PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Lingkungan pengendapan adalah tempat mengendapnya material sedimen
beserta kondisi fisik, kimia, dan biologi yang mencirikan terjadinya mekanisme
pengendapan tertentu (Gould, 1972). Interpretasi lingkungan pengendapan dapat
ditentukan dari struktur sedimen yang terbentuk. Struktur sedimen tersebut
digunakan secara meluas dalam memecahkan beberapa masalah geologi, karena
struktur ini terbentuk pada tempat dan waktu pengendapan, sehingga merupakan
kriteria yang sangat berguna untuk interpretasi lingkungan pengendapan.
Terjadinya struktur-struktur sedimen tersebut disebabkan oleh mekanisme
pengendapan dan kondisi serta lingkungan pengendapan tertentu.
Lingkungan pengendapan merupakan suatu lingkungan
tempat
terkumpulnya material sedimen yang dipengaruhi oleh aspek fisik, kimia dan
biologi yang dapat mempengaruhi karakteristik sedimen yang dihasilkannya.
Secara umum dikenal 3 lingkungan pengendapan, lingkungan darat, transisi, dan
laut. Tiap lingkungan sedimen memiliki karakteristik akibat parameter fisika,
kimia, dan biologi dalam fungsinya untuk menghasilkan suatu badan karakteristik
sedimen oleh tekstur khusus, struktur, dan sifat komposisi.
Permukaan bumi mempunyai morfologi yang sangat beragam,
mulai dari pegunungan, lembah sungai, pedataran, padang pasir (desert),
delta sampai ke laut. Dengan analogi pembagian ini, lingkungan
pengendapan secara garis besar dapat dibagi menjadi tigakelompok, yakni darat
(misalnya sungai, danau dan gurun), peralihan (atau daerah transisi
antara darat dan laut; seperti delta, lagun dan daerah pasang surut) dan laut.
Banyak pengarang membagi lingkungan pengendapan berdasarkan versi masingmasing.Selley (1988) misalnya, membagi lingkungan pengendapan menjadi 3
kepada
para
pembaca
deskripsi
tentang
lingkungan
Manfaat Penulisan.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
pengendapan
adalah
karakteristik
dari
suatu
tatanan
pengendapan
darat
merupakan
lingkungan-lingkungan
kuat dan dapat mentransport detritus pada jarak yang cukup jauh sebelum
akhirnya meleleh dan mengendapkan material sedimen pada wilayah glasial.
Rekaman dari pengendapan sistem glasial dimulai pada wilayah dataran tinggi
dan tertransport menuju kedataran rendah sebagai endapan klastik mencapai
lingkungan laut.
mempunyai energi aliran kuat atau deras. Energi yang kuat ini berdampak pada
intensitas erosi vertikal yang tinggi, jauh lebih besar dibandingkan erosi
mendatarnya. Kondisi seperti ini membuat sungai jenis ini mempunyai
kemampuan pengendapan sedimen kecil, segingga alirannya lurus dan tidak
berkelok-kelok. Sungai tipe ini biasanya dijumpai pada daerah pegunungan yang
mempunyai topografi panjang.
tipe ini, erosi secara umum lemah sehingga pengendapan sedimen kuat. Pada tipe
sungai kekelok proses pengendapan terakumulasi pada 5 (lima) bagian yang
berbeda (Boggs, 1995), yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
arus alirannya lemah dan batuan disekitarnya lunak. Sungai tipe ini bercirikan
debit air dan pengendapan sedimen tinggi. Umumnya tipe sungai teranyam
didomonasi oleh pulau-pulau kecil (gosong) berbagai ukuran yang dibentuk oleh
pasir dan kerikil. Pola aliran sungai teranyam terkonsentrasi pada zona aliran
utama.
Sungai anastomasing
Sungai anastomasing terjadi karena adanya dua aliran sungai yang bercabang-cabang,
dimana cabang yang satu dengan yang lain bertemu kembali pada titik dan kemudian bersatu
kembali pada titik yang lain membentuk satu aliran.
Gambar sungai
Anastomasing
d. Lingkun
gan
Danau Permanen
Danau permanen model pertama adalah danau yang terisi oleh endapan
Danau Ephermal
Danau ephemeral adalah danau yang terbentuk dalam jangka waktu yang
pendek didaerah gurun dengan iklim yang panas. Karena adanya pengaruh
evaporasi, danau ephemeral dapat membentuk endapan evaporit pada lingkungan
sabkha. Contoh dari danau ini adalah danau Soda di Amerika Utara dan di Gururn
Sahara dan Arab.
10
11
12
13
Middle estuarin, yaitu daerah dimana terjadi percampuran antara fresh water
dan air asin secara seimbang.
Fluvial atau upper estuarin, yaitu daerah estuarin dimana fresh water
lebih mendominasi, tetapi tidal masihmasih berpengaruh (harian).
c. Lingkungan Pengendapan Tidal Flat
Tidal flat merupakan lingkungan yang terbentuk pada energi gelombang
laut yang rendah dan umumnya terjadi pada daerah pantai mesotidal dan
mokrotidal. Berdasarkan pada elevasinya terhadap tinggi rendahnya pasang surut,
lingkungan tidal flat dapat dibagi menjadi tiga zona, yaitu: subtidal, intertidal dan
supratidal.
Zona subtidal meliputi daerah dibawah rata-rata level pasang-surut yang
rendah dan biasanya selalu digenangi air secara terus menerus. Zona ini sangat
dipengaruhi oleh tidal channel dan pengaruh gelombang laut, sehingga pada
daerah ini sering diendapkan bedload dengan ukuran pasir (sand flat). Pada
zona ini sering terbentuk subtidal b a r d a n shoal. Pengendapan pada daerah
subtidal utamanya terjadi oleh akresi lateral dari sedimen pasiran pada
tidal channel dan bar.
Zona intertidal meliputi daerah dengan level pasang surut rendah sampai
tinggi. Endapan dapat tersingkap antara satu atau dua kali dalam sehari,
tergantung dari kondisi pasang surut dan angin lokal. Karena intertidal merupakan
daerah perbatasan antara pasang surut yang tinggi dan rendah, sehingga
merupakan daerah pencampuran antara akresi lateral dan pengendapan suspensi,
maka daerah ini umumnya tersusun oleh endapan yang berkisar dari lumpur pada
daerah batas pasang surut tinggi sampai pasir pada batas pasang surut rendah
(mixflat). Facies intertidal didominasi oleh persilangan lempung, lanau dan
pasiryang memeperlihatkan struktur flaser, wavy dan lapisan lentikular. Facies
seperti ini menunjukkan adanya fluktuasi yang konstan dengan kondisi energi
yang rendah (Reading, 1978).
Zona supratidal berada diatas rata-rata level pasang surut yang tinggi.
Karena letaknya yang lebih dominan ke arah darat, zona ini sangat dipengaruhi
oleh iklim. Pada daerah beriklim kering terbentuk endapan evaporit flat.
14
Daerah ini umumnya ditoreh oleh tidal channel yang membawa endapan
bedload disepanjang alur sungainya.
d. Lingkungan Pengendapan Lagun
Lagun adalah suatu kawasan berair yang masih berhubungan dengan laut
lepas, tetapi dibatasi oleh suatu tanggul memanjang (barrier) yang relatif sejajar
dengan pantai. Akibat terhalang oleh tanggul, pergerakan air didalam
lagun hanya dipengaruhi oleh arus pasang/surut yang keluar/masuk lewat
celah tanggul. Lagun didaerah kering memiliki kadar garam yang lebih
tinggi dibanding dengan lagun didaerah basah. Hal ini dikarenakan
kurangnya air tawar yang masuk ke daerah itu. Transportasi sedimen
dilagun dilakukan oleh air pasang-surut, o m b a k d a n / a t a u a n g i n ya n g
d e n g a n s e n d i r i n ya d i k e n d a l i k a n i k l i m sehingga akan mempengaruhi
kondisi biologi dan kimia lagun.
Dasar lautan yang dangkal merupakan daratan yang meluas serta terdapat
disepanjang pantai. Continental shelf ini adalah bagian dari benua yang
berdekatan dan tergenang oleh air laut (kedalamannya tak lebih dari 200m).
Lingkungan pengendapan ini mencakup akumulasi dari sedimen klastik yang
tertransport dari daratan serta sedimentasi batuan karbonat yang berasal
keterdapatan organisme yang hidup dilaut. Sedimen yang terendapkan
dilingkungan laut dangkal sangat beraneka ragam. Material sedimen klastik
terdistribusi dan terpisahkan pada fasies pengendapan yang berbeda oleh arus
pasang surut, gelombang, badai dan arus laut. Proses yang sama juga
berpengaruh terhadap sedimen karbonat banyak terdapat pada kondisi
iklim, kedalaman air, dan produksi organisme tertentu (Nichols, 1999).
a. Lingkungan Laut Dangkal Siliklastik
Lingkungan ini dicirikan dengan adanya pengendapan detritus
pada
kedalaman
sedang
(10-200m),
atau
dekat
dengan
daratan,
laut
dalam
merupakan
daerah
terbesar
yang
16
17
18
BAB III
PENUTUP
3.1.
Kesimpulan
19
Saran
Harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, agar
mendapat pemahaman tentang lingkungan pengendapan, jenis-jenisnya serta ciriciri lingkungan pengendapan.
20
21