Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK


JENIS JENIS RELAY PROTEKSI

DISUSUN OLEH :
NAMA
NIM

: RENDIY COMPOWER JNH

: 5133131024

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2015

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini sebagai formatif kedua saya
untuk memperoleh nilai yang bagus yang akan penulis raih, dengan demikian
penulis harus bekerja keras dalam penyelesaian tugas ini dan mendiskusikannya
dengan teman-teman agar lebih baik dan jelas.
Makalah ini merupakan salah satu mata pelajaran dan ilmu pengetahuan dasar
yang harus dikuasai mahasiswa/I yaitu sebagai bekal untuk menguasai bidang
elektro.
Dalam penyelesaian tugas ini, penulis menyadari tidak dapat belajar sendiri
tanpa bantuan dan dukungan dari beberapa pihak, baik dari segi materi maupun
spiritual.dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dikesempatan ini ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada pihak yang
memberikan tugas ini kepada saya yaitu Bapak Dosen

BAB I
A. Pengertian Relai Proteksi
Relai adalah suatu alat yang bekerja secara otomatis untuk memberikan
rangkaian listrik alarm apabila adanya perubahan lain.

B. Perangkat Proteksi
Yang dimaksud perangkat sistem proteksi adalah rangkaian peralatan
proteksi antara komponen satu dengan lainnya sehingga membentuk
suatu sistem pengaman yang dapat berfungsi sesuai dengan maksud
pengaman/ proteksi.
Perangkat utamanya adalah :
1. Relay, ini akan bekerja bila arus yang melewati sensor relai
besarnya melebihi arus yang di setting pada relai yang selanjutnya
memberi sinyal coil PMT(Pemutus Tenaga) untuk memerintahkan
PMT bekerja.
2. Trafo arus dan/atau trafo tegangan sebagai alat yang mentransfer
besaran listrik primer dari sistem yang diamankan ke relai (besaran
listrik sekunder).
3. Pemutus Tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian sistem yang
terganggu.
4. Baterai beserta alat pengisi (batere charger) sebagai sumber
tenaga untuk bekerjanya relai, peralatan bantu triping.
5. Pengawatan (wiring) yang terdiri dari sisrkit sekunder (arus
dan/atau tegangan), sirkit triping dan sirkit peralatan bantu.
Secara garis besar bagian dari relay proteksi terdiri dari tiga bagian
utama, seperti pada blok diagram, dibawah ini :
Masing-masing elemen/bagian mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Elemen pengindera.
Elemen ini berfungsi untuk merasakan besaran-besaran listrik,
seperti arus, tegangan, frekuensi, dan sebagainya tergantung relay
yang dipergunakan.
2. Elemen pembanding.
Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu
besaran itu diterima oleh elemen oleh elemen pengindera untuk
membandingkan besaran listrik pada saat keadaan normal dengan
besaran arus kerja relay.
3. Elemen pengukur/penentu.
Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepet
pada besaran ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk
membuka PMT atau memberikan sinyal.

Transformator arus ( CT ) berfungsi sebagai alat pengindera yang


merasakan apakah keadaan yang diproteksi dalam keadaan normal
atau mendapat gangguan. Sebagai alat pembanding sekaligus alat
pengukur adalah relay, yang bekerja setelah mendapatkan besaran
dari alat pengindera dan membandingkan dengan besar arus
penyetelan dari kerja relay.
Apabila besaran tersebut tidak setimbang atau melebihi besar arus
penyetelannya, maka kumparan relay akan bekerja menarik kontak
dengan cepat atau dengan waktu tunda dan memberikan perintah
pada kumparan penjatuh (trip-coil) untuk bekerja melepas PMT.
Sebagai sumber energi penggerak adalah sumber arus searah atau
batere.

C. Syarat-syarat Relai Proteksi


Dalam perencanaan sistem proteksi, maka untuk mendapatkan suatu
sistem proteksi yang baik diperlukan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
1. Sensitif.
Relay proteksi mendeteksi adanya gangguan yang terjadi di daerah
pengamanannya dan harus cukup sensitif untuk mendeteksi
gangguan tersebut dengan rangsangan minimum dan bila perlu
hanya mentripkan pemutus tenaga (PMT) untuk memisahkan
bagian sistem yang terganggu, sedangkan bagian sistem yang
sehat dalam hal ini tidak boleh terbuka.
2. Selektif.
Selektivitas dari relay proteksi adalah suatu kualitas kecermatan
pemilihan dalam mengadakan pengamanan.
3. Cepat.
Makin cepat relay proteksi bekerja, tidak hanya dapat memperkecil
kemungkinan akibat gangguan, tetapi dapat memperkecil
kemungkinan meluasnya akibat yang ditimbulkan oleh gangguan.
4. Handal.
Dalam keadaan normal atau sistem yang tidak pernah terganggu
relay proteksi tidak bekerja selama berbulan-bulan mungkin
bertahun-tahun, tetapi relay proteksi bila diperlukan harus dan pasti
dapat bekerja, sebab apabila relay gagal bekerja dapat
mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pda peralatan yang
diamankan atau mengakibatkan bekerjanya relay lain sehingga
daerah itu mengalami pemadaman yang lebih luas.
5. Ekonomis.

Dengan biaya yang sekecilnya-kecilnya diharapkan relay proteksi


mempunyai kemampuan pengamanan yang sebesar-besarnya.

6. Sederhana.
Perangkat relay proteksi disyaratkan mempunyai bentuk yang
sederhana dan fleksibel.
D. Karakteristik Waktu Kerja Relai Proteksi

1. Relai arus lebih seketika (instanstaneous over current relay).


Relai arus lebih dengan karakteristik waktu kerja seketika ialah jika
jangka waktu relai mulai saat relai arusnya pick up (kerja) sampai
selesainya kerja relai sangat singkat (20-100 ms), yaitu tanpa
penundaan waktu.
2. Relai arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu (Definite time
over
current
relay).
Relai arus lebih dengan karakteristik waktu tertentu ialah jika
jangka waktu mulai relai arus pick up sampai selesainya kerja relai
diperpanjang dengan nilai tertentu dan tidak tergantung dari
besarnya arus yang menggerakan.
3. Relai arus lebih dengan karakteristik waktu terbalik (Inverse time
over
current
relay).
Relai dangan karakteristik waktu terbalik adalah jika jangka waktu
mulai relai arus pick up sampai selesainya kerja diperpanjang
dengan besarnya nilai yang berbanding terbalik dengan arus yang
menggerakkan.
4. Inverse Definite Time Relay
Relai ini mempunyai karakteristik kerja berdasarkan kombinasi
antara relai invers dan relai definite. Relai ini akan bekerja secara
definite bila arus gangguannya besar dan bekerja secara inverse
jika arus gangguannya kecilmaupun arus.
Sistem proteksi memiliki komponen utama yaitu Relay, jenis-jenis relay ini
dapat di gunakan pada sistem pembangkitan, transmisi tenaga listrik,
sistem distribusi dll.

E. Jenis-jenis Relay Proteksi


Adapun jenis-jenisnya adalah sbb :
1. Relay Jarak (distance relay)

Rele jarak merupakan perangkat penting sebagai alat proteksi


saluran transmisi terhadap bahaya gangguan hubung singkat.
Bagian utama dari rele jarak yang merasakan atau mendeteksi
adanya gangguan hubung singkat adalah bagian yang bekerja
menentukan perbandingan antara besaran tegangan dengan
besaran ukur pada suatu tempat dimana dipasang rele proteksi
tersebut. Besaran yang didapat di sini dapat berupa impedansi,
resistansi, reaktansi saluran. Harga tersebut dipilih karena harga ini
tidak tergantung kondisi beban yang berubah-berubah.
Unjuk kerja dari rele jarak ditentukan oleh perbandingan antara
tegangan dan arus pada jaringan yang diproteksinya. Pada rele
jarak ada keseimbangan antara tegangan dan arus yang dinyatakan
sebagai impedansi. Rele akan beroperasi jika perbandingan
tegangan dan arus lebih kecil dari harga yang telah ditentukan
sebelumnya yang merupakan harga penyetelan dari rele tersebut.
Rele jarak bereaksi terhadap kuantitas-kuantitas input sebagai
fungsi dari jarak jaringan listrik antara lokasi rele dan titik
gangguan. Rele jarak dirancang untuk beroperasi hanya untuk
gangguan yang terjadi antar lokasi rele dan suatu titik yang telah
ditentukan (titik setting). Sehingga rele ini dapat membedakan
gangguan yang terjadi diantara seksi saluran yang berbeda dengan
membandingkan arus dan tegangan sistem tenaga untuk
menentukan apakah gangguan terjadi diantara atau diluar zone
operasinya.
Prinsip dasar dalam proteksi jarak adalah bahwa impedansi yang
dilihat oleh rele ke suatu titik pada saluran yang diproteksinya

selalu lebih kecil daripada impedansi penyetelan rele (Zsetting)


yang telah ditetapkan sebelumnya jika gangguan terjadi di dalam
jarak proteksi yang telah ditentukan maka rele akan bekerja.
Sebaliknya jika gangguan terjadi diluar jarak tersebut, maka rele
tidak akan bekerja.
Untuk memproteksi suatu saluran transmisi, maka proteksi dengan
rele jarak dibagi menjadi tiga zona proteksi yang disebut
karakteristik tangga proteksi jarak atau karakteristik waktu-jarak,
hal tersebut diperlihatkan pada gambar 2.4. Rele pada zone 1
meberikan perintah tripping dengan segera untuk semua gangguan
pada jarak yang merupakan daerah proteksinya (sekitar 80-85%
dari panjang saluran). Karena adanya ketidaktelitian pada trafo
pengukuran, rele dan data-data hantaran, maka jangkauan zona 1
rele jarak tidak diset 100% dari panjang saluran. Sisa saluran (1520%) dan untuk sekitar 20-30% saluran berikutnya diproteksi oleh
rele pada zone 2 yang beroperasi dengan waktu tunda. Zone 2 juga
merupakan proteksi cadangan bagi zone 1. Dan setelah beberapa
saat waktu tunda maka jangkauan rele jarak diperluas ke zone 3
yang hanya diperpergunakan sebagai proteksi cadangan saja.
Waktu tunda untuk zone-zone tersebut dipilih berdasarkan
koordinasi dengan peralatan proteksi
lainnya.
Rele jarak diklasifikasikan berdasarkan pada karakteristik
polaritasnya, jumlah input yang dimilikinya dan metoda
perbandingan yang dibuat. Jenis yang umum membandingkan dua
kuantitas input dalam masing-masing besaran atau phasanya,
untuk mendapatkan karakteristik yang mungkin berupa garis lurus
atau lingkaran jika digambarkan pada diagram R-X. Jenis rele jarak
pada dasarnya terdiri dari :
a. Rele Impedansi
Rele ini mengukur jarak dengan membandingkan tegangan
dan arus yang dirasakan oleh rele itu pada saat terjadinya
gangguan pada saluran yang diamankan. Jika perbandingan
tegangan dan arus (V/I) yang dirasakan pada saat terjadinya
gangguan mempunyai harga yang lebih kecil dari harga
impedansi saluran yang diamankan, maka rele akan bekerja.
b. Rele Reaktansi

Rele jarak tipe reaktansi bekerja berdasarkan elemen arus lebih yang
kopelnya dibandingkan dengan kopel yang dihasilkan oleh kumparan
arah. Salah satu prinsip rele ini adalah tipe induksi seperti gambar
dibawah ini :
c. Rele Admitansi
Rele tipe admitansi bekerja berdasarkan perbandingan arus
dan tegangan yang merupakan admitansi dari saluran.
Skema rele admitansi hampir sama dengan rele jarak tipe
reaktansi, yaitu membandingkan kopel yang dihasilkan

kumparan tegangan dengan kopel yang dihasilkan kumparan


arah. Skemanya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
2. Relay Periksa Sinkron
Tujuannya hanya untuk memverifikasi bahwa kondisi untuk
sinkronisasi aman dan untuk memungkinkan penutupan PMT dari
Sumber.
3. Relay Tegangan Kurang (under voltage relay)
Rele ini akan beroperasi apabila tegangan yang dikenakkan
kepadanya kurang dari nilai tertentu (sesuai settingnya) dan
berlangsung melampaui batas waktu tertentu (setting waktunya)
maka rele tegangan kurang akan beroperasi.
4. Relay Daya Balik (reverse power relay)
Rele daya balik berfungsi untuk mendeteksi aliran daya balik aktif
yang masuk pada generator. Berubahnya aliran daya aktif pada
arah generator akan membuat generator menjadi motor, dikenal
sebagai peristiwa motoring. Pengaruh ini disebabkan oleh pengaruh
rendahnya
input
daya
dari
prime
mover.
Bila daya input ini tidak dapat mengatasi rugi-rugi daya yang ada
maka kekurangan daya dapat diperoleh dengan menyerap daya
aktif dari jaringan. Selama penguatan masih ada maka aliran daya
aktif generator sama halnya dengan saat generator bekerja sebagai
motor, sehingga daya aktif masuk ke generator dan daya reaktif
dapat masuk atau keluar dari generator.
Peristiwa motoring ini dapat juga menimbulkan kerusakan lebih
parah pada turbin ketika aliran uap berhenti. Temperatur sudu-sudu
akan naik akibat rugi gesekan turbin dengan udara. Untuk itu di
dalam turbin gas dan uap dilengkapi sensor aliran dan temperatur
yang dapat memberikan pesan pada rele untuk trip.
Akan tetapi pada generator juga dipasang rele daya balik yang
berfungsi sebagai cadangan bila pengaman di turbin gagal bekerja.

Single Line Diagram Rele Daya Balik

Pada gambar tersebut, apabila terjadi gangguan pada F1, maka rele
akan men-trip CB2, apabila gangguan terjadi pada F2, maka rele
tidak akan men-trip CB2 karena arah aliran arus yng terbalik dari
kanan ke kiri.

5. Relay kehilangan medan penguat rotor


Hilangnya medan penguat pada rotor akan mengakibatkan
generator kehilangan sinkronisasi dan berputar di luar kecepatan
sinkronnya sehingga generator beroperasi sebagai generator
asinkron. Daya reaktif yang diambil dari sistem ini akan dapat
melebihi rating generator sehingga menimbulkan overload pada
belitan stator dan menimbulkan overheat yang menimbulkan
penurunan tegangan generator.

Diagram Rele Kehilangan Medan Penguat Rotor

Hilangnya medan penguat rotor dapat dideteksi dengan kumparan


yang dipasang paralel dengan main exciter dan kumparan rotor
generator. Pada kumparan ini akan mengalir arus yang apabila
nilainya kurang dari arus setting yang diinginkan, maka akan
membuat rele mengeluarkan sinyal alarm atau trip.

6. Relay Fasa Urutan Negatif (Negative Phase Sequence Relay)


Arus yang tidak seimbang pada stator akan menimbulkan arus
urutan negatif dalam stator. Arus urutan negatif ini akan
menimbulkan medan magnet yang berlawanan arah terhadap rotor
dan menghasilkan arus putar eddy. Pada permukaan rotor, arus
pusar ini akan menimbulkan panas yang pada akhirnya dapat
menyebabkan overheat. Efek pemanasan yang ditimbulkan dapat
mengakibatkan kerusaka pada struktur bagian-bagian rotor yang
juga dapat menimbulkan getaranpada rotor.
Single Line Diagram Relay Fasa Urutan Negatif

7. Relay Arus lebih seketika


Untuk mendeteksi besaran arus
ditentukan dalam waktu seketika.

yang

melebihi

batas

yang

8. Relay arus lebih dengan waktu tunda


Untuk mendeteksi besaran arus yang melebihi batas dalam waktu
yang diizinkan.
Single Line Diagram Relay arus lebih dengan waktu tunda

9. Relay penguat lebih


Untuk mendeteksi penguat lebih pada generator.
10.Relay tegangan lebih
a. Bila terpasang di titik netral generator atau trafo tegangan
yang di hubungkan segitiga terbuka untuk mendeteksi
gangguan stator hubungan tanah.
b. Bila terpasang pada terminal generator untuk mendeteksi
tegangan lebih.
11.Relay keseimbangan tegangan
Untuk mendeteksi hilangnya tegangan dari trafo tegangan pengatur
tegtangan otomatis (AVR dan relay).
12.Relay waktu
Untuk memperlambat waktu.
13.Relay stator gangguan tanah
Untuk mendeteksi kondisi a sinkron pada generator yang sudah
paralel dengan sistem.
14.Relay kehilangan sinkronisasi
Untuk mendeteksi kondisi a sinkron pada generator yang sudah
paralel dengan sistem.
15.Relay pengunci
Untuk menerima signal trip dari relay-relay proteksi dan kemudian
meneruskan signal trip ke PMT, alarm dan peralatan lain serta
mengunci.
16.Relay frekuensi
Mendeteksi besaran frekuensi rendah/lebih di luar harga yang
diizinkan.
17.Relay differensial (Differential Relay)
Rele ini berfungsi untuk mendeteksi gangguan dalam kumparan
stator generator dan harus bekerja lebih cepat daripada rele arus
lebih agar terdapat selektifitas. Prinsip kerja rele ini adalah
membandingkan arus yang masuk dan keluar dari kumparan stator
generator. Apabila terdapat selisih, berarti terdapat gangguan
dalam kumparan stator generator. CT pertama dipasang pada
bagian dekat pentanahan stator, sedangkan CT kedua dipasang
pada bagian output stator. Selisih arus yang terdeteksi di antara
kedua zona inilah yang mengoperasikan rele diferensial. Adapun
single line diagram rele diferensial adalah sebagai berikut :

Single Line Diagram Rele Diferensial

F. Jenis Relay Proteksi Berdasarkan Besaran Ukur dan Prinsip Kerja.


Berdasarkan besaran ukur dan prinsip kerja, rele proteksi dapat dibedakan
sebagai berikut :
a. Rele Arus Lebih (Over Current Relay)
Adalah suatu rangkaian peralatan rele pengaman yang memberikan
respon terhadap kenaikan arus yang melebihi harga arus yang telah
ditentukan pada rangkaian yang diamankan.
Keuntungan dari penggunaan proteksi rele arus lebih ini antara lain :
Sederhana dan murah
Mudah penyetelannya
Dapat berfungsi sebagai pengaman utama dan cadangan
Mengamankan gangguan hubung singkat antar fasa, satu fasa
ke tanah, dan dalam beberapa hal digunakan untuk proteksi
beban lebih (overload).
Pengaman utama pada jaringan distribusi dan substransmisi
Pengaman cadangan untuk generator, trafo, dan saluran
transmisi.

b. Rele Tegangan Kurang (Under Voltage relay)


Adalah rele yang bekerja dengan menggunakan tegangan sebagai
besaran ukur. Rele akan bekerja jika mendeteksi adanya penurunan
tegangan melampaui batas yang telah ditetapkan..Untuk waktu yang
relatif lama tegangan turun adalah lebih kecil dari 5% dari tegangan
nominal dan dalam jangka waktu jam beberapa peralatan yang
beroperasi dengan tegangan di bawah 10 % akan mengalami
penurunan efisiensi.

c. Rele jarak (Distance Relay)


Adalah rele yang bekerja dengan mengukur tegangan pada titik rele
dan arus gangguan yang terlihat dari rele, dengan membagi besaran
tegangan dan arus, maka impedansi sampai titik terjadinya gangguan
dapat di tentukan.

d. Rele Arah (Directional Relay)


Adalah rele pengaman yang bekerja karena adanya besaran arus dan
tegangan yang dapat membedakan arah arus gangguan ke depan atau
arah arus ke belakang. Rele ini merupakan pengaman cadangan dan
bila bekerja akan mengerjakan perintah trip.
e. Rele Hubung Tanah (GFR)
Ganguan hubungan tanah adalah gangguan yang paling banyak
terjadi. Arus gangguan hubung tanah yang terjadi belum tentu cukup
besar untuk dapat mengoperasikan rele arus lebih. Oleh sebab itu,
harus ada rele arus hubung tanah yang harus dapat mendeteksi arus
urutan nol, karena setiap gangguan hunung tanah menghasilkan arus
urutan nol.
Rele gangguan tanah ini dipasang pada sirkuit stator seperti umumnya
rele hubung tanah pada sirkuit 3 fasa yaitu dengan menjumlah melalui
transformator arus ke 3 fasa yang ada.
Jika tidak terdapat gangguan hubung tanah jumlah ini sama dengan 0,
tapi jika terdapat gangguan hubung tanah maka jumlah ini tidak sama
dengan 0 lalu rele akan bekerja.
Rele ini akan mendeteksi gangguan hubung tanah yang terjadi pada
sirkuit yang terhubung dengan sirkuit stator dari generator.
Untuk membatasi pendeteksian gangguan hubung tanah yang terjadi
pada stator generator saja dipakai rele hubung tanah terbatas, dimana
jumlah arus deri 3 fasa tersebut dijumlah lagi dengan arus yang
dideteksi transformator arus pada konduktor pentanahan titik netral
generator.
Rele hubung tanah terbatas sesungguhnya merupakan rele diferensial
khusus yang dirangkai untuk mendeteksi gangguan stator hubung
tanah.

Adapun single line diagram rele hubung tanah adalah sebagai berikut :
Single Line diagram Hubung Tanah

f.

Rele Arus Hubung Tanah Terbatas (REF)


Adalah rele yang bekerja mengamankan transformator bila ada
gangguan satu fasa ketanah di dekat titik netral transformator yang
tidak dirasakan oleh rele differensial.

g. Rele Diferensial (Differential Relay)


Relay differensial merupakan suatu relay yang prinsip kerjanya
berdasarkan kesimbangan (balance), yang membandingkan arus-arus

sekunder transformator arus (CT) terpasang pada terminal-terminal


peralatan atau instalasi listrik yang diamankan. Penggunaan relay
differensial sebagai relay pengaman, antara lain pada generator,
transformator daya, bus bar, dan saluran transmisi. Relay differensial
digunakan sebagai pengaman utama (main protection) pada
transformator daya yang berguna untuk mengamankan belitan
transformator bila terjadi suatu gangguan. Relay ini sangat selektif dan
sistem kerjanya sangat cepat.

Anda mungkin juga menyukai