Anda di halaman 1dari 4

Diagnose

1.
2.
3.
4.
5.

Pola nafas tidak efektif


Kelebihan volum cairan
Resiko gangguan keseimbangan cairan
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
Intoleransi aktivitas

Intervensi
1. Dx 1
Tujuan:
Intervensi
a. Auskultasi bunyi nafas, catat adanya crecles
R/ Menyatakan adanya pengumpulan secret
b. Anjurkan Px nafas dalam
R/ Membersihkan jalan nafas dan memudahkan aliran O2
c. Atur posisi senyaman mungkin
R/ Mencegah terjadinya sesak nafas
d. Batasi untuk beraktivitas
R/ Mengurangi beban kerja dan mencegah terjadinya sesak atau hipoksia
e. Kolaborasi dengan tim medis lain dalam pemberian O2
R/ Membantu meningkatkan kebutuhan O2
2. Dx II
Tujuan: mempertahankan berat tubuh ideal tanpa kelebihan cairan
Intervensi:
a. Kaji status cairan: timbang berat badan, keseimbangan masukan dan haluaran, turgor
kulit dan adanya edema
R/ pengkajian merupakan data dasar berkelanjutan untuk memantau perubahan dari
mengevaluasi intervensi
b. Batasi masukan cairan
R/ pembatasan cairan akan menentukan berat tubuh ideal, haluran urin dan respon
terhadap terapi
c. Identifikasi sumber potensial cairan
R/ sumber kelebihan cairan yang tidak di ketahui dapat di identifikasi
d. Jelaskan pada pasien dan keluarga rasional pembatasan cairan
R/ pemhaman meningkatkan kerja sama paien dan keluarga dalam pembatasan cairan
e. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian cairan sesuai terapi
R/ mempercepat pengurangan kelebihan cairan
3. Dx III

Tujuan: Tidak terjadi penurunan curah jantung, dengan kriteria: tekanan darah dalam
batas normal, nadi dalam batas normal, nadi perifer yang kuat, capilary refill time yang
baik.
Intervensi:
a. Auskultasi suara jantung dan paru.
R/ Adanya edema paru, kongesti vaskuler, dan keluhan dispnea manunjukan adanya
renal failure
b. Monitor tekanan darah, nadi, catat bila ada perubahan tekanan darah akibat perubahan
posisi.
R/ Hipertensi yang signifikan merupakan akibat dari gangguan renin angiotensin dan
aldosteron. Tetapi ortostatik hipotensi juga dapat terjadi akibat dari defisit intravaskular
fluid.
c. Kaji adanya keluhan nyeri dada, lokasi dan skala keparahan.
R/ Hipertensi dan Chronic renal failure dapat menyebabkan terjadinya myocardial
infarct.
d. Kaji tingkat kemampuan klien beraktivitas.
R/ Kelemahan dapat terjadi akibat dari tidak lancarnya sirkulasi darah.
e. Kolaborasi dalam:
Pemeriksaan laboratorium (Na, K), BUN, Serum kreatinin, Kreatinin klirens.
Pemeriksaan thoraks foto.
Pemberian obat-obatan.
4. Dx IV
Tujuan : Kebutuhan nutrisi dapat terpenuhi.
Kriteria : Berat badan dan tinggi badan ideal.
Pasien mematuhi dietnya.
Mual berkurang dan muntah tidak ada.
Tekanan darah 140/90 mmHg.
Intervensi:
a.

Kaji/catat pemasukan diet status nutrisi dan kebiasaan makan.

R./ Untuk mengetahui tentang keadaan dan kebutuhan nutrisi pasien sehingga dapat
diberikan tindakan dan pengaturan diet yang adekuat.
b.

Identifikasi perubahan pola makan.


R./ Mengetahui apakah pasien telah melaksanakan program diet yang ditetapkan.

c.

Berikan makanan sedikit dan sering.


R./ Meminimalkan anoreksia dan mual.

d.

Anjurkan pasien untuk mematuhi diet yang telah diprogramkan.


R./ Kepatuhan terhadap diet dapat mencegah komplikasi terjadinya hipertensi yang
lebih berat.

e.

Tawarkan perawatan mulut, berikan permen karet atau penyegar mulut diantara waktu
makan.
R./ Menghindari membran mukosa mulut kering dan pecah.

f.

Timbang berat badan setiap seminggu sekali.


R./ Mengetahui perkembangan berat badan pasien (berat badan merupakan salah satu
indikasi untuk menentukan diet).

g.

Kolaborasi: konsul dengan dokter untuk pemberikan obat sesuai dengan indikasi;
Nabic, Anti emetik dan anti hipertensi.
R./ Nabic dapat mengatasi/memperbaiki asidosis. anti emitik akan mencegah
mual/muntah dan obat anti hipertensi akan mempercepat penurunan tekanan darah.

h.

Kolaborasi: konsul dengan ahli gizi untuk pemberian diet tinggi kalori, rendah protein,
rendah garam (TKRPRG).
R./ Pemberian diet yang sesuai dapat mempercepat penurunan tekanan darah dan
mencegah komplikasi.

5. Dx V
Tujuan: berpartisipasi dalam aktifitas yang bisa di toleransi
Intervensi:
a. Kaji factor yang menimbulkan keletihan
R/ menyediakan informasi tentang indikasi tingkat keletihan

b. Tingkatkan kemandirian dalam aktifitas perawatan diri yang dapat di toleransi, bantu
jika keletihan terjadi
R/ meningkatkan aktifitas ringan/sedang dan memperbaikai harga diri
c. Anjurkan aktifitas alternative sambil istirahat
R/ mendorong latihan aktifitas dalam batas-batas yang dapat di toleransi dan istirahat
yang adekuat
d. Anjurkan Px istirahat setelah melalukan dialysis
R/ istirahat yang adekuat di anjurkan setelah dialisis yang bagi banyak Px sangat
melelahkan

Anda mungkin juga menyukai