Anda di halaman 1dari 62

Minggu, 02 Mei 2010

KTI PENGETAHUAN IBU INPARTU TENTANG PROSES


PERSALINAN FISIOLOGI KALA II
KARYA TULIS ILMIAH
PENGETAHUAN IBU INPARTU TENTANG PROSES
PERSALINAN FISIOLOGI KALA II DI BPS
WILAYAH PUSKESMAS PESANGGARAN
KECAMATAN PESANGGARAN
KABUPATEN BANYUWANGI

BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
1
Persalinan merupakan proses alamiah ketika terjadi pembukaan serviks serta pengeluaran janin dan
plasenta dari uterus ( Siti Maimunah, 2005 : 138 ). Dalam persalinan dibagi menjadi empat kala
meliputi : kala I, kala II kala III, kala IV. Kala II yaitu kala pengeluaran oleh karena adanya kekuatan
his dan kekuatan mengedan janin didorong keluar sampai lahir, pada kala II his menjadi lebih kuat
dan lebih cepat, kira-kira 2 sampai 3 menit sekali, dalam hal ini kepala janin biasanya sudah masuk
ruang panggul, maka pada his dirasakan tekanan pada otot-otot dasar panggul, yang secara reflek
terus menimbulkan rasa mengedan, wanita merasa pula tekanan pada rectum dan hendak buang air
besar ( Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, 2006 : 194 ). Sekalipun reflek mengejan terjadi secara spontan,
tetapi sering kekuatan itu malah tertahan dibatas leher, sehingga leher ibu menjadi tegang, dan
ibu sering sekali meneran sebelum adanya his, bila ibu meneran dengan tidak adanya his akan sia-sia
karena his merupakan salah satu kekuatan ibu yang mendorong janin keluar, serta pengambilan posisi
yang kurang benar sehingga ibu mengejan tersia-siakan karena tenaga ibu tidak tersampaikan pada
sasaran , ini menyebabkan ibu kelelahan dan menurunnya tenaga meneran sehingga persalinan
menjadi lama dan berpengaruh terhadap bayi yaitu asfiksia (Depkes, 2000 : 3-4 ). Tenaga mengejan
ibu merupakan salah satu dari faktor yang mempengaruhi persalinan meliputi : Kekuatan Ibu, Janin
dan Jalan Lahir ( Prof. dr. Hanifa Wiknjosastro, 2006 : 194 ). Tingginya AKI di Indonesia erat
kaitannya dengan kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesiapan persalinan dan pemanfaatan
layanan kesehatan selama kehamilan atau persalinan. Selain itu faktor usia, paritas dan juga
pendidikan berpengaruh terhadap kematian ibu di seluruh kabupaten/kota.(http://poskupang.com/printnew/artikel/06/2009 ).

Salah satu sebab tingginya kematian maternal dan perinatal di Indonesia dan negaranegara berkembang lainnya adalah akibat partus lama. Hasil AMP ( Audit Maternal dan
Perinatal ) di Jawa Timur, selama periode Januari sampai Desember 2008 mendapatkan

bahwa penyulit ibu terbanyak adalah partus lama (16%), disusul partus kasep (11%), preeklampsia dan eklampsia. Sedangkan pada bayi terbanyak adalah asfiksia neonatorum, yaitu
57,7% ( Supriatmaja, www. Kalbe. Co.id/ 2009/ Pengaruh Senam Hamil ), di Kabupaten
Banyuwangi AKI (Angka Kematian Ibu ) sebanyak 70% perdarahan dan disebabkan partus
lama sebanyak 13% sisanya eklampsia( http://www. Pos-Banyuwangi. Com/05/2009/ ),
sedangkan di Puskesmas Pesanggaran terjadi partus lama sebanyak 9 persalinan dari 100
persalinan.
Dalam pengamatan penulis selama praktek di Puskesmas Pesanggaran, banyak ibu-ibu
bersalin yang belum mengetahui tata cara proses persalinan. Untuk itu penulis sangat tertarik
akan meneliti pengetahuan ibu inpartu tentang proses persalinan khususnya pengetahuan
tentang proses persalinan kala II. Dengan tingginya pengetahuan ibu tentang proses
persalinan khususnya persalinan kala II, diharapkan persalinan berjalan dengan lancar
sehingga bayi lahir dengan spontan, sehat dan ibu bersalin tanpa komplikasi.
Maka dari itu Penulis mengajak kepada ibu-ibu pada umumnya, serta pada ibu hamil
pada khususnya, untuk menggali pengetahuan tentang persalinan, setelah mengetahui dan
mengerti tentang cara-cara persalinan pada ibu-ibu diharapkan persalinan berjalan dengan
lancar sesuai dengan yang diharapkan. Penulis berharap karya tulis ini dapat dijadikan
sebagai salah satu sarana untuk memperluas serta menambah informasi guna meningkatkan
pengetahuan tentang persalinan sehingga meminimalkan komplikasi pada ibu Bersalin dan
Komplikasi Bayi Baru Lahir.
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka Rumusan MasalahPenelitian ini yaitu
Bagaimanakah Pengetahuan Ibu Inpartu Tentang Proses Persalinan Fisiologi Kala II di BPS
Wilayah Puskesmas Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi ?
C. Tujuan Penelitian.

Tujuan dari penelitian ini adalah Mengetahui Pengetahuan Ibu Inpartu Tentang Proses
Persalinan Fisiologi kala II di BPS Wilayah Puskesmas Pesanggaran, Kecamatan
Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.
D. Manfaat Penelitian.
1. Bagi Institusi Pendidikan.
Memberikan nilai sumber kepustakaan di Poltekkes Majapahit sebagai wacana
kepustakaan baru mengenai Pengetahuan Ibu Inpartu tentang proses persalinan kala II.
2. Bagi Peniliti.
Menambah pengetahuan dan pengalaman dalam rangka pengembangan dan
penerapan ilmu pengetahuan pada bidang persalinan, khususnya persalinan kala II yang
terkait di dalam melakukan penelitian.
3. Bagi Masyarakat.
Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi bagimasyakat, ibu ibu hamil
pada khususnya, dan diharapkan adanya sikap meningkatnya tingkat pengetahuan tentang
persalinan.
4. Bagi Pemerintah atau lembaga.
Mendapatkan kontribusi / bantuan pemikiran dari peneliti sehingga ada perbaikan
perbaikan penyempurnaan dari kondisi sebelumnya.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori.
1. PENGETAHUAN.
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan
penginderaan terhadap suatu obyek tertentu ( Soekidjo Notoatmodjo, 2003 :
127 ). Penginderaan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia


diperoleh melalui mata dan telinga (pendengar dan penglihatan).
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untukterbentuknya
tindakan seseorang (over behavior).
b. Proses Adopsi Perilaku ( Soekidjo Notoatmodjo, 2003 : 128 ).
1). Awareness (Kesadaran)
Diman orang tersebut menyadari dalam arti mengetahuiterlebih dahulu
terhadap stimulus (obyek).
2). Interest (Merasa tertarik)
5
Terhadap stimulus suatu obyek tertentu, disini sikap obyek sudah mulai timbul.

3). Evaluation (Menimbang-nimbang)


Terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.Hal ini berarti
sikap responden lebih baik lagi.
4). Trial (Mencoba)
Subyek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang
dikehendaki oleh stimulus.
5). Adoption (Menerima)
Dimana subyek telah berprilaku baru sesuai denganpengetahuan, kesadaran
dan sikap terhadap stimulus.
Dari pengalaman dan penelitian, ternyata perilaku yang didasari oleh
pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak di dasari oleh
pengetahuan. Apabila penerima perilaku baru (adopsi perilaku) melalui proses seperti
diatas, dimana di dasari oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif. Maka
perilaku akan bersifat long lasting.
c. Tingkat Pengetahuan Didalam Domain Kognitif

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan


yaitu :
1). Know (Tahu)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
rangsangan yang telah diterima, oleh sebab itu, tahu adalah merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengetahui bahwa orang tahu
tentang

apa

yang

dipelajari

antara

lain

menyebutkan,

menguraikan,

mendefinisikan, menyatakan.
Contoh : dapat melaksanakan proses persalinan dengan baik dan benar.
2). Comprehention (memahami)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar tentang obyek yang diketahui, serta menginterprestasikan materi secara
benar. Orang yang telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat
menjelaskan dan menyebutkan.
Contoh : dapat menjelaskan, menyimpulkan serta meramalkan, mengapa ibu
inpartu harus mengetahui tentang proses persalinan kala II.
3) Aplication (aplikasi)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
penggunaanya telah dipelajari pada situasi atau kondisi yang sebenarnya (real).
Aplikasi disini dapat diartikan sebagai rumus, metode, penggunaan hukum-hukum
prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
Contoh : Dapat menggunakan rumus statistik dalam perhitungan-perhitungan hasil
penelitian, dapat menggunakan prinsip-prinsip pemecahan masalah
(problem solving cycle) didalam pemecahan masalah kesehatan dari
kasus yang telah diberikan.

4). Analysis (analisis)


Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu
obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitanya antara satu dengan yang lain. Kemampuan
analisis dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja.
Contoh : membuat bagan, dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan,
mengelompokan dan sebagainya.
5). Synthesis (sintesis)
Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk meletakan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain, sintesis merupakan suatu kemampuan untuk meyusun
formalisasi yang ada.
Contoh

Dapat

menyusun,

merencanakan,

meringkas,

serta

dapat

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.


6). Evaluation (evaluasi)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penelitian terhadap suatu obyek atau materi. Penilaian-penilaian ini berdasarkan
suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang
telah ada.
Contoh : Dapat menafsirkan sebab-sebab ibu tidak mengetahui tentang proses
persalinan.
Pengeluaran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang
menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau
responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dari subyek
penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur
dapat

disesuaikan

dengan

Notoatmodjo, 2003 : 128 ).

tingkatan-tingkatan

tersebut

diatas. (

Soekidjo

d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1). Umur
Masa pubertas akhir atau adolesensi terjadi suatu proses kematangan yang
berlangsung lambat dan teratur, ini merupakan kunci perkembangan. Menurut ahli
jiwa, batas waktu adolesensi adalah umur 17-22 tahun, perkembangan biologis
menimbulkan timbulnya perubahan-perubahan tertentu baik kualitatif maupun
kuantitaif yang bersifat fisiologis dan psikologis oleh perkembangan baru akan
dihadapkan banyak masalah baru dan kesulitan yang rumit dan kompleks. Pada
usia ini dibutuhkan adanya pendidik dari orang tua yang berkepribadian sederhana
dan jujur dan tidak terlampau menuntut kepadanya serta membiarkan tumbuh dan
berkembang dengan kodratnya sendiri dan kemudian menemukan arti dari nilainilai tertentu untuk menetapkan sikap dan tujuan hidup sendiri. Pembagian umur
ibu hamil menurut Puji Rohiyati yaitu <> 35 tahun.
2). Tingkat Pendidikan
Konsep dasar pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti dalam
pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah
yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok,
masyarakat. Kegiatan atau proses belajar ini terjadi dimana saja, kapan saja dan
oleh siapa saja. Di dalam kegiatan belajar mengajar terdapat 3 (tiga) persoalan
pokok yaitu persoalan masukan (input), persoalan proses, persoalan keluaran
(output). Persoalan masukan yaitu menyangkut sasaran belajar, persoalan proses
adalah mekanisme dan interaksi terjadinya perubahan kemampuan (perilaku) pada
diri subyek belajar sedangkan persoalan keluaran adalah merupakan hasil belajar
itu sendiri yaitu perubahan kemampuan atau perilaku subyek belajar.
3). Pekerjaan

Kerja merupakan suatu yang dibutuhkan oleh manusia, kebutuhan itu


bermacam-macam, berkembang dan berubah bahkan sering kali tidak disadari
oleh pelakunya. Seseorang bekerja karena ada sesuatu yang hendak dicapainya
dan orang tersebut berharap bahwa aktivitas kerja yang dilakukannya akan
membawa kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan daripada keadaan
sebelumnya. Melalui pekerjaan dapat berbuat sesuatu yang bernilai, bermanfaat
bagi kita sendiri, bagi anggota keluarga dan dapat diperoleh pengalaman.
e. Cara Mengukur Pengetahuan Menurut Arikunto, 2006
Baik : bila jawaban benar dengan nilai 76%-100%
Cukup : bila jawaban benar dengan nilai 56%-75%
Kurang : bila jawaban benar dengan nilai 40%-55%
Tidak Baik : bila jawaban kurang dari 40%
2. PERSALINAN.
a. Pengertian persalinan
Persalinan adalah proses alamiah ketika terjadi pembukaan serviks serta
pengeluaran janin dan plasenta dari uterus ibu (Siti Maimunah, Amd. Keb., S.Pd, 2005 :
138).
b. Tanda tanda In-Partu ( Persalinan ).
1). Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2). Keluar lendir bercampur darah ( show ) yang lebih banyak karena robekan robekan kecil
pada serviks.
3). Kadang kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4). Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
c. Faktor faktor yang berperan dalam persalinan.
1). Kekuatan mendorong janin keluar ( power ) :
a) his ( kontraksi uterus )
b) kontraksi otot otot dinding perut

c) kontraksi diafragma
d) dan ligmentous action terutama ligamentum rotundum
2). faktor janin
3). faktor jalan lahir.
d. Pembagian Tahap Persalinan.
1). Persalinan Kala I
Dimulai sejak terjadinya his adekuat dan serviks mulai membuka sehingga
pembukaan lengkap menjadi 10 cm.
2). Persalinan Kala II
Sejak terjadinya pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi secara keseluruhan
(Siti Maimunah, Amd. Keb., S.Pd, 2005 : 138).
3). Persalinan Kala III.
Dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya placenta.
Pertolongan kala III bukan merupakan masalah ringan, karena bahaya yang
perlu diperhatikan.
4). Persalinan Kala IV.
Dimulai setelah lahirnya placenta dan berakhir dua jam setelah persalinan.
(Siti Maimunah, Amd. Keb., S.Pd, 2005 : 138).
e. Proses Persalinan kala II
Adalah sejak terjadinya pembukaan lengkap sampai lahirnya bayi secara
keseluruhan (Siti Maimunah, Amd. Keb., S.Pd, 2005 : 138).
Pada kala ini ibu bersalin harus tetap ditemani oleh karena setiap saat terancam
oleh keadaan gawat yang memerlukan pertolongan. Pengawasan persalinan kala II,
diperlukan observasi yang ketat dan terutama kerja sama antara ibu bersalin dengan
penolongnya.
1) Fisiologi persalinan Kala II

Pada Kala II his menjadi kuat dan lebih cepat, kira kira 2 sampai 3 menit
sekali. Karena biasanya dalam hal ini kepala janin sudah masuk di ruang pangul,
yang secara reflek menimbulkan rasa mengedan. Wanita merasa pula tekanan
kepada rectum dan hendak buang air besar. Kemudian perineum mulai menonjol
dan menjadi lebar dengan anus membuka. Labia mulai membuka dan tidak lama
kemudian kepala janin tampak dalam vulva pada waktu his, bila dasar panggul
sudah lebih berelaksasi, kepala janin tidak masuk lagi diluar his, dan dengan his dan
kekuatan mengedan maksimal kepala janin dilahirkan dengan suboksiput di bawah
simfisis dan dahi, muka, dan dagu melewati perineum. Setelah istirahat sebentar, his
mulai lagi untuk mengeluarkan badan, dan anggota bayi. Pada primigravida kala II
berlangsung rata rata 1,5 jam dan pada multipara rata rata 0,5 jam.( Prof. dr.
Hanifa Wiknjosastro, 2006 : 184 ).
2). Mekanisme Persalinan Normal
Hampir 96% janin berada dalam uterus dengan presentasi kepala dan pada
presentasi kepala ini ditemukan 58% ubun ubun kecil terletak di kiri depan,
23% di kanan depan, 11% di kanan belakang, dan 8% di kiri belakang oleh
kolon sigmoid dan rectum.
Menjadi pertanyaan mengapa janin dengan presentase yang tinggi berada
dalam uterus dengan presentasi kepala ? Keadaan ini mungkin disebabkan karena
kepala relatif lebih besar dan lebih berat. Mungkin pula bentuk uterus sedemikian
rupa, sehingga volume bokong dan ekstremitas yang lebih besar berada di atas, di
ruangan yang lebih luas, sedangkan kepala berada di bawah, diruang yang lebih
sempit. Ini dikenal sebagai teori akomodasi.
Dengan fleksi kepala janin memasuki ruang panggul dengan ukuran yang
paling kecil, yakni dengan diameter suboksipito bregmatikus (9,5cm) dan dengan
sirkumferensia suboksipitobregmatikus ( 32 cm ). Sampai di dasar panggul kepala
janin berada di dalam keadaan fleksi maksimal. Kepala yang sedang turun menemui

diafragma pelvis yang berjalan dari belakang atas kebawah depan. Akibat
kombinasi elastisitas diafragma pelvis dan tekanan intra uterin disebabkan oleh his
yang berulang ulang, kepala mengadakan rotasi, disebut pula putaran paksi dalam.
Di dalam hal mengadakan rotasi ubun ubun kecil berputar kearah depan, sehingga
di dasar ubun ubun kecil berada di bawah simfisis, maka dengan suboksiput
sebagai hipomoklion, kepala mengadakan gerakan defleksi untuk dapat dilahirkan.
Pada tiap his vulva lebih membuka dan kepala janin makin tampak. Perinium
menjadi makin lebar dan tipis, anus membuka dinding rectum. Dengan dahi, muka,
dan akhirnya dagu. Sesudah kepala lahir, kepala segera mengadakan rotasi, yang
disebut putaran paksi luar.
Putaran paksi luar ini ialah gerakan kembali sebelum putaran paksi dalam
terjadi, untuk menyesuaikan kedudukan kepala dengan punggung anak.
Bahu melintasi pintu atas panggul dalam keadaan miring. Di dalam rongga
panggul bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang dilaluinya,
sehingga di dasar panggul, apabila kepala telah dilahirkan, bahu akan berada dalam
posisi depan belakang. Selanjutnya dilahirkan bahu depan terlebih dahulu, baru
kemudian bahu belakang. Demikian dilahirkan trokanter depan terlebih dahulu,
baru kemudian trokanter belakang. Kemudian, bayi lahir seluruhnya.
3). Pimpinan Persalinan Kala II.
Kala II mulai bila pembukaan serviks lengkap. Umumnya pada akhir kala I
atau permulaan kala II dengan kepala janin sudah masuk dalam ruang panggul ,
ketuban pecah sendiri. Bila ketuban belum pecah, ketuban harus dipecahkan.
Kadang kadang pada permulaan persalinan disertai timbulnya rasa ingin
mengedan kuat. Pada kala II ( pengeluaran bayi ) terjadi rangsangan terhadap
fleksus ( kumpulan saraf ) frankenhauser disekitar mulut rahim sehingga terjadi
reflek mengejan, yang merupakan tambahan kekuatan untuk melahirkan janin ( bayi
).

Pada permulaan kala II umumnya kepala janin telah masuk dalam ruang
pangul. Ketuban yang menonjol biasanya akan pecah sendiri. Bila belum pecah,
harus dipecahkan. His akan datang lebih sering dan lebih kuat, lalu timbullah his
mengedan.
Teknik pimpinan persalinan kala II :
a) Posisi melahirkan
Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman baginya. Posisi
posisi melahirkan di bawah ini merupakan posisi posisi yang paling
nyaman untuk melahirkan dan setiap posisi memiliki keuntungan masing
masing.
(1). Duduk atau Setengah duduk
Merupakan posisi yang paling nyaman dan memudahkan penolong
persalinan untuk membantu melahirkan kepala bayi ( Depkes, 2000 : 3-7 ).
Posisi setengah duduk dapat membantu turunnya kepala janin jika
persalinan berjalan lambat.
(2). Jongkok atau berdiri
Posisi ini dapat membantu turunnya kepala janin jika persalinan
berjalan lambat.
(3). Merangkak
Posisi ini cocok jika ibu merasa nyeri pada punggungnya dan dapat
membantu jika terdapat kesulitan pada proses perputaran janin.
(4). Berbaring miring pada sisi kiri
Posisi ini memberika relaksasi dan membantu mencegah laserasi
perineum ( minta seseorang untuk membantu memegang kaki ibu ).
Posisi terlentang pada punggung selama persalinan kala dua tidak
dianjurkan karena akan menghambat aliran darah dari ibu ke janin sehingga

mengakibatkan hipoksia / kekurangan oksigen pada janin. Melahirkan dalam


posisi ini akan lebih sulit bagi ibu.( Depkes, 2000 : 3-8 ).
b). Cara meneran dan Pernapasan
Ada 2 cara ibu mengedan :
(1). Letak berbaring merangkul kedua pahanya dengan kedua lengan sampai
batas siku. Kepala diangkat sedikit hingga dagu mengenai dada. Mulut
dikatup.
(2). Dengan sikap seperti diatas, tetapi badan miring kearah punggung janin
berada dan hanya satu kaki yang dirangkul, yaitu yang sebelah atas. ( Prof.
dr. Hanifa Wiknjosastro, 2006 : 195 )
Supaya usaha mengejan efektif, pasien harus dibimbing waktu
mengejan, tapi kita harus yakin dulu bahwa persalinan masuk ke dalam
kala II. Mengejan hanya di bolehkan waktu ada his. Sebelum pasien
mengejan ia harus menarik nafas yang dalam dulu, segera his mulai, dan
kemudian mengejan ke bawah seperti waktu buang air besar. Mengejan ini
harus sepanjang mungkin dan tidak boleh sambil mengeluarkan suara
mengerang. Kalau pasien habis nafasnya, baiknya beristirahat sebentar
kemudian mengejan dilanjutkan lagi selama his ada. Tiap his kepala maju,
anus terbuka, perineum meregang. Penolong harus menahan perineum
dengan tangan kanan beralaskan kain kasa atau kain doek steril, supaya
tidak terjadi robekan ( rupture perinei ).

B. KERANGKA KONSEPTUAL

- Baik ( 76-100% )
- Cukup ( 56-75% )
- Kurang ( 40-55% )
- Tidak Baik (<>

Pengetahuan ibu
inpartu tentang
proses persalian
fisiologi kala II
meliputi :
- pengertian
- posisi melahirkan
- cara meneran dan
pernapasan

Keterangan :
= Diteliti
= tidak diteliti
Gambar
2.1
:
Kerangka
Konseptual
Pengetahuan Inpartu
Tentang
Proses
Persalinan Fisiologi Kala II di BPS Wilayah Puskesmas Pesanggaran,
Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi. ( Nursalam, 2003 : 56 )

Dari kerangka konseptual di atas dapat di uraikan bahwa peneliti melakukan penelitian
pengetahuan ibu inpartu tentang proses persalinan kala II berdasarkan pengertian, posisi
melahirkan, cara meneran dan pernafasan. Dalam pengetahuan ibu dipengaruhi 3 faktor yaitu
umur, pendidikan, pekerjaan dan paritas, serta dalam proses persalinan kala II dipengaruhi oleh
3 faktor yang tidak dilakukan penelitian dengan digarisi garis putus-putus.
BAB 3
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancang bangun Penelitian
Desain penelitian adalah sesuatu yang vital dalam penelitian yang memungkinkan
memaksimalkan suatu control beberapa faktor yang bisa mempengaruhi validasi suatu hasil.
Suatu petunjuk peneliti dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu
tujuan atau menjawab suatu pertanyaan ( Nursalam, 2003 : 80 )
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, karena penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran secara umum terhadap PengetahuanIbu Hamil Trimester III Tentang
Proses Persalinan Fisiologi Kala II.Dengan menggunakan pendekatan kualitatif . Penelitian
kualitatif yaitu penelitian yang datanya dinyatakan dalam keadaan sewajarnya atau apa
adanya ( naturalistik, natural setting ) tidak diubah dalam bentuk simbol simbol atau
bilangan dengan maksud untuk menemukan kebenaran dibalik data yang obyektif dan cukup
( Dr. Sukidin, M. Pd., Drs. Mundir, M. Pd., 2005 : 23 ).
B. Variabel
1. Pengertian Variabel
Variabel adalah perilaku atau
21
karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (Nursalam, 2003 :
102 ). Variabel dalam penelitian ini yaitu Pengetahuan Ibu Inpartu Tentang Proses
Persalinan Fisiologi Kala II.
2. Definisi Operasional

Agar semua pihak memiliki pengertian yang sama mengenai istilah istilah yang
digunakan dengan penelitian ini, maka dikembangkan batasan istilah sebagai berikut :
VARIABEL
DEFINISI OPERASIONAL
KRITERIA
SKALA
Pengetahuan
Ibu

Segala sesuatu yang diketahui- Baik : bila jawaban Ordinal

Inpartu ibu tentang proses persalinan yang benar 76%-

tentang proses fisiologi kala II baik dari 100%


persalinan
fisiologi

pengalaman membaca buku,- Cukup : bila


kala menonton TV, maupun dari

II .

Bidan, meliputi :
- Pengertian

jawaban benar
56%-75%
- Kurang: bila

- posisi melahirkan

jawaban benar

- cara meneran dan pernapasan

40%-55%

- Tidak Baik<
style="">
(Arikunto, 2006 :

243)
Tabel 3.1. Definisi Operasional Pengetahuan Ibu Inpartu Tentang Proses Persalinan
Fisiologi Kala II di BPS Wilayah Puskesmas Pesanggaran, Kecamatan
Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.
C. Populasi
Populasi adalah setiap subyek ( misalnya : manusia; pasien ) yang memenuhi kriteria
yang telah ditetapkan (Nursalam, 2006 : 93). Yang menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah ibu-ibu perkiraan bersalin pada tanggal 16 Juli-14 Agustus sebanyak 105 responden .
D. Sampel
1. Pengertian Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Arikunto, 2006 : 131). Sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu Inpartu di BPS

wilayah puskesmas pesanggaran sebanyak 18 responden sesuai dengan kriteria yang


ditetapkan.
Dengan Rumus :
N. z. p. q 105 (1, 96). 0,5. 0,5
n==
d ( N-1) + z. p. q (0,05) (105-1) + 1,96. 0,5. 0,5
100,842
=
5,69
= 17,7 = 18 responden
2. Teknik Sampling
Adalah merupakan teknik pengambilan sampel ( Prof. DR. Sugiyono, 2005 : 91 ).
Pada

pelitian

ini

menggunakan NonprobabilitySampling, dengan

tehnik Sampling

Asidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu yang secara
kebetulan/Acidentalbertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila
dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.Nonprobability
Sampling adalah pengambilan anggota sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan
sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. ( Prof. DR.
Sugiyono, 2005 : 91 ).
3. Kriteria Sampel
a. Kriteria inklusi
Adalah karakteristik umum subyek peneliti dari populasi target dan terjangkau
yang akan diteliti. Karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak untuk
diteliti yaitu :
(1). Ibu inpartu kala 1 fase laten
(2). Ibu inpartu yang bersedia menjadi responden
(3). Ibu inpartu yang bisa baca dan tulis
b. Kriteria eksklusi
Adalah sebagian subjek yang memenuhi kriteria inklusi harus dikeluarkan dari
studi karena berbagai sebab, antara lain :

(1). Ibu inpartu kala I fase aktif


(2). Ibu inpartu yang tidak bersedia menjadi responden
(3). Ibu yang tidak bisa baca dan tulis
E. Waktu dan Tempat
1. Waktu : 29 Juli 10 Agustus 2009
2.Tempat : Di BPS Wilayah Puskesmas Pesanggaran, Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten
Banyuwangi.
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Terdapat dua hal pertama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu :
Kualitas instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Kualitas instrument penelitian
berkenaan variabel dan reliabelitas instrument dan kualitas pengumpulan data berkenaan
dengan ketetapan cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu
instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya, belum tentu untuk menghasilkan
data yang valid dan reabel, apabila instrument tersebut tidak digunakan secara tepat dalam
pengumpulan datanya. ( Prof. Dr. Sugiyono, 2005 : 156 ).
Instrumen

Pengumpulan

data

pada

penelitian

ini

menggunakan

instrumen

kuesioner multiple choice yaitu tentang Pengertian, Posisi melahirkan, dan cara meneran
yang benar proses persalinan kala II dengan mengedarkan formulir daftar pertanyaan yang
diajukan secara tertulis kepada responden untuk mendapatkan jawaban. Kuesioner diedarkan
oleh bidan-bidan wilayah puskesmas pesanggaran.
G. Teknik Analisa Data
Setelah data terkumpul dilakukan tabulasi, kemudian dilakukan prosentasi dengan
menggunakan rumus berikut : Data yang terkumpul kemudian diolah dengan cara pemberian
skor dan penilaian di mana setiap jawaban yang salah mendapat skor 0 dan jawaban yang
benar mendapat skor 1. prosentase score jawaban yang benar pada kuesioner menggunakan
rumus : (Budiarto, 2003 : 37):

Keterangan :
P = Persentase n = Jumlah Soal
f = Pertanyaan yang benar 100 = Konstanta
Hasil dari prosentase kemudian diinterprestasikan sebagai berikut ( Arikunto, 2006 : 243)
Baik : bila jawaban benar dengan nilai 76%-100%
Cukup : bila jawaban benar dengan nilai 56%-75%
Kurang : bila jawaban benar dengan nilai 40%-55%
Tidak Baik : bila jawaban kurang dari 40%
H. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian, penelitian menyebarkan lembar kuesioner kesubyek
yang akan diteliti dengan menekankan masalah etika meliputi :
1. Lembar Persetujuan Menjadi Mesponden
Lembar persetujuan Informet Concent diedarkan sebelum peneliti dilaksanakan
kepada seluruh obyek yang akan diteliti, hal ini bertujuan supaya responden mengetahui
maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampak yang akan terjadi pada
pengumpulan data. Jika responden bersedia diteliti, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan tersebut, tetapi jika tidak bersedia untuk diteliti, peneliti harus
menghormati hak-hak manusia.
2. Anonimity (tanpa nama)
Nama responden tidak perlu dicantumkan dalam lembar pengumpulan data, untuk
mengetahui keikutsertaannya cukup menuliskan nama kode pada masing-masing lembar
kuisioner atau lembar pengumpulan data.
Confidentiality
Kerahasiaan

informasi

kerahasiannya oleh peneliti.

yang

telah

dikumpulkan

dari

responden

dijamin

I. Keterbatasan Penelitian.
Sampel yang digunakan terbatas pada Ibu-Ibu Inpartu di BPS Wilayah Puskesmas Pesanggaran,
Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas tentang hasil dan pembahasan penelitian. Hasil Penelitian akan
dibagi menjadi dua bagian yaitu data umum dan data khusus. Data umum meliputi pendidikan,
pekerjaan, usia, dan paritas. Sedangkan data khusus meliputi Tingkat Pengetahuan Ibu Inpartu
Tentang Proses Persalinan Kala II di BPS Wilayah Puskesmas Pesanggaran dengan jumlah
sampel 18 orang.
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Puskesmas pesanggaran terletak di Jalan Ahmad Kusnan No.15, dibangun diatas tanah
seluas 4.550 m. Luas puskesmas pesanggaran 37.43 km.
Batasan-Batasan Wilayah Puskesmas Pesanggaran :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan desa Bangorejo dan Desa Tegalsari
b. Sebelah Barat berbatasan dengan desa Sumberagung
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Selatan
d. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Siliragung
Tenaga kesehatan di puskesmas pesanggaran antara lain :
a. Dokter Umum : 2
b. Perawat Gigi : 1
c. Bidan : 8
d. Perawat : 10
2. Data Umum

a. Pendidikan
Tabel 4.1. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di BPS Wilayah
Puskesmas Pesanggaran, Juli- Agustus 2009.
No
Tingkat Pendidikan
Frekuensi
%
1
SD
3
16
2
SLTP
5
28
3
SMA
10
56
4
PERGURUAN TINGGI
0
0
5
Tidak Sekolah
0
0
Jumlah
18
100
Tabel 4.1. Menunjukkan distribusi responden berdasarkan pendidikan,
responden yang pendidikan SMP sebanyak 5 orang atau 28 %.
b. Pekerjaan
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan di BPS Wilayah
Puskesmas Pesanggaran, Juli- Agustus 2009.
No
Pekerjaan
Frekuensi
%
1
PNS
0
0
2
TNI / POLRI
0
0
3
Wirasawasta
3
17
4
Tani
2
11
5
Tidak Bekerja
13
72
Jumlah
18
100
Tabel 4.2 menunjukkan distribusi responden berdasarkan pekerjaan,
mayoritas ibu tidak bekerja yaitu sebanyak 13 orang atau 72 %.
c. Usia
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di BPS Wilayah Puskesmas
Pesanggaran, Juli- Agustus 2009.
No
Umur
frekuensi
%
1
<20
0
0
2
20-35
16
89
3
>35
2
11
Jumlah
18
100
Tabel 4.3. menunjukkan distribusi responden berdasarkan usia, responden
yang berusia 20-35 sebanyak 18 orang atau 89 %.
d. Paritas
Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Usia di BPS Wilayah Puskesmas
Pesanggaran, Juli- Agustus 2009.
,

No
1
2
3

Paritas
Primipara
Multipara
Grande Multipara
Jumlah

frekuensi
10
8
0
18

%
56
52
0
100

Tabel 4.4. menunjukkan distribusi responden berdasarkan paritas ibu,


responden yang belum pernah melahirkan (Primipara) sebanyak 10 orang atau 56
%.
3. Data Khusus
a. Pengetahuan Ibu Inpartu tentang Proses Persalinan Fisiologi Kala II di BPS Wilayah
Puskesmas Pesanggaran, Juli- Agustus 2009.
Tabel 4.5. Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan Ibu Inpartu tentang Proses
Persalinan Fisiologi Kala II di BPS Wilayah Puskesmas Pesanggaran, JuliAgustus 2009.
No
Tingkat Pengetahuan
frekuensi
%
1
Baik
0
0
2
Cukup
12
67
3
Kurang
6
33
Jumlah
18
100
Dari Tabel 4.5. di atas didapatkan bahwa 12 responden atau 67% mempunyai
tingkat pengetahuan tentang proses persalinan fisiologi kala II dengan kategori cukup.
b. Komponen pengetahuan Ibu Inpartu tentang Proses Persalinan Fisiologi Kala II di
BPS Wilayah Puskesmas Pesanggaran, Juli- Agustus 2009.
Tabel 4.6. Distribusi frekuensi berdasarkan komponen pengetahuan Ibu Inpartu
tentang Proses Persalinan Fisologi Kala II di BPS Wilayah Puskesmas
Pesanggaran, Juli- Agustus 2009.
No

1.
2.
3.

Komponen
Pengetahuan

Pengertian
Persalinan
Posisi
Melahirkan
Cara Meneran
dan Pernapasan

Pengetahuan
Cukup
Kurangfrekuensi

Baik
frekuensi
2
3
5

%
11
17
28

frekuensi
4
8
5

%
22
44
28

frekuensi
7
5
7

%
39
28
39

Total
Tidak
baik
%
5 28 18
2 11 18
1 5 18

100%
100%
100%

Dari Tabel 4.5. di atas didapatkan bahwa 8 responden atau 44 %


mempunyai tingkat pengetahuan tentang posisi melahirkan dengan kategori cukup
baik.
B. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti akan membahas mengenai pengetahuan Ibu Inpartu Tentang
Proses Persalinan Fisiologi Kala II.
Berdasarkan tabel 4.5 mengenai pengetahuan Ibu Inpartu Tentang Proses Persalinan
Fisiologi Kala II didapatkan 12 responden (67 %) yang memiliki pengetahuan yang cukup
baik, 6 responden (33 %) yang memiliki pengetahuan yang kurang, pada responden tidak
terdapat pengetahuan baik dan tidak baik. Sedangkan untuk komponen pengetahuan dari
pengertian proses persalinan didapatkan tingkat pengetahuan baik 2 responden (11%), cukup
4 responden (22%), kurang 7 responden (39%), tidak baik 5 responden (28%). Komponen
pengetahuan berdasarkan posisi melahirkan didapatkan pengetahuan baik 3 responden (17%),
cukup 8 responden (44%), kurang 5 responden (28%), kurang baik 2 responden (11%).
Komponen pengetahuan berdasarkan cara meneran dan pernapasan pengetahuan baik 5
responden (27%), cukup baik 5 responden (28%),kurang 7 responden (39%), kurang baik 1
responden (5%).
Menurut Kuncoroningrat yang dikutip Nursalam, Siti Parinia (2001) makin tinggi
pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi, sehingga makin banyak pula
pengetahuan yang dimilikinya, hal ini terbukti dari penelitian yang telah dilakukan,
didapatkan dari 18 responden yang terbanyak adalah yang mempunyai tingkat pengetahuan
cukup baik yaitu 12 67%) responden yang mana dari 12 responden tersebut 10 responden
mempunyai pendidikan SMA.
Semakin tingginya pendidikan seseorang maka diharapkan pola fikir dan pengetahuan
individu tersebut semakin bertambah.
Hal tersebut di atas sesuai dengan pernyataan dari teori Notoadmodjo (2003 : 128 ),
bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui panca indera
manusia, yakni : indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Salah satu faktor
pengaruh pengetahuan adalah pendidikan suatu proses belajar yang berarti dalam pendidikan
itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih dewasa,

lebih baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok, masyarakat. Kegiatan atau proses
belajar ini terjadi dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.
Namun demikian masih terdapat 33 % responden yang berpengetahuan kurang.
Dengan demikian diharapkan angka kejadian persalinan lama pada ibu bersalin di Indonesia
dapat berkurang. Hal ini sangat didukung dengan tingkat pengetahuan seseorang yang baik
pula, pengetahuan sangat penting bagi diri sendiri maupun orang lain sehingga mari
tingkatkan pengetahuan sebanyak banyaknya.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dengan memperhatikan hasil penelitian berdasarkan data-data yang telah disajikan
dalam bab sebelumnya beserta analisa data serta pembahasan, maka pengetahuan Ibu Inpartu
tentang Proses Persalinan Fisiologi Kala II di BPS Wilayah Puskesmas Pesanggaran,
Kecamatan Pesanggaran, Kabupaten Banyuwangi adalah sebagai berikut :
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan ibu inpartu tentang proses fisiologi kala
II cukup baik.
B. Saran
Saran disini dapat dijadikan sebagai suatu masukan yang membangun yaitu :
1. Bagi Petugas Kesehatan
Diharapkan bagi Bidan-Bidan sebagai tenaga kesehatan di daerah Pesanggaran
untuk selalu memberikan informasi baik secara lisan maupun dari media cetak dan vidio,
serta mengajari ibu-ibu inpartu dan ibu hamil tentang proses dan tata cara persalinan
sehingga ibu dapat mengaplikasikannya.
2. Bagi peneliti
Diharapkan agar lebih teliti dan akurat dalam melaporkan hasil penelitiannya.

36

3. Bagi responden
Setelah mengetahui berbagai macam materi tentang proses persalinan kala II,
diharapkan dapat mengaplikasikan dalam persalinannya.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Dengan diketahui hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan
dalam penelitian selanjutnya dan lebih ditunjang dengan teknik dan metode yang
berbeda.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Mansjoer, 2001. Kapita Slekta Kedokteran. Edisi Ketiga. Jakarta : Media Aescullapius.
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi VI.Jakarta
PT. Rineka Cipta.
Budiarto, 2003. Metode Penelitian. Jakarta : Alfabeta.
DEPKES, 2000. Buku Acuan Pelatihan Asuhan Persalinan Dasar. Jakarta : DRAFT.
Helen Varney, 2001. Buku Saku Bidan. Jakarta : EGC
Maimunah, 2005. Kamus Istilah Kebidanan. Jakarta : EGC.
Rustam, 2001. Obstetri Fisiologi dan Obststri Patologi, Jilid 1, Edisi 2. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo, 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat, Edisi 2. Jakarta : RINEKA CIPTA.
Nursalam, 2003. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan,edisi
pertama. Jakarta : Salemba Medika..
Saifuddin, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonata. Jakarta :
YBP-SP.
Sugiyono, 2005. Metode Penelitian Administrasi. Jakarta : ALFABETA.
Sukidin & Mundir, 2005. Metode Penelitian. Jakarta : Insan Cendekia.
Supriatmaja. Hasil Penelitian Pengaruh Senam Hamil . (http:www. Kalbe. Co.id. ), April 2009
Sudijono, 2005. Statistik Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Wiknjosastro, 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Senin, 28 Juni 2010

Persiapan ibu Bersalin....


MENGEDAN...MENGEJAN Pada saat
Melahirkan???? Penting jugA UNTUK
DIPELAJARI...
Ayo belajar Mengedan?????
Karakteristik Ibu yang Mempengaruhi Lamanya Persalinan diantaranya adalah kecemasan ibu
bersalin, paritas, usia serta pengetahuan ibu sendiri.
Kecemasan ibu bersalin. Sebagian besar calon ibu terutama yang pertama kali menghadapi
persalinan akan merasa cemas sehingga menimbulkan ketegangan yang dapat menimbulkan
gangguan pada kontraksi uterus dan hal ini dapat menganggu persalinan.
faktor psikologis yang dapat mempengaruhi proses persalinan adalah penerimaan ibu atas
kehamilannya (kehamilan dikehendaki atau tidak), kemampuan untuk bekerjasama dengan
pimpinan atau penolong persalinan dan adaptasi ibu bersalin terhadap nyeri persalinan.
pada setiap fase persalinan terdapat kebutuhan emosional yang muncul akibat kecemasan,
ketakutan, kesepian, nyeri, ketegangan, dan kegembiraan.
Kala II dapat membuat ibu kelelahan yang disebabkan oleh penggunaan energi dalam jumlah
besar oleh tubuh. Ditambah lagi jika persalinan ini adalah persalinan yang pertama, pasien
tersebut mungkin mengalami kecemasan yang selanjutnya akan menimbulkan ketegangan,
menghalangi relaksasi bagian tubuh lainnya.
Untuk Paritas. Pada kala II turunnya bagian terendah dari janin akan lebih cepat dan rata-rata
dari kecepatan turunnya bagian terendah ini adalah 3-3,5 cm/jam pada nullipara dan 6-7
cm/jam pada multipara. Pada primipara proses persalinan kala II akan berlangsung lebih lama
dibanding pada multipara, karena ibu belum berpengalaman melahirkan, otot-otot jalan lahir
masih kaku dan belum dapat mengejan dengan baik. Sedangkan pada multipara proses
persalinan pada kala II akan terjadi lebih cepat karena adanya pengalaman persalinan yang lalu
dan disebabkan otot-otot jalan lahir yang lebih lemas.
Usia. dalam kurun waktu reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman kehamilan dan persalinan
adalah usia 20-30 tahun. Kematian wanita hamil dan melahirkan pada usia dibawah 20 tahun
ternyata 2-5 kali lebih tinggi daripada kematian maternal pada usia 20-29 tahun, kemudian
meningkat kembali sesudah usia 30-35 tahun.
Pengetahuan. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekedar menjawab pertanyaan
what yang terjadi setelah orang yang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni penglihatan, penciuman,


pendengaran, rasa dan raba yang sebagian besar diperoleh melalui mata dan telinga. Kurangnya
pengetahuan mengenai cara meneran dapat mengakibatkan lama kala II persalinan
Komplikasi yang Terjadi pada Ibu dan Janin Apabila Ibu tidak Mampu Meneran dengan Benar
1) Bagi ibu
Persalinan lama atau persalinan kasep yang pada akhirnya dapat menimbulkan ruptur uteri
imminen sampai pada ruptur uteri dan kematian karena perdarahan dan atau infeksi.
2) Bagi janin
Asfiksia sampai terjadi kematian janin.
Meneran
a. Posisi ibu saat meneran
1) Posisi duduk atau setengah duduk
Posisi ini nyaman bagi ibu dan ia bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi jika merasa
lelah. Keuntungan dari kedua posisi ini adalah memudahkan melahirkan kepala bayi.
2) Jongkok atau berdiri
Menurut JNPK-KR (2007), posisi ini dapat membantu mempercepat kemajuan kala II
persalinan dan mengurangi rasa nyeri yang hebat.
3) Merangkak atau berbaring miring
Menurut JNPK-KR (2007), posisi ini lebih nyaman dan efektif bagi ibu untuk meneran. Kedua
posisi tersebut mungkin baik jika ada masalah bagi bayi yang akan berputar ke posisi oksiput
anterior. Merangkak merupakan posisi yang baik bagi ibu yang mengalami nyeri punggung saat
persalinan. Berbaring miring ke kiri seringkali merupakan posisi yang baik bagi ibu karena jika
ibu kelelahan ibu bisa beristirahat dengan mudah diantara kontraksi. Posisi ini juga bisa
membantu mencegah laserasi perineum.
Sedangkan menurut Manuaba (2001), posisi ibu saat meneran adalah sebagai berikut :
1) Bantu ibu untuk memperoleh posisi yang paling nyaman baginya, setiap posisi memilki
keuntungannya masing-masing, misalnya posisi setengah duduk dapat membantu turunnya
janin jika persalinan berjalan lambat.
2) Ibu dibimbing meneran selama his, anjurkan ibu untuk mengambil nafas, meneran tanpa
diselingi bernafas, kemungkinan dapat menurunkan PH pada arteri umbilikalis yang dapat
menyebabkan denyut jantung tidak normal dan nilai apgar rendah, minta ibu bernafas selagi
kontraksi ketika kepala akan keluar. Hal ini juga menjaga agar perineum meregang pelan dan

mengontrol lahirnya kepala serta mencegah robekan.


b. Cara meneran
1) Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan alamiahnya selama kontraksi.
2) Jangan anjurkan untuk menahan nafas pada saat meneran.
3) Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan beristirahat diantara kontraksi.
4) Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin merasa lebih mudah untuk
meneran jika ia menarik lutut kearah dada dan menempelkan dagu ke dada.
5) Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
6) Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu kelahiran bayi.
Menurut JNPK-KR (2007), dorongan pada fundus meningkatkan resiko distosia bahu dan
rupture uteri. Cegah setiap anggota keluarga yang mencoba melakukan dorongan pada fundus.
Untuk mengkoordinasikan semua kekuatan menjadi optimal saat his dan mengejan dapat
dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1) Parturien diminta untuk merangkul kedua pahanya, sehingga dapat menambah pembukaan
pintu bawah panggul.
2) Badan ibu dilengkungkan sampai dagu menempel di dada, sehingga arah kekuatan menuju
jalan lahir.
3) His dan mengejan dilakukan bersamaan sehingga kekuatannya optimal.
4) Saat mengejan ditarik sedalam mungkin dan dipertahankan denagn demikian diafragma
abdominal membantu dorongan kearah jalan lahir.
5) Bila lelah dan his masih berlangsung, nafas dapat dikeluarkan dan selanjutnya ditarik
kembali utnuk dipergunakan mengejan.
Menurut Sarwono (2005), ada 2 cara mengejan yaitu :
1) Wanita tersebut dalam letak berbaring merangkul kedua pahanya sampai batas siku, kepala
sedikit diangkat sehingga dagu mendekati dadanya dan dapat melihat perutnya.
2) Sikap seperti diatas, tetapi badan dalam posisi miring kekiri atau kekanan tergantung pada
letak punggung janin, hanya satu kaki dirangkul, yakni kaki yang berda diatas. Posisi yang
menggulung ini memang fisiologis. Posisi ini baik dilakukan bila putaran paksi dalam belum
sempurna.
Sedangkan pada teori yang lain Sarwono (2002), juga ada beberapa hal yang harus diperhatikan

pada saat mengejan, yaitu :


1) Mengejan hanya diperbolehkan sewaktu ada his dan pembukaan lengkap.
2) Pasien tidur terlentang, kedua kaki difleksikan, kedua tangan memegang kaki atau tepi
tempat tidur sebelah atas, bila kondisi janin kurang baik, pasien mengejan dalam posisi miring.
3) Pada permulaan his, pasien disuruh menarik nafas dalam, tutup mulut, mengejan sekuatkuatnya dan selama mungkin, bila his masih kuat menarik nafas pengejanan dapat diulang
kembali. Bila his tidak ada, pasien istirahat, menunggu datangnya his berikutnya.
Pengetahuan ibu dapat mempengaruhi sikap atau perilaku ibu dalam menghadapi proses
persalinan. Pengetahuan ibu tentang meneran memegang peranan yang sangat penting agar ibu
yang mengalami persalinan dapat meneran dengan benar atau dengan kata lain apabila
seseorang ibu mempunyai pengetahuan yang baik diharapkan dapat meneran dengan baik
sehingga mempercepat proses persalinan.
di Tulis oleh @Lia di 06.05

Sabtu, 30 Juli 2011

Proposal Karya Tulis Ilmiah


GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG
TEKNIK MENGEJAN YANG BENAR SAAT
BERSALINDI BPS KETUT DANI
TAHUN 2011
Proposal Karya Tulis Ilmiah Diajukan Sebagai Tugas Metodologi penelitian

Oleh :
FERONIKA DESTRIANA
NPM : AB/A/Y.2009.471

AKADEMI KEBIDANAN ADILA


BANDAR LAMPUNG
2011
ABSTRAK
GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA TENTANG TEKNIK MENGEJAN YANG
BENAR SAAT BERSALIN DI BPS KETUT DANI TAHUN 2010
OLEH
FERONIKA DESTRIANA

Ibu-ibu hamil harus mengetahui beberapa tanda bahwa persalinan sudah


dimulai seperti kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering, adanya nyeri
pada pinggang menuju perut, timbulnya tenaga mengejan karena kontraksi
yang semakin kuat, serta keluarnya lendir bercampur darah yang bertambah
banyak dari vagina. Dengan diketahuinya tanda-tanda di atas diharapkan
ibu-ibu hamil terutama ibu hamil primigravida dapat mengetahui waktu dan
cara yang tepat untuk mengejan sehingga diharapkan dapat mencegah
kemungkinan terjadinya robekan perineum, perdarahan, oedema pada
vagina dan kehabisan tenaga sebelum waktu persalinan tiba. Berdasarkan
prasurvey pada bulan maret jumlah primigravida yang bersalin pada tahun
2010 periode januari maret di BPS Hulaemah ada 24 orang, dan terdapat
ibu yang mengalami robekan perineum 5 orang, oedema pada vagina 3
orang, dan kehabisan tenaga pada saat persalinan 4 orang, dan dari
wawancara langsung terhadap ibu primigravida yang datang ANC dengan
usia kehamilan >28 minggu, dari 27 ibu 11 orang ibu tidak mengerti

tentang teknik mengejan yang benar saat persalinan. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui tentang pengetahuan ibu primigravida tentang teknik
mengejan yang benar saat persalinan di BPS KETU DANI.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan Crossectional,
dengan populasi seluruh ibu primigravida yang ANC di BPS Hulaemah pada
tanggal 15 juni 5 juli 2010, yaitu berjumlah 25 responden. Cara
pengambilan
sample
menggunakan
teknik
accidental
sampling.
Pengumpulan data menggunakan data primer yang diperoleh dari angket
yang di sebarkan langsung kepada responden.
Hasil penelitian yang didapat adalah pengetahuan ibu primigravida
tentang pengertian persalinan presentasi terbanyak dalam kategori baik (80
%), faktor faktor yang menyebabkan persalinan presentasi terbanyak
dalam kategori cukup (56 %), waktu yang tepat untuk mengejan saat
bersalin presentasi terbanyak dalam kategori cukup (88 %), teknik mengejan
yang benar saat bersalin presentasi terbanyak dalam kategori cukup (64 %).
Saran dalam penelitian ini bagi tempat penelitian untuk tetap terus
meningkatkan dan memberikan pendidikan kesehatan terhadap masyarakat,
bagi institusi pendidikan diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
bacaan dan informasi bagi mahasiswa dan instansi pendidikan, dan bagi
peneliti lain semoga dapat bermanfaat sebagai bahan perbandingan.
Kata kunci : Pengetahuan, primigravida, mengejan, persalinan.

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Pasuruan pada tanggal o6desember 1991 tepatnya pada hari sabtu.
Alhamdulillah penulis terlahir sebagai seorang muslim. Karena penulis dilahirkan pada bulan
desember
merupakan

sehingga
putri

orang

ke

tua

penulis memberi

- 2 dari 3 bersaudara

dari

nama Feronika

pasangan

Bapak

Destriana. Penulis
Ngatino

dan

Ibu

Nuridaa. Penulis telah mengikuti pendidikan sebagai berikut :

1. Sekolah Dasar Negri III Pasuruan dan lulus pada tahun 2003.
2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negri I Hanura dan lulus pada tahun
2006.
3. Sekolah Menengah Atas Negri II Bandar Lampung dan lulus pada tahun
2009.
4. Terdaftar

sebagai

Lampung tahun 2009.

mahasiswi

Akademi

Kebidanan

Adila

Bandar

PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil alamin puji syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan hidayahNya
karya tulis ini dapat terselesaikan. Ini semua penulis persembahkan untuk orang orang
yang menyayangi Penulis.

Untuk kedua orang tua ku tersayang (Nagtino dan Nurida ) terima kasih
untuk semua cinta yang telah kalian berikan dan untuk seluruh hidup yang
telah kalian korbankan untuk ku, semua nasehat kalian akan selalu dan akan
menjadi bekal yang sangat berharga bagi ku untuk menjalani kehidupan dan
menggapai cita cita. Terima kasih, hanya kata kata itu yang dapat ku
berikan kepada kalian ber2, aku tidak mampu merangkai kata indah atau
puisi untuk kalian dan semoga kalian selalu diberikan kesehatan dan
kebahagian. Amin
Buat kakak ku, terimakasih untuk bantuan dan dukungan yang tak henti
hentinya kalian berikan kepada ku karna aku tidak akan dapat melangkah
sejauh ini tanpa bantuan dari kalian kakak kakak ku tersayang
Buat adik ku yang baik dan manis, terima kasih ya atas bantuan kalian dan
tetaplah semangat belajar sayang agar kalian dapat menggapai cita cita
seperti apa yang kalian inginkan. Amin
Untuk Dosen pembimbingku ( Pak Ajib Jayadi )terimakasih ku ucapkan
kepada ibu karena tanpa bantuan dari ibu mungkin karya tulis ini tidak dapat
aku selesaikan.
Teman teman ku satu angkatan, betapa perjuangan kita selama ini banyak
menorehkan kenangan kenangan yang tidak mungkin dapat kita lupakan,
banyak kesedihan, kebahagian, canda tawa yang telah kita lewati bersamasama selama tiga tahun ini.
Seluruh dosen dan almamater ku tercinta Akbid Adila, yang telah
memberikan aku ilmu kehidupan yang sangat berharga. Terimakasih.

MOTTO
Jangan banggakan diri mu pada orang lain, tetapi buatlah orang
lain bangga pada diri mu.
Never explain yourself to any one. Because the person who likes you
doesnt need it, and the person who dislikes you wont believe it.
( Jangan pernah menerangkan siapa dirimu kepada siapapun.
Sebab, orang yang menyukaimu tidak membutuhkannya, sedangkan
orang yang tidak menyukaimu tidak mempercayainya )
Di saat kita bangun di pagi hari, kita memiliki dua pilihan: Kembali
tidur dan bermimpi atau bangun dan mengejar mimpi itu. Pilihannya
ada di kita sendiri
Jika engkau tidak tersenyum di pagi hari, maka kapan engkau akan
tersenyum lagi?
Awali hari-harimu dengan senyum, ungkapkan rasa syukurmu, agar hari-harimu
senantiasa dalam naungan semangat mensyukuri hidup ini.

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karna atas rahmat serta hidayahNya penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ilmiah yang Gambaran Pengetahuan Primigravida Tentang
Teknik Mengejan Yang Benar Saat Bersalin di BPS ketut dani tahun 2011 sebagai salah
satu syarat dalam menyelesaikan program pendidikan Diploma III Kebidanan Hampar
Baiduri Kalianda Lampung Selatan.
Terselesaikannya karya tulis ilmiah ini tidak lepas dari dukungan, bantuan serta
bimbingan dari pihak pihak yang telah membantu penulis, dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :

1. Ibu Sustiana Amd.Keb. SKM,selaku Direktur Akademi Kebidanan Adila


Bandar lampung.
2.

Ibu Ajib Jayadi, selaku Dosen Pembimbing I Karya Tulis Ilmiah

3.

Ibu

Bidan Ketut Dani yang

telah

memberikan

izin

kepada

penulis

untuk

melakukan penelitian di wilayah yang ibu pimpin.


4.

Teman teman yang telah membantu penulis dalam peyelesaian karya tulis

ilmiah ini.
5.

Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

Penulis

menyadari

bahwa

karya

tulis

ilmiah

ini

jauh

dari

sempurna

karena

keterbatasan ilmu yang dimiliki penulis, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
serta saran yang bersifat membangun guna memperbaiki isi dari karya tulis ini.
Penulis berharap semoga laporan karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat.

Bandar Lampung, 1 agustus 2011


Feronika Destriana

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan,
persalinan, dan nifas pada tiap 1000 kelahiran hidup dalam wilayah dan
waktu tertentu. Di Indonesia angka kematian ibu masih cukup tinggi
sebanyak 228 / 100.000 kelahiran hidup atau 10.260 / th atau 855 orang /
bulan atau setiap 3 jam terdapat satu kematian. ( Depkes RI, 2008 )

Di Provinsi Lampung AKI sebanyak 144 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2005 menjadi 117 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2006.
(Dinkes Provinsi Lampung, 2006)
Penyebab kematian ibu di Indonesia yang utama adalah perdarahan 30%,
eklampsia 25%, komplikasi aborsi 15%, partus lama 5%, dan infeksi 12%.
Sedangkan di Provinsi Lampung sendiri angka kematian ibu tertinggi
disebabkan oleh perdarahan 36%,

eklampsia 24%, dan infeksi 11%.

(Dhika indriani, 2006)


Agar persalinan sehat dapat berjalan lancar, diperlukan berbagai persiapan
baik sebelum hamil maupun selama kehamilan sehingga ibu dan janin selalu
dalam keadaan sehat. Upaya Safe Motherhood merupakan upaya untuk
menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya dapat dilalui
dengan sehat dan aman serta menghasilkan bayi yang sehat. (Saifuddin,
2002)
Salah satu tujuan global dari MPS adalah Menurunkan Angka Kematian Ibu
sebesar 75 persen pada tahun 2015 dan target dampak dari MPS adalah
menurunkan AKI menjadi 125 per 100.000 kelahiran hidup. Untuk dapat
mencapai tujuan dan target tersebut diatas telah diidentifikasikan empat

strategi utama yang konsisten dengan Rencana Indonesia Sehat 2010


antaranya adalah mendorong pemberdayaan wanita dan keluarga melalui
peningkatan pengetahuan untuk menjamin prilaku sehat dan pemanfaatan
pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. (Depkes RI, 2001)
Meningkatkan pengetahuan kesehatan masyarakat terutama pada ibu hamil,
dimana pendidikan kesehatan ibu-ibu hamil dapat dilakukan pada waktu
pengawasan hamil di Puskesmas atau Pondok Bersalin Desa dan Bidan
Praktek Swasta, saat penyelenggaraan Posyandu, dan saat diadakannya
pertemuan atau kegiatan-kegiatan di lingkungannya dan saat melakukan
kunjungan rumah. (Manuaba, 1998:)
Selain itu ibu-ibu hamil harus mengetahui beberapa tanda bahwa persalinan
sudah dimulai seperti kontraksi menjadi lebih kuat dan lebih sering, adanya
nyeri pada

pinggang menuju perut, timbulnya tenaga mengejan karena

kontraksi yang semakin kuat, serta keluarnya lendir bercampur darah yang
bertambah banyak dari vagina. Khususnya ibu hamil primigravida mereka
terkadang

tidak

mengetahui

tanda

tersebut

merupakan

tanda-tanda

persalinan karena bagi mereka semua merupakan pengalaman yang baru.


Dengan diketahuinya tanda-tanda di atas diharapkan ibu-ibu hamil terutama
ibu hamil primigravida dapat mengetahui waktu dan cara yang tepat untuk
mengejan sehingga diharapkan dapat mencegah kemungkinan terjadinya
robekan perineum, perdarahan, oedema pada vagina dan kehabisan tenaga
sebelum waktu persalinan tiba. (Salamah.2006)
Berdasarkan prasurvey pada bulan maret jumlah primigravida yang bersalin
periode januari maret tahun 2010 di BPS Hulaemah, SST ada 24 orang, dari
24 ibu bersalin tersebut yang mengalami robekan perineum 5 orang,
oedema pada vagina 3 orang, dan kehabisan tenaga pada saat persalinan 4
orang. Kemudian peneliti mewawancarai langsung ibu primigravida yang
usia kehamilan 28 minggu yang ANC di BPS Hulaemah, SST pada bulan
Maret tahun 2010 sebanyak 27 orang, dan dari 27 orang primigravida
tersebut terdapat 11 orang tidak mengetahui cara mengejan yang benar.

Sehingga peneliti tertarik untuk meneliti pengetahuan ibu primigravida


tentang tehnik mengejan yang benar saat persalinan di BPS Hulaemah, SST.
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang diatas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang ada yaitu:
1.2.1. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih berada pada angka 228 per 100.000
kelahiran hidup
1.2.2. Di Provinsi Lampung, pada tahun 2006 tercatat Angka Kematian Ibu sebesar 117 per
100.000 kelahiran hidup
1.2.3. Pada tahun 2010 periode januari - maret di BPS Hulaemah, SST terdapat 24 orang ibu
bersalin (Primipara) dari 24 ibu bersalin tersebut terdapat 5 orang yang mengalami robekan
perineum , oedema pada vagina 3 orang, dan kehabisan tenaga pada saat persalinan 4
orang.
1.2.4.

Dari wawancara langsung terhadap ibu primigravida yang usia kehamilan 28 minggu
yang ANC di BPS Hulaemah, SST pada bulan Maret tahun 2010 sebanyak 27 orang, dan dari
27 orang primigravida tersebut terdapat 11 orang tidak mengetahui cara mengejan yang
benar

1.3. MASALAH DAN PERMASALAHAN


1.3.1 MASALAH
Berdasarkan

identifikasi

masalah

di

atas,

penulis

merumuskan

permasalahan sebagai berikut Bagaimana pengetahuan ibu primigravida


tentang tehnik mengejan yang benar saat persalinan di BPS Ketut Dani
Tahun 2011?
1.3.2 PERMASALAHAN
1.3.2.1 Bagaimana gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang pengertian
persalinan?
1.3.2.2 Bagaimana gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang faktor
faktor yang mempengaruhi persalinan?

1.3.2.3 Bagaimana gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang waktu yang


tepat untuk mengejan saat bersalin?
1.3.2.4 Bagaimana gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang teknik
mengejan yang benar saat bersalin?
1.4. TUJUAN PENELITIAN
1.4.1.

Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang tehnik mengejan yang
benar saat persalinan di BPS

1.4.2.

Ketut Dani Tahun 2011?

Tujuan Khusus
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang pengertian persalinan

a)

di BPSKetut Dani Tahun 2011?


Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang faktor faktor yang
menyebabkan terjadinya persalinan di BPS Ketut Dani Tahun 2011.

b)

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang waktu yang tepat
untuk mengejan pada saat persalinan di BPS Ketut Dani tahun 2011

c)

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu primigravida tentang cara mengejan yang
benar saat persalinan di BPS Ketut Dani Tahun 2011

1.5. MANFAAT PENELITIAN


1.5.1.
Bagi Tempat Penelitian
Sebagai salah satu bahan masukan bagi bidan khususnya sebagai tenaga kesehatan yang
berada di masyarakat, untuk melakukan tindakan promotif seperti penyuluhan dan
memberikan pendidikan kesehatan atau KIE (Komunikasi Informasi Edukasi). Dengan
demikian diharapkan dapat mempermudah pendeteksian kasus obstetri secara benar dan
persalinan dapat berjalan dengan lancar.

1.5.3.
Bagi Intitusi Pendidikan
Sebagai dokumen dan bahan tambahan sumber bacaan bagi mahasiswi Akbid Adila bnadar
lampung
1.5.4.

Bagi Peneliti

Sebagai penerapan teori yang didapat dari pendidikan diterapkan langsung kepada
masyarakat
1.5.5.
Bagi Peneliti Lain
Sebagai bahan perbandingan dan masukan untuk melakukan penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil tentang teknik mengejan yang benar pada
saat persalinan

1.6. RUANG LINGKUP PENELITIAN


Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup yang diteliti sebagai berikut :

1.6.1. Sifat Penelitian


Penelitian :

Studi Deskriptif.

Ibu Primigravida dengan usia kehamilan


28 minggu

enelitian

Pengetahuan Primigravida Tentang


Teknik Mengejan Yang Benar
Saat Bersalin
1.6.4. Lokasi Penelitian :

1.6.5. Waktu Penelitian :

Ketut Dani

Penelitian dilakukan mulai Maret Juli


2011

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1

PENGETAHUAN

2.1.1.Pengertian Pengetahuan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengetahuan (Knowledge)adalah
hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra
manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang (overt behaviour). (notoatmodjo.2007:139)
2.1.2. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan yang dicakup dalam bidang atau
ranah kognitif mempunyai enam tingkatan bergerak dari yang sederhana
sampai pada yang kompleks yaitu:
1.Tahu (Know)
Mengetahui berdasarkan mengingat kepada bahan yang sudah dipelajari
sebelumnya. Mengetahui dapat menyangkut bahan yang atau sempit seperti
fakta (sempit) dan teori (luas). Namun, apa yang diketahui hanya sekedar
informasi yang dapat disingkat saja. Oleh karena itu mengetahui merupakan
tingkat yang paling rendah.
2.Pemahaman (Comprehension)
Pemahaman adalah kemampuan memahami arti sebuah ilmu seperti
menafsirkan, menjelaskan atau meringkas tentang sesuatu.
3.Penerapan/Aplikasi (Application)
Penerapan adalah kemampuan menggunakan atau menafsirkan suatu ilmu
yang sudah dipelajari ke dalam situasi baru seperti menerapkan suatu
metode, konsep, prinsip atau teori.

4.Analisa (Analysis)
Analisa adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke
dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam satu struktur organisasi
tersebut

dan

masih

menggambarkan

ada

kaitan

(membuat

satu

bagan),

dengan

lainnya.

membedakan,

Seperti

memisahkan

mengelompokkan dan sebagainya.


5.Sintesis (Syntesis)
Sintesis adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan
bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru, misalnya dapat
menyusun, merencanakan, meringkas, menyelesaikan dan sebagainya
terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6.Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi berkenaan dengan kemampuan menggunakan pengetahuan untuk
membuat penelitian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria
tertentu. Misalnya

dapat

membandingkan,

menanggapi

dan

dapat

menafsirkan dan sebagainya.


2.1.3.

Cara Mengukur Pengetahuan


Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
penelitian atau responden kedalam pengetahuan yang ingin kita ketahui
atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan tingkat tingakat diatas.
Menurut Arikunto, pengetahuan itu dibagi menjadi 4 kategori yaitu :
1. Baik, jika pertanyaan yang dijawab benar 76 100%
2. Cukup, jika pertanyaan yang dijawab benar 56 75%
3. Kurang, jika pertanyaan yang dijawab benar 40 55%
4. Kurang sekali, jika pertanyaan yang dijawab benar < 40%
2.2 PERSALINAN

2.2.1.

Pengertian Persalinan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran


bayi

yang

pengeluaran

cukup

bulan

placenta

atau

dan

hampir

selaput

cukup

janin

bulan,

dari

disusul

tubuh

ibu.

dengan
(Obstetri

fisiologi.1983:221)
Persalinan adalah proses dimana bayi plasenta dan selaput ketuban keluar
dari

uterus

ibu.

Persalinan

dimulai

sejak

uterus

berkontraksi

dan

menyebabkan perubahan pada serviks ( membuka dan menipis ) dan


berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. ( Buku Acuan &
Panduan.2008:37 )
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar.( Sarwono.2006:180)
Persalinan adalah proses hasil pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)
yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan
lahir atau jalan lain, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
( Manuaba.2002:156 )
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin turun
ke jalan lahir. ( Sumarah, Widyastuti dan Wiyati.2009 )
Persalinan adalah proses menipis dan membukanya leher rahim, yang diikuti
oleh turunnya janin ke jalan lahir, dan kemudian disusul oleh kelahiran, yaitu
proses keluarnya bayi dari rahim. (Evariny Andriana.2007:9)
2.2.2.

Tujuan Persalinan
Mendorong

pemberdayaan

wanita

dan

keluarga

melalui

peningkatan

pengetahuan untuk menjamin prilaku sehat dan pemanfaatan pelayanan


kesehatan ibu dan bayi baru lahir. (Depkes RI .2001)
Menjaga kelangsungan hidup dan memberikankan derajat kesehatan yang
tinggi bagi ibu dan bayinya, melalui berbagai upaya yang terintegrasi dan
lengkap serta intervensi minimal sehingga prinsip keamanan dan kualitas
pelayanan dapat terjaga pada tingkat yang optimal. ( Sumarah, Widyastuti
dan Wiyati.2009 )

2.2.3.
1.

Bentuk Bentuk Persalinan Berdasarkan Definisi


Persalinan Spontan
Persalinan yang berlangsung dengan kekuatan ibu sendiri tanpa adanya
bantuan.

2.

Persalinan Buatan
Persalinan yang berlangsung dengan bantuan tenaga dari luar, seperti
ekstraksi forcep, atau persalinan dengan oprasi caesarea.

3.

Persalinan Anjuran
Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari luar dengan
jalan rangsangan ( Manuaba.2002)

2.2.4. Istilah Yang Berhubungan Dengan Persalinan Menurut Usia Kehamilan


1.

Abortus ( keguguran )
Terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup, usia kehamilan di bawah
22 minggu dan berat janin < 1000 gram.

2.

Persalinan Prematurus
Persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan 28 36 minggu, dan berat
janin antara 1000 - < 2500 gram.

3.

Persalinan Maturus ( aterm )


Persalinan pada kehamilan 37 40 minggu, dan berat badan janin 2500
4000 gram.

4.

Persalinan Postmatur ( serotinus )


Persalinan yang terjadi lebih dari waktu persalinan yang diperkirakan ( lewat
bulan ).

5.

Persalinan Presipitatus
Persalinan yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam.

2.2.5.

Istilah Yang Berhubungan Dengan Persalinan dan Kehamilan

1.

Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil.


2. Primigravida adalah seorang wanita yang sedang hamil pertama kalinya.
3. Para adalah seorang wanita yang pernah melahirkan.

4.

Nullipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan.


5. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan pertama kalinya.
6. Multipara adalah seorang wanita yangt pernah melahirkan beberapa kali (
5 kali ).
7. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan lebih dari 5 kali.

2.2.6.

Teori Teori yang menyebabkan persalinan

1. Teori Penurunan Hormon


12 minggu sebelum persalinan mulai terjadi penurunan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai penenang otot otot
polos rahim dan akan menyebabkan ketegangan pembuluh darah sehingga
timbul his ( kontraksi ) bila kadar progesteron turun.
2. Teori Placenta Menjadi Tua
Menyebabkan kadar estrogen dan progesteron menurun dan menyebabkan
ketegangan pembuluh darah sehingga terjadi kontraksi.
3. Teori Peregangan Otot Otot Rahim
Rahim yang membesar dan meregang menyebabkan iskemia otot otot rahim sehingga
mengganggu sirkulasi utero placenter.

4. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak usia kehamilan 15 minggu, yang dikeluarkan
oleh decidua. Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim
sehingga hasil konsepsi dikeluarkan.Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu
terjadinya persalinan.

5. Teori Mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikale (fleksus frankenhauser ). Bila ganglion ini di
geser dan ditekan, misalnya oleh kepala janin maka akan timbul kontraksi uterus.

6. Induksi Partus
Persalinan dapat ditimbulkan dengan jalan:
a. Gagang laminaria : beberapa laminaria dimasukan kedalam kanalis servikalis dengan tujuan
merangsang pleksus frankenhauser.
b. Amniotomi : pemecahan ketuban
c. Oksitosin drip: pemberian oksitosin menurut tetesan per infus.

2.3 TANDA TANDA PERMULAAN PERSALINAN


1. Lightening / Settling atau Dropping
Turunnya kepala masuk pintu atas panggul terutama pada primigravida
minggu ke-36 dapat menimbulkan sesak di bagian bawah diatas shimfisis
pubis dan sering ingin kencing atau susah kencing karena kandung kemih
tertekan kepala ( polakisuria )
2.Perut lebih melebar karena pundus uteri turun.
3.

Terjadi perasaan sakit di daerah pinggang karena kontraksi ringanotot-otot


rahim dan tertekannya fleksus frankenhauser yang terletak disekitar
servik ( false labor pains )

4.

Terjadi perlunakan serviks karena terdapat kontraksi otot rahim.

5.

Terjadi pengeluaran lendir, dimana lendir penutup serviks dilepaskan


(bloody show)

2.4
1.

TANDA TANDA INPARTU


Kekuatan his makin sering terjadi dan teratur dengan jarak kontraksi yang
semakin pendek.

2.

Keluar lendir yang bercampur darah

3.

Dapat disertai ketuban pecah.

4.

Pada pemeriksaan dalam terjadi perlunakan, pendataran, dan pembukaan


serviks.

2.5
2.5.1.

FAKTOR FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PERSALINAN


Passage (Jalan Lahir)
Adalah jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari rongga panggul,
dasar panggul, serviks dan vagina. Agar janin dan plasenta dapat melalui
jalan

lahir

tanpa

ada

rintangan,

maka

jalan

lahir

tersebut

harus

normal. Rongga - rongga panggul yang normal adalah: pintu atas panggul
hampir berbentuk bundar, sacrum lebar dan melengkung, promontorium
tidak menonjol ke depan, kedua spina ischiadica tidak menonjol kedalam,
sudut arcus pubis cukup luas (90-100), ukuran conjugata vera (ukuran muka
belakang pintu atas panggul yaitu dari bawah simpisis ke promontorium)
ialah 10 - 11 cm, ukuran diameter transversa (ukuran melintang pintu atas
panggul) 12 - 14 cm, diameter oblique (ukuran serong pintu atas panggul)
12 - 14 cm, pintu bawah panggul ukuran muka melintang 10 - 10,5 cm.
Jalan lahir dianggap tidak normal dan kemungkinan dapat menyebabkan
hambatan persalinan apabila: panggul sempit seluruhnya, panggul sempit
sebagian, panggul miring, panggul seperti corong, ada tumor dalam
panggul. Dasar panggul terdiri dari otot-otot dan macam-macam jaringan,
untuk dapat dilalui bayi dengan mudah jaringan dan otot-otot harus lemas
dan mudah meregang, apabila terdapat kekakuan pada jaringan, maka otototot ini akan mudah ruptur.Kelainan pada jalan lahir lunak diantaranya
disebabkan oleh serviks yang kaku (pada primi tua primer atau sekunder
dan serviks yang cacat atau skiatrik), serviks gantung (OUE terbuka lebar,
namun OUI tidak terbuka), serviks konglumer (OUI terbuka, namun OUE
tidak terbuka), edema serviks (terutama karena kesempitan panggul,
sehingga serviks terjepit diantara kepala dan jalan lahir dan timbul edema

2.5.2.

Power (Kekuatan)
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri dari his
atau kontraksi uterus dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan

tenaga primer atau kekuatan utama yang dihasilkan oleh adanya kontraksi
dan retraksi otot-otot rahim.
His adalah kontraksi otot-otot rahim pada persalinan. Kontraksi adalah
gerakan memendek dan menebalnya otot-otot rahim yang terjadi diluar
kesadaran (involuter) dan dibawah pengendalian syaraf simpatik.Retraksi
adalah pemendekan otot-otot rahim yang bersifat menetap setelah adanya
kontraksi.
His yang normal adalah timbulnya mula-mula perlahan tetapi teratur, makin
lama bertambah kuat sampai kepada puncaknya yang paling kuat kemudian
berangsur-angsur menurun menjadi lemah. His tersebut makin lama makin
cepat dan teratur jaraknya sesuai dengan proses persalinan sampai anak
dilahirkan. His yang normal mempunyai sifat kontraksi otot rahim mulai dari
salah satu tanduk rahim, kontraksi bersifat simetris, fundal dominan yaitu
menjalar ke seluruh otot rahim, kekuatannya seperti memeras isi rahim, otot
rahim yang berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi
retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim, bersifat involunter yaitu
tidak dapat diatur oleh parturient. Tenaga meneran merupakan kekuatan
lain atau tenaga sekunder yang berperan dalam persalinan, tenaga ini
digunakan pada saat kala II dan untuk membantu mendorong bayi keluar,
tenaga ini berasal dari otot perut dan diafragma. Meneran memberikan
kekuatan yang sangat membantu dalam mengatasi resistensi otot-otot dasar
panggul.Persalinan akan berjalan normal, jika his dan tenaga meneran ibu
baik.Kelainan

his

dan

tenaga

meneran

dapat

disebabkan

karena

hypotonic/atonia uteri dan hypertonic/tetania uteri.


kelainan kekuatan his dan meneran dapat disebabkan oleh :
1. Kelainan kontraksi rahim
a.

Inersia uteri primer dan sekunder


b. Tetania uteri dapat mengakibatkan partus presipitatus, asfiksia intrauterin
sampai kematian janin dalam rahim
c.

Inkoordinasi kontraksi otot rahim yang disebabkan karena usia terlalu tua,
pimpinan persalinan salah, induksi perrsalinan, rasa takut dan cemas

2.

Kelainan tenaga mengejan

a.

Kelelahan

b.

Salah dalam pimpinan meneran pada kala II

2.5.3.

Passanger
Passenger terdiri dari janin dan plasenta. Janin merupakan passanger
utama, dan bagian janin yang paling penting adalah kepala, karena kepala
janin mempunyai ukuran yang paling besar, 90% bayi dilahirkan dengan
letak kepala.

2.5.4.

Psyche (Psikologis)
Faktor psikologis ketakutan dan kecemasan sering menjadi penyebab
lamanya persalinan, his menjadi kurang baik, pembukaan menjadi kurang
lancar. Menurut Pritchard, dkk perasaan takut dan cemas merupakan faktor
utama yang menyebabkan rasa sakit dalam persalinan dan berpengaruh
terhadap kontraksi rahim dan dilatasi serviks sehingga persalinan menjadi
lama.

2.6

MEKANISME PERSALINAN
Dalam proses persalinan terdiri dari empat kala, yaitu:

6.1

Kala I atau Fase Pembukaan


Fase

ini

dimulai

dari

proses

persalinan

(pembukaan

awal)

sampai

pembukaan lengkap, yaitu 10 cm.


Fase ini terbagi lagi menjadi dua fase yang disebut dengan:
a) Fase laten : dimulainya pembukaan dari 0-3 cm, berlangsung selama 8 jam
dan terjadi sangat lambat
b) Fase aktif dibagi dalam 3 fase, yaitu:

Fase ekselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm


2.

Fase dilatasi maksimal : selama 2 jam pembukaan berlangsung cepat


menjadi 9 cm

3.

Fase deselerasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan


menjadi 10 cm atau lengkap.

Pada fase ini akan timbul kontraksi, mulai dari kontraksi yang paling kecil
dan sebentar sampai kontraksi yang makin kuat, sering, dan teratur.
Kontraksi diawali dengan waktu 30 menit dari kontraksi pertama ke
kontraksi berikutnya, sampai kontraksi yang makin kuat dan lama dengan
selang waktu kurang lebih 3 - 5 menit selama 1 - 1.5 menit per kontraksinya.
Pada fase pembukaan ini, mulai terjadi penipisan 2 segmen bawah rahim,
yang diikuti oleh keluarnya lendir yang bercampur darah, sampai ke tahap
terjadinya pembukaan jalan lahir dan pecahnya ketuban. Jika proses ini
berjalan terbalik (ketuban pecah terlebih dahulu), persalinan itu dapat
dikatakan tidak normal.
Untuk

anak

pertama,

proses

terbukanya

jalan

lahir

ini

biasanya

membutuhkan waktu lebih kurang satu jam untuk mencapai pembukaan 1


cm. Sementara itu, untuk kelahiran anak kedua dan seterusnya, biasanya
dibutuhkan waktu lebih kurang satu jam untuk mencapai pembukaan 2 cm.
Namun, seperti yang sudah dijelaskan, bahwa setiap proses kelahiran itu
unik kadang kala pembukaan ini dapat terjadi lebih cepat atau malah lebih
lambat.
Air ketuban itu sendiri sebenarnya berfungsi dalam pembukaan jalan lahir,
terutama pada fase pembukaan 0-6 cm. Namun, pada pembukaan di atas 6
cm pembukaan lebih dititik beratkan pada daya dorong kepala bayi itu
sendiri. Tentunya, kepala bayi harus berada dalam posisi normal, yaitu
kepala bayi masuk ke jalan lahir terlebih dahulu. Kala I selesai apabila
pembukaan servik lengkap ( 10 cm ). Pada primigravida kala I berlangsung
kira kira 13 jam, sedangkan pada multigravida kira kira 7 jam.
Perbedaan Primigravida dan Multigravida:
Primi

Multi

Serviks mendatar baru dilatasi Mendatar dan membuka bisa


bersamaan
Berlangsung 13 14 jam

Berlangsung 6 7 jam

Kala II atau Fase Pengeluaran


Ini merupakan periode antara tercapainya pembukaan lengkap sampai saat
bayi lahir. Biasanya pada wanita yang baru pertama kali melahirkan, proses
ini berlangsung lebih kurang 2 jam, sedangkan pada wanita yang sudah
pernah melahirkan berlangsung sekitar 1 jam. Namun pada kenyataannya
proses ini berjalan lebih cepat dari pada perkiraan tersebut. Pada fase ini
normalnya kepala janin keluar terlebih dahulu yang diikutii oleh bahu,
dengan bantuan bidan atau dokter sampai bayi keluar seutuhnya. Pada kala
II his menjadi lebih kuat dan cepat kira kira 2 sampai 3 menit sekali, karena
biasanya dalam hal ini kepala sudah masuk diruang panggul, maka pada his
dirasakan tekanan otot otot dasar panggul yang secara reflektoris
menimbulkan rasa mengejan.
2.6.2.1 Tanda dan Gejala Persalinan Kala II adalah :
a) Ibu merasa ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum
c) Perineum menonjol
d) Vulva, vagina, dan sfingter ani membuka
e) Meningkatnya pengeluaran lendir bercampur darah
2.6.2.2 Posisi Ibu Saat Meneran :
a.

Posisi duduk atau setengah duduk: keuntungan dari posisi ini gaya gravitasi
untuk membantu ibu melahirkan bayinya, dan dapat memberikan rasa
nyaman bagi ibu dan memudahkan ibu beristirahat diantara kontraksi.

b. Posisi jongkok

atau berdiri:keuntungan dari posisi ini mempercepat

kemajuan kala II dan mengerangi nyeri


c.

Posisi merangkak atau berbaring miring ke kiri: keuntungan dari posisi ini
membantu posisi oksiput yang melintang untuk berputar menjadi posisi
oksiput anterior dan juga membantu ibu mengurangi nyeri punggung
Cara Meneran :

Mengejan dimulai saat persalinan memasuki kala II yaitu saat pembukaan


sudah lengkap, kontraksi kian kuat dan sakit, ada dorongan ingin mengejan.

Mulai meneran setelah di perbolehkan oleh penolong persalinan

Tarik napas panjang, dan mulai meneran

Buang napas sedikit demi sedikit.

Angkat kepala saat mengejan.

Konsentrasikan mengejan pada daerah perut, bukan otot leher.

Mata tetap terbuka, arahkan pandangan ke perut.

Kaki dilemaskan, jangan tegang, apa pun posisi melahirkan Anda.

Mulut ditutup, kemudian mengejan ke daerah perut. Jangan angkat panggul,


kondisikan diri santai.

10

Hindari berteriak karena justru akan menghabiskan tenaga.

11

Berhenti mengejan saat penolong memerintahkan berhenti, yang disebut


satu periode mengejan, lamanya antara beberapa detik sampai 1 menit. Jika
satu periode mengejan ini efektif, bayi akan terdorong keluar cukup jauh.

12

Istrirahat di sela periode mengejan dengan bernapas cepat (panting),


hembuskan napas pendek - pendek dari mulut. Dengarkan lagi instruksi
penolong persalinan.

13

Berikutnya (biasanya saat kontraksi datang lagi). Lalu ulangi prosesnya dari
awal. Proses mengejan sampai bayi lahir biasanya memakan waktu 30
menit.

2.6.2.4
1.

Kesalahan Yang Sering Dilakukan Ibu Saat Mengejan :


Berteriak
Mungkin karena ingin menyalurkan emosi dan rasa sakit, namun hal ini tidak
produktif. Selain membuang tenaga akan lebih bermanfaat jika disalurkan
sepenuhnya untuk mengejan. Berteriak juga akan membuat tenggorokan
kering, batuk, serak, membuat suasana jadi panik dan tegang. Jika sakit tak
tertahankan saat kontraksi, lemaskan otot agar relaks, tarik napas panjang
dan hembuskan perlahan.

2.

Mata ditutup

Dapat mengakibatkan tekanan pada mata, sehingga pembuluh darah di


selaput bola mata pecah. Akibatnya mata memerah, meski akan sembuh
dalam beberapa hari. Maka buka mata saat meneran, arahkan pandangan
ke arah perut.
Mengangkat panggul

3.

Dapat membuat robekan perineum lebih lebar sehingga memerlukan lebih


banyak jahitan.
Bernapas serabutan

4.

Tidak ada manfaatnya dalam proses mengejan. Tarik napas yang benar
justru mengurangi rasa sakit dan menjadi sumber tenaga mengejan.
5.

Mengejan sebelum disarankan oleh penolong persalinan


Sehingga pola mengejan jadi tidak teratur, tenaga terbuang percuma, dan
jalan lahir membengkak karena saat mengejan terdapat cairan yang keluar
di jalan lahir. Akibat lebih jauh jika vagina mengalami pembengkakan adalah
menyulitkan penjahitan. Jika sudah tak tahan ingin mengejan sementara
pembukaan belum lengkap dan belum dianjurkan penolong, lakukan
pernafasan pendek-pendek dan cepat.

6.

Menahan mengejan
Beberapa ibu menahan mengejan karena hawatir feses (kotoran) ikut keluar
dari anus. Agar tak terjadi kosongkan usus 24 jam sebelum persalinan.

2.6.3.

Kala III atau Fase Lahirnya Plasenta


Fase ini terjadi setelah bayi dilahirkan sampai lahirnya placenta.Proses
lahirnya placenta biasanya tidak lebih dari 30 menit.
2.6.3.1. Mekanisme Pelepasan Placenta
Kontraksi rahim akan mengurangi area uri, karena rahim bertambah kecil
dan dindingnya bertambah tebal beberapa centimeter. Kontraksi kontraksi
tadi menyebabkan beberapa bagian yang longgar dan lemah dari uri pada
dinding rahim, bagian ini akan terlepas, mula mula sebagian kemudian
seluruhnya dan tinggal bebas dalam kavum uteri. Kadang kadang ada
sebagian kecil uri yang masih melekat pada dinding rahim. Proses

pengeluaran ini biasanya setahap demi setahap dan pengumpulan darah


dibelakang uri akan membantu pelepasan uri. Bila pelepasan sudah komplit
maka kontraksi rahim mendorong uri yang sudah lepas ke SBR, lalu ke
vagina dan kemudian dilahirkan. Selaput ketuban pun dikeluarkan, sebagian
oleh kontraksi rahim, sebagian sewaktu keluarnya uri.
2.6.3.2. Fase Pelepasan Placenta
Cara pelepasan placenta ada beberapa macam:
a.

Schultze : Lepasnya seperti kita menumbung payung, cara ini paling sering
terjadi ( 80% ). Terlebih

dahulu bagian tengah terlepaslalu terjadi

retroplasenter hematoma yang

menolak uri mula mula bagian tengah,

kemudian seluruhnya.
b.

Duncan : Lepasnya uri mulai dari pinggir,

darah akan mengalir keluar

antara selaput ketuban. Serempak dari tengah dan pinggir placenta


2.6.3.3.Tanda Tanda Pelepasan Placenta
Perubahan Bentuk dan Tinggi Fundus
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk bulat penuh dan tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah
uterus berkontraksi dan placenta terdorong kebawah, uterus berbentuk
segitiga atau seperti buah pear dan fundus berada diatas pusat ( sering kali
mengarah ke sisi kanan )

b. Tali Pusat Memanjang


Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui vulva (tanda ahfeld)
Semburan Darah Mendadak Dan Singkat
Darah yang terkumpul dibelakang placenta akan membantu mendorong
placenta keluar dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah dalam
ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam placenta melebihi
kapasitas tampungnya maka darah tersembur keluar dari tepi placenta yang
terlepas.

Setelah proses kelahiran selesai, rahim ibu akan mulai mengecil dengan
sendirinya. Proses pengecilan ini masih disertai oleh kontraksi sehingga ibu
masih akan merasa mulas walupun proses persalinan telah usai.
2.6.4. Kala IV atau Fase Waspada
Ini adalah masa setelah ibu selesai bersalin. Biasanya, setelah bayi dan
plasenta

keluar,

ibu

masih

perlu

diobservasi

atau

dipantau.

Waktu

pemantauan ini berlangsung sekitar 2 jam. Ini perlu dilakukan untuk


mencegah terjadinya perdarahan setelah persalinan (postpartum bleeding).
Kadang kala ada ibu yang mengalami perdarahan lambat, yakni perdarahan
yang baru terjadi 1-2 jam setelah bayi dan plasenta keluar.
Tugas penolong persalinan pada kala IV :
1.

Mengawasi perdarahan post partum


a. Setelah placenta lahir hendaknya periksa dan teliti kelengkapan placenta
b. Observasi pengeluaran darah dari jalan lahir jika terdapat luka laserasi
lakukan penjahitan
c. Observasi bekuan darah yang mungkin terdapat pada fundus uteri
d. Observasi kontraksi uterus dan keadaan kandung kemih

2.

Pencegahan infeksi
Setelah persalinan selesai dekontaminasi alat alat persalinan, tempat tidur
agar ibu merasa nyaman setelah bersalin.

3.

Pemantauan keadaan umum ibu


Nadi, pernafasan, dan tekanan darah harus diawasi pada perdarahan nadi
menjadi

cepat dan kecil, pernafasan cepat seperti orang sesak nafas,

tensi turun, keadaan umum pucat, berkeringat dingin, gelisah dan akhirnya
kesadaran berkurang.
2.7. KERANGKA TEORI
Kerangka teori adalah ringkasan dari tinjauan pustaka yang digunakan untuk
mengidentifikasikan variabel variabel yang akan diteliti ( diamati ) yang

berkaitan

dengan

konteks

ilmu

pengetahuan

yang

digunakan

untuk

mengembangkan kerangka konsep penelitian. ( Notoatmodjo, 2002 )


Menurut teori Lawrence Green ( 1980 ) didalam Notoatmodjo,2007 Green
mencoba menganalisa prilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehat
seseorang

atau

masyarakat

dipengaruhi

oleh

dua

faktor,

yaitu

faktor

prilaku (behaviour causes) dan faktor diluar prilaku (non behaviour causes).
Adapun kerangka teori dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut.

Sumber : Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007)

Gambar 2.1 : Kerangka Teori

BAB III
KERANGKA KONSEP PENELITIAN
3.1. KERANGKA KONSEP
Yang dimaksud kerangka konsep adalah kerangka hubungan antara konsep
konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian penelitian yang
akan dilakukan.(Notoatmodjo,2005). Kerangka konsep yang akan dibuat
dalam penelitian ini yaitu gambaran pengetahuan primigravida tentang
teknik mengejan yang benar saat bersalin di BPS Hulaemah, SST di Desa
Kediri Kec. Gading Rejo Kab. Pringsewu
GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIGRAVIDA
TENTANG TEKNIK MENGEJAN YANG
BENAR SAAT BERSALIN
1.

Pengertian persalinan

2.

Faktor faktor yang menyebabkan

persalinan
3.

Waktu yang tepat untuk mengejan saat

persalinan
4.

Teknik mengejan yang benar saat

persalinan

Kerangka konsep dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Kerangka Konsep penelitian

3.2. VARIABEL PENELITIAN


Variabel penelitian adalah ciri atau ukuran yang melekat pada objek
penelitian baik bersifat (nyata) atau psikis (tidak nyata). (Suyanto, Salmah,
2008) Adapun pendapat lain menyebutkan bahwa variabel adalah sesuatu
yang digunakan sebagai ciri sifat atau ukuran yang dimiliki oleh satuan
penelitian dari sebuah teori. (Notoatmodjo, 2005).
Variabel dalam penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu gambaran
pengetahuan primigravida tentang teknik mengejan yang benar saat
bersalin di BPS Ketut Dani dengan sub variabel pengertian persalinan, faktor
- faktor yang menyebabkan persalinan, waktu yang tepat untuk mengejan
saat persalinan dan tehnik mengejan yang benar saat persalinan.
3.3.DEFINISI OPERASIONAL
Definisi operasional adalah batasan pada variabel variabel yang diamati
atau diteliti untuk mengerahkan kepada pengukuran atau pengamatan
terhadap variabel variabel yang bersangkutan serta pengembangan
instrumen atau alat ukur ( Natoatmodjo,2005 ).
Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 : Definisi Operasional

No

Variabel

Sub Variabel

1. Gambaran
Pengertian
pengetahuan
persalinan
primigravida
tentang teknik
mengejan yang
benar saat
bersalin

Definisi
Oprasional
Kemampuan
responden
dalam
menjawab
pertanyaan
mengenai
pengertian
persalinan

Cara Ukur
Dibagikan
langsung
kepada
responden

Alat Ukur
Kuesioner

Hasil
Skala
Ukur
Baik
ordinal
Cukup
Kurang
Kurang
sekali

2. Gambaran
Faktor
pengetahuan
penyebab
primigravida
persalinan
tentang teknik
mengejan yang
benar saat
bersalin
3. Gambaran
pengetahuan
primigravida
tentang teknik
mengejan yang
benar saat
bersalin

Waktu yang
tepat saat
mengejan
dalam
persalinan

4. Gambaran
pengetahuan
primigravida
tentang teknik
mengejan yang
benar saat
bersalin

Teknik
mengejan
yang benar
saat
persalinan

Kemampuan
responden
dalam
menjawab
pertanyaan
mengenai
faktor
penyebab
persalinan
Kemampuan
responden
dalam
menjawab
pertanyaan
mengenai
waktu yang
tepat saat
mengejan
dalam
persalinan
Kemampuan
responden
dalam
menjawab
pertanyaan
mengenai
teknik
mengejan yang
benar saat
persalinan

Dibagikan
langsung
kepada
responden

Kuesioner

Baik
Cukup
Kurang
Kurang
sekali

ordinal

Dibagikan
langsung
kepada
renden

Kuesioner

Baik
Cukup
Kurang
Kurang
sekali

ordinal

Dibagikan
langsung
kepada
responden

Kuesioner

Baik
Cukup
Kurang
Kurang
sekali

ordinal

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 DESAIN PENELITIAN


Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan
pendekatan Crossectional ( data yang dikumpulkan sesaat atau saat ini ) dimana penelitian
hanya ingin mengetahui gambaran pengetahuan primigravida tentang teknik mengejan
yang benar di BPS

Ketut Dani Tahun 2011. Penelitian desktriptif adalah suatu

metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat


gambaran tentang suatu keadaan secara objektif. (Notoatmodjo, 2002)
4.2 POPULASI DAN SAMPEL

4.2.1.

Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. yang diteliti (Notoatmodjo, 2002). Dalam
penelitian ini yang menjadi populasi penelitian adalah semua ibu primigravida yang usia
kehamilannya 28 minggu yang ANC di

Ketut Dani pada tanggal 15 juni 05 juli

2010 yaitu sebanyak 25 orang


4.2.2.

Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan subyek yang diteliti dan dianggap
mewakili seluruh populasi ( Notoatmodjo,2002 ). Sampel yang diambil dalam penelitian ini
adalah semua ibu primigravida yang usia kehamilannya > 28 minggu yang ANC di BPS
Hulaemah, SST pada tanggal 15 juni 05 juli 2010 yaitu sebanyak 25 orang.

4.3 LOKASI DAN ALOKASI WAKTU

Penelitian ini dilaksanakan di BPS Ketut Dani Tahun 2011


No.
Kegiatan
Alokasi Waktu
1.
2.

Pengajuan judul dan Persetujuan judul


Maret 2010
Penyusunan proposal dan KonsultasiMaret April 2010
proposal
3. Seminar Proposal
Mei 2010
4. Perbaikan hasil seminar proposal
Mei 2010
5. Pengumpulan Data ( Penelitian )
Mei Juni 2010
6. Pengolahan dan Penyusunan KTI
Juli 2010
7. Konsultasi KTI
Juli 2010
8. Ujian KTI
Juli 2010
9. Perbaikan KTI
Agustus 2010
10. Penjilidan KTI
Agustua 2010

4.4 METODE PENGUMPULAN DATA


Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan angket. Angket dibagikan
langsung kepada responden dan diawasi oleh peneliti. Angket yang diinginkan berupa
pertanyaan yang disusun dengan dua alternative jawaban yaitu benar dan salah. Jika
responden menjawab dengan benar diberi skore 1 dan jika responden menjawab dengan
salah diberi skore 0.
Dari data yang diperoleh di atas maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut :

P = f / n 100%
Keterangan :
P

Presentase

Jumlah jawaban benar

Jumlah seluruh pertanyaan

Hasil dari jawaban dikategorikan sebagai berikut :

5. Baik, jika pertanyaan yang dijawab benar 76 100%


6. Cukup, jika pertanyaan yang dijawab benar 56 75%
7. Kurang, jika pertanyaan yang dijawab benar 40 55%
8. Kurang sekali, jika pertanyaan yang dijawab benar < 40%
( Arikunto,2006 )

4.5 PENGOLAHAN DATA


1)

Seleksi data (editing)

pada tahap ini data yang ada melalui kuesioner, maka dilakukan tahap pengolahan data
yang ada diperiksa apakah sudah lengkap atau belum, terdapat kekeliruan atau tidak.
2)

Pemberian Kode (Coding)

Setelah dilakukan editing, selanjutnya penulis memberikan kode tertentu pada tiap -tiap data
sehingga memudahkan dalam melakukan analisa data.
3)

Pengelompokan Data (Tabulating)

Pada tahap ini data yang sudah lengkap kemudian dihitung dan di kelompokan berdasarkan
tabel masing-masing.
4)

Skoring.

Pada tahap ini, data yang sudah lengkap (kemudian dihitung) dan dikelompokkan
berdasarkan tabel masing-masing.
4)

Analisa (Analiting)

Pengolahan dan analisa data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dengan
rumus :

Keterangan :
P : Persentase
a : Jumlah kategori
B : Jumlah seluruh responden

Diposkan oleh feronika destriana di Sabtu, Juli 30, 2011

Anda mungkin juga menyukai