasa toleransi
bagi imigran terutama Muslim dalam pidato resminya menjelang pertemuan Parlemen Eropa di
Strasbourg, Prancis. Tanpa ragu, Ban menuding semangat anti imigran di Eropa diarahkan ke
agama Islam. Ban melihat, para imigran menderita luar biasa akibat pengangguran, diskriminasi,
kesenjangan kesempatan di sekolah dan tempat bekerja.
Komisi Hak Asasi Manusia (HAM) Eropa sendiri melalui Komisionernya, Nils Muiznieks
mengatakan komunitas Muslim Eropa menjadi objek kekerasan dan prasangka dari
pemberlakuan UU diskriminatif. Kondisi membuat komunitas Muslim sulit berintergrasi ke
dalam masyarakat Eropa. Muiznieks menambahkan anggota parlemen harus berhenti menarget
kelompok agama dalam paket pembahasan UU atau kebijakan. Muiznieks, yang merupakan
aktivis HAM asal Latvia, mengkritik kebijakan negara Eropa seperti Prancis dan Belgia yang
lebih dulu memberlakukan UU diskriminatif. Beberapa negara Eropa lain meniru langkah
Prancis dan Belgia.
Salah satu penyebab berkembangnya Islamophobia di Eropa berkaitan dengan pesatnya
pertumbuhan Islam. Termasuk penduduk asli Eropa. Beberapa serangan terhadap Muslim
maupun fasilitas keagamaan terjadi di berbagai negara seprti Jerman, Inggris, Perancis, Belanda,
Norwegia, Denmark, dan Austria. Serangan diidasari oleh kebencian atau Islamophobia.
http://luar-negeri.kompasiana.com/2015/02/16/islamophobia-di-eropa-barat-dan-amerika-utaratidak-ada-gunanya-di-sangkal-lagi-706954.html
TEMPO.CO , Jakarta:Pemerintah Provinsi DKI merevisi larangan sepeda motor melintas ruas
Jalan MH Thamrin hingga Jalan Medan Merdeka Barat. Kepala Dinas Perhubungan dan
Transportasi Benjami Bukit beralasan revisi ini karena pemprov banyak mendapat protes soal
aturan pelarangan sepeda motor.
"Berdasarkan hasil rapat pimpinan, kami akan mengakomodasi pengguna sepeda motor melintasi
ruas jalan tersebut di atas pukul 23.00," kata dia saat dihubungi Tempo, Minggu, 5 April 2015.
Menurut dia, alasan lainnya adalah adanya gugatan dari beberapa pihak, salah satunya Indonesia
Traffic Watch (ITW) ke Mahkamah Agung untuk permohonan pengujian materiil (judicial
review) terhadap Peraturan Gubernur DKI No. 195 tahun 2014 tentang Pembatasan Lalu Lintas
Sepeda Motor.
Dia mengatakan, Pemerintah Provinsi Jakarta akhirnya menyetujui bahwa pembatasan motor
hanya berlaku pada jam 06.00-23.00. "Jadi motor bebas lewat hingga pukul 05.00 di Jalan MH
Thamrin dan Medan Merdeka Barat," kata dia.
Atas keputusan ini, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menerbitkan Peraturan
Gubernur Nomor 141 Tahun 2015 sebagai pengganti peraturan yang lama pada 18 Maret 2015.
Benjamin mengatakan, peraturan itu baru diterima pada Jumat, 3 April 2014, sehingga revisi
aturan tersebut baru mulai berlaku sejak Sabtu lalu.
Terkait evaluasi aturan yang diberlakukan sejak 17 Desember 2014 ini, dia mengatakan hingga
saat ini jumlah pengendara motor yang kena tilang berkurang drastis.
Selain itu, lalu lintas dua ruas jalan tersebut jauh lebih tertata rapi dibandingkan saat awal
peraturan ini dijalankan. Saat ini, klaimnya, semua sudah lebih bagus dan lebih tertib, tak ada
masalah.
http://www.tempo.co/read/news/2015/04/06/083655509/Diprotes-DKI-Revisi-Larangan-SepedaMotor-di-Jalan-Thamrin
REPUBLIKA.CO.ID, Begal sudah mengancam rasa aman warga. Tak hanya di Ibu
kota, pencurian dengan tindak kekerasan ini terjadi di daerah-daerah. Warga yang
marah pun bertindak anarki. Di Jalan Masjid Baiturrahman, Pondok Karya, Pondok
Aren, Tangerang Selatan, aksi begal menuai balas yang nahas. Komplotan pelaku
kejahatan membegal pasangan pengendara sepeda motor, Wahyu dan Sri, pada
Selasa (24/2) dini hari WIB.
Sri berhasil melakukan perlawanan dengan menarik samurai yang dipegang
Hendriansyah hingga pelaku terjatuh dari sepeda motor. Mengetahui adanya begal,
massa mengeroyok dan membakar Hendriansyah hingga tewas. Di Pasar Minggu,
Jakarta Selatan, begal beraksi pada Senin (1/3) sekitar pukul 08.30 WIB. Aksi itu
terjadi di sekitar perlintasan kereta api Volvo yang masih ramai. Korban yang
melintasi rel kereta dipepet empat pria yang menaiki dua skuter matik.
Para pelaku sempat menodong korban dengan sebilah golok. Mereka kemudian
merebut tas milik korban. Korban lalu berteriak meminta pertolongan. Pelaku yang
diketahui bernama Cecep Saidin (35 tahun), warga Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta
Timur, itu dihajar hingga kondisinya kritis. Pelaku tewas saat sampai di RS Polri
Kramat Jati.
Kriminolog Universitas Indonesia, Yogo Tri Hendarto, menilai masyarakat saat ini
sedang dalam kondisi anomi. Sebuah perilaku apatis terhadap sistem. Mereka tak
lagi percaya dengan sistem hukum di Indonesia. Aparat penegak hukum tak lagi
diyakini sebagai pelindung dan pengayom karena mereka dinilai selalu
mengabaikan masyarakat yang membutuhkan pertolongan.
Kondisi inilah yang menyebabkan masyarakat akhirnya memakai hukum jalanan
untuk menghakimi pelaku pembegalan motor, ujar Yogo. Lambannya
pengungkapan kasus pembegalan juga menjadi salah satu faktor. Hukuman
membakar pelaku kejahatan dinilai mampu memberikan efek jera bagi para pelaku
pembegalan lainnya. Yogo menambahkan, masyarakat yang dalam kondisi anomi
itu juga didukung dengan perasaan marah dan perilaku kolektif. Keduanya lahir dari
kondisi psikologis yang sama selaku korban pembegalan.
Dia menjelaskan beberapa faktor yang memengaruhi orang menjadi pelaku
pembegalan. Faktor ekonomi jelas menjadi alasan mendasar terjadinya
pembegalan. Sepeda motor adalah benda yang mudah untuk dijual dan memiliki
putaran penjualan yang cepat. Hampir semua orang saat ini membutuhkan
kendaraan bermotor ini.
Saat ini terjadi pergeseran motif pencurian kendaraan bermotor, dari mencuri
dengan cara konvensional menjadi dengan cara pembegalan. Cara yang kedua ini
memiliki perencanaan yang lebih matang ketimbang pencurian dengan cara
konvensional. Melalui pembegalan, pelaku mempunyai kuasa lebih dari korban,
dengan mengancam bahkan menghabiskan nyawa. Tindakan pembegalan juga
untuk menghapus jejak, cara yang cepat dan terencana, kata dosen Jurusan
Krimonologi UI ini.
Wakapolri Komjen Badrodin Haiti mengatakan, kasus perampasan motor sejak dulu
juga sudah terjadi di Jakarta dan wilayah lainnya. Hanya, kata Badrodin, saat ini
diberitakan secara masif sehingga seolah-olah situasinya darurat dan meresahkan
masyarakat. Padahal, dari data menunjukkan kinerja Polri yang tidak buruk, kata
Badrodin kepada Republika, Ahad (1/3).
http://www.republika.co.id/berita/koran/fokus-publik/15/03/06/nksaa3-begal-bikin-warga-anomi
permukiman liar. Namun, kini giliran mantan Bupati Belitung Timur itu yang menuding
warganya melakukan pelanggaran HAM karena abai pada banjir yang menggenangi Ibu Kota.
"Banjir melanggar HAM orang enggak? Menurut saya kalau biarkan banjir itu melanggar HAM.
HAM rakyat dilanggar kalau banjir," kata Ahok di Balai Kota, Jumat (23/1/2015).
Ahok mengatakan, salah satu penyebab banjir yang masih terjadi di Jakarta karena banyak rumah
liar yang berada di bantaran sungai. Ia pun menegaskan, bangunan-bangunan tersebut harus
dibongkar.
Rumah susun, adalah tempat yang disediakan Ahok bagi para warga Jakarta yang rumahnya
terkena imbas pembongkaran nantinya.
"Kalau ingin mengatasi banjir ya tolong jangan tinggal di atas sungai," tandasnya.
http://news.okezone.com/read/2015/01/23/338/1096149/abaikan-banjir-ahok-sebut-wargalanggar-ham
Jakarta - Mabes Polri secara resmi mengakomodasi keinginan anggotanya maupun PNS yang
bekerja di lingkungan Polri untuk berhijab. Kini para polwan sudah boleh mengenakan jilbab
tanpa ada halangan lagi mulai hari ini.
Dalam pengumuman yang terdapat dalam laman humas.polri.go.id aturan tersebut tertuang
dalam Keputusan Kapolri Nomor : 245/III/2015 tanggal 25 Maret 2015, tentang perubahan atas
sebagian surat keputusan Kapolri Nopol : SKEP/702/X/2005 tanggal 30 September 2006 tentang
sebutan penggunaan pakaian dinas seragam Polri dan PNS Polri.
Berikut ini isi gubahan surat keputusan yang ditandatangani oleh Wakapolri Komjen Pol
Badrodin Haiti:
Isi gubahannya:
1. a) Pengguna
Polwan Polda Aceh tetap menggunakan jilbab dan bagi polwan muslimah lainnya yang
berkeinginan memakai jilbab dapat menggunakan jilbab sesuai ketentuan yang berlaku.
b.Tutup kepala:
1) jilbab model tunggal polos atau tanpa emblem
2) jilbab warna coklat tua polisi digunakan pada pakaian dinas warna coklat dan PDL II loreng
brimob
3) jilbab warna abu-abu digunakan pada PD musik gabungan
4) jilbab warna hitam polos digunakan pada pakaian dinas selain angka 2 dan 3
5) jilbab pada pakaian olahraga disesuaikan dengan warna celana training, dan
6) bagi staf reskrim, intelkam dan paminal untuk warna jilbab disesuaikan dengan warna celana
c. tutup badan
Polwan berjilbab menggunakan celana panjang
d.Tutup kaki
bagi polwan berjilbab wajib menggunakan:
1)sepatu dinas ankleboots warna hitam dengan kaus kaki warna hitam digunakan pada pakaian
dinas polwan
2)sepatu dinas ankleboots warna putih dengan kaus kaki warna putih digunakan pada PD musik
gabungan
3)sepatu dinas lapangan warna hitam dengan kaus kaki hitam digunakan pada PDP Danup-I,
PDL-II Two Tone, PDL-II Loreng Brimob, PDL-II Hitam Brimob, PD CRT dan PD Misi PBB
4)Sepatu dinas tunggang digunakan pada PDL-II Patwal Roda Dua dan PD Joki
5)Sepatu dinas safety shoes digunakan pada PD Nautika dan PD Teknika
http://news.detik.com/read/2015/03/25/172823/2869556/10/mulai-hari-ini-polisi-perempuanboleh-memakai-jilbab
negara-negara yang
pihak
disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak
diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang
tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun. Sebelum non-derogable rights
dirumuskan dalam UUD 1945, sudah ditegaskan pula di dalam Tap MPR No.
XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia Pasal 7 dan UU No. 39 Tahun 199 Pasal 4
dengan bunyi yang sama.
Dengan demikian, maka hak berjilbab bagi seorang muslimah termasuk
Polwan merupakan bagian dari hak beragama, termasuk kedalam kategori nonderogable rights yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun. Untuk itu,
pelarangan jilbab bagi Polwan dapat dikategorikan sebagai pelanggaran serius hak
asasi manusia (gross violation of human rights). Tidak mengherankan apabila kita
menemukan Polwan-Polwan di negara-negara Eropa yang muslimah menggunakan
jilbab, karena pelarangan terhadap hal tersebut akan dapat dikatakan sebagai
negara yang melakukan gross violation of human rights kecuali untuk negara
sekuler.
Jalan Keluar
Tidak adanya ruang bagi Polri untuk melarang Polwan berjilbab baik dari
perspektif konstitusi UUD 1945 dan pemenuhan Hak Asasi Manusia, seharusnya
direspon dengan cepat oleh Pimpinan Kepolisian, bukan malah mengeluarkan
kebijakan
yang
saling
bertentangan.
Kapolri
sudah
seyogyanya
segera
HAM bagi semua warga negara itu adalah utamanya kewajiban negara.
"Sekedar menyegarkan ingatan publik, bawa pihak yang paling banyak diadukan masyarakat
kepada Komnas HAM (2014) sebagai yang diduga pelanggar HAM adalah Polri," kata Maneger.
"Sekali lagi, Komnas HAM sungguh mengapresiasi keputusan Polri dalam memenuhi HAM
warganya (polwan). Ini penting utk memperlihatkan political will negara, khususnya polri.
Semoga ini pertanda cuaca baik pembangunan trust masyarakat kepada Polri dan pada akhirnya
dapat menghadirkan keyakinan publik bahwa negara/polri serius menegakkan HAM di negeri
ini, dimulai dari sendiri, memenuhi HAM warganya/polwan sendiri," sambungnya.
Menurut Maneger, Peraturan Kapolri itu menjadi perlu ditindaklanjuti oleh Presiden Joko
Widodo dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah berkaitan dengan pakaian dinas yang dapat
memberikan kebebasan bagi perempuan untuk melaksanakan tuntunan agama.
"Perkap itu perlu dicontoh. Untuk menyelesaikan banyak hal, ada baiknya Presiden Jokowi
sebagai pemimpin tertinggi Indonesia, dalam sistem presidensial, untuk mengambil tanggung
jawab dengan menerbitkan semacam PP yang berkaitan tentang ketentuan pakaian kerja/dinas
bagi polwan/tni-wanita, ans/pns, sekolah, rumah sakit dan lain-lain yang berkaitan dengan
simbol-simbol dan identitas keagamaan dan kultural. Perkap Polri itu laik diapresiasi dan
dicontoh," kata Maneger.
http://news.detik.com/read/2015/03/27/093852/2871131/10/komnas-ham-apresiasi-polri-yangizinkan-polwan-berjilbab?nd772204btr
Kandidat doktor ilmu hukum tata negara pada Unair itu mengemukakan hal itu menanggapi prokontra hukuman mati yang dijatuhkan pemerintah Indonesia terhadap sejumlah terpidana
narkoba dari negara lain.
"Pro-kontra hukuman mati itu tidak terlepas dari adanya perbedaan pandangan terhadap
implementasi Universal Declaration of Human Rights (UDHR 1948) di Indonesia," katanya.
Menurut dia, sebagian pegiat HAM menyatakan bahwa sebagai sebuah negara hukum yang telah
meratifikasi UDHR 1948, maka kewajiban Indonesia untuk tunduk terhadap UDHR yang
menjunjung tinggi hak hidup manusia.
"Hak hidup merupakan hak asasi yang dimiliki oleh semua manusia, namun dalam praktiknya,
hak hidup ini seringkali disempitkan maknanya," katanya.
Para pegiat HAM, katanya, hanya menafsirkan bahwa hak hidup adalah hak yang tidak dapat
dikurangi hanya terhadap manusia "jahat" (terpidana) atau yang diduga jahat (tersangka atau
terdakwa).
"Hampir tidak pernah didiskusikan bahwa 'korban kejahatan' juga memiliki hak untuk hidup,
namun oleh para 'penjahat', hak hidup para korban kejahatan yang mengakibatkan hilangnya
nyawa manusia tidak pernah diperbincangkan," katanya.
Buktinya, pro-kontra penghilangan hak hidup itu baru muncul jika negara akan menghukum mati
seorang "penjahat" yang telah menghilangkan hak hidup orang lain.
"Hampir tidak pernah diperdebatkan mengenai korban yang ditimbulkan oleh penjahat
bersangkutan, sehingga penjahat tersebut layak dihilangkan nyawanya," katanya.
Oleh karena itu, UDHR 1948 dengan sistem hukuman mati yang masih diadopsi Indonesia itu
tidak perlu dipertentangkan, karena Indonesia juga mengakui adanya kewajiban asasi, selain hak
asasi.
"Kewajiban asasi manusia memiliki kedudukan yang sama dengan hak asasi manusia. Dimana
ada hak, maka di situ pula ada kewajiban, begitu juga sebaliknya," katanya.
Apalagi, pengakuan kewajiban asasi secara universal juga telah dituangkan dalam Universal
Declaration of Human Responsibilities (UDHR) pada 1 September 1997. Indonesia sendiri
mencantumkan kewajiban asasi itu dalam Pasal 28-J UUD 1945.
"Salah satu makna dari UDHR 1997 adalah adanya pengakuan terhadap kewajiban setiap orang
untuk menghormati hak orang lain, termasuk pengembalian hak para korban kejahatan. Islam
sendiri mengakui kewajiban asasi itu dalam hukum qishash," katanya.
Dalam ketentuan Pasal 28J ayat (1) UUD Tahun 1945 dengan jelas disebutkan bahwa
pelaksanaan hak asasi wajib menghormati hak asasi orang lain. Tujuan penghormatan atau
kewajiban untuk menghormati hak asasi orang lain tersebut ialah untuk menciptakan tertib
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
"Dapat dibayangkan bagaimana keadaan ketertiban suatu negara atau bangsa jika dalam
pelaksanaan hak asasi tidak dibatasi dengan adanya kewajiban untuk menghormati hak orang
lain. Oleh karena itu, penghormatan terhadap hak asasi orang lain merupakan bagian dari
penegakan HAM itu sendiri," katanya. (Ant)
Editor: Annisa Nurfitriyani
http://wartaekonomi.co.id/read/2015/03/08/48356/akademisi--hukuman-mati-bagian-daripenegakan-ham.html