Anda di halaman 1dari 3

1.

Rehidrasi dan tirah baring


2. Kortikosteroid
Diberikan untuk percepatan pematangan paru
1. Betamethasone 12 mg IM tiap 24 jam selama 48 jam
2. Dexamethasone 6 mg IM tiap 12 jam selama 48 jam
Efek optimal terjadi 24 jam setelah pemberian terakhir mencapai puncak dalam
waktu 48 jam dan bertahan sampai 7 hari.
Pemberian ulangan kortikosteroid tak berguna oleh karena dapat mengganggu
perkembangan psikomotor janin
Tokolitik :
Nifedipine ( calcium channel blocker ) , pemberian per oral efektif dalam menekan
kontraksi uterus dengan efek samping maternal dan janin yang minimal (nyeri
kepala, flushing , hipotensi dan takikardia ).
Protokol :
Sediaan : Kapsul gelatin oral 10 atau 20 mg
loading dose : 30 mg . bila setelah 90 menit kontraksi uterus masih ada
berikan dosis ulang 20 mg
Dosis pemeliharaan : 20 mg tiap 6 jam selama 24 jam dan dilanjutkan
dengan 20 mg untuk 24 jam berikut
Kriteria gagal : kontraksi uterus menetap setelah 60 menit pemberian dosis
ulangan.
Prostaglandine sintetase inhibitor (dapat digunakan untuk jangka pendek) obat
yang sering digunakan indomethacine
Magnesium Sulfat (MgSO4)
Syarat pemberian Mg SO4 :
Pemberian harus diawasi dengan ketat dengan pemeriksaan : reflek patela,
frekuensi pernafasan, produksi urine
Harus tersedia antidotum calcium gluconat 10 ml dalam larutan 10%
Protocol for use of magnesium sulfate in supression of preterm labor
Criteria for admission to protocol
1. Preterm labor has been confirmed
2. Gestational age of 20 34 weeks has been confirmed
3. Examination and tests have ruled out any case of maternal and fetal disease
or disorder in which it would be best to allow labor to continue
4. Any specific contraindications to magnesium sulfate therapy have been
ruleout
Protocol

Sediaan Larutan : larutan awal mengandung 6 gram MgSO4 ( 12 ml laritan


50% ) dalam 100 ml Dextrose 5%. Larutan maintanance : 10 gram MgSO4
( 20 ml larutan 50% ) dalam 500 ml Dextrose 5%
Dosis awal : 6 gram selama 15 20 menit parenteral
Dosis titrasi : 2 gram per jam sampai kontraksi uterus mereda dan diikuti
pemeriksaan serum sebesar 5 7 mg/dL ; dosis maksimum 4 gram per jam
Dosis maintanance : Dosis maintanance untuk 12 jam , kemudian 1 gram per
jam untuk 24 48 jam dan kemudian diganti dengan betta agonis.

Tokolitik lain
Indomethacine (Prostaglandine syntetase inhibitors)

Pemberian dapat per-oral atau per-rektal.


Dosis 50 100 mg diikuti dengan pemberian selama 24 jam yang tak
melebihi 200 mg.
Peck dan Lutheran (2003) : pemberian Indomethacine selama 7 hari atau
lebih pada kehamilan < 33 minggu tidak meningkatkan resiko medis pada
neonatus.

Atosiban
Kompetitif antagonis dari kontraksi uterus akibat oksitosin.
US FDA menolak penggunaan Atosiban dalam pencegahan persalinan prematur
oleh karena efektivitas dan keamanan bagi janin atau neonatus meragukan.
3. Antibiotika
Terapi antibiotika pada kasus persalinan preterm diperkirakan oleh sebagian besar
ahli tidak memberikan manfaat dalam menghambat persalinan preterm.
Pemberian antibiotika bermanfaat untuk mencegah infeksi GBS pada neonatus.
Terapi pilihan adalah pemberian Penicilline atau Ampicilline.
Clindamycin diberikan pada pasien yang alergi terhadap penicilline.

Rekomendasi Penatalaksanaan Persalinan


Preterm
1. Konfirmasi diagnosa persalinan preterm.
2. Kehamilan < 34 minggu dengan kemajuan persalinan progresif ( dilatasi
servik > 4 cm) tanpa disertai indikasi ibu dan atau anak untuk terminasi
kehamilan Observasi ketat kontraksi uterus dan DJJ dan lakukan
pemeriksaan servik serial untuk menilai kemajuan persalinan.
3. Kehamilan < 34 minggu : beri kortikosteroid untuk pematangan paru.
4. Kehamilan < 34 minggu pada wanita dengan kemajuan persalinan yang tidak
progresif [ dilatasi servik < 4 cm] cegah kontraksi uterus dengan pemberian
tokolitik dan berikan kortikosteroid serta antibiotika profilaksis untuk GBS.

5. Pada kehamilan > 34 minggu : lakukan observasi kemajuan persalinan dan


kesehatan janin intrauterin.
6. Pada kasus dengan persalinan aktif yang progresif [dilatasi servik > 4 cm]
berikan antibiotika untuk profilaksis infeksi GBS pada neonatus.
Penatalaksanaan persalinan :

Bila perlu lakukan episiotomi pada kasus dengan perineum yang kaku.
Persalinan dengan cunam dengan maksud untuk melindungi kepala janin tak
perlu dilakukan oleh karena manfaatnya tidak didukung dengan data out
come perinatal.
Diperlukan kehadiran neonatologis yang kompeten untuk melakukan
resusitasi bayi preterm.

- See more at: http://reproduksiumj.blogspot.com/2009/09/persalinanpreterm.html#sthash.8YdItOc4.dpuf

Anda mungkin juga menyukai