Anda di halaman 1dari 19

GAGASAN KARYA PAMERAN

KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

KERIS, SEBAGAI

KEARIFAN LOKAL
DAN SISI LAIN YOGYAKARTA YANG PERLU KAMU KETAHUI

01

LATAR
BELAKANG

earifan lokal atau local wisdom


merupakan

pengetahuan

yang

mencatatkan aktivitas alam, tumbuhan,

Secara spesifik, salah satu karya yang akan

dan manusia yang ditinggalkan nenek

dibahas dalam ide dasar ini sebagai contoh

moyang kita kepada kita yang sudah

bentuk karya pameran, adalah kearifan lokal

menyatu dengan sistem, nilai, norma,

dari keris. Keris merupakan salah satu warisan

serta budaya yang diekspresikan dalam

budaya Yogyakarta yang mulai terpinggirkan

bentuk tradisi dan mitos. Kearifan lokal

keberadaannya di generasi muda. Tidak seperti

timbul karena adanya suatu budaya

makanan

secara turun temurun yang menjadi

berkat revitalisasi budaya yang dewasa ini

ciri khas sebagai bentuk budaya lokal

gencar dilakukan. Keris seolah hanya tampil

dalam masyarakat.

dalam upacara adat/seremonial, bahkan

Local Wisdom di Yogyakarta berkaitan

ditemui di lapangan, anggapan masyarakat

erat dengan masyarakat dan nilai-

bahwa keris merupakan suatu benda yang

nilai budaya, mitos, legenda yang kuat

bernilai mistis kerap kali menjadi tantangan

dan

perkembangan

tersendiri untuk mengenali keris lebih dalam.

dalam proses kehidupannya. Nilai-nilai

Mengapa hal ini harus diangkat? Sejatinya,

tersebut sudah terbentuk sejak puluhan

keris memiliki nilai filosofi dan budaya yang tak

hingga ratusan tahun yang lalu, hingga

ternilai. Ketika keris menjadi sebuah barang

dianggap tua, alami dan sederhana.

bersejarah yang diperebutkan oleh negara

mempengaruhi

khas yang masih tetap populer

lain, kita di sini seolah menutup mata akan hal


itu. Teralihkannya nilai-nilai filosofis, historis dan
eksoteri pada keris menjadikan sebagian besar
masyarakat kurang tertarik untuk mengeksplor
kearifan budaya pada keris, karena yang
muncul di benak masyarakat ketika pertama
kali mendengar kata keris adalah: mistis, gaib,
horor, keramat, angker, atau dengan kata lain,
masyarakat memandang keris hanya sebagai
benda klenik.

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

TARGET PROYEK
SECARA UMUM

02

Konsep Umum / Guideline


Pameran Berbagai Kearifan Lokal di Yogyakarta
Seperti Keris Yogyakarta, Labuhan, Omah Jengki,
Jemparingan, Mina Padi, Tembang Macapat dll,
yang informasinya didapat dari hasil riset lapangan
oleh para peserta pameran sebelumnya.
Konsep Visualisasi Secara Umum
Hasil karya berupa pengenalan kearifan lokal
terhadap generasi muda melalui pendekatan
desain komunikasi visual berupa media cetak,
ambient media, multimedia, media interaktif, serta
infografik.
Lokasi
Berrencana diadakan di Benteng Vredenburg
Jl. Jend. A. Yani No 6, Yogyakarta. Benteng
Vredenburg dipilih karena letaknya yang
strategis, berada di jantung kota Yogyakarta serta
merupakan bagian dari sejarah kota Yogyakarta.
Sesuai dengan tema kami, yakni kearifan lokal
sebagai budaya serta peninggalan yang berada
di Yogyakarta, Benteng Vredenburg merupakan
tempat yang pas dan sesuai untuk menjadi lokasi
pameran berlangsung.
Peserta
Peserta karya pameran adalah mahasiswa yang
mengambil mata kuliah DKV 4 angkatan 2012 ISI
Yogyakarta, yang sebelumnya sudah mengajukan
proposal proyek dan terkurasi.
Waktu
Pameran ini akan berlangsung selama empat
hari, pada tanggal yang direncanakan 1 s.d 4 Juni
2015, dengan target dikunjungi oleh lebih dari 1000
pengunjung di hari pertama.

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

03

konsep
salah satu
karya pameran
KEARIFAN LOKAL KERIS YOGYAKARTA

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

04
das sollen

das sein
APA YANG MUNCUL DI PIKIRAN ANDA PERTAMA KALI
KETIKA MENDENGAR KATA KERIS?

HASIL SURVEY ONLINE DI MASYARAKAT. RENTANG USIA 18-30 TAHUN

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

05

das sein
HASIL RISET BEBERAPA AKUN SOSIAL MEDIA

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

06

CONTOH KASUS

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

das sein

07

HASIL RISET BEBERAPA LAMAN WEB


TENTANG KERIS DI INTERNET

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

08
RUMUSAN MASALAH
Bagaimana agar
generasi muda mau
mengenal lebih
dalam tentang keris
khususnya keris Jogja
dan fungsi budaya
yang mengikutinya
secara ringan dan
menyenangkan?

BATASAN MASALAH
Dijelaskan nilai-nilai
filosofi dan historis
keris secara umum
kemudian audience
diarahkan untuk
mengerti keris Jogja dan
perbedaannya dengan
keris Surakarta yang
sekilas terlihat sama.

TUJUAN PERANCANGAN
Mengangkat citra positif
keris terutama keris Jogja
kepada generasi muda
selaku pewaris budaya
yang notabene masih
menganggap keris sebagai
benda yang hanya bernilai
mistis agar dikemudian hari,
mereka dapat mewariskan
lagi kepada generasi
selanjutnya.

MANFAAT PERANCANGAN
Masyarakat: Mengangkat
wawasan baru yang kurang
tereksplor
Desainer: Sebagai penyalur
kreativitas desainer dalam
memecahkan permasalahan
yang erat kaitannya dengan
bidang sosial dan budaya
Yogyakarta: Memperkuat nilai
istimewa kota Yogyakarta sendiri.

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

STUDI PUSTAKA

eris adalah senjata tajam yang


termasuk ke dalam keluarga belati,
dengan Pamor yaitu bulir-bulir atau serat
pola yang khas dihasilkan oleh proses
pelapisan dan lipatan dari besi serta
nikel pada saat penempaan. Keris telah
banyak diproduksi di berbagai belahan
Indonesia selama berabad-abad, tetapi
tidak seperti di bagian Indonesia lainnya,
Keris di Jawa Tengah telah tertanam
dalam dan terhubung secara mutual pada
keseluruhan konsep ritual, seni, upacara,
mitologi, dan syajak dan syair
saganya. Alhasil di Indonesia Keris biasa
diasosiasikan dengan budaya Jawa
biarpun etnis lain seperti Bali, Sunda,
Madura, Banjar, dan Melayu juga familiar
dengan senjata keris. Pada tahun 2005,
UNESCO memberi gelar Masterpiece of the
Oral and Intangible Heritage of Humanity
(Warisan Budaya Dunia Non-Bendawi
Manusia s) kepada Keris Indonesia,
sebagai gantinya kita diminta untuk terus
mempertahankan dan menjaga warisan
budaya tersebut.
Sebagai
bagian
dari
kebudayaan
aslis Nusantara, Keris pada mulanya
berfungsi sebagai senjata, namun pada
perkembangannya,
keris
mengalami
penghalusan fungsi menjadi benda
yang dikeramatkan dan menjadi pusaka
turun-temurun, sampai akhirnya kita
menempatkan keris sebagai benda seni
berbudaya tinggi warisan nenek moyang.

Secara garis besar keris yang lengkap bisa


dibagi menjadi beberapa bagian:
Bilah, atau pisau belati
Mendak atau selut
Hulu, pegangan pada keris
Warangka, sarung tempat keris
Pendhok, pembungkus atau sarung rangka
Tiap bagian dari keris ini adalah bagian dari
objek seni. Biasanya di ukir dengan detail
yang cermat dan dibuat dari berbagai
jenis material: mulai dari campuran
logam, logam mulia, dan berbagai jenis
kayu. Nilai-nilai estetik pada Keris meliputi
Dhapur yang merupakan bentuk desain
pada Keris itu sendiri, dengan kurang lebih
60 varian), Pamor (pola dekorasi pada
pada campuran logam yang terdapat
di bilah dengan sekitar 250 varian lebih,
dan Tangguh yang merupakan umur dan
asal dari keris. Pada permukaan bilah keris
terlihat motif atau bentuk tertentu yang
disebut pamor. Agar pamor menjadi lebih
jelas dan terbaca bentuk simboliknya, bilah
itu perlu diwarangi. Dengan diwarangi
keris menjadi lebih bersih dan tidak mudah
berkarat.

Metode Perancangan

09

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

10

target
audience

PRIMARY TARGET
Gender:
Perempuan & Laki-laki
Usia:
18-22
Demografi:
Urban/ Perkotaan
Pendidikan:
Diutamakan mahasiswa S1
SECONDARY TARGET
Murid SMA/Sederajat

USP:
Sejarah, estetis, filosofi
SES:
B
Tone/Image:
Seriously Fun
Behaviour:
Masyarakat
perkotaan
yang memiliki
akses internet.

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

STUDI PUSTAKA

Metode
Perancangan

11

Mengumpulkan data
dari buku tentang
Keris Jawa) yang di
dalamnya terdapat
pemaparan tentang
keris, dapur-dapur keris
yaitu buku Tosan Aji
Pesona Jejak Prestasi
Budaya oleh Prasida
Wibawa diterbitkan oleh
PT Gramedia Pustaka
Utama tahun 2008.

eris Sebagai Benteng Kebudayaan


Yogyakarta di Indonesia. Di dalam
Garis-garis Besar Haluan Negara Republik
Indonesia, antara lain dituliskan bahwa:
1. Nilai budaya Indonesia terus dibina
dan dikembangkan guna memperkuat
kepribadian bangsa,
mempertebal harga diri dan kebanggaan
nasional serta memperkokoh jiwa kesatuan
nasional.
2. Tradisi dan peninggalan sejarah yang
mempunyai nilai perjuangan bangsa,
kebanggaan serta
kemantapan nasional tetap dipelihara
dan dibina untuk memupuk, memperkaya,
dan memberi
corak pada kebudayaan nasional.
Dengan
Menggali,
Mendalami,
Menghayati setar menyebarluaskan seni
budaya Keris, terutama
keris gaya Yogyakarta kita dapat mewarisi
semangat yang terkandung di dalamnya.
Pada masa lampau Keris dan Tosan Aji

lainnya telah menjadi simbol yang mampu


mengobarkan semangat perjuangan para
pemimpin dan phalwan dalam mengusir
penjajah dan menegakan kebenaran.
Dengan
mengenang
kebesaran
sejarah, Keris dapat menggugah rasa
cinta dan bangga terhadap Tanah Air,
patriotism, nasionalisme dan idealism
demi suksesnya pembangunan nasional.
Suatu bukti Kemakmuran Negara adalah
terangkatnya nilai seni budaya karena
telah terpenuhinya kebutuhan primer
rakyatnya. Keadaan yang makmur dapat
menciptakan ketahanan sosial budaya
guna menunjang pemantapan ketahanan
nasional
serta
memperkokoh
jiwa
kesatuan nassional dalam melaksanakan
cita-cita menuju masyarakat yang adil
dan makmur. Seni budaya tosan aji seperti
keris dan segala bentuk seni lainnya
merupakan evolusi dari usaha manusia
untuk lebih mendekatkan diri dengan
tuhan. Dengan demikian budaya keris
sangat perlu dimasyarakatkan.

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

12

analisiS
data
SWOT
STRENGTH
1. Merupakan salah satu benda sakral yang dimiliki dan
disimpan langsung oleh Keraton Jogja.
2. Keris Jogja sampai saat ini masih menjadi identitas resmi
bagi abdi dalem Keraton dan beberapa Prajuritnya.
WEAKNESS
1. Mulai berkurang fungsi kegunaannya dalam kehidupan
sehari-hari, karena hanya digunakan pada upacara
tertentu.
2. Karena merupakan senjata, masih dianggap sebagai
barang yang berbahaya atau dengan kata lain, kurang
diprioritaskan untuk menjadi barang koleksi.
OPPORTUNITY
1. Kota Jogja dikenal sebagai kota yang identik akan
kebudayaan dan keseniannya, banyak orang asli Jogja
maupun luar Jogja yang datang dan berpartisipasi
langsung dalam beberapa kegiatan adat yang ada di kota
Jogja.
THREAT
1. Banyaknya website informasi tentang keris yang dibarengi
dengan artikel mistis seperti pesugihan, jimat dsb.
2. Pencinta tosan aji yang minim pengetahuan
menganggap warisan budaya itu negatif, sehingga masih
banyak yang belum berani secara terbuka mengakui dirinya
sebagai seorang kolektor atau penggemar tosan aji.

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

Metode Perancangan

13

STUDI LAPANGAN
Dokumentasi berupa
foto serta diskusi ringan
bersama Pak Agung selaku
kolektor berbagai macam
keris. Beralamat di daerah
Langenastran, Yogyakarta.
Dilaksanakan pada tanggal 5
Maret 2015
Observasi sosial media twitter
pada tanggal 14 Maret 2015
Survey online yang diadakan
pada tanggal 15 Maret 2015

Metode
Perancangan

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

14

data
verbal

SURVEY
ONLINE

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

15

data
verbal

SURVEY
ONLINE

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

16

data
verbal

SURVEY
ONLINE

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

17

esimpulan yang didapat dari hasil riset baik berupa survey


online maupun terjun lapangan adalah sebagai berikut:

Target audience (TA) yang diharapkan adalah masyarakat


berusia 18-22 tahun dikarenakan generasi ini secara tidak
langsung menjadi generasi yang bertanggung jawab untuk
terus melestarikan warisan budaya. Mahasiswa pendidikan
S1 diutamakan, karena meski dikemas secara fun, mereka
dapat menyerap informasi secara serius sehingga pesan yang
ingin dikomunikasikan diharapkan lebih mudah diterima.
Dari segi behaviour dipilih masyarakat yang akrab dengan
internet, dilihat pula dari hasil survey bahwa internet memang
saat ini sedang menjadi media yang paling sering diakses
TA. Menurut hasil survey, responden memiliki ketertarikan
terhadap keris yang cukup menjanjikan dan berpeluang,
namun ketertarikan tersebut kurang diimbangi dengan
pengetahuan responden akan keris, dilihat dari mayoritas
responden yang memiliki pengetahuan keris di bawah 40%
dan sebagian besar mendapatkan informasi tersebut dari
internet. Seperti yang kita ketahui sendiri, tidak sepenuhnya
informasi yang ada di internet dapat dipercaya. Pengetahuan
tentang keris di internet sendiri banyak dicampur adukkan
dengan hal-hal gaib dan mistis, terbukti dari beberapa blog/
website yang bernuansa dukun dan hal klenik lainnya.
Mengacu pada tanggapan responden tentang keris di saat
ini, 50% dari 120+ responden belum mengetahui bahwa
Yogyakarta memiliki jenis sendiri dan apa yang membuat
keris Yogyakarta berbeda dengan keris lainnya. Sejauh ini
respon yang diterima melalui kuesioner online cukup baik,
terbukti dari besarnya antusias responden untuk mengetahui
lebih dalam keris, keris Yogyakarta dan hal lainnya yang perlu
diketahui melalui media audio visual, media interaktif dan
buku.

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

kesimpulan

18

DAFTAR
PUSTAKA
Groneman, Isac. 2009. The
Javanese Kris. Leiden: Leiden
and KITLV Press
Koesni. 2003. Pakem
Pengetahuan Tentang Keris.
Semarang: CV. Aneka Ilmu,
Anggota IKAPI
Wibawa, Prasida. 2008. Tosan Aji
Pesona Jejak Prestasi Budaya.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
Yuliandini, Tantri. 2002. Kris, more
than just a simple dagger. The
Jakarta Post. Retrieved 30 July
2014.

PROPOSAL GAGASAN KARYA PAMERAN KEARIFAN LOKAL YOGYAKARTA

Anda mungkin juga menyukai