Elektif Kelompok 4
Elektif Kelompok 4
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu karakteristik dasar dari komunikasi yaitu ketika seseorang
melakukan komunikasi terhadap orang lain maka akan tercipta suatu
hubungan diantara keduanya, selain itu komunikasi bersifat resiprokal(saling
berbalasan) dan berkelanjutan. Hal inilah yang pada akhirnya membentuk
suatu hubungan helping relationship.
Perawat dalam melaksanakan profesinya sehari hari selalu bertemu
dan berhubungan dengan klien,keluarga, dan kelompok masyarakat dalam
memberikan asuhan keperawatan. Pada konteks keperawatan helping
relationship yang dimaksud adalah hubungan antara perawat dan klien. Ketika
hubungan antara perawat dan klien terjadi, perawat sebagai penolong
(helper) membantu klien sebagai orang yang membutuhkan pertolongan,
untuk mencapai tujuan yaitu terpenuhinya kebutuhan dasar manusia atau
klien.
Helping relationship antara perawat dengan pasien merupakan bentuk
hubungan saling percaya melalui perasaan empati, ketulusan, respek dan
kerahasiaan yang dapat mengurangi kecemasan klien (Stuart & Sundeen
1987). Abraham dan Shanley (1997) mengemukakan bahwa hubungan
mendalam dengan rasa saling percaya yang dalam proses interaksi antara
perawat dan klien merupakan area untuk mengekspresikan kebutuhan,
memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan koping, salah satunya
dengan mengatasi masalah kecemasan.
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1. Apa pengertian dari hubungan membantu ( helping relationship) ?
1.2.2. Apa
saja
fase-fase
dalam
hubungan
membantu
helping
relationship ) ?
1.2.3. Apa saja aspek dalam pengambilan keputusan ?
1.2.4. Apa saja faktor dasar dalam mengembangkan hubungan membantu ?
1.3.
Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk mengetahui pengertian dari hubungan membantu (helping
relationship) .
1.3.2. Untuk mengetahui fase-fase dalam hubungan membantu (helping
relationship).
1.3.3. Untuk mengetahui aspek dalam pngambilan keputusan .
1.3.4. Untuk mengetahui faktordasar dalam mengembangkan hubungan
membantu .
Metode Penulisan
Data penulisan makalah ini diperoleh dengan metode studi pustaka
1.4.
BAB II
PEMBAHASAN
balik. Interaksi ini merupakan aksi oleh seseorang yang menimbulkan aksi
pada orang lain. Boleh dikatakan aktivitas perilaku seseorang merangsang
aktivitas perilaku pada orang lain. Ada dua faktor dalam fase kerja dari
hubunagn saling membantu, yaitu:
1. Faktor fungsional ( faktor instrumental ).
Faktor fungsional adalah upaya langsung yang menggerakkan
orang mencapai tujuan, contohnyaseorang klien dengan berat badan
kurang di bawah normal dan nafsu makan menurun. Tindakan yang
dilakukan pada klien adalah semua tindakan yang bertujuan untuk
meningkatkan konsumsi makanan sehingga berat badan klien juga
meningkat.
Perawat
membahas
ide-ide
untuk
klien,
seperti
dengan
suasana
pelayanan
keperawatan
dan
mengefektifkan
didukung oleh hasrat dan motif yang kuat. Hal ini disebabkan karena
individu tersebut kurang memahami pentingnya keputusan dan akibat
yang akan didapatkan dari keputusan yang telah diambilnya atau
individu terebut orang yang impulsif sehingga berfikir panjang
sebelum mengambil dan ingi secepatnya bertindak, bahkan mungkin
selalu dialanda rasa khawatir yang berlebihan.
2. Sifat individu yang tidak dapat mengambil keputusan. Individu yang
mempunyai karakter seperti ini tidak akan kunjung berkeputusan dan
tidak mempunyai kepastian atau merasa ragu-ragu dalam mengambil
keputusan. Individu ini sangat sulit dalam menntukan pilihan, dia
ingin kedua-duanya dan tetap berusaha untuk menyatukan alternatitfalternatif yang tidak dapat dipersatukan. Mungkin juga individu
tersebut takut memikul tanggung jawab dan menanggung resiko atau
bisa juga disebabkan adanya perasaan depresi yang menghilangkan
kemauan.
3. Sifat yang hanya mengikuti kegendak sendiri. Orang ini cenderung
tidak mau mengikuti pendapat atau keinginan orang lain, dia ingin
membuktikan bahwa dia mampu berbuat untuk dirinya sendiri.
Demikian pula dalam mengambil keputusan, dia ingin melakukannya
berdasarkan pertimbangan motif dan hasratnya sendiri, dia hanya
ingin menolak pengaruh dari orang lain. Namun sebenarnya, dia
masih menggantungkan diri terhadap orang lain hanya saja denagn
arah yang berlawanan. Hal ini menandakan manifestasi dari
kepribadian yang lemah.
4. Sifat yang tidak mampu berdiri sendiri. Individu ini cenderung
menyerahkan pengambilan keputusan kepada orang lain, dia lebih
memilih mengikuti pendapat dan keputusan orang lain. Hal inni
dilakukan karena takut menanggung resiko dan tanggung jawab,
sehingga ini menandakan maifestasi dari kepribadian yang lemah.
c. Melaksanakan keputusan. Individu yang telah mengambil keputusan
mengenai motif yang diinginkan, dia harus bertindak konsekuen terhadap
keputusannya
untuk
mencapai
tujuan
yang
diinginkan. Apabila
yang
dipunyai
klien
sehingga
mampu
belajar
untuk
BAB III
PENUTUP
10
3.1 Kesimpulan
Helping relationship merupakan suatu sarana yang penting digunakan
tenaga kesehatan untuk memberikan bantuan kepada klien atau seseorang yang
membutuhkan pertolongan dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
klien. Adapun fase-fase dalam hubungan membantu yakni, fase orientasi, fase
kerja, dan fase penyelesaian atau terminasi.
Selain itu dalam helping relationship terdapat beberapa aspek dalam
pengambilan suatu keputusan untuk mencapai tujuan yang diinginkan, yakni
mempertimbangkan kemauan yang ada, pengambilan keputusan, dan
melaksanakan keputusan. Untuk mengembangkan helping relationship ada tiga
hal mendasar yang diterapkan, yaitu : Genuineness (keikhlasan), empathy
(empati), dan warmth (kehangatan).
3.2 Saran
Untuk perawat diharapkan selalu menerapkan helping relationship agar
tidak terjadi miss comunication atau kesalahpahaman antara perawat dan klien,
serta dengan menerapkan helping relationship kepada klien akan membantu
meningkatkan rasa percaya diri dan mengurangi rasa cemas pada klien.
Untuk klien diharapkan agar selalu bekerja sama dalam menerapkan
helping relatioship dengan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dasar
yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Lu Verne Wolff, dll. 1984. Fundamentals of Nursing. Penerjemah:
Kustinyatih M., Djamaluddin H., Dasar-dasar Keperawatan. Jakarta:
Gunung Agung.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan, Edisi 4, Jakarta : EGC
11
Sugiharto,
D.Y.P.
dan
Mulawarman.
2007.Psikologi
universitas
Konseling.
Muhammadiah
Malang: 2001)
Sofyan S. willis. Konseling Individual Teori dan Praktek .(Bandung:
Alfabeta: 2004).
12