Anda di halaman 1dari 27

Keselamatan Nuklir dalam

Operasi Pembangkit Listrik


Tenaga Nuklir

Evaluasi Perkembangan Budaya K3 dalam


Mengatasi Permasalahan K3 Masa Depan
Jakarta 11-13 Januari 2006
Soedyartomo SOENTONO
Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Kotak Pos: 4390 Jakarta 12043, Indonesia
Tel. +62-21-5204246, Fax. +62-21-5251110, E-mail: tomi@batan.go.id

Dr. Soedyartomo Soentono

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Keselamatan Nuklir dalam Operasi


Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir
Daftar isi :
Pendahuluan
Keselamatan nuklir
Elemen Keselamatan
Nuklir
Budaya Keselamatan
Perkembangan
Keselamatan PLTN
Keselamatan Operasi PLTN

Dr. Soedyartomo Soentono

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Pendahuluan

Keselamatan nuklir diatur secara internasional


dan nasional yang tidak boleh kurang dari
persyaratan minimum internasional

Kegagalan pada keselamatan nuklir di suatu


tempat sangat mempengaruhi keberhasilan
keselamatan nuklir di tempat lain

Kegagalan keselamatan nuklir di suatu tempat


di manapun dapat dipersepsikan kegagalan
keselamatan nuklir di manapun (contoh
kecelakaan PLTN Chernobyl)

We can not afford to fail (keamanan dan


keselamatan stakeholder)telah diupayakan
untuk dijawab dengan paradigma baru sejak itu
yaitu enhanced safety (catasthropic free),
minimal waste (spent fuel free), proliferation
resistance, dan highly economical (more
economic)

Dari sisi keselamatan nuklir telah dilakukan


peningkatan yang sangat berarti dalam multi
barriers dan defence in depth

Dr. Soedyartomo Soentono

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Keselamatan Nuklir

Energi nuklir berpotensi untuk


menimbulkan kerusakan pada masyarakat
dan lingkungan bila zat radioaktif terlepas
tanpa kendali
Keselamatan suatu instalasi nuklir adalah
kemampuan sistem instalasi dan
karyawannya untuk mencegah terjadinya
kecelakaan, atau bila terlanjur terjadi
dapat memitigasi dampaknya menjadi
minimum
Untuk meyakinkan bahwa instalasi dapat
dianggap cukup aman, berbagai syarat
teknis dan organisasi harus dipenuhi pada
setiap tahap sepanjang masa hidup
instalasi mulai dari pemilihan tapak,
rancang bangun, pembuatan, konstruksi
dan komisioning, selama operasi dan
akhirnya pada tahap dekomisioning
Keselamatan suatu fasilitas nuklir
bergantung pada sistem proteksi yang
melekat padanya dan organisasinya,
pelatihan, prosedure dan sikap operator
Filosofi dasar perancangan yang
diterapkan untuk keselamatan pada
instalasi nuklir adalah defence in depth
(pertahanan berlapis), aspek kunci dengan
memakai berbagai lapisan proteksi
terhadap pelepasan radioaktivitas, setiap
lapis memback-up bila yang lain gagal

Dr. Soedyartomo Soentono

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Keselamatan Nuklir (lnjt)

Di samping pertahanan berlapis,


dalam keselamatan nuklir juga
digunakan penghalang (hambatan)
ganda yang secara fisik berganda,
menghalangi lepasnya zat radioktif
ke daerah kerja dan atau
kelingkungan

Keselamatan nuklir harus mampu


mendeteksi dini adanya anomali
yang yang dapat mengganggu
keselamatan dan mengembalikannya
ke keadaan normal, serta menjamin
kemungkinan terjadinya kecelakaan
sekecil mungkin dan bila sampai
terjadi maka dampaknya harus
sekecil mungkin terhadap manusia
dan lingkungan

Keselamatan nuklir diujudkan


sebagai hasil dari berbagai faktor
yang saling melengkapi dan
melingkupi

Dr. Soedyartomo Soentono

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Keselamatan Nuklir (lnjt)


Berbagai faktor yang saling
melengkapi dan melingkupi untuk
mengujudkan keselamatan nuklir
adalah :

Perhatian sungguh-sungguh dan


mendetail terhadap semua faktor
yang dapat mempengaruhi
keselamatan instalasi nuklir yang
direncanakan(tapak, ketangguhan
rancang bangun yang sudah
terbukti, kualitas pembuatan
komponen dan konstruksi yang
tinggi, dan uji fungsi komponen dan
sistem yang komprehensif sebelum
operasi)

Meyakinkan bahwa kemungkinan


kegagalan instalsi sangat rendah
dengan mempertimbangan rancang
bangun instalasi, dan adanya
kelengkapan berbagai sistem
proteksi untuk mencegah malfungsi
atau kegagalan tertentu yang dapat
mengakibatkan kecelakaan (konsep
pertahan berlapis)
Dr. Soedyartomo Soentono
6

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Keselamatan Nuklir (lnjt)

Lanjutan berbagai faktor


yang saling melengkapi
dan melingkupi:
Perhatian yang
sungguh-sungguh
terhadap unsur manusia

Dr. Soedyartomo Soentono

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Elemen Keselamatan
Nuklir
Safety culture

Comprehensive testing, Sound operational


Practices, Safety assessment
Oversight and regulation
Defence in depth :
1. Prevention of failure
2. Detection & Control of
failure
3. Control of design basis
accidents
4. Control of severe
accidents
5. Emergency plan

Robust & proven design

High quality (manf & cons)


Appropriate site

Elements of Nuclear
Safety
Dr. Soedyartomo Soentono

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Budaya Keselamatan
Nuklir
Kumpulan sifat & sikap organisasi
dan individu yang dikembangkan
sebagai prioritas yang
dipertahankan untuk mengutamakan
keselamatan instalasi nuklir

Pengalaman telah membuktikan


bahwa budaya keselamatan yang
lemah adalah sumber sebab
perubahan kinerja keselamatan

Di samping semua sistem


keselamatan yang dibuat, manusia
yang terlibatlah akhirnya yang
menjadi garantor keselamatan
instalasi nuklir

Keberadaan budaya keselamatan


yang baik, yang sangat berpengaruh
pada sikap dan pola pikir serta pola
tindak individu yang tindakannya
dapat berimpak pada keselamatan
adalah kunci dasar keselamatan
nuklir

Dr. Soedyartomo Soentono

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Budaya Keselamatan Nuklir


(lanjt)

Atribut budaya keselamatan yang baik


meliputi sifat individu yang kuat dalam
bertanggung jawab, disiplin diri dan
mengindahkan peraturan keselamatan,
di samping gaya manajemen yang juga
menjadi komponen penting dalam
budaya keselamatan

Budaya keselamatan tidaklah inheren


dan terkait dengan kebiasaan dan
sikap bangsa, tidak dapat diujudkan
dalam waktu singkat ataupun dipasang
seperti suatu perangkat keras
Budaya keselamatan harus dibina
secara sinambung dan tentu saja
harus dari atas dan menurun pada
seluruh organisasi baik pelaksana
maupun pengawas

Dr. Soedyartomo Soentono

10

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

TAHAP PERKEMBANGAN PLTN


Generation I

Generation II
Early prototype
Reactor

Generation III

Near term

Deployment

Commercial Power Reactor

Generation IV

Advanced
LWRs

Generation III+

- Shippingport
- Dresden, Fermi I
- Magnox

GEN I
1950

1960

- LWR: PWR, BWR


- PHWR: CANDU
- VVER/RBMK
Ch
TM
GEN
IIern
I
bl
1970
1980
1990

Dr. Soedyartomo Soentono

- ABWR
- System 80+
- AP600
- EPR

Evolutionary
Design
Offering
Improver
Economics

GEN III
2000

GEN III +
2010

2020

- Highly
Economical
- Enhanced
Safety
- Minimal
Waste
- Proliferation
Resistant

GEN IV
2030

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

EVOLUSI DESAIN PLTN


PARAMETER

GENERASI I GENERASI II

GENERASI III

GENERASI IV

PLTN maju,
simplified system,
ukuran besar,
Plant factor >

> kompetitif, aman,


non-proliferasi
terjamin, < limbah,
SMR, Ko-generasi

Ciri khusus

Prototype PLTN,
Berbagai jenis
dan ukuran

PLTN Komersial,
daya besar untuk
mencapai eff.
Plant factor >

Ragam
keselamatan
yang spesifik

Sistem
keselamatan
redundansi

Inherently safety Sistem pasif,


feature, sistem keselamatan
keselamatan
berganda
redundasi

Core density <,


Sistem pasif, Em.
Prot Area < 800 m

< 10-4 / rt*


Core Damage
Frequency (CDF)

< 10-4 /rt*

ABWR: 1,84 10-6/ rt < 10-6 / reaktorSBWR: 2,8 10-7/ rt tahun


AP-600:3,3 10-7/ rt

Contoh PLTN

PWR, BWR,
CANDU,

ABWR, AP-600, AP- PBMR, ADS, VHTR,


1000, ACR-700,
dll.
EPR, System +80

Shippingport,
Magnox, JPDR,

rt* = reaktor- tahun

Dr. Soedyartomo Soentono

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Keselamatan Operasi PLTN


Keselamatan operasi PLTN bertujuan
mencegah kemungkinan terjadinya
kecelakaan dan memperkecil dampak
yang dapat diakibatkan oleh kecelakaan
seandainya terjadi dengan 5
pertahanan berlapis yaitu: Komponen,
Sistem proteksi, Hambatan ganda,
Pemeriksaan dan Pengujian, dan
Operator
I.

Komponen reaktor (misal pompa,


katup, pemipaan, tangki, instrumentasi
dan kendali dll) harus memenuhi
standar kualitas yang tinggi dan dapat
diandalkan, sehingga kemungkinan
kegagalan komponen tsb sangat kecil

II. Walaupun rancang bangun keselamatan


PLTN memanfaatkan sifat alamiah yang
menjamin terujudnya keselamatan
inheren sehingga PLTN mempunyai
sistem yang forgiving terhadap
kekeliruan operator, PLTN dilengkapi
pula dengan peralatan keselamatan
lainnya yang disebut Sistem Proteksi.
Sistem proteksi dirancang
menggunakan berbagai prinsip :
Pemisahan, Diversiti, Redundansi,
Saling tak gayut, Kegagalan yang aman

Dr. Soedyartomo Soentono

13

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Keselamatan Operasi PLTN


(lnjt)

Pemisahan: Komponen sistem keselamatan


yang berbeda dipisahkan secara fisik satu dari
lainnya agar kegagalan mekanis pada satu
lokasi tidak mempengaruhi kinerja komponen
lainnya (berada di tempat lain)

Diversiti: Selalu ada lebih dari satu cara untuk


melakukan suatu pekerjaan yang berkait
dengan keselamatan (misal sistem yang bedabeda untuk memadamkan reaktor)

Redundansi: Selalu ada lebih dari satu


komponen yang diperlukan (misal ada dua
pompa paralel walau yang perlu digunakan
hanya satu

Saling tak gayut: Sistem keselamatan saling


tak gayut satu dengan yang lain (misal ada
beberapa jalur pemasok daya)

Kegagalan yang aman (fail safe): Apabila


terjadi kegagalan pada suatu kompenen/sistem
secara otomastis memicu kondisi aman (misal
bila daya listrik hilang reaktor akan mati
dengan jatuhnya elemen kendali karena
grafitasi)

Dr. Soedyartomo Soentono

14

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Keselamatan Operasi PLTN


(lnjt)
III. Hambatan ganda: bertujuan tetap
terkungkungnya zat radioaktif dalam
sistem (reaktor) PLTN sehingga tidak
menyebar kelingkungan yang
mengakibatkan bahaya radiasi. Hambatan
ganda terdiri: Elemen bakar, Kelongsong
elemen bakar, Sistem pendingin primer,
Bangunan reaktor (pengungkung), dan
Daerah eksklusif
Elemen bakar: matiks bahan bakar dapat
mengungkung zat radioaktif hasil reaksi
nuklir harus tetap berada di dalamnya
Kelongsong elemen bakar: bila zat
radioaktif sampai dapat keluar dari
matriks bahan bakar, kelongsong elemen
bakar harus mampu menahannya
Sistem pendingin primer: terdiri dari
sistem pipa, katup, pompa dan
pembangkit uap harus dapat
menghambat zat raioaktif hasil reaksi
nuklir seandainya dapat lolos dai
kelongsong elemen bakar
Bangunan reaktor juga dapat jadi
penghambat terlepasnya zat radioaktif
keluar, di samping dirancang-bangun
untuk menahan gangguan dari luar (misal
gempa bumi, banjir, badai, kejatuhan
pesawat dll)

Dr. Soedyartomo Soentono

15

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Bangunan Reaktor dengan sistem pengungkungnya

Dr. Soedyartomo Soentono

16

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Keselamatan Operasi PLTN


(lnjt)

Daerah eksklusif: Bila zat radioaktif


sampai dapat lolos dari bangunan
reaktor (pengungkung) kemungkinan
sampainya zat radioaktif tersebut ke
masyarakat diperkecil dengan adanya
jarak antara reaktor (PLTN) dengan
tempat tinggal penduduk yang disebut
daerah eksklusif.
IV. Pemeriksaan dan pengujian: Setiap PLTN
secara rutin harus diperiksa dan diuji
sistem keselamatan dan komponennya
untuk menjamin kelangsungan operasi
dan juga perbaikan yang perlu. Seluruh
persyaratan konstruksi, peralatan
sistem keselamatan dan prosedur
operasi selalu diawasi dengan ketat oleh
instansi/badan pengawas yang
berwenang. Badan ini berhak mencabut
izin operasi setiap saat jika kondisi
persyaratan tidak dipenuhi
V. Operator: Operator PLTN diseleksi
secara ketat, harus melalui serangkaian
ujian untuk mendapatkan izin
mengoperasikan PLTN dari badan yang
berwenang mengawasi penggunaan
tenaga nuklir. Pengetahuan dan
kemampuan operator harus selalu
dipertahankan setiap saat dengan cara
pendidikan/pelatihan
dan penyegaran
Dr.
Soedyartomo Soentono
17
secara berkala

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

SAFETY OF THE NPP

Quality
Assurance

NPP Safety
Improvement
of the
operator and
maintenance
personnel

Defense in
depth
philosophy

Dr. Soedyartomo Soentono

18

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Whats the issue?perspective

Potential Impact

Nuclear Weapons
Improvised Nuclear
Device (IND)

Biological Agents

Radioisotopes
Nuclear
Facilities &
Transportation

Chemical Agents &


Industrial Chemicals

Likelihood 19(Threat)

Dr. Soedyartomo Soentono

BATAN 2.

Badan Teanga Nuklir Nasional

Safety or Security ?
Same Objective: Prevent avoidable hazards
Safety: Minimize likelihood of accidents;
mitigate consequences
Security: Prevent unauthorized access and
unauthorized transfer; recover material
Difference: Inadvertent or Intentional
Dr. Soedyartomo Soentono

20

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Role of Security Changed


Before:
Unintentional Access by
Unqualified Personnel
Theft for Financial Gain

After:

Deliberate, Malevolent Access


Cause Radiation Exposure
Cause Radioactive Material Dispersa

Dr. Soedyartomo Soentono

21

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Security of Radioactive
Sources
TECDOC-1355
Provides practical
information to assess
and implement
security measures for
radioactive sources

Dr. Soedyartomo Soentono

22

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Notes on TECDOC-1355
Recognizes:
Balance between managing sources safely
and securely but still enabling their
beneficial use
Security level needs to be commensurate
with threat level and potential risk posed
by source
Existing safety requirements may go a
long way towards meeting the security
requirements
Dr. Soedyartomo Soentono

23

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

SECURITY
OF THE NPP
Physical/technical barrier
such as Physical Protection
(multi barriers, deter, detect, delay,
recovery, mitigate)
Administrative/institutional barrier
such as safeguard
(accounting of nuclear material and
radioactive substances)
Emergency Preparedness
Dr. Soedyartomo Soentono

24

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

CHECK

BSS

TY
T
RI S
UC CU CE
N D SE U R
C O N D SO
O F Y A IVE
D E ET C T
F
C O S A I OA
D
ON R A
OF

PP

ACCIDENT PROBABILITY

PLAN ACT

ES SAG
RI
SE C, IN
R
HE DO
OT TEC
eg
etc

DO

TY DS
FE AR
SA AND S
ST RIE
SE

SAFETY AND SECURITY IMPROVEMENT

PP: Physical Protection BSS: Basic Safety Standards for Protection Against
Ionizing Radiation and for Safety of Radiation Sources
Dr. Soedyartomo Soentono

25

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Keselamatan Operasi PLTN

SAFEGUARD

EP

SECURITY

SAFETY

SYNERGY

PHYSICAL
PROTECTION

Dr. Soedyartomo Soentono

26

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Dr. Soedyartomo Soentono

27

BATAN
Badan Teanga Nuklir Nasional

Anda mungkin juga menyukai