Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

PRAKTIKUM MIKROTEKNIK
PENGAWETAN TUMBUHAN DENGAN F.A.A

Nama

M RIVALDY FAUZY

NIM

1147020041

Semester/Kelompok

II B / 2

Tanggal Praktikum

2015

Tanggal Pengumpulan :

27 Maret 2015

Dosen

Drs. H. MomiSahromi

Asisten

RahmatTaufiq M.A.,
S.Si.

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2015

I. PENDAHULUAN
1.1.Tujuan
Mahasiswa mampu membuat larutan pengawetan basah bagi
tumbuhan.
Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dari larutan pengawetan
yang digunakan.
Mahasiswa mampu mengetahui manfaat pengawetan tumbuhan.

1.2.Dasar Teori
Semua sel yang menyusun tubuh tumbuhan dewasa berasal
dari kegiatan sel-sel jaringan muda. Pada proses pencapaian
dewasa sel-sel tersebut tidak hanya bertambah volumenya , tetapi
strukturnya lebih termodifikasi untuk memenuhi fungsi fisiologis
tertentu pada tumbuhan dewasa. Modifikasi untuk memiliki fungsi
yang khusus tersebut dinamakan deferensiasi dan merupakan
tahap pematangan sel (Sumardi dan Pudjoarinto, 2002).
Suatu organisme baik tumbuhan maupun hewan adalah suatu
unit kehidupan yang lengkap. Jika terorganisasi benar maka
organisme mempunyai susunan yang memiliki organ, jaringan dan
sel yang fungsi dan hubungannya merupakan ciri khas suatu
individu maupun spesies. Dalam bentuk kehidupan yang paling
sederhana suatu organisme dapat terdiri dari satu sel. Setiap
organisme hidup ataupun hasil pertumbuhannya merupakan suatu
sumber yang penting sebagai bahan mikroteknik. Tingkat kekerasan
jaringan

tumbuhan

pada

umumnya

ditentukan

oleh

tingkat

pertumbuhannya, yang dalam hal ini berkaitan dengan derajat


pengayuan (lignifikasinya). Jaringan tumbuhan berbeda dengan
jaringan hewan dalam satu hal penting yaitu bahwa setiap sel
tumbuhan terbungkus yang cukup tangguh yang terutama terdiri
dari selulosa. Membran tersebut berasal dari sel, sedangkan
membran sitoplasma yang asli, yang sesuai dengan membran luar
pada sel hewan berada sedikit di sebelah dalam (Sugiharto, 1989).
Herbarium berasal dari katahortus dan biotahanicus yang
artinya kebun botani yang dikeringkan. Secara sederhana yang
dimaksud herbarium koleksi spesimen yang telah dikeringkan
biasanya disusun berdasarkan sistem klasifikasinya (Sama,2009).

Beberapa yang harus diperhatikan dalam membuat koleksi awetan adalah


sebagai berikut :
1.
Kelengkapan organ tubuh objek,
2.

Cara pengawetan dan penyimpanan objek

3.

Kelestarian objek dengan membatasi pengambilan objek (Kadaryanto,2006).


Pengawetan terhadap hewan atau tumbuhan dapat dilakukan degan cara

basah atau kering. Cara dan bahan pengawet yang digunakan bervariasi,
bergantung pasa isfat objeknya. Untuk organ tumbuhn yang berdaging, seperti
buah, biasanya dilakukan pengawetan dengan menggunakan awetan basah. Organ
tumbuhan, sperti daun, batang, dan akar, dilakukan pengawetan dengan
menggunakan awetan kering (Prasodjo, 2007).
Berdasarkan cara pengawetannya, herbarium digolongkan atas :
1.

Herbarium basah

Yang dimaksud dengan herbarium basah adalah specimen tumbuhan yang telah
diawetkan dan disimpan dalam suatu larutan yang dibuat dari berbagai macam zat
dengan komposisi yang berbeda. Disamping itu dapat pula ditempatkan zat-zat

lain untuk tujuan-tujuan tertentu, utnuk sejauh mungkin mempertahankan warna


asli bahan tumbuhan yang diawetkan. Adapun pengawet yang digunakan adalah
formalin.
2.

Herbarium Kering

Yang herbarium yang cara pengawetannya dengan cara dikeringkan. Sebagian


besar specimen herbarium yang disimpan sebagai awetan dalam herbariumherbarium di dunia ini dip roses melalui pengeringan. Pengeringan biasanya
dilakukan dengan sinar matahari, kecuali bila ada pertimbangan-pertimbangan
lain misalnya keadaan cuaca. Pada musim penghujan, pengeringan tidak dapat
berlangsung cepat sehingg bahan yang dikeringkan kadang-kadang terganggu oleh
jamur (Rasadinah,2009).
II. METODE
2.1.Alat dan Bahan

No Alat
Botol Jam
1

Jumlah

2
3

1 buah
1 buah

Kaca Objek
Gelas ukur

1 buah

Bahan
Larutan
Alkohol
Semanggi
Benang

Jumlah

Seckupnya

2.2.Cara Kerja
Disiapkan alat dan bahan.
Cuci semanggi.
Membuat larutan alkohol
Ikat semanggi di atas kaca objek.
Masukan semanggi kedalam botol jam yang berisi larutan alkohol.

III. Hasil dan pmbahasan


3. Hasil
Hasil Pengamatan
Foto

Literatur

Dari
hasil
peraktikum
yang telah
dilakukan
adalah

a
b
c
d

(Sumber)
Doc. Pribadi 2015
Gambar tangan

(Sumber)
https://diyanakhalida.wordpress.co
m/

Keterangan
a.larutan alkohol
b.spesimen
c. kaca objek
d. botol jam
mengawetkan tumbuhan dengan menggunakan alkohol. Alkohol, merupakan
bahan yang mudah terbakar, bersifat disinfektan dan tidak korosif. Adapun
spesimen yang dipakai yaitu tumbuhan semanggi. Klasifikasi tumbuhan semanggi
menurut (Neli,2013)

Kingdom

: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)


Divisi
: Pteridophyta (paku-pakuan)
Kelas
: Pteridopsida
Ordo
: Salviniales
Famili
: Marsileaceae
Genus
: Marsilea
Spesies
: Marsilea crenata
Sebelum kita mengawetkan kita harus membersihakan terlebh dahulu
spesimen yang digunakan, kemudian dikeringkan agar tumbuhan terlihat menarik
atau dalam estetika pengawetannya baik. Setelah itu lalu kita membuat larutan
alkohol

DAFTAR PUSTAKA

Kadaryanto. Wijaya Jati. et al,. 2006. Biologi 1 mengungkap rahasia alam


kehidupan SMP kelas VII. Jakarta : Yudistira.
Prasodjo, Budi. Naryoko. et al,. 2007. IPA 1B SMP kelas VII Semester
II. Jakarta : Yudistira.
Ramadhanil, 2002. Herbarium sebagai salah satu bentuk konservasi eksitu,Lokakarya Penyusunan IBSAB Bioregion Sulawesi. Makassar.
Rasdianah, Nur. 2009. Bahan Ajar Farmakognosi I. Gorontalo : UNG.
Sama, Surya. 2009. Pengawetan tanaman dan hewan. Bandung Upi.
https://diyanakhalida.2012.wordpress.com diakses 16 maret 2015 (04.00).
Nelli. 2013. Tumbuhan Paku. Jakarta: Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai