Anda di halaman 1dari 14

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air yang diterima masyarakat lewat sumber air bersih PDAM misalnya,
tentu sudah menjalani banyak tahap pengujian untuk menentukan apakah air itu
sudah sesuai SNI dan layak konsumsi. Selain mendeteksi kehadiran bakteri Coli
pada air yang sudah dilakukan di praktikum sebelumnya, maka praktikum kali ini
akan melakukan uji yang menggunakan organisme hidup untuk mengetahui
efektivitas suatu bahan hidup atau bahan organik dan anorganik terhadap suatu
organisme hidup. Dalam ilmu penelitian dan pengetahuan tentu kata bioesei bukan
suatu kata yang tabu lagi untuk didengar. Praktikum kali ini jelas mengenai esei
biologis yaitu analisi tambahan yang diperlukan untuk melengkapi analisis air
secara mikrobiologis yang umum dilakukan. Analisis tambahan ini merupakan
pengujian toksisitas air limbah yang telah mengalamai pengolahan tahap akhir
sebelum dialirkan ke badan air penerima.
Sumber air baku dapat berasal dari sungai, air tanah, mata air dan lain
sebagainya. Untuk daerah Jakarta sendiri, sumber air baku yang diolah oleh
sebuah badan pengolahan ada yang berasal dari waduk, salah satunya yaitu Waduk
Jatiluhur. Kita tahu bahwa sumber air baku itu sendiri apalagi yang berlokasi di
Jakarta, telah mengalami pencemaran oleh banyak sumber, salah satunya aktivitas
manusia, maka sebelum diolah sampai ke tahap akhir air ini harus menjalani esei
biologis.
Organisme yang diuji dalam esei biologis ini harus organisme hidup yang
sensitif terhadap air limbah. Dalam praktikum mikrobiologi kali ini digunakan
ikan mas sebagai organisme yang diuji. Penentuan toksisitas suatu bahan limbah
terhadap organisme dinyatakan sebagai Lethal Dose.
Semua hal yang saling terkait di atas menjadi bahan atau bekal yang harus
diperhatikan dan dipelajari dengan baik agar praktikum mikrobiologi yang
dilangsungkan dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan hasil yang
jelas.

1.2 Tujuan Penelitian


1. Menentukan nilai toksisitas air terhadap jasad hidup penguji.
2.Menguji kelayakan air sebelum mengalami tahap pengolahan akhir yang
dialirkan ke badan air penerima.

BAB II
ALAT DAN BAHAN
2.1 Tahap Pemeliharaan Ikan
Konsentras

Nama Alat

Ukuran

Jumlah

Nama Bahan

Jumlah

Aquarium

Ikan Mas

10

Formalin

0.2 cc

Malachite
Green

0.9 ppm

Nama Bahan

Jumlah

Air limbah
Aerator
Saringan
Ikan

yang telah
diolah
Pakan Ikan
(Pellet)

2.2 Tahap Aklimatisasi


Nama Alat

Ukuran

Jumlah

Konsentras
i

Ikan Mas
Aquarium

yang sudah

10

dipelihara
Air limbah
Aerator
Saringan
Ikan

2.3 Tahap Perlakuan

yang telah
diolah
Pakan Ikan
(Pellet)

Nama Alat

Ukuran

Jumlah

Nama Bahan

Jumlah

Konsentras
i

Ikan Mas
Aquarium

yang sudah

10

15 ml

diaklimatisasi
Air limbah
Aerator

yang telah
diolah

Saringan
Ikan

Pestisida

BAB III
CARA KERJA

3.1 Tahap Pemeliharaan Ikan


No

Cara Kerja

Gambar

Ikan dari sumber dipindahkan ke


dalam aquarium yang berisi air
1

dengan volume yang ditentukan dan


aquarium tersebut dilengkapi oleh
aerator.

Hitung

air

di

dalam

aquarium.

Cuci
3

volume

ikan

dengan

memasukkan

malachite green sebanyak 0.9 ppm,


kemudian diaduk.

No

Tambahkan formalin sebanyak 0.2 cc


ke dalam aquarium tersebut.

Diamkan selama 20 menit.

Cara Kerja

Gambar

Beri makanan (pellet) ke dalam


aquarium tersebut.

Hitung pH, DO dan temperatur


dalam aquarium tersebut.

Pemeliharaan ini dilakukan selama 2


8

hari sebelum masuk ke tahap


aklimatisasi.

3.2 Tahap Aklimatisasi


No

Cara Kerja

Siapkan 6 buah aquarium termasuk


1

control untuk variasi kadar ppm libah


yang akan diujikan.

Isi aquarium dengan air uji sebanyak


15 liter da nisi 10 ekor ikan mas.

Gambar

Hitung nilai pH, temperatur dan DO


selama tahap aklimatisasi.

Beri pakan ikan sehari sekali degan


4

kadar

yang

cukup

dan

jangan

berlebihan.

Tahap aklimatisasi ini dilakukan


5

selama 4 hari. Hitung Jumlah ikan


yang mati selama proses ini.

3.3 Tahap Perlakuan


No

Cara Kerja

Gambar

Setelah ikan diaklimatisasi selama 4


hari, ikan tidak diberi pakan.

Dalam 6 akuarium yang berbeda,


2

masukkan

bahan

uji

pencemar

dengan kadar yang berbeda tiap


aquariumnya kecuali kontrol.

No

Cara Kerja

Amati dalam waktu beberapa jam


3

dalam satu hari itu berapa banyak


ikan yang mati.

Gambar

BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Tahap
1-2
Pemeliharaan
2-3
Pengujian

Hari
1(Rabu)
2
1(Jumat)
2
3
4

pH
7.58
7.2
7.42
7.40
7.39
7.28

DO
11.3
5.5
5.3
4.8
4.6
4.3

Suhu
28C
28C
28C
28C
28C
28C

Keterangan
Tidak ada ikan yang mati.
Tidak ada ikan yang mati.
Tidak ada ikan yang mati.
Ikan mati satu pukul 16.15
Tidak ada ikan yang mati.
Ikan mati satu pukul 13.45
Ikan mati semua dalam waktu

6.5

3.9

28C

beberapa

3
Pengujian
Akhir

jam

setelah

tambahan pencemar.

Data Untuk Grafik


Kelompok A
v1 x n1 = v2.n2

Kelompok B
v1 x n1 = v2.n2

15000 ml . n1 = 20 ml . 1 ppm

15000 ml . n1 = 10 ml . 1 ppm

n1 = 0.00133 ppm

n1 = 0.0006 ppm

LD = 9/9 x 100% =100%

LD = 2/9 x 100% = 22.2 %

Kelompok C

Kelompok D

v1 x n1 = v2.n2

v1 x n1 = v2.n2

15000 ml . n1 = 7 ml . 1 ppm

15000 ml . n1 = 5 ml . 1 ppm

n1 = 0.0004 ppm

n1 = 0.00033 ppm

LD = 2/9 x 100% = 22.2 %

LD = 2/9 x 100% = 22.2 %

Kelompok E
v1 x n1 = v2.n2
15000 ml . n1 = 1 ml . 1 ppm
n1 = 0.00006 ppm
LD = 1/9 x 100% = 11.1 %

diberi

10

Grafik

Grafik LD50 Terhadap Volume Pencemar


120
100
80
60
40
20
0

4.2 Pembahasan
Praktikum mikrobiologi kali ini dengan judul bioesei membahas tentang
peranan organisme uji dalam menentukan nilai toksisitas air limbah yang akan
masuk pada tahap pengolahan terakhir sebelum didistribusi. Mengupas beragam
uji terhadap kualitas air akhir-akhir ini menjadi studi para praktikan di dalam
laboratorium. Untuk praktikum bioesei ini memakan waktu yang tidak sebentar
yaitu sekitar 14 hari dihitung dari proses pertama percobaan kemudian mengalami

11

kegagalan pada tahap akhir aklimatisasi sehingga dilakukan uji ulang terhadap
praktikum bioesei ini. Ada beberapa faktor yang menyebabkan praktikum ini
gagal pada mulanya, salah satunya yaitu tingkat mortilitas dari organisme uji
lebih dari 3% selama 48 jam. Sebelum mengupas lebih lanjut mengenai tahap
aklimatisasi, di sini penulis akan menguraikan terlebih dahulu penyebab tingkat
mortilitas yang tinggi pada organisme uji ini. Pertama, jenis dari organisme uji ini
adalah ikan mas yang diindikasi sebagai organisme yang sensitif terhadap limbah
pencemar, di sini bisa disimpulkan bahwa organisme ini sensitif terhadap
lingkungan barunya apabila tidak ditangani secara cepat maka akan cepat
mengakibatkan kematian. Kedua, saat di dalam perjalanan menuju laboratorium
kondisi lingkungan ikan ini tidak kondusif, seperti banyaknya gerakan yang
membuat ikan menjadi pusing layaknya manusia. Ketiga, ketika sudah
dipindahkan ke dalam aquarium, pemberian pakan ikan tidak teratur terhadap ikan
yang relatif rentan dengan lingkungan ini. Keempat yaitu kesalahan teknis lainnya
yang mempercepat tingkat kematian ikan. Dari kesalahan pada awal praktikum ini
menuntun praktikan untuk lebih teliti dalam semua proses yang terkait dalam
praktikum ini.
Ada tiga tahap dalam praktikum biosei ini, yaitu tahap pemeliharaan ikan,
tahap aklimatisasi dan tahap perlakuan. Tahap pemeliharaan ikan dilakukan
selama dua hari. Pada tahap ini ikan dipindahkan dari sumbernya ke dalam
aquarium yang kemudian dicuci dengan malachite green dan formalin selama 20
menit. Pencucuian ini dilakukan untuk mencegah munculnya penyakit pada ikan
yang tidak diharapkan selama pengujian. Selama pemeliharaan aquarium terus
diaerasi untuk mempertahankan kadar oksigen terlarut dalam air. Pada tahap ini
tidak dijumpai satu pun ikan yang mati dari total 10 ikan yang dimasukkan.
Tahap kedua yaitu tahap aklimatisasi. Sesuai dengan namanya, pada tahap
ini ikan-ikan di dalam aquarium mulai menyesuaikan diri dengan lingkungan
barunya. Apabila ikan-ikan ini mampu melewati tahap aklimatisasi, barulah ikan
ini layak untuk diujikan pada tahap selanjutnya. Tahap aklimatisasi ini memakan
waktu yang paling lama dari tahap-tahap lainnya, yaitu selama 4 hari. Pada
percobaan yang gagal sebelumnya, sangat banyak dijumpai ikan yang mati pada

12

tahap ini karena ikan tersebut tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan
barunya. Pada hari kedua tahap aklimatisasi dijumpai satu ikan yang mati pukul
16.15 WIB, kemudian pada hari keempat aklimatisasi ditemui satu lagu ikan yang
mati pada pukul 13.45. Kematian ikan ini diduga karena tidak dapat
mempertahankan diri terhadap lingkungannya seperti yang telah dijelaskan di
atas.
Pada tahap ahir yaitu tahap perlakuan, organisme uji yang telah mampu
melewati tahap aklimatisasi diujikan pada tahap ini dengan cara ditambahkan
pencemar pada air di mana ikan tersebut tinggal. Dari lima aquarium yang berisi
ikan hasil tahap aklimatisasi, ditambahkan pencemar dengan dosis atau kadar
yang berbeda-beda. Untuk kelompok A ditambahkan pencemar sebanyak 20 ml,
kelompok B 10 ml, kelompok C 7 ml, kelompok D 5 ml dan kelompok E 1 ml.
Untuk kelompok A dengan dosis pencemar yang paling tinggi menyebabkan
dalam waktu beberapa jam saja menewaskan semua ikan yang berhasil melewati
tahap aklimatisasi. Untuk kelompok B dan C masing-masing menyebabkan 2 ikan
yang mati dan untuk kelompok D dan E tidak ditemui satu pun ikan yang mati
setelah diberi pencemar. Hal ini membuktikan bahwa kadar pencemar yang mulai
membahayakan organisme uji adalah sebanyak 7 ml dalam 15000 ml air. LD
adalah Lethal Dose merupakan besarnya kadar/dosis dalam kondisi spesifik yang
menyebabkan kematian dari jumlah populasi organisme. Dalam grafik yang
dibuat, digunakan LD50 yang menyataan kematian setengahnya (50%) dari jumlah
populasi. LD pada kelompok A tertinggi sesuai dengan kadar pencemar yang
diberikan, LDnya adalah 100% karena menyebabkan kematian pada seluruh
organisme uji. LD untuk kelompok B,C dan D sama yaitu sebesar 22.2% yaitu
menyebabkan kematian sebesar persentase tersebut untuk dari organisme uji.
Dan untuk kelompok E LDnya sebesar 11.1 %.
Diamati selama 7 hari penelitian terhadap esei biologis ini, nilai pH dan
DO cenderung menurun hingga hari terakhir sedangkan suhu relatif tetap. Nilai
pH yang menurun menandakan air tersebut semakin bersifat asam dari hari ke hari
sehingga diperlukannya dilakukan pengurasan aquarium bagi ikan-ikan yang
dipeihara agar lingkungan hidup ikan tersebut kondusif, hal yang sama yang

13

terjadi pada kadar DO, untuk mempertahankan kadar oksigen terlarut di dalam air
tersebut agar ikan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik maka perlu
diperhatikan cara-cara memelihara ikan yang ingin dikembangkan.

BAB V
SIMPULAN
Simpulan dari percobaan bioesei adalah sebagai berikut :
1. Salah satu faktor yang menyebabkan praktikum ini gagal pada mulanya,
yaitu tingkat mortilitas dari organisme uji lebih dari 3% selama 48 jam.
2. Penyebab tingkat mortilitas yang tinggi pada organisme uji ini. Pertama,
jenis dari organisme uji ini adalah ikan mas yang diindikasi sebagai
organisme yang sensitif. Kedua, saat di dalam perjalanan menuju
laboratorium kondisi lingkungan ikan ini tidak kondusif. Ketiga,
pemberian pakan ikan tidak teratur terhadap ikan yang relatif rentan
dengan lingkungan. Keempat, yaiut kesalahan teknis lainnya.
3. Pada percobaan yang gagal sebelumnya, sangat banyak dijumpai ikan
yang mati pada tahap aklimatisasi karena ikan tersebut tidak bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya.
4. Selama 7 hari penelitian terhadap esei biologis ini, nilai pH dan DO
cenderung menurun hingga hari terakhir sedangkan suhu relatif tetap.
5. LD pada kelompok A tertinggi sesuai dengan kadar pencemar yang
diberikan, LDnya adalah 100% karena menyebabkan kematian pada
seluruh organisme uji. LD untuk kelompok B,C dan D sama yaitu sebesar
22.2% yaitu menyebabkan kematian sebesar persentase tersebut untuk
dari organisme uji. Dan untuk kelompok E LDnya sebesar 11.1 %.

14

DAFTAR PUSTAKA
Moerdjoko, Sintorini dan Astari Rinanti Nugroho. 2010. Penuntun Praktikum
- Biologi/Mikrobiologi Lingkungan. Jakarta : Universitas Trisakti
ejurnal.its.ac.id/index.php/sains_seni/article/download/4068/1433
(Diambil pada hari Senin, 1 Desember 2014 pukul 05.20 WIB)
jurnal.unpad.ac.id/jpk/article/download/3531/2410
(Diambil pada hari Senin, 1 Desember 2014 pukul 06.12 WIB)

Anda mungkin juga menyukai