Kon Daratan
Kon Daratan
2008 - 2028
3.3.
3.3.1.
Dalam lingkup antar wilayah (eksternal), konsep struktur tata ruang yang dituju adalah
terbentuknya struktur tata ruang Provinsi Papua Barat yang terintegrasi dengan
pengembangan kabupaten/kota yang berada di dalam wilayah Provinsi Papua Barat
serta pengembangan wilayah sekitarnya. Perumusan konsep struktur tata ruang dalam
lingkup eksternal ini didasarkan pada pertimbangan:
-
Kondisi geografis Provinsi Papua Barat yang merupakan wilayah dataran, pesisir
dan pulau-pulau kecil.
Meningkatkan keterkaitan ekonomi dan ruang antara Provinsi Papua Barat dengan
wilayah luar provinsi, khususnya provinsi tetangga, yaitu Provinsi Papua, Maluku
dan Maluku Utara.
3.3.2.
Laporan Rencana
3-1
a.
Potensi sumberdaya alam dan laut yang berlimpah yang merupakan peluang bagi
pengembangan wilayah ini.
b.
Kondisi alam Provinsi Papua Barat yang merupakan wilayah daratan yang
bergunung-gunung, kualitas sumberdaya air yang belum termanfaatkan dengan baik
serta adanya beberapa kawasan yang rawan bencana dapat menjadi kendala dalam
pengembangan wilayah.
c.
d.
Akses antar kabupaten masih bertumpu pada angkutan laut dan udara, dan
pelayanan angkutan darat yang masih perlu ditingkatkan.
e.
f.
Dengan dasar pertimbangan di atas, maka untuk mewujudkan struktur tata ruang
Provinsi Papua Barat dapat dilakukan secara bertahap. Konsep struktur tata ruang
Provinsi Papua Barat secara internal meliputi:
a.
Langkah awal adalah dengan memperkuat arahan struktur pemanfaatan ruang pada
wilayah pesisir dan pantai, serta memperkuat struktur dan implikasi ruang kota-kota
pelayanan dan ibukota kabupaten yang menjadi orientasi pertumbuhan. Hal ini
dapat dicapai dengan mengembangkan kegiatan perekonomian dan keterkaitannya
melalui prasarana transportasi.
b.
Laporan Rencana
3-2
Pendekatan wilayah pulau dan pesisir beorientasi pada pengembangan wilayah pesisir
dan pulau-pulau kecil yang terdapat di bagian pesisir Utara, Selatan dan Barat Provinsi
Papua Barat serta Samudera Pasifik, Laut Seram, Laut Arafuru, Teluk Bintuni, dan Teluk
Cendrawasih. Wilayah pesisir dan pulau-pulau ini juga memiliki peran yang penting dan
keterkaitan dengan kegiatan fungsional lain seperti budidaya perikanan (tambak, rumput
laut), penangkapan ikan, lindung pantai dan laut (mangrove, terumbu karang, ikan hias),
pariwisata, pelabuhan dan lainnya. Dalam pendekatan ini dapat dilakukan penetapan
fungsi kawasan (zonasi) pada daerah pesisir dan laut untuk fungsi budidaya maupun
fungsi lindung di tingkat kabupaten dan kota.
Pendekatan ini masih cukup efektif untuk dilakukan dalam pemanfaatan ruang wilayah
Provinsi Papua Barat dan diharapkan dapat mengatur kegiatan pemanfaatan ruang dan
kegiatan pengendaliaan ruang yang diharapkan mengurangi bahkan menghindarkan
perubahan fungsi lahan yang dapat menganggu fungsi kelestarian lingkungan hidup.
Laporan Rencana
3-3