Anda di halaman 1dari 3

EKODRAINASE

Drainase didefinisikan sebagai sistem saluran untuk mengalirkan


aliran permukaan akibat hujan. Sistem drainase perkotaan merupakan
prasarana yang terdiri dari kumpulan sistem saluran di dalam kota yang
fungsinya untuk mengeringkan lahan perkotaan dari banjir/ genangan
akibat hujan dengan cara mengalirkan kelebihan air permukaan ke badan
air

melalui

Berwawasan

sistem

saluran-saluran

Lingkungan)

adalah

tersebut.

Ekodrainase

pengelolaan

drainase

(Drainase

yang

tidak

menimbulkan dampak yang merugikan bagi lingkungan.


Konsep drainase secara umum dibagi dua :
1. Drainase Konvensional
Konsepnya adalah dengan
pembangunan

saluran

pengeringan

drainase.

kawasan

Dalam

konsep

melalui
drainase

konvensional, seluruh air hujan yang jatuh ke dalam suatu


wilayah

harus

secepat-cepatnya

dibuang

ke

sungai

dan

seterusnya mengalir ke laut. (Jika hal ini diterapkan pada semua


kawasan, akan memunculkan berbagai masalah, baik di daerah
hulu, tengah, maupun hilir).
Dampak Drainase Konvensional
o Cadangan air tanah akan berkurang
o Kekeringan di musim kemarau akan terjadi
o Semakin baik drainase konvensional di suatu kawsan aliran
sungai, maka banjir di musim hujan dan kekeringan di
musim kemarau akan semkain intensif silih berganti.
2. Drainase Ramah Lingkungan (Ekodrainase)
Merupakan upaya mengelola kelebihan air dengan cara sebesarbesarnya

diresapkan

ke

dalam

tanah

secara

alamiah

mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas


sungai sebelumnya. Harusnya kelebihan air pada musim hujan
harus dikelola agar tidak mengalir secepatnya ke sungai, namun
diusahakan

meresap

ke

dalam

tanah

guna

meningkatkan

kandungan air tanah sebagai cadangan pada musim kemarau.


Metode Ekodrainase
o Metode Kolam Konservasi

Dilakukan dengan membuat kolam-kolam air, baik di


perkotaan, permukiman, pertanian, perkebunan. Tujuannya
adalah untuk menampung air hujan terlebih dahulu,
diresapkan dan sisanya dapat dialirkan ke sungai secara
perlahan-lahan.

Kola

mini

dapat

dibuat

dengan

memanfaatkan daerah-daerah dengan topografi rendah ,


bekas galian pasir, atau menggali suatu areal tertentu.
o Metode Polder
Metode river side polder
aliran

air

dengan

sepanjang

merupakan metode menahan

mengelola

bantaran

kelebihan

sungai.

air

hujan

Dilakukan

di

dengan

memperlebar bantaran sungai di berbagai tempat secara


selektif di sepanjang sungai.
o Metode Area Perlindungan Air Tanah
Dilakukan dengan cara menetapkan kawasan lindung untuk
air tanah, di mana pada kawasan tersebut tidak boleh
dibangun bangunan apapun.

Areal tersebut dikhususkan

untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah


o Metode Sumur Resapan
Dengan cara membuat sumur-sumur untuk mengalirkan air
hujan yang jatuh pada atap perumahan atau kawasan
tertentu.

Konstruksi

dan

kedalaman

sumur

resapan

disesuaikan dengan kondisi lapisan tanah setempat. Air


tertampung

akan

diresapkan

pelan-pelan

sebanyak

mungkin ke lapisan aquifer awal selama musim penghujan


dan akan menjadi tabungan air di bawah tanah yang cukup
potensial

untuk

dimanfaatkan

kembali

pada

musim

kemarau.
Prinsip dasar dari sistem drainase yang berwawasan lingkungan
adalah

mengendalikan

kelebihan

air

permukaan

sedemikian

rupa

sehingga air permukaan dapat mengalir secara terkendali dun lebih


banyak mendapat kesempatan untuk meresap ke dalam tanah, maka

kondisi air tanah akan semakin baik dun dimensi struktur bangunan
prasarana drainase dapat lebih efisien. Kondisi air tanah yang semakin
baik dapat memberikan banyak manfaat. Dimensi struktur bangunan yang
lebih kecil

dapat

memberi

kesempatan pemanfaatan lahan untuk

keperluan yang lebih peroduktif,di samping dapat menghemat biaya


investasi, operasi, dun pemeliharaan.
Pada prinsipnya terdapat empat tahapan yang harus diberlakukan
dalam menangani banjir dan genangan dari wilayah hulu sampai hilir.
Namun khusus untuk wilayah dengan karakteristik air tanah yang tinggi
dibutuhkan perlakuan khusus dalam aplikasinya. Prinsip pertama adalah
menampung air sebanyak mungkin dan kemudian memanfaatkannya atau
lebih dikenal dengan istilah pemanenan air hujan (rain harvesting). .
Prinsip kedua adalah meresapkan air sebanyak mungkin ke dalam tanah
melalui berbagai media seperti biopori, sumur resapan, dan sumur
imbuhan. Prinsip ketiga adalah mengalirkan air melalui berbagai saluran
air baik makro, penghubung hingga mikro. Dan, prinsip keempat adalah
memelihara air

Anda mungkin juga menyukai