TRAUMA ELEKTRIK
dr.
dr. Liaw
Liaw Djai
Djai Yen
Yen
Pembimbing:
Pembimbing:
Disusun
Disusun Oleh
Oleh ::
Nur
(209.121.0023)
Nur Rohman
Rohman
(209.121.0023)
Ayu
Dwi
Maharani
(207.121.0033)
Fahmi Majid
Majid Almagfur
Almagfur (209.121.0020)
(209.121.0020)
Fahmi
Feny
(209.121.0031)
Feny Damayanti
Damayanti
(209.121.0031)
Rino
Rachmatullah
Wahyudi
Eko
Prasetyo
M.
Dzulfikar
Zaky
(207.121.0012)
M. Dzulfikar Zaky
(207.121.0012)
Laboratorium
Laboratorium Ilmu
Ilmu Kedokteran
Kedokteran Forensik
Forensik
RS.
RS. BAYANGKARA
BAYANGKARA PUSDIK
PUSDIK GASUM
GASUM PORONG
PORONG
Fakultas
Kedokteran
Universitas
Islam
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Malang
Malang
2015
2015
TRAUMA ELEKTRIK
BIOLISTRIK
Listrik adalah kondisi dari partikel
subatomik tertentu, seperti
elektron dan proton, yang
menyebabkan penarikan dan
penolakan gaya diantaranya. Dapat
juga diartikan sebagai sumber
energi yang disalurkan melalui
kabel
V= I.R
Hukum
OHM ()
R: tahanan
I: kuat arus (A)
perbedaan
potensial
V: tegangan (Volt)
antara
ujung konduktor
berbanding langsung
dengan arus yang
melewati dan berbanding
terbalik dengan tahanan
konduktor
E = V.I.t
E: energi (Joule)
Hukum Joule
I : kuat arus (A)
V: tegangan (Volt) t :
arus
listrik
yang
waktu ( detik )
melewati
konduktor
dengan
perbedaan
tegangan dalam waktu
tertentu akan menimbulkan
panas
POTENSIAL LISTRIK
TUBUH
Pada sel tubuh terdapat potensial listrik
yang melintasi membran. Pada
ekstrasel megandung lebih banyak ion
Na+dan sedikit ion K+ (dan sebaliknya
Pada saraf atau otot saat istirahat
ekstrasel elektropositif dan intrasel
elektonegatif.
Depolarisasi (permeabilitas sel
terhadap ion Na+ meningkat dan
permeabilitas terhadap ion K+
berkurang)
Repolarisasi (Refrakter Absolut dan
LISTRIK??
Elektron,
yang merupakan
lapisan terluar dari sebuah atom
(muatan -) Aliran elektron
melewati perbedaan potensial
dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah inilah yang
disebut listrik.
TRAUMA ELEKTRIK
TRAUMA ELEKTRIK
Listrik memiliki tenaga
potensial dan mengalir
melewati media
konduktor kemudian
menghilang atau
diteruskan ke dalam
tanah.
Luka di entrance dan
exit area
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
1.
Jenis Arus
Listrik arus bolak-balik (AC)
lebih berbahaya (3-6 kali)
dibandingkan dengan listrik
arus searah (DC).
AC : otot distimulasi antara
40 -110 kali per detik
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
2.
Kuat Arus
Arus yang masih dapat ditolerir
oleh manusia adalah 30 mA
Makin kuat Makin Bahaya
Kehilangan kesadaran 40 mA.
Sedangkan fibrilasi ventrikel
diperkirakan terjadi pada kuat
arus 50-120
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
3.
Tegangan
Tegangan merupakan
perbedaan potensial diantara
dua titik
listrik tegangan tinggi memiliki
potensi yang lebih besar untuk
terjadinya kerusakan jaringan
dan dapat mengakibatkan
lukayang serius
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
4.
Tahanan
Tahanan merupakan
kecenderungan dari sebuah materi
untuk menahan aliran listrik
Tahanan paling besar adalah
kulit,lemak, saraf otot, dan darah.
Tahanan paling rendah adalah
cairan tubuh
Tahanan rata-rata 500 sampai
10.000 ohm untuk daerah selain
telapak tangan dan
Kaki 1 juta ohm dalam kondisi
kering dan 1.200 ohm dalam
keadaan basah
5.
Jalur
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
Kepala
Thorax
Tangan
Badan
Kaki
6.
Durasi
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
Lingkungan sekitar
Lingkungan sekitar yang basah
mengakibatkan tahanan tubuh
menjadi rendah.
Kerusakan terjadi pada organ
internal jika seseorang yang
dalam keadaan basah kontak
dengan arus listrik
KERUSAKAN SEL
KOMPLIKASI TRAUMA
ELEKTRIK
Aritmia Kordis
Vibrilasi ventrikel
Luka Bakar
Hipoksia dan kelainan elektrolit
electrolytes
Intracranial injuries
Myoglobinuric renal failure
Abdominal injuries
PENATALAKSANAA
N
Airway
Koreksi dan memastikan jalan nafas yang paten
untuk pasien
Breathing dan ventilation
Circulation (kontol perdarahan yang ada)
Disability (status neurologi)
Exposure (pastikan sambungan listrik sudah
dimatikan
Fluid
Segera membawa korban ke rumah sakit
terdekat untuk mendapatkan perawatan yang
baik
DEFINISI
ETIOLOGI
Termis :
- benda panas: padat, cair, udara/uap
- api
- sengatan matahari / sinar panas
Elektris : aliran listrik tegangan tinggi
Khemis : asam kuat, basa kuat
PATOFISIOLOGI
Gangguan metabolisme
Setiap terjadi trauma, tubuh
meningkatkan sekresi katekolamin dan
kortikosteroid akibatnya terjadi balance
N yang negatif dan cadangan lemak
digunakan untuk memenuhi kebutuhan
kalori.
Gangguan metabolisme menimbulkan
manifestasi klinis berupa anoreksia,
muntah-muntah
DERAJAT I
hanya mengenai epidermis
biasanya kelihatan kemerahan
dan bengkak
tidak ada blister (gelembung)
kecil-kecil /bula
kulitnya kering tapi sangat
sensitif(hipersensitivitas)
biasanya sembuh dalam5 - 7
hari
misalnya tersengat matahari
Biasanya tidak menimbulkan
parut
DERAJAT II
luka mencapai dermis namun masih ada elemen
epitel sehat yang tersisa, yaitu sel epitel basal, sel
kelenjar sebasea, kelenjar keringat dan pangkal
rambut.
Dengan adanya sisa epitel-epitel ini, luka dapat
sembuh sendiri dalam 2-3 minggu.
Gejala yang timbul adalah kulit kemerahan yang
lebih jelas, kulitnya basah dan masih sensitif , ada
gelembung / bula
Superfisial
Luka bakar meliputi epidermis
dan lapisan atas dari dermis
Kulit tampak kemerahan, oedem
dan rasa nyeri lebih berat dari
pada luka bakar grade I
Bila bula disingkirkan akan
terlihat luka bewarna merah
muda yang basah
Muncul beberapa jam setelah
terkena luka, sembuh dalam
waktu 10-14 hari, bisa ada scar
atau tidak.
Profunda
DE
RA
JAT
I
II
PENATALAKSANAAN
1.
2.
FASE AKUT
Hentikan dan hindarkan kontak
langsung dengan penyebab luka bakar
Nilai KU penderita Obstruksi airway,
nadi, tensi dan kesadaran (ABC)
(intubasi, trakeostomi)
Shock -> segera infus (grojog), tanpa
memperhitungkan luas luka bakar
dan kebutuhan cairan (RL)
Tidak shock segera infus sesuai
perhitungan kebutuhan cairan
2. Fase Subakut
Luka
Eschar (Eschar : jaringan kulit yang
nekrose,kuman yang mati, serum, darah kering)
escharectomi
Gangguan AVN distal karena tegang
(compartment syndrome) escharotomi atau
fasciotomi
2.
KOMPLIKASI LUKA
BAKAR
Infeksi, beri antibiotik spektrum luas atau dalam
bentuk kombinasi.
Curlings Ulcer (tukak Curling) munculpada hari ke
5-10. Terjadi ulkus padaduodenum ataulambung,
kadang-kadang disertai hematemesis. Antasida
perlu diberikan pada penderita luka bakar sedang
hingga berat
Gangguan jalan napas: Terjadi akibat inhalasi,
aspirasi, edema paru dan infeksi.
Konvulsi (pada anak-anakakibat)
ketidakseimbanganelektrolit,hipoksia,
infeksi,obat-obatan
Lain-lain: Kontraktur, gangguan kosmeti
PROGNOSIS
Prognosis luka bakar tergantung pada derajat
dan luasnya permukaan luka bakar, dan
penanganan sejak awal hingga penyembuhan.
Letak daerah yang terbakar, usia dan keadaan
kesehatan penderita menentukan kecepatan
penyembuhan.
Penyulit yang timbul pada luka bakar antara
lain gagal ginjal akut, edema paru, SIRS,
infeksi dan sepsis, serta parut hipertrofik dan
kontraktur juga mempengaruhi prognosis.