Anda di halaman 1dari 14

PERBANDINGAN SENSITIVITAS SEFTRIAKSON

TERHADAP KLEBSIELLA SP. PENGHASIL


EXTENDED SPECTRUM BETALACTAMASE (ESBL)
DAN NON ESBL
Proposal Penelitian

RUSDIANTO
P1506214008

4/15/15

JURUSAN MIKROBIOLOGI
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR

Latar belakang

Penyakit infeksi adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh


kuman , biasanya banyak terdapat di daerah tropis seperti
Indonesia bahkan ada yang bersifat endemik. Untuk
menanggulangi penyakit ini digunakan antibiotika.
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang diperoleh selama penderita
mendapat perawatan di rumah sakit dan penderita tidak berada
dalam masa inkubasi suatu penyakit infeksi . Berkisar 5-15 %
penderita yang dirawat dirumah sakit mengalami infeksi
nosocomial ( Indan Entjang,2001 )
Benyak terdapat bakteri yang menyebabkan infeksi, salah satunya
Klebsiela sp yang merupakan bakteri patogen penting dalam
infeksi nosokomial.

Peningkatan resistensi bakteri Klebsiela sp banyak


dilaporkan karena adanya Enzim Extended Spectrum
Beta Lactamases (ESBL) dan juga Klebsiela pneuminiae
carbapenemase (KCP). (Christian dk, 2010)
Peningkatan resistensi Klebsiella sp. penghasil ESBL
dapat berdampak buruk karena dapat meningkatkan
angka mortalitas dan morbiditas serta menyebabkan
dampak ekonomi yang buruk.
Penelitian yang dilakukan oleh Refdanita dkk,
menunjukkan hasil Kuman yang mempunyai kepekaan
paling tinggi terhadap antibiotika seftiakson antara lain
yaitu: Escherichia coli (100 %), Klebsiella sp (72.7 %),
Pseudomonas sp (71.4 %)

Rumusan masalah

Apakah ada perbedaan sensitivitas


antibiotik Seftriakson terhadap Klebsiella
sp. Penghasil Extended Spectrum Betalactamase (ESBL) dan non ESBL

Tujuan penelitian
Tujuan Umum

Untuk mengetahui perbandingan sensitivitas


antibiotik Seftriakson terhadap Klebsiella sp.
Penghasil Extended Spectrum Beta-lactamase
(ESBL) dan non ESBL

Tujuan Khusus

Untuk melihat perbedaan sensitivitas antibiotik


Seftriakson terhadap Klebsiella sp. Penghasil
Extended Spectrum Beta-lactamase (ESBL) dan
non ESBL.

Manfaat Penelitian

Manfaat Pengembangan Ilmu


Memberikan informasi tentang sensitivitas antibiotik
Seftriakson terhadap Klebsiella tingkat sp. Penghasil
Extended Spectrum Beta-lactamase (ESBL) dan non ESBL.
Menambah wawasan peneliti mengenai sensitivitas
antibiotik Seftriakson terhadap Klebsiella sp. Penghasil
Extended Spectrum Beta-lactamase (ESBL) dan non ESBL
Manfaat Aplikasi
Hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu informasi
kepada rumah sakit sensitivitas antibiotik Seftriakson
terhadap Klebsiella sp. Penghasil Extended Spectrum Betalactamase (ESBL) dan non ESBL.

Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah ekperimental
laboratorium.
B. Populasi
Populasi dari penelitian ini adalah Seluruh
pasien rawat inap di RS Wahidin
C. Sampel
Sampel dari penelitian ini yaitu Pasien rawat
inap di bangsal kelas III RS Wahidin

Prosedur Kerja

Pengambilan sampel urine.


Urine yang diambil adalah urin porsi tengah
(midstream urine).Urin porsi tengah
ditampung dalam wadah bermulut lebar dan
steril.
Inokulasi masing-masing 1 l sampel urin di
medium Mac Conkey inkubasi pada suhu 35
o C selama 24 jam.
Identifikasi koloni yang terbentuk dengan
melakukan uji pengecatan gram serta uji
biokimia (IMViC dan fermentasi glukosa)

Uji pengecatan gram


Mengambil gelas obyek yang bersih dan steril, Bebaskan dari lemak dengan
memanaskannya di atas nyala api spiritus, Ambil sedikitnya satu koloni
bakteri dengan ose steril, diratakan pada gelas obyek dan ditipiskan, Ose
sesudah dan seblum digunakan harus dibakar pada nyala api membara agar
steril, Preparat kemudian dikeringkan di atas nyala api spiritus sambil
digoyangkan.
Tuangkan larutan karbol-gentian-violet (sesudah sediaan dingin) pada
preparat, biarkan selama 5 menit.
Zat warna dibuang dan bubuhi dengan larutan mordant (lugol), diamkan
selama kira-kira 1-3 menit.
Lugol dibuang dan preparat dicelupkan ke dalam alkohol 96%, sampai warna
gentian violet lepas (sampai gentian violettidak ada luntur lagi).
Cuci dengan air kran sampai bersih, kemudian bubuhi dengan cat-penutup
(counter stain) larutan water-fuchsin, biarkan kira-kira 1-2 menit.
Cuci dengan air kran, keringkan dalam temperatur kamar, lihat dengan
mikroskop memakailensa rendam minyak. Gram positif = ungu. Gram
negatif = merah.

Uji Biokimia
1. Uji IMViC
a) Indol
Inokulasikan suspensi bakteri sebanyak 1 ose ke dalam perbenihan indol.
Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 35-370C.
Setelah di inkubasi, teteskan pereaksi Kovacs sebanyak 6-8 tetes. Hasil
positif apabila terbentuk lapisan cincin berwarna merah ceri pada
permukaan media.
b.Metil merah
Inokulasikan suspensi bakteri sebanyak 1 ose ke dalam perbenihan MR-VP.
Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 35-370C.
Setelah di inkubasi, tuangkan bagian ke dalam tabung reaksi yang
bersih, beri label MR.
Teteskan pereaksi merah metil 6-8 tetes ke dalam tabung tersebut. Hasil
positif apabila berwarna merah.

Voges Proskauer
Untuk voges proskauer, teteskan pereaksi Barrits A 12 tetes dan pereaksi
Barrits B sebanyak 4 tetes ke dalam tabung dari sisa dan beri label VP.
Biarkan selama 15 menit. Hasil positif apabila terjadi warna merah.
Simmons Citrate
Inokulasikan suspensi bakteri sebanyak 1 ose dengan cara gores pada
perbenihan agar Simmons Citrate.
Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 35-37 0C.
Amati hasilnya, hasil positif apabila terjadi warna biru.
Reaksi fermentasi gula
Inokulasikan suspensi bakteri sebanyak masing-masing 1 sengkelit ke
dalam perbenihan gula-gula. Hati-hati dalam pengocokan, jangan sampai
menimbulkan gas karena akan menghasilkan reaksi positif palsu.
Inkubasikan selama 24 jam pada suhu 35-37 0C.
Setelah di inkubasi, amati perubahan warna yang terjadi. Hasil positif
apabila media dari merah berubah menjadi kuning, dan amati
ada/tidaknya pembentukan gas berupa gelemubng pada tabung durham.

Hasil positif Klebsiella sp. Dilakukan


pemeriksaan PCR untuk membedakan
Klebsiella sp tipe ESBL dan Non-ESBL.
Kemudian dilakukan uji sensitivitas
terhadap seftriakson dengan Disk
DiffusionTest.

SEKIAN DAN TERIMA


KASIH

Anda mungkin juga menyukai