Anda di halaman 1dari 8

http://www.antarasumsel.

com/berita/289649/hujan-buatan-di-sumselmasih-sulit-dilakukan

Hujan buatan di Sumsel masih sulit dilakukan


Sabtu, 4 Oktober 2014 11:11 WIB

Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan, Indra Purnama. (Foto
Antarasumsel.com/14/Yudi Abdullah)

...Ancaman titik api yang dapat mengakibatkan kebakaran hutan dan


lahan perlu terus diwaspadai, sehingga masalah kabut asap tidak
semakin parah...
Palembang (ANTARA Sumsel) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan
menyatakan hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca yang kini sedang diupayakan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah provinis setempat diprediksi masih sulit dilakukan.
"Hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca (TMC) yang dilakukan untuk memadamkan kebakaran hutan dan
lahan penyebab bencana kabut asap di wilayah Sumatera Selatan dalam sebulan terakhir, sulit dilakukan karena
saat ini belum terdeteksi terbentuknya awan kumulonimbus yang mendukung untuk kegiatan TMC itu," kata Kasi
Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan, Indra Purnama di Palembang,
Sabtu.
Menurut dia, awan kumulonimbus adalah sebuah awan vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat, dan terlibat
dalam badai petir serta cuaca dingin yang terakumulasi hujan.
Belum terbentuknya awan tersebut, kegiatan untuk melakukan TMC menjadi terhambat, padahal bencana kabut
asap yang akhir-akhir ini dirasakan semakin pekat menyelimuti udara Kota Palembang dan sejumlah daerah
Sumsel lainnya membutuhkan hujan, katanya.
Dia menjelaskan, kondisi cuaca di provinsi yang memiliki 17 kabupaten dan kota ini dalam kondisi ekstrem
karena curah hujan sangat sedikit di bawah 100 milimeter, suhu udara mencapai 35 derajat Celsius dengan
kelembapan udara nilainya kurang dari 45 persen terutama pada siang hingga sore hari antara pukul 12.00
-16.00 WIB.
Dalam kondisi cuaca ekstrem sekarang ini mulai mengakibatkan terbakarnya lahan gambut di sejumlah daerah
seperti di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang kini menjadi fokus penanggulangannya melalui
operasi pemadaman darat dan udara menggunakan beberapa helikopter pengebom air di titik api yang sulit
dijangkau oleh petugas BPBD yang didukung personel TNI dan instansi terakit.
"Kabut asap yang kini dirasakan semakin pekat terutama oleh warga Kota Palembang yang mendapat kiriman
asap dari sejumlah daerah disebabkan kebakaran ribuan hektare lahan gambut di kawasan Kabupaten OKI yang
posisinya cukup dekat dengan ibu kota provinsi Sumsel itu," ujarnya.
Ancaman titik api yang dapat mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan perlu terus diwaspadai, sehingga
masalah kabut asap yang dirasakan semakin pekat serta mulai mengganggu berbagai aktivitas dan kesehatan
masyarakat tidak semakin parah.

Cuaca di wilayah Sumsel dalam kondisi ekstrem diprakirakan terjadi hingga pertengahan Oktober 2014 karena
setelah tanggal tersebut mulai memasuki musim penghujan.
Musim hujan diharapkan mulai terjadi sesuai dengan prakiraan tersebut, karena kebakaran lahan gambut yang
mengakibatkan bencana kabut asap di wilayah provinsi berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa itu, berdasarkan
pengalaman selama ini hanya bisa dipadamkan dengan curah hujan yang cukup tinggi, ujar Indra.
Sebelumnya Kepala BPBD Sumsel, Yulizar Dinoto, menjelaskan menghadapi bencana kabut asap yang terjadi
pada September hingga Oktober 2014 ini, pihaknya menyiapkan beberapa langkah penanggulangan di
antaranya dengan melakukan operasi pemadaman titik api melalui darat dan udara.
Pemadaman melalui darat bekerja sama dengan BPBD dan petugas penanggulangan bahaya kebakaran
kabupaten yang menjadi sumber titik api.
Sedangkan untuk melakukan operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara, pihaknya
melakukan pengeboman air di titik api yang sulit dijangkau tim operasi darat dengan menggunakan lima
helikopter yang memiliki kemampuan melakukan pengeboman air pada titik api yang sulit dijangkau petugas
yang melakukan operasi pemadaman darat.
Untuk meminimalkan jumlah titik api penyebab bencana kabut asap itu, pihaknya terus berupaya melakukan
operasi darat dan udara secara maksimal, dan berupaya melakukan hujan buatan atau Teknologi Modifikasi
Cuaca (TMC) hingga masalah kabut asap bisa diatasi dengan baik dan tidak lagi mengganggu berbagai aktivitas
dan kesehatan masyarakat Sumsel, ujar Yulizar.

Editor: Yudi Abdullah


COPYRIGHT 2015

http://news.liputan6.com/read/2107844/gubernur-sumsel-tetapkan-siaga-daruratbencana-asap

Gubernur Sumsel Tetapkan Siaga Darurat


Bencana Asap
By Raden AMP
on 20 Sep 2014 at 05:08 WIB

Liputan6.com, Pontianak - Rapat koordinasi pengendalian kabut asap


akibat kebakaran hutan dan lahan telah digelar di Palembang, Sumatera Selatan
(Sumsel), pada Jumat 19 September 2014. Rapat dipimpin Sekda Provinsi
Sumatera Selatan yang dihadiri Kepala BNPB, K/L, TNI, Polri, Pemda dan
pejabat terkait lainnya. Siaga darurat pun ditetapkan terhadap bencana asap di
Sumsel.

"Siaga darurat bencana asap telah ditetapkan oleh Gubernur Sumatera Selatan,"
kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/9/2014).
Menurut Sutopo, diperkirakan kemarau di Sumsel hingga awal Oktober 2014.
Pola puncak hotspot sesuai historisnya di Sumsel berlangsung hingga akhir
September, sehingga dikhawatirkan bencana asap meluas jika tidak diantisipasi
sungguh-sungguh.
"Apalagi akan diselenggarakan MTQ internasional yang diikuti 50 negara di
Palembang pada 23-27 September 2014 dapat terganggu oleh asap," kata
Sutopo.
Sutopo mengatakan, Pemda Sumsel telah meminta bantuan kepada BNPB untuk
menambah kekuatan helikopter pemboman air dan operasi hujan buatan. Saat ini
sudah ada 1 heli Bolco dan 1 helikopter MI-8 sejak Juli lalu.
"Kepala BNPB Syamsul Maarif telah memutuskan bahwa hujan buatan akan
dimulai Senin 22 September 2014 menggunakan pesawat Hercules TNI AU.
BPPT akan beroperasi hujan buatan hingga Oktober nanti sesuai kebutuhan.
Operasi udara dengan pemboman air juga akan diperkuat dengan
mendatangkan 2 helikopter Kamov dari Johor Baru yang akan tiba di Palembang
29 September," kata dia.
Sutopo menjelaskan, 2 pesawat Amphibi Air Tractor dari Australia diperkirakan
akan tiba di Palembang 30 September 2014. 1 Helikopter Kamov dari Riau akan
dipindahkan ke Palembang jika diperlukan dan Ground Mist Generator juga
ditambah 6 unit di Palembang.
"Pemda Sumsel tetap sebagai pemegang komando. TNI dan Polri diminta agar
meningkatkan patroli dan penegakkan hukum," tegas Sutopo.
Sutopo menambahkan, saat ini ada 2 perusahaan yang sedang diproses hukum.
Pencegahan lebih efektif daripada pemadaman. Jika sudah terbakar sulit
dipadamkan karena lahan gambut.

"BNPB telah memberikan bantuan Rp 12,2 miliar kepada BPBD Sumsel untuk
penanganan karlahut, dan menyiapkan Rp 16 miliar tambahan sesuai kebutuhan
yang ada," tandas Sutopo.
Operasi Hujan Buatan
Operasi pemadaman titik api kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan telah
mengurangi jumlah hotspot dibandingkan sebelumnya. Untuk mengatasi
kebakaran hutan dan lahan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan hujan
buatan atau modifikasi cuaca menggunakan 1 pesawat Hercules TNI AU di
Kalimantan Tengah sejak Kamis 18 September lalu.
"Berdasarkan pantauan satelit NOAA-18 pada 18 September 2014 pukul 19.00
WIB, sebaran hotspot terdapat di Sultra 43, Sulteng 19, Kaltim 17, Kalteng 15,
Sulsel 11, Sumsel 8, Sulut 7, Kalbar 7, Gorontalo 6, Kaltara 5, Sumut 3, Jambi 2,
Lampung 2, Kalsel 2, dan Riau 1," ujar Sutopo.
Sementara berdasarkan pantauan dengan satelit Modis yang memiliki resolusi
lebih detil pada Jumat 19 September 2014 sekitar pukul 11.45 WIB, sambung
Sutopo, hotspot tersebar di Kalimantan Barat berjumlah 30, Kalimantan Selatan
35, Kalimantan Tengah 194, dan Kalimantan Timur 170.
"Hotspot di Sumatera tidak ada data. Karena tidak terlintasi oleh satelit Modis.
Sebaran asap juga berkurang dibandingkan dengan seminggu terakhir," kata
Sutopo.
Menurut Sutopo, Kepala BNPB Syamsul Maarif telah meminta jajaran BNPB
menambah pesawat untuk hujan buatan dan pemboman air. Apalagi ancaman
bencana asap akan makin meningkat hingga Oktober nanti.
Sutopo berharap, semua potensi nasional bisa berkolaborasi membantu pemda
mengatasi kebakaran hutan lahan di Sumatera dan Kalimantan. "TNI, Polri,
Manggala Agni, Brigade Kebakaran Lahan dan Kebun Kementan, Kemenkes dan
lainnya meningkatkan perannya mengatasi karlahut (kebakaran lahan hutan)."
Menurut Sutopo, BNPB akan menambah armada pemboman air yaitu 1 unit
helicopter Kamov, 2 unit Sikorsky, 1 unit MI-18, dan pesawat bomber. "Saat ini 9

helikopter telah disebar ke Riau, Sumsel, Kalbar, dan Kalteng. Bahkan di Riau
operasi hujan buatan dan pemboman air dilakukan sejak April hingga saat ini,"
ujarnya.

Kajian Tentang Awan


Mahfuzh tnt kimia asik langit biru unik

yahh.. setelah berfikir keras mau


memposting apa?? saya melihat2 keluar.. Yahh Langit luas. merupakan salah satu
pemandangan yang paling saya kagumi, Langit yang cerah merupakan sebuah totonan yang
sangat mendamaikan hati, langit senantiasa memberikan tontonan GRATISAN pada saya
dengan keindahannya yang tidak tertandingi. Yah Namun postingan kali ini akan membahas
mengenai bagian dari pemandangan indah langit itu sendiri yaitu Awan. Setelah saya
membuka-buka file-file Kuliah saya dan mencari beberapa referensi. Awan begitu menarik
dengan segala bentuknya, namun taukah kalian Apa itu Awan? bagaimana
terbentuknya Awan? Mengapa awan itu terkumpul? Dan bagaimana terjadinya
Hujan?
Apa itu Awan??
Awan dalam Ilmu KIMIA(Ilmu yang sedang saya pelajari) termasuk ke dalam
Koloid. Koloid adalah campuran yang memiliki sifat heterogen dan stabil. Ya..
Komponen-komponen awan adalah:
1. Zat cair/air berperan sebagai fase terdispersi dan untuk menurunkan tekanan
uap keseimbangan di atas sebuah tetes.
2. Gas berperan sebagai medium pendispersi dan menentukan karakter dan
kuantitas presipitasiyang dihasilkan awan.

3. Partikel aerosol garam laut (AGL) bertindak sebagai inti kondensasi awan
dalam pembentukkan tetes-tetes awan.

Bagaimana proses pembentukan Awan??


Pertama-tama sebagai muslim yang baik(yang masih cinta dengan Al-Qur'an)
mari kita buka kitab suci kita, Proses pembentukan awan telah dijelaskan oleh
Sang Pemilik Pengetahuan:
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan
Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celahcelahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang
dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur'an, 30:48)
Ayat ini bercerita tentang awan hujan, awan hujan merupakan awan yang
terbentuk setelah melalui pembentukan awan-awan kecil.. Mari kita lihat
bagaimana sains membahasnya:
Pembentukan Awan Kecil
Awan kecil terbentuk dari penguapan air laut penguapan ini juga dibarengi
dengan penguapan garam-garam air laut yang berbentuk buih. Kemudian air laut
yang menguap bercampur dengan gas-gas di awan dan Aerosol Garam Laut
sebagai intinya. Campuran ini membentuk tetes-tetes awan yang terkumpul
membentuk awan kecil
Pembentukan Awan Hujan
Tahap pertama:
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan....."
Awan didorong oleh angin kemudian Awan cumulonimbus mulai terbentuk ketika
angin mendorong beberapa bagian kecil dari awan (kumulus) menuju daerah di
mana awan-awan berkumpul.
Tahapan kedua:
".....dan menjadikannya bergumpal-gumpal......"
Penggumpalan: Kemudian awan yang kecil bergabung bersama membentuk
awan yang lebih besar. Partikel awan ini disebut Aerosol. Ini berbeda dengan
penggabungan semata, karena awan yang terjadi di sini tidak hanya semakin
besar terlihat, tetapi juga mengalami penumpukan ke arah horizontal. Sehingga
kata penggumpalan ialah yang paling cocok untuk proses ini.
Tahapan Ketiga:
"......lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-celahnya....."
Penggumpalan awan-awan tersebut menyebabkan penambahan berat awan.
sehingga awan tersebut jatuh ke bumi dalam bentuk hujan.
Kemudian Apakah Benar bahwa Manusia bisa Membuat Hujan?

yahh.. Hujan buatan, teman-teman pasti tidak asing lagi dengan istilah ini.. Mari
kita telaah lagi sisi sains dari Hujan buatan ini. Urutan proses pembuatan Hujan
ialah:

1. Penyemaian awan melalui TMC(garam-garam NaCl, CaCl dan Urea)


2. Kecepatan pembentukan tetes ditentukan oleh banyaknya inti kondensasi.
3. Udara yang bergerak ke atas akan mengalami pendinginan secara adiabatik
sehingga kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah.
4. Tetes air kemudian mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat RH mendekati
100%
5. Tetes-tetes Awan menjadi Hujan
Kemudian Faktor-faktor yang mempengaruhi pembuatan Hujan:
1.
2.
3.
4.

Kandungan uap air dengan kelembapan minimal 70%


Perhitungan waktu yang tepat
Kecepatan angin
Ketinggian tempat dan arah angin

Dari faktor-faktor yang disebutkan diatas, kita akan dapat melihat bahwa hujan
Buatan tidak dapat di buat oleh manusia sesuka hati, karena faktor-faktor dalam
pembuatannya tidak mungkin dapat di kontrol oleh manusia. Kegagalan dalam
pembuatan hujan ini sering sekali terjadi, terkadang hujan yang dihasilkan salah
sasaran karena angin yang menggerakkan awan. Ini membuktikan Bahwa
Allahlah yang menurunkan hujan dan Dia yang benar-benar berkuasa atasnya.
Pada dasarnya manusia hanya berusaha menurunkan awan-awan dan
membentuk hujan, dan Allahlah yang berkuasa atas terjadinya hujan.
Sesungguhnya tidak ada makhluk yang mampu manahan kehendakNya.
http://www.mystupidtheory.com/2011/01/kajian-tentang-awan.html

Hujan Buatan
Minggu sore

Anda mungkin juga menyukai