Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM

FOTOSINTESIS

Oleh:
Nama

: M Rivaldy Fauzy

NIM

: 1147020041

Kelompok

:2

Tanggal praktikum

: 28 Oktober 2014

Tanggal pengumpulan : 4 November 2014

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI BANDUNG
2014

I.
Pendahuluan
A. Tujuan
Mengetahui proses fotosintesis dan juga pengaruh dari biomassa terhadap proses
fotosintesis
B. Dasar Teori
Suatu sifat fisiologi yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan ialah kemampuannya
untuk menggunakan zat-karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan organik serta
diasimilasikan di dalam tubuh tanaman. Peristiwa ini hanya berlangsung cukup cahaya dan oleh
karena itu maka asimilasi zat-karbon disebut juga fotosintesis. Lengkapnya adalah bahwa
fotosintesis atau asimilasi zat-karbon itu suatu proses di mana zat-zat anorganik H 2O dan CO2
oleh klorofil diubah menjadi zat organik karbohidrat dengan pertolongan cahaya matahari.
Pengubahan energi sinar menjadi energy kimia (karbohidrat) dan kemudian pengubahan energi
kimia menjadi energi kerja pada peristiwa pernefasan dalam tubuh tumbuhan merupakan
rangkaian proses kehidupan di dunia ini (Dwidjoseputro,1996).
Tumbuhan terutama tumbuhan tingkat tinggi, untuk memperoleh makanan sebagai
kebutuhan pokoknya agar tetap bertahan hidup, tumbuhan tersebut harus melakukan suatu proses
yang dinamakan proses sintesis karbohidrat yang terjadi dibagian daun satu tumbuhan yang
memiliki kloropil, dengan menggunakan cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan sumber
energi (Salisbury dan Ross,1995).
Fotosintesis merupakan suatu proses biologi yang kompleks, proses ini menggunakan
energi dan cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam
kloroplas. Seperti halnya mitokondria, kloroplas mempunyai membran luar dan membran dalam.
Membran dalam mengelilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim tang larut dalam
struktur membran yang disebut tilakoid. Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor

antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat dan
cahaya yang diperlukan tumbuhan untuk proses tersebut. Tanpa adanya cahaya matahari
tumbuhan tidak akan mampu melakukan proses fotosintesis, hal ini disebabkan klorofil yang
berada didalam daun tidak dapat menggunakan cahaya matahari karena klorofil hanya akan
berfungsi bila ada cahaya matahari (Dwidjoseputro, 1996).
Pada tahun 1860, Sach membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan amilum. Dalam
percobaannya tersebut ia mengguanakan daun segar yang sebagian dibungkus dengan kertas
timah kemudian daun tersebut direbus, dimasukkan kedalam alkoholdan ditetesi dengan iodium.
Ia menyimpulkan bahwa warna biru kehitaman pada daun yang tidak ditutupi kertas timah
menandakan adanya amilum (Malcome, 1990).
Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang terdapat di alam sebagai molekul yang
kompleks dan besar. Karbohidrat sangat beraneka ragam contohnya seperti sukrosa,
monosakarida, dan polisakarida. Monosakarida adalah karbohidrat yang paling sederhana.
Monosakarida dapat diikat secara bersama-sama untuk membentuk dimer, trimer dan lain-lain.
Dimer merupakan gabungan antara dua monosakarida dan trimer terdiri dari tiga monosakarida
(Kimball, 2002).
Orang yang pertama kali menemukan fotosintesis adalah Jan Ingenhousz. Fotosintesis
merupakan suatu proses yang penting bagi organisme di bumi, dengan fotosintesis ini tumbuhan
menyediakan bagi organisme lain baik secara langsung maupun tidak langsung. Jan Ingenhosz
melakukan percobaan dengan memasukkan tumbuhan Hydrilla verticillata ke dalam bejana yang
berisi air. Bejana gelas itu ditutup dengan corong terbalik dan diatasnya diberi tabung reaksi
yang diisi air hingga penuh, kemudian bejana itu diletakkan di terik matahari. Tak lama

kemudian muncul gelembung udara dari tumbuhan air itu yang menandakan adanya oksigen
(Kimball, 2002).
Untuk mengetahui bagaimana cahaya menyebabkan terjadinya fotosintesis, perlu
diketahui terlebih dahulu sifat-sifat cahaya. Cahaya memiliki sifat gelombang (wave nature) dan
sifat partikel (particle nature). Cahaya mencakup bagian dari energi matahari dengan panjang
gelombang antara 390 nm sampai 760 nm, dan tergolong cahaya tampak. Kisaran ini merupakan
porsi kecil dari kisaran spektrum elektromagnetik (Lakitan, 1996).
Fotosintesis merupakan proses sintesis senyawa organik (glukosa) dari zat anorganik (CO2 dan
H2O) dengan bantuan energi cahaya matahari. Dalam proses ini energi radiasi diubah menjadi energi
kimia dalam bentuk ATP dan NADPH + H yang selanjutnya akan digunakan untuk mereduksi CO 2
menjadi glukosa. Maka persamaan reaksinya dapat dituliskan
6CO2 + 6H2O cahaya matahari + klorofil C6H12O6 + 6O2 + Energi
Tergantung pada bahan yang digunakan, maka jumlah mol Co2 yang dilepaskan dan jumlah mol
O2 yang diperlukan tidak selalu sama. Persamaan reaksi kimia respirasi merupakan kebalikan dari reaksi
kimia fotosintesis (Syamsuri, 2000).
Pada tahun 1771, Joseph Priestley, seorang ahli kimia dan pendeta berkebangsaan
Inggris, menemukan bahwa ketika ia menutup sebuah lilin menyala dengan sebuah toples
terbalik, nyalanya akan mati sebelum lilinnya habis terbakar. Ia kemudian menemukan bila ia
meletakkan tikus dalam toples terbalik bersama lilin, tikus itu akan mati lemas. Dari kedua
percobaan itu, Priestley menyimpulkan bahwa nyala lilin telah "merusak" udara dalam toples itu
dan menyebabkan matinya tikus. Ia kemudian menunjukkan bahwa udara yang telah dirusak
oleh lilin tersebut dapat dipulihkan oleh tumbuhan. Ia juga menunjukkan bahwa tikus dapat
tetap hidup dalam toples tertutup asalkan di dalamnya juga terdapat tumbuhan (Salisbury, 1992).

Kloroplas berasal dari proplastid kecil (plastid yang belum dewasa, kecil dan hampir tak
berwarna, dengan sedikit atau tanpa membran dalam). Pada umumnya proplastid berasal hanya
dari sel telur yang tak terbuahi, sperma tak berperan disini. Proplastid membelah pada saat
embrio berkembang, dan berkembang menjadi kloroplas ketika daun dan batang terbentuk.
Kloroplas muda juga aktif membelah, khususnya bila organ mengandung kloroplas terpajan pada
cahaya. Jadi, tiap sel daun dewasa sering mengandung beberapa ratus kloroplas (Dartius, 1991).
I.
Metode Kerja
A. Alat dan Bahan

Alat

Erlenmeyer
Gabus berlubang
Pipa kapiler

berskala
Penggaris
Pencatat waktu
Timbangan

Jumlah

Bahan

Jumlah

1
1

Tanaman

30 gr

Secukupnya

Hydrilla
Vaselin

Akuades
Akuades

1
1
1

1500

B.Cara Kerja

Alat dan bahan


Dimasukan tanaman Hydrilla seberat
5 gr ke dalam Erlenmeyer tersebut
Ditutuplah
Erlenmeyer
dengan
sumbat gabus yang berlubang dan
pasanglah pipa kapiler bersekala
Ditutuplah lubang gabus dengan
vaselin agar tidak bocor
Diletakkan perangkat percobaan pada
tempat yang terkena sinar matahari
dan didalam ruangan yang dibantu
sinar dari lampu neon
Diamati kecepatan naiknya air pada
pipa kapiler setiap 5 menit selama 20
menit
Diulangi langkah 1-6 untuk tanaman
Hydrilla seberat 10 gr dan 15 gr

Hasil

II.

Hasil Pengamatan

2.1 Tabel hasil pengamatan


N
o

Massa

10

Keterang
an

Luar
Dalam
Luar
Dalam
Luar
Dalam

15

Waktu

5
0.045
0.03
0.14
0.14
0.02
0.1

10
0.5
0.03
0.18
0.22
0.04
0.21

15
0.5
0.0525
0.23
0.34
0.1
0.28

20
0.5
0.0925
0.33
0.46
0.25
0.36

2.2 Gambar Hasil Pengamatan

Erlenmeyer

Hydrilla Verticillata
Air

Gambar 2.1 Hydrilla Verticillata 5 gr di luar ruangan


Sumber : (dokumen pribadi,2014)
Sumbat Gabus
Pipa Kapiler

Erlenmeyer
Hydrilla Verticillata

Air

Gambar 2.2 Hydrilla Verticillata 5 gr di luar ruangan


Sumber : (dokumen pribadi,2014)

Sumbat Gabus
Pipa Kapiler

Erlenmeyer

Air
Hydrilla Verticillata

Gambar 2.3 Hydrilla Verticillata 15 gr di luar ruangan


Sumber : (dokumen pribadi,2014)

Pipa Kapiler
Sumbat Gabus

Erlenmeyer
Hydrilla Verticillata

Air

Gambar 2.4 Hydrilla Verticillata 5 gr di dalam ruangan


Sumber : (dokumen pribadi,2014)

Sumbat Gabus
Pipa Kapiler
Erlenmeyer

Air

Hydrilla Verticillata

Gambar 2.5 Hydrilla Verticillata 10 gr di dalam ruangan


Sumber : (dokumen pribadi,2014)

Sumbat Gabus
Pipa Kapiler
Erlenmeyer
Hydrilla Verticillata

Air

Gambar 2.6 Hydrilla Verticillata 15 gr di dalam ruangan


Sumber : (dokumen pribadi,2014)

III.

Pembahasan

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan bahwa fotosintesis adalah proses penyusunan
atau pembentukan bahan organic seperti karbohidrat dari H2O dan CO2 dengan bantuan energi
matahari. Adapun reaksi kimianya sebagai berikut :
6CO2 + 6H2O cahaya matahari + klorofil

C6H12O6 + 6O2 + Energi

Adapun dalam melakukan praktikum yaitu dengan tumbuhan Hydrilla merupakan


tumbuhan air yang hanya terdiri satu spesies. Meskipun beberapa ahli botani membaginya
menjadi beberapa spesies yaitu : H. asiatica, H. japonica, H.lithuanica, dan H.ovalifolica.
Hydrilla verticillata memiliki rimpang putih kekuningan yang tumbuh di sedimen bawah air
sampai dengan kedalaman 2 m. Pada daun Hydrilla, dapat pula diamati proses aliran sitoplasma,
yaitu pada bagian sel sel penyusun ibu tulang daun yang memanjang di tengah tengah daun.
Pada hydrilla juga terdapat trikoma yang berfungsi untuk mencegah penguapan yang berlebihan.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain air (H2O), konsentrasi
CO2, suhu, umur daun, translokasi karbohidrat, dan cahaya. Tetapi yang menjadi faktor utama
fotosintesis agar dapat berlangsung adalah cahaya, air, dan karbondioksida (Salisbury, 1992).

Di luar ruangan dengan cahaya matahari


6
5

Massa

Keterangan

Kenaikan (mL) 3
2

Waktu

1
0

grafik 3. 1 grafik perpindahan air pada alat peraga di luar ruangan

Di dalam ruangan dengan cahaya lampu


12
10
8

Kenaikan (mL)

6
4
2
0

grafik 3. 2 grafik perpindahan air pada alat peraga di dalam ruangan dengan cahaya lampu
neon

Dalam praktikum yang telah dilakukan terlihat jelas sekali factor factor yang dapat
sehingga didapatkan data seperti pada table dan pada grafik diatas. Dalam table dan grafik diatas
dapat dilihat proses fotosintesis yang dilakukan di luar dan di dalam berbeda dan datanya lebih
tinggi yang didalam. karena praktikum yang dilakukan di luar cahaya mataharinya hampir tidak
ada karena melakukan praktikumnya pada sore hari,sedangkan yang di dalam menggunakan
bantuan lampu yang cahayanya tidak berubah ubah atau tetap. Dalam proses fotosintesis
apabila cahaya matahari tidak bersinar seperti pada umumnya atau dalam keadaan mendung

lampu juga dapat dipakai sebagai pengganti dari cahaya matahari, dikarenakan tumbuhan
Hidrila mempunyai klorofil a dan b. Pada tanaman tingkat tinggi ada 2 macam klorofil yaitu)
yang berwarna hijau tua dan berwarna hijau muda. Klorofil-a dan b paling kuat menyerap cahaya
di bagian merah (600-700 nm), sedangkan yang paling sedikit cahaya hijau (500-600 nm).
Sedangkan cahaya berwarna biru dari spektrum tersebut diserap oleh karotenoid. Karotenoid
ternyata berperan membantu mengabsorpsi cahaya sehingga spektrum matahari dapat
dimanfaatkan dengan lebih baik. Energi yang diserap karotenoid diteruskan kepada klorofil-a
untuk diserap digunakan dalam proses fotosintesis, demikian pula dengan klorofil-b.
Macam-macam klorofil adalah sebagai berikut :
- klorofil a: menghasilkan warna hijau biru
- klorofil b: menghasilkan warna hijau kekuningan
- klorofil c: menghasilkan warna hijau coklat
- klorofil d: menghasilkan warna hijau merah

IV.

Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan :
Fotosintesis adalah proses penyusunan atau pembentukan bahan
organic seperti karbohidrat dari H2O dan CO2 dengan bantuan
energi matahari.

Klorofil tumbuhan menjadi beberapa macam yaitu klorofil a, b, c, d.


Biomassa dapat beerpengaruh pada fotosintesis ,karena dengan banyaknya
jumlah tanaman yang tersedia dalam suatu tempat maka akan besar atau
banyak juga hasil dari proses fotosintesis.
Ada beberapa factor yang dapat mempengaruhi proses fotosintesis yaitu
cahaya, suhu dan ketersediaan bahan karbon dioksida dan air.

DAFTAR PUSTAKA
Dartius. 1991. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.

Dwidjoseputro. 1996. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.


Kimball, John. 2002. Biologi Jilid 1 Edisi Kelima. Erlangga. Jakarta.
Lakitan, B. 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
Malcome, 1990. Ringkasan Biologi.Bandung: Ganeca Exact.
Salisbury, F. B.1992.fisiologi tumbuhan. Bandung :ITB
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I.Bandung: ITB.
Syamsuri. I. 2000. Biologi.Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai