Anda di halaman 1dari 21

STATUS PASIEN

ILMU PENYAKIT DALAM


RSUD PASAR REBO

IDENTITAS PASIEN
NAMA PASIEN

: Tn. Roni Rahmadani

UMUR

: 28 tahun

ALAMAT

: Jl.Bringin Raya 09/12 No 31

PEKERJAAN

: Swasta

JENIS KELAMIN

: Laki-laki

SUKU BANGSA

: Jawa

AGAMA

: Islam

PENDIDIKAN TERAKHIR : SMK

A. ANAMNESA
1. Keluhan utama :
Nyeri ulu hati sejak 1 minggu SMRS
2. Keluhan tambahan:
Mual(+), muntah(+) disertai keluar makanan dan darah berwarna merah segar, mata
kuning(+), BAK berwarna kuning pekat seperti teh, lemas(+),demam(+) yang terus
menerus.
3. Riwayat penyakit sekarang :
Pasien datang ke IGD RSUD Pasar Rebo dengan keluhan, nyeri ulu hati sejak 1
minggu SMRS, disertai dengan mata berwarna kuning, mual(+), muntah(+) disertai
keluar makanan dan darah berwarna merah segar, BAK berwarna kuning pekat seperti
teh, BAB normal, badan terasa lemes(+),dan demam(+) yang terus menerus , pasien
mengatakan sering makan diluar rumah, dan pasien menyangkal adanya teman kerja
dengan keluhan yang sama, kemudian pasien berobat ke klinik dan cek darah, dokter
menyarankan pasien dirujuk ke Rumah sakit Pasar Rebo untuk diperiksa lebih lanjut.
4. Riwayat penyakit dahulu :
- Keluhan seperti ini di sangkal oleh pasien
1

HT (-) di sangkal oleh pasien


DM (-) di sangkal oleh pasien
Asma (-)di sangkal oleh pasien
Alergi obat (-)di sangkal oleh pasien

5. Riwayat keluarga :
- Keluhan seperti ini di sangkal oleh pasien
- HT (-) di sangkal oleh pasien
- DM (-) di sangkal oleh pasien

B. STATUS GENERALIS
1. Tekanan darah
2. Nadi
3. Suhu
4. Pernapasan
5. Gizi
6. Kesadaran
7. Keadaan umum

: 110/80 mmHg
: 76 x/menit
: 37C
: 20 x/menit
: Cukup
: Compos Mentis
: Tampak sakit sedang

C. ASPEK KEJIWAAN
1. Tingkah laku
2. Proses pikir
3. Kecerdasan

: Dalam Batas Normal


: Dalam Batas Normal
: Dalam Batas Normal

D. PEMERIKSAAN FISIK
KULIT
1. Warna
2. Jaringan parut
3. Pertumbuhan rambut
4. Suhu Raba
5. Keringat
6. Kelembaban
7. Turgor
8. Ikterus
9. Edema

: Kecoklatan
: Tidak ada
: Normal
: Hangat
: umum / setempat
: lembab / kering
: Cukup
: Tdak ada
: Tidak ada

KEPALA
1. Bentuk
2. Posisi
3. Penonjolan

: Normocephal
: Simetris
: Tidak ada

MATA
1. Exophthalmus

: Tidak ada
2

2.
3.
4.
5.

Enoptashalmus
Edema kelopak
Konjungtiva anemis
Skelera ikterik

: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada
: Ada

TELINGA
1. Pendengaran
2. Membran timpani
3. Darah
4. Cairan

: Baik
: Tidak dilakukan
: Tidak ada
: Tidak ada

MULUT
1. Bau pernapasan
2. Trismus
3. Faring
4. Lidah
5. Uvula

: Normal
: Tidak ada
: Tidak hiperemis
: Tidak deviasi
: Ditengah

LEHER
1. Tekanan vena jugularis
2. Kelenjer tiroid

: Normal
: Tidak membesar

DADA
1. Bentuk
2. Mamae

: Normal
:-

PARU-PARU
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
JANTUNG
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
ABDOMEN
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Auskutasi
4. Perkusi

: Statis dinamis kanan dan kiri


: Fremitus taktil simetris kanan dan kiri, fremitus
Vocal simetris kanan dan kiri
: kanan : Sonor
Kiri : Sonor
: Ronki(-), Wheziing(-)
: Iktus cordis tidak terlihat
: iktus cordis teraba
: Redup
: gallop (-)
Murmur (-)
: Dinding perut tampak rata, gerakan statis dinamis
: Nyeri tekan (+)
Hepar dan Lien tidak teraba
: BU (+) normal
: Timpani
3

5. Reflek dinding perut

: positif

EKSTREMITAS
Lengan
Tonus otot
Massa otot
Sendi
Gerakan
Kekuatan

Dektra
Normal
Normal
Normal
Normal
5

Sinista
normal
normal
normal
normal
5

Tungkai dan Kaki


Tonus otot
Massa otot
Sendi
Gerakan
Kekuatan
Edema
Luka
Varises

Kanan
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
-

kiri
normal
normal
normal
normal
normal
-

KELENJAR GETAH BENING


1. Submandibula
: tidak menbesar
2. Subklavikula
: tidak membesar
3. Ketiak
: tidak membesar
4. Lipat paha
: tidak membesar

E. LABORATORIUM
HB
: 15,4
HT
: 46
Leukosit
: 5440
Trombosit
: 162000
FUNGSI HATI
Bilirubin Total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirek
SGPT
SGOT
Ureum
Kreatinin

: 4,80
: 1,70
: 3,10
: 2375
: 1930
: 32,4
: 0,6
4

F. RESUME
Seorang laki-laki berumur 28 tahun datang dengan keluhan, nyeri ulu hati sejak 1 minggu
SMRS, disertai dengan mata berwarna kuning, mual(+), muntah(+) disertai keluar
makanan dan darah berwarna merah segar, BAK berwarna kuning pekat seperti teh,
badan terasa lemes(+),dan demam(+) terus menerus.
G. DIAGNOSIS
Ikterik dengan suspek Hepatitis A
H. DIFERENSIAL DIAGNOSIS
Demam tipoid
Leptospirosis
Batu empedu
Malaria
DHF
I. PEMERIKSAAN ANJURAN
USG Abdomen
Pemeriksaan laboratorium

J. TERAPI
- IUFD RA/8 jam
- INMT 2 amp dalam Ds/100 cc dalam jam 1x1
- Ranitidin 2x1
- Ondancentron 3x1
- Biocurlive 3x1
- Urdahek 3x1

K. PROGNOSIS
5

1. Ad vitam
2. Ad functionam
3. Ad sanationam

: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

FOLLOW UP
TANGGAL 29 MARET 2012
S

: Perut nyeri(+), BAK kuning pekat seperti teh, demam(+), mata kuning /ikterik (+)

: KU

: sedang

KES : Compos Mentis


TD

: 120/80 mmHg

: 80 x/menit
6

: 20 x/menit

: 38C

: Ikterik dengan suspek Hepatitis A

:- RA/8 jam
- LHF/2 hari
- SNMC 1x1
- Biocurlive 2x1
- Urdahex 2x1
- Ranitidin 2x1
- Ondancentron 2x4
- Diet lunak

LABORATORIUM TANGGAL 29 MARET 2012


LED

: 10

HB

: 15,1

Hematokrit

: 45

Eritrosit

: 4,9

Leukosit

: 6040

Trombosit

: 160.000

MCV

: 91

MCH

: 30

MCHC

: 33

HITUNG JENIS

Basofil

:0

Eosinofil

:1

Batang

:0

Segmen

: 57

Limfosit

: 35

Monosit

:7

FUNGSI HATI
Protein Total

: 6,6

Albumin

: 4,6

Globulin

: 2,0

Bilirubin Tota l

: 7,11

Bilirubin Direk

: 5,48

Bilirubin Indirek

: 1,63

Alkali Fosfatase

: 245

30 MARET 2012
S

: Perut nyeri(+), BAK kuning pekat seperti teh, mata kuning(ikterik)

: KU

: sedang

KES : Compos Mentis


TD

: 120/80 mmHg

: 84 x/menit

: 18 x/menit
8

: 37C

: Ikterik dengan suspek Hepatitis

:- RA/8 jam
- LHF
- SMNC 1x1
- Biocurlive 2x1
- Urdahex 2x1
- Ranitidin 2x1
- Ondancentron 2x4
- Diet lunak

31 MARET 2012
S

: mata kuning(ikterik), BAK kuning pekat, nyeri perut(+)

: KU

: sedang

KES : Compos Mentis


TD

: 120/80 mmHg

: 80 x/menit

: 20 x/menit

: 37,5C

: Ikterik dengan suspek Hepatitis

:- RA/8 jam
- LHF/2 hari
- Biocurlive 2x1
9

- Urdahex 2x1
- Ranitidin 2x1
- Ondancentron 2x4
- Diet lunak

LABORATORIUM 31 MARET 2012


HB

: 15,4

HT

: 44

LEUKOSIT

: 5770

Trombosit

: 173.000

2 APRIL 2012
S

: mata kuning(ikterik)

: KU

: sedang

KES : Compos Mentis


TD

: 120/80 mmHg

: 80 x/menit

: 20 x/menit

: 37,5C

: Ikterik dengan suspek Hepatitis

: - RA/8 jam
- LHF
- SNMC stop
10

- Cek IgM anti HAV

3 APRIL 2012
S

: mata kuning(ikterik)

: KU

: sedang

KES : Compos Mentis


TD

: 120/80 mmHg

: 80 x/menit

: 20 x/menit

: 37,5C

: Ikterik dengan suspek Hepatitis

:- RA/8 jam
- LHF
- Menunggu hasil Lab

4 APRIL 2012
S

: mata kuning(ikterik)

: KU

: sedang

KES : Compos Mentis


TD

: 120/80 mmHg

: 80 x/menit

: 20 x/menit

11

: 37,5C

: HEPATITIS A

:- RA/24jam
- LFT
- Biocurlive 3x2
- urdahek 3x1

LABORATORIUM 4 MARET 2012


IgM Anti HAV: Reaktif > 7,0
FUNGSI HATI
Protein Total

: 6,9

Albumin

: 3,6

Globulin

: 3,3

Bilirubin Total

: 7,96

Bilirubin direk

: 6,98

Bilirubin Indirek

: 0,98

SGPT

: 216

SGOT

: 439

5 APRIL 2012
S

: mata kuning(ikterik)

: KU

: sedang

KES : Compos Mentis


TD

: 120/80 mmHg
12

: 80 x/menit

: 20 x/menit

: 37,5C

: HEPATITIS A

:- RA/24jam
- LFT 2 hari lagi
- Urdahek 3x1
- Biocurlive 3x2

TANGGAL 5 APRIL JAM 10.50 PASIEN PULANG PAKSA

TINJAUAN PUSTAKA
HEPATITIS A
DEFINISI
Hepatitis A merupakan infeksi virus pada hati.
Penyakit Hepatitis A disebabkan oleh virus yang disebarkan oleh kotoran/tinja penderita
biasanya melalui makanan atau air tercemar atau melalui kontak langsung dengan orang yang
terinfeksi (fecal - oral), bukan melalui aktivitas seksual atau melalui darah. Hepatitis A paling
ringan dibanding hepatitis jenis lain (B dan C). Sementara hepatitis B dan C disebarkan melalui
media darah dan aktivitas seksual dan lebih berbahaya dibanding Hepatitis A.
13

MASA INKUBASI
Waktu terekspos sampai kena penyakit kira-kira 2 sampai 6 minggu. penderita akan
mengalami gejala gejala seperti demam, lemah, letih, dan lesu, pada beberapa kasus, seringkali
terjadi muntah muntah yang terus menerus sehingga menyebabkan seluruh badan terasa lemas.
Demam yang terjadi adalah demam yang terus menerus, tidak seperti demam yang lainnya yaitu
pada demam berdarah, tbc, thypus, dll.
GEJALA
Seringkali tidak ada bagi anak kecil; demam tiba-tiba, hilang nafsu makan, mual,
muntah, penyakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning), air kencing berwarna tua, tinja pucat.
Hepatitis A dapat dibagi menjadi 3 stadium:
(1) pendahuluan (prodromal) dengan gejala letih, lesu, demam, kehilangan selera makan dan
mual;
(2) stadium dengan gejala kuning (stadium ikterik)
(3) stadium kesembuhan (konvalesensi). Gejala kuning tidak selalu ditemukan. Untuk
memastikan diagnosis dilakukan pemeriksaan enzim hati, SGPT, SGOT. Karena pada
hepatitis A juga bisa terjadi radang saluran empedu, maka pemeriksaan gama-GT dan alkali
fosfatase dapat dilakukan di samping kadar bilirubin.

Tanda dan gejala Hepatitis A yaitu:


1. Kelelahan
2. Mual dan muntah
3. Nyeri perut atau rasa tidak nyaman, terutama di daerah hati (pada sisi kanan bawah
tulang rusuk)
4. Kehilangan nafsu makan
5. Demam
14

6. Urine berwarna gelap


7. Nyeri otot
8. Menguningnya kulit dan mata (jaundice).

Kasus-kasus ringan Hepatitis A biasanya tidak memerlukan pengobatan dan


kebanyakan orang yang terinfeksi sembuh sepenuhnya tanpa kerusakan hati permanen.
Perilaku hidup bersih seperti mencuci tangan pakai sabun sebelum makan dan sesudah
dari toilet adalah salah satu cara terbaik untuk melindungi diri terhadap virus Hepatitis A.
Tidak ada pengobatan yang spesifik untuk Hepatitis A, sebab infeksinya sendiri biasanya
akan sembuh dalam 1-2 bulan. Namun untuk mengurangi dampak kerusakan pada hati
sekaligus mempercepat proses penyembuhan, beberapa langkah penanganan berikut ini
akan diberikan saat dirawat di rumah sakit.
1. Istirahat. Tujuannya untuk memberikan energi yang cukup bagi sistem kekebalan
tubuh dalam memerangi infeksi.
2. Anti mual. Salah satu dampak dari infeksiHhepatitis A adalah rasa mual, yang
mengurangi nafsu makan. Dampak ini harus diatasi karena asupan nutrisi sangat
penting dalam proses penyembuhan.
3. Istirahatkan hati. Fungsi hati adalah memetabolisme obat-obat yang sudah dipakai di
dalam tubuh. Karena hati sedang mengalami sakit radang, maka obat-obatan yang
tidak perlu serta alcohol dan sejenisnya harus dihindari selama sakit.
Pencegahannya untuk Hepatitis A adalah melakukan vaksinasi yang juga tersedi
a untuk orang-orang yang berisiko tinggi.
Masa pengasingan yang disarankan
Selama 2 minggu setelah gejala pertama atau 1 minggu setelah penyakit kuning muncul.
Pasien juga diharapkan menjaga kebersihan.
Diagnosis Hepatitis A
15

Berdasarkan tanda/ gejala pasien dan diperkuat dengan pemeriksaan penunjang, seperti
tes darah yang menunjukkan antibodi IgM terhadap hepatitis A.
Penyakit biasanya berlanjut selama satu sampai tiga minggu. Walaupun gejala tertentu dapat
berlanjut lebih lama dan hampir selalu diikuti dengan penyembuhan sepenuhnya. Anak-anak
kecil yang terinfeksi biasanya tidak menderita gejala seperti orang dewasa.
Hepatitis A tidak mengakibatkan penyakit hati jangka panjang (kronis) dan kematian
akibat hepatitis A jarang terjadi. Jangka waktu antara kontak dengan virus dan timbulnya gejala
biasanya empat minggu, tetapi dapat berkisar antara dua sampai tujuh minggu.
Orang yang terinfeksi virus Hepatitis A dapat menularkan virus ini kepada orang lain dari dua
minggu sebelum timbulnya gejala sampai seminggu setelah timbulnya penyakit kuning (kira-kira
tiga minggu secara keseluruhan).
Hubungan Seksual dengan orang yang terinfeksi juga dapat kena Penyakit Hepatitis A.
Orang yang belum menderita Hepatitis A dan belum divaksinasi sangat beresiko terjangkit
penyakit tersebut.
Penyakit Hepatitis A dapat dicegah dengan Vaksinasi. Vaksin ini mungkin memakan
waktu sampai dua minggu untuk memberikan perlindungan.
Vaksinasi direkomendasikan untuk kelompok-kelompok berikut yang menghadapi risiko tinggi:
1. Orang yang berkunjung ke negara di mana hepatitis A umum terjadi (kebanyakan negara
sedang berkembang).
2. Orang yang sering berkunjung ke masyarakat pribumi di luar kota dan daerah terpencil
3. Pria yang berhubungan kelamin dengan pria
4. Petugas penitipan anak siang hari dan prasekolah
5. Beberapa petugas kesehatan yang bekerja di Pelayanan Kesehatan
6. Pengguna narkoba suntik
7. Pasien yang menderita penyakit hati kronis
16

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

SGPT/SGOT, bilirubin meningkat

Lekosit normal atau lekopeni

PEMERIKSAAN KHUSUS
IgM anti-HAV
KOMPLIKASI
Hepatitis A berat (fulminan) jarang terjadi
DIAGNOSA BANDING

1. Demam tifoid
Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Salmonella thypi atau Salmonella
parathypi A, B, atau C. Penyakit ini ditularkan lewat saluran pencernaan. Basil yang tertelan
menyerang mukosa usus halus, kemudian dibawa oleh makrofag ke kelenjar limfe regional, lalu
berkembang biak selama 1-3 minggu masa inkubasi. Pada akhir masa inkubasi, basil ini
memasuki peredaran darah mengakibatkan demam, sakit kepala, dan nyeri otot.
Diagnosis ditunjang oleh :
(1) splenomegali,
(2) petechie,
(3) brakikardi,
(4) netropenia darah tepi. Dianosis ditegakan dengan uji serologi (tes widal).
Pada minggu kedua penyakit, S thypi masuk kembali ke lumen usus melalui ekskresi
empedu. Sejumlah besar jaringan limfe di dalam usus halus dan kolon terinfeksi lagi, yang
menyababkan peradangan akut, nekrosis, dan ulserasi. Secara klinis, fase ini ditandai dengan
diare dan demam terus-menerus. Diagnosis ditegakan dengan biakan tinja dan urine

17

Kloramfenikol merupakan bakteriostatik yang cukup kuat untuk mengendalikan


perkembangbiakan bakteri sampai mekanisme pertahanan tubuh pulih. Tiamfenikol juga berhasil
baik untuk demam tifoid.Pencegahan dengan sanitasi yang baik dan vaksinasi (Soedarto, 1990).
2. Malaria
Adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh sporozoa dari genus plasmodium. Terdapat
empat spesies plasmodium, yaitu plasmodium vivaks menimbulkan malaria tertiana yang ringan,
P falciparum menimbulkan maliria tertiana yang berat, P malariae menimbulkan malaria
quartana, dan P ovale menimbulkan malaria ovale. Cara penularan lewat nyamuk anopeles betina
yang mengandung sporozoit infektif. Dapat juga ditularkan melalui transfusi, plasenta, dan jarum
suntik dalam bentuk trofozoit.
Gejala klinik : demam, anemia, pembesaran limpa. Terdapat 3 stadium demam : rasa kedinginan
berlangsung 20 menit- 1 jam, panas badan 1-4 jam, dan stadium berkeringat banyak 2-3 jam.
Pada malaria tertiana, demam berlangsung tiap hari ke-3 sehingga terjadi siklus 48 jam. Pada
malaria quartana demam tiap hari ke-4 (siklus 72 jam). Anemia terjadi karena rusaknya eritrosit
yang dijadikan tempat berkembangbiak plasmodium. Splenomegali terjadi akibat bertambahnya
kerja limpa untuk menghancurkan eritrosit yang rusak.
Untuk menegakan diagnosis dilakukan pemeriksaan darah, yaitu tetes tebal untuk mendiagnosis
malaria, dan tetes tipis untuk menentukan spesies plasmodium.
3. DHF
Adalah penyakit demam disertai perdarahan yang disebabkan oleh virus dengue. Vektor
penularnya adalah nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus.
Gejala : demam terus-menerus 2-7 hari, tanda perdarahan (petechie, ekimosis), hepatomegali,
syok. Kriteria laboratorium : trombositopenia, dan peningkatan hematokrit.
Pengobatan simptomatik. Bila tanpa syok beri minum yang banyak, beri infus. Bila disertai syok,
beri cairan ringers laktat, oksigen. Pencegahan dengan PSN dan bila perlu dengan foging

18

Untuk mencegah hepatitis A. Semua orang harus selalu mencuci tangan dengan baik dengan
sabun dan air mengalir selama sekurang-kurangnya 10 detik dan dikeringkan dengan handuk
bersih.

Cuci tangan dapat dilakukan sebagai berikut:


1. Setelah menggunakan kakus
2. Sebelum makan
3. Sebelum menyiapkan makanan atau minuman
Pencegahan yang dapat dilakukan oleh penderita hepatitis A, di samping mencuci tangan dengan
bersih adalah harus menjauhi dari kegiatan berikut sekurang-kurangnya seminggu setelah
timbulnya penyakit, tanda dan gejala:
1. Jangan menyiapkan makanan atau minuman untuk orang lain
2. Jangan menggunakan alat makan atau alat minum yang sama dengan orang lain
3. Jangan menggunakan seprai dan handuk yang sama dengan orang lain
4. Jangan berhubungan kelamin
5. Cuci alat makan dalam air bersabun, dan cuci seprai dan handuk dengan mesin cuci.
Orang berikut yang menderita hepatitis A harus tidak menghadiri tempat kerja atau sekolah
ketika dapat menularkan penyakit:
1. Orang yang mengendalikan makanan atau minuman dirumah tangga atau restoran.
2. Orang yang pekerjaannya melibatkan hubungan pribadi secara dekat, misalnya petugas
penitipan anak dan petugas kesehatan.

19

3. Staf, anak-anak dan kaum remaja harus tidak menghadiri fasilitas penitipan anak atau
sekolah ketika dapat menularkan penyakit
4. Semua pasien harus berkonsultasi kepada petugas kesehatan yang menanganinya sebelum
kembali bekerja, sekolah atau melakukan aktivitas harian.
Tidak ada perawatan khusus untuk penderita hepatitis A. Kontak di rumah dengan pasang
an seksual dapat menularkan penyakit, biasanya memerlukan suntikan Imunoglobulin. Obat
Tersebut dapat mencegah atau mengurangi penyakit jika diberikan dalam waktu dua minggu
setelah kontak dengan orang yang dapat menularkan penyakit.
PENATALAKSANAAN
A. Terapi umum
1. Istirahat
Bed rest pada fase akut Untu kembali bekerja perlu berangsur-angsur
2. Diet

Makanan disesuaikan dengan selera penderita

Diberikan sedikit-sedikit

Dihindari makanan yang mengandung alkohol atau hepatotoksik


3. Medikamentosa
Tidak ada obat yang spesifik

Obat pertama

:-

Obat alternative

:-

B. Terapi komplikasi
Pada penderita kolestasis yang berkepanjangan :

Kortikosteroid selama 5 hari


20

Asam ursodeoksi kolat

PROGNOSIS
Perawatan yang legeartis prognosis baik
Kesimpulan Tentang penyakit Hepatitis A
Penyakit Hepatitis A adalah penyakit menular yang dapat dicegah dan diobati. virus
Hepatitis A dapat menginfeksi manusia melalui rute anus mulut. Jika seseorang terdiagnosis Hep
atitis A, pencegahan yang baik adalah istirahat total, menghindari kontak dengan orang lain dan
mengkonsumsi makanan yang bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, serta menghindari
makanan yang berlemak dan berminyak agar tidak mual dan muntah. Kemudian, menjalani
terapi sesuai program.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Jual-Moyet.(2008). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 10. Jakarta :
EGC.
Effendi, Christantie. 1995. Perawatan Pasien DHF edisi 1. Jakarta : EGC
Ginanjar, Genis. 2008. Demam Berdarah. Yogyakarta : PT Bentang Pustaka
Gibson, John. 2002. Fisiologi dan Anatomi Modern untuk Perawat Edisi 2. Jakarta ; EGC
Mansjoer, Arif et all. 2000. Kapita selekta Kedokteran edisi 3. Jakarta : Media aesculapius
Monica, Ester. 1999. Demam Berdarah Dengue ( Diagnosis, Pengobatan, Pencegahan dan
Pengendalian. Jakarta :EGC
Syaifuddin. 2001. Fisiologi Sistem Tubuh Manusia. Jakarta : Widya Medika
Suyono, Slamet. 2001.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam edisi 3. Jakarta ; FKUI

21

Anda mungkin juga menyukai