com/berita/289649/hujan-buatan-di-sumselmasih-sulit-dilakukan
Kasi Observasi dan Informasi Stasiun Klimatologi Kenten BMKG Sumatera Selatan, Indra Purnama. (Foto
Antarasumsel.com/14/Yudi Abdullah)
Cuaca di wilayah Sumsel dalam kondisi ekstrem diprakirakan terjadi hingga pertengahan Oktober 2014 karena
setelah tanggal tersebut mulai memasuki musim penghujan.
Musim hujan diharapkan mulai terjadi sesuai dengan prakiraan tersebut, karena kebakaran lahan gambut yang
mengakibatkan bencana kabut asap di wilayah provinsi berpenduduk sekitar 8,6 juta jiwa itu, berdasarkan
pengalaman selama ini hanya bisa dipadamkan dengan curah hujan yang cukup tinggi, ujar Indra.
Sebelumnya Kepala BPBD Sumsel, Yulizar Dinoto, menjelaskan menghadapi bencana kabut asap yang terjadi
pada September hingga Oktober 2014 ini, pihaknya menyiapkan beberapa langkah penanggulangan di
antaranya dengan melakukan operasi pemadaman titik api melalui darat dan udara.
Pemadaman melalui darat bekerja sama dengan BPBD dan petugas penanggulangan bahaya kebakaran
kabupaten yang menjadi sumber titik api.
Sedangkan untuk melakukan operasi pemadaman kebakaran hutan dan lahan melalui udara, pihaknya
melakukan pengeboman air di titik api yang sulit dijangkau tim operasi darat dengan menggunakan lima
helikopter yang memiliki kemampuan melakukan pengeboman air pada titik api yang sulit dijangkau petugas
yang melakukan operasi pemadaman darat.
Untuk meminimalkan jumlah titik api penyebab bencana kabut asap itu, pihaknya terus berupaya melakukan
operasi darat dan udara secara maksimal, dan berupaya melakukan hujan buatan atau Teknologi Modifikasi
Cuaca (TMC) hingga masalah kabut asap bisa diatasi dengan baik dan tidak lagi mengganggu berbagai aktivitas
dan kesehatan masyarakat Sumsel, ujar Yulizar.
http://news.liputan6.com/read/2107844/gubernur-sumsel-tetapkan-siaga-daruratbencana-asap
"Siaga darurat bencana asap telah ditetapkan oleh Gubernur Sumatera Selatan,"
kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
dalam keterangan tertulisnya, Jumat (19/9/2014).
Menurut Sutopo, diperkirakan kemarau di Sumsel hingga awal Oktober 2014.
Pola puncak hotspot sesuai historisnya di Sumsel berlangsung hingga akhir
September, sehingga dikhawatirkan bencana asap meluas jika tidak diantisipasi
sungguh-sungguh.
"Apalagi akan diselenggarakan MTQ internasional yang diikuti 50 negara di
Palembang pada 23-27 September 2014 dapat terganggu oleh asap," kata
Sutopo.
Sutopo mengatakan, Pemda Sumsel telah meminta bantuan kepada BNPB untuk
menambah kekuatan helikopter pemboman air dan operasi hujan buatan. Saat ini
sudah ada 1 heli Bolco dan 1 helikopter MI-8 sejak Juli lalu.
"Kepala BNPB Syamsul Maarif telah memutuskan bahwa hujan buatan akan
dimulai Senin 22 September 2014 menggunakan pesawat Hercules TNI AU.
BPPT akan beroperasi hujan buatan hingga Oktober nanti sesuai kebutuhan.
Operasi udara dengan pemboman air juga akan diperkuat dengan
mendatangkan 2 helikopter Kamov dari Johor Baru yang akan tiba di Palembang
29 September," kata dia.
Sutopo menjelaskan, 2 pesawat Amphibi Air Tractor dari Australia diperkirakan
akan tiba di Palembang 30 September 2014. 1 Helikopter Kamov dari Riau akan
dipindahkan ke Palembang jika diperlukan dan Ground Mist Generator juga
ditambah 6 unit di Palembang.
"Pemda Sumsel tetap sebagai pemegang komando. TNI dan Polri diminta agar
meningkatkan patroli dan penegakkan hukum," tegas Sutopo.
Sutopo menambahkan, saat ini ada 2 perusahaan yang sedang diproses hukum.
Pencegahan lebih efektif daripada pemadaman. Jika sudah terbakar sulit
dipadamkan karena lahan gambut.
"BNPB telah memberikan bantuan Rp 12,2 miliar kepada BPBD Sumsel untuk
penanganan karlahut, dan menyiapkan Rp 16 miliar tambahan sesuai kebutuhan
yang ada," tandas Sutopo.
Operasi Hujan Buatan
Operasi pemadaman titik api kebakaran hutan di Sumatera dan Kalimantan telah
mengurangi jumlah hotspot dibandingkan sebelumnya. Untuk mengatasi
kebakaran hutan dan lahan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan hujan
buatan atau modifikasi cuaca menggunakan 1 pesawat Hercules TNI AU di
Kalimantan Tengah sejak Kamis 18 September lalu.
"Berdasarkan pantauan satelit NOAA-18 pada 18 September 2014 pukul 19.00
WIB, sebaran hotspot terdapat di Sultra 43, Sulteng 19, Kaltim 17, Kalteng 15,
Sulsel 11, Sumsel 8, Sulut 7, Kalbar 7, Gorontalo 6, Kaltara 5, Sumut 3, Jambi 2,
Lampung 2, Kalsel 2, dan Riau 1," ujar Sutopo.
Sementara berdasarkan pantauan dengan satelit Modis yang memiliki resolusi
lebih detil pada Jumat 19 September 2014 sekitar pukul 11.45 WIB, sambung
Sutopo, hotspot tersebar di Kalimantan Barat berjumlah 30, Kalimantan Selatan
35, Kalimantan Tengah 194, dan Kalimantan Timur 170.
"Hotspot di Sumatera tidak ada data. Karena tidak terlintasi oleh satelit Modis.
Sebaran asap juga berkurang dibandingkan dengan seminggu terakhir," kata
Sutopo.
Menurut Sutopo, Kepala BNPB Syamsul Maarif telah meminta jajaran BNPB
menambah pesawat untuk hujan buatan dan pemboman air. Apalagi ancaman
bencana asap akan makin meningkat hingga Oktober nanti.
Sutopo berharap, semua potensi nasional bisa berkolaborasi membantu pemda
mengatasi kebakaran hutan lahan di Sumatera dan Kalimantan. "TNI, Polri,
Manggala Agni, Brigade Kebakaran Lahan dan Kebun Kementan, Kemenkes dan
lainnya meningkatkan perannya mengatasi karlahut (kebakaran lahan hutan)."
Menurut Sutopo, BNPB akan menambah armada pemboman air yaitu 1 unit
helicopter Kamov, 2 unit Sikorsky, 1 unit MI-18, dan pesawat bomber. "Saat ini 9
helikopter telah disebar ke Riau, Sumsel, Kalbar, dan Kalteng. Bahkan di Riau
operasi hujan buatan dan pemboman air dilakukan sejak April hingga saat ini,"
ujarnya.
3. Partikel aerosol garam laut (AGL) bertindak sebagai inti kondensasi awan
dalam pembentukkan tetes-tetes awan.
yahh.. Hujan buatan, teman-teman pasti tidak asing lagi dengan istilah ini.. Mari
kita telaah lagi sisi sains dari Hujan buatan ini. Urutan proses pembuatan Hujan
ialah:
Dari faktor-faktor yang disebutkan diatas, kita akan dapat melihat bahwa hujan
Buatan tidak dapat di buat oleh manusia sesuka hati, karena faktor-faktor dalam
pembuatannya tidak mungkin dapat di kontrol oleh manusia. Kegagalan dalam
pembuatan hujan ini sering sekali terjadi, terkadang hujan yang dihasilkan salah
sasaran karena angin yang menggerakkan awan. Ini membuktikan Bahwa
Allahlah yang menurunkan hujan dan Dia yang benar-benar berkuasa atasnya.
Pada dasarnya manusia hanya berusaha menurunkan awan-awan dan
membentuk hujan, dan Allahlah yang berkuasa atas terjadinya hujan.
Sesungguhnya tidak ada makhluk yang mampu manahan kehendakNya.
http://www.mystupidtheory.com/2011/01/kajian-tentang-awan.html
Hujan Buatan
Minggu sore