Anda di halaman 1dari 21

Komponen dalam Sistem Informasi

a) People
Sumber daya yang membuat dan memanfaatkan berbagai fungsi
dalam sistem informasi, seperti pembuat software, analis sistem,
operator sistem dan termasuk pengguna akhir dari sistem.
b) Prosedur
Meliputi prosedur dan instruksi baik manual maupun otomatis, dan
terlibat

dalam

pengumpulan

sistem.

Prosedur

merupakan

serangkaian kegiatan yang dilakukan secara berulang dan dengan


cara yang memiliki standar tertentu. Prosedur ini berperan sebagai
pedoman dilakukannya sebuah sistem informasi.
c) Data
Data tentang organisasi dan proses bisnis, antara lain deskripsi
produk, catatan pelanggan, database persediaan, dsb.
d) Software
Perangkat lunak yang digunakan untuk menjalankan aplikasi
tertentu pada komputer guna memproses data organisasi.
e) Infrstruktur Teknologi Informasi
Infrastruktur teknologi informasi, meliputi
Hardware, merupakan perangkat fisik yang digunakan untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengolah, mengirim data dan
menghasilkan

output

berupa

informasi,

seperti

komputer,

scanner, mouse, keyboards, printer dsb.


Perangkat jaringan komunikasi yang digunakan agar komunikasi
data dapat berjalan dengan baik, seperti wireless LAN, adapter,

satelit, dll.
f) Pengendalian Internal
Pengendalian internal dan langkah langkah keamanan yang
menjaga data dalam sistem informasi akuntansi. Pengendalian
internal

merupakan

sebuah

sistem

atau

proses

yang

diimplementasikan oleh perusahaan, manajemen, dan anggota


lainnya agar dapat menjamin tercapainya sasaran pengendalian
internal yaitu:
Efektifitas dan efisiensi operasi perusahaan
Laporan keuangan yang dapat diandalkan
Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku

Pengendalian internal memiliki 5 komponen, diantaranya :


a. Lingkungan

pengendalian

(Control

environment)

adalah

kumpulan standar, proses, dan struktur yang menyediakan dasar


untuk

melaksanakan

organisasi.

pengendalian

Prinsip-prinsip

yang

internal

berkaitan

di

seluruh

dengan

control

environment, antara lain:


Mendemonstrasikan sebuah komitmen pada integritas dan
nilai etika, mencakup mengatur pola di bagian atas dan
seluruh organisasi Dewan direksi dan manajemen pada
semua

tingkat

entitas,

mendemonstrasikan

pentingnya

integritas dan nilai etika untuk mendukung fungsi sistem


pengendalian

internal,

melalui

arahan,

tindakan,

dan

perilaku.
1. Menetapkan standar perilaku

Harapan dewan direksi

dan manajemen senior mengenai integritas dan nilai etika


didefinisikan

dalam

standar

perilaku

entitas

dan

pemahaman pada semua level organisasi, penyedia jasa


outsourcing, dan rekan bisnis.
2. Mengevaluasi kepatuhan terhadap standar perilaku Untuk
mengevaluasi kinerja individu dan kelompok terhadap
entitas standar perilaku yang diharapkan.
3. Memetakan
Penyimpangan

penyimpangan
dari

entitas

secara
standar

tepat

waktu

perilaku

yang

diharapkan diindentifikasikan dan diperbaiki secara tepat


waktu dan terus menerus.

Latihan

tanggung

mendemonstrasikan

jawab

pengawasan.

kebebasan

Dewan

manajemen

dan

direksi
latihan

pengawasan untuk pengembangan dan kinerja pengendalian


internal, mencakup:
1. Menentukan tanggung jawab pengawasan dewan direksi
Dewan direksi atau badan pengawasan mengidentifikasi dan
menerima tanggung jawab pengawasannya dalam hubungannya
dengan penentuan persyaratan dan harapan.

2. Memelihara atau melimpahkan tanggung jawab pengawasan


Dewan direksi memelihara tanggung jawab pengawasan atau
melimpahkannya ke manajemen senior untuk

mendukung

pancapaian tujuan.
3. Menerapkan keahlian yang relevan Dewan direksi secara
periodik mendefinisikian dan menilai pengetahuan penting dan
kemampuan

yang

memungkinkan

dibutuhkan

mereka

untuk

oleh

anggota

mengajukan

untuk

pernyataan

menyelidik pada manajemen senior dan mengambil tindakan


yang sesuai.
4. Beroperasi secara independen Dewan direksi memiliki cukup
anggota yang independen dan objektif.
5. Menyediakan

pengawasan

Dewan

direksi

memandu,

menunjukkan, dan meninjau pengembangan dan kinerja dari


sistem pengendalian internal.
Prinsip 3 : Menentukan struktur, wewenang, dan tanggung jawab.
Manajemen menetapkan struktur, alur pelaporan, serta wewenang
dan

tanggung

jawab

yang

sesuai

dengan

tujuan,

dengan

pengawasan dewan direksi, mencakup:


1. Mempertimbangkan semua struktur dari entitas Manajemen
dan dewan direksi mempertimbangkan beberapa struktur yang
digunakan (termasuk unit yang bekerja, badan hukum, dan
penyedia layanan outsourcing) untuk membantu pencapaian
tujuan.
2. Menetapkan

alur

laporan

Manajemen

merancang

dan

mengevaluasi alur pelaporan dari setiap struktur entitas agar


dapat dijalankan sesuai dengan wewenang, tanggung jawab,
dan alur informasi, untuk mengatur aktifitas sebuah entitas.
3. Mengidentifikasi, menetapkan, dan membatasi wewenang dan
tanggung

jawab

Manajemen

dan

dewan

direksi

melimpahkan wewenang, mendefinisikan, dan menetapkan


tanggung

jawab

serta

membagi

tingakatan yang ada pada organisasi.

tugas

sesuai

dengan

Prinsip 4 : Mendemonstrasikan komitmen untuk berkompetensi


Organisasi mendemonstrasikan komitmen untuk menarik,
mengembangkan, dan memelihara kompetensi individu untuk
mencapai tujuan.
1. Menetapkan kebijakan dan kegiatan

Kebijakan dan kegiatan

mencerminkan harapan kompetensi yang dibutuhkan organisasi untuk


mendukung pencapaian tujuan.
2. Menarik, mengembangkan, dan memelihara individu

Organisasi

menyediakan pengajaran dan pelatihan yang dibutuhkan untuk menarik,


mengembangkan, dan memelihara anggota yang kompeten dalam jumlah
yang cukup, serta para

penyedia jasa outsourcing untuk mendukung

pencapaian tujuan.
3. Mengevaluasi kompetensi dan memetakan kekurangan Dewan direksi
dan manajemen mengevaluasi kompetensi keseluruhan organisasi juga
penyedia jasa outsourcing untuk menetapkan kebijakan dan kegiatan,
serta tindakan yang dibutuhkan untuk memetakan kekurangan.
4. Merencanakan dan mempersiapkan pengganti Manajemen senior dan
dewan direksi mengembangakan rencana kontingensi untuk penugasan
tanggung jawab yang penting bagi pengendalian internal.
Prinsip 5 : Menegakan akuntabilitas. Organisasi memegang
tanggung jawab individu sebagai tanggung jawab pengendalian
internalnya untuk mencapai tujuan.
1. Menegakan akuntabilitas melalui struktur, wewenag, dan
tanggung jawab Manajemen dan dewan direksi menetapkan
tata cara untuk berkomunikasi dan

memegang tanggung

jawab individu terhadap kinerja pengendalian internal di


seluruh organisasi dan menerapkan langkah perbaikan yang
diperlukan.
2. Menetapkan pengukuran kinerja, insentif , dan penghargaan
Manajemen dan dewan direksi menetapkan pengukuran
kinerja, insentif, dan penghargaan lainnya sesuai dengan
tanggung jawab semua level, mencerminkan posisi yang
sesuai dari kinerja dan standar perilaku yang diharapkan,

serta memahami pencapaian tujuan baik jangka pendek


maupun jangka panjang.
3. Mengevaluasi pengukuran kinerja, insentif, dan penghargaan
yang

berlangsung

Manajemen

dan

dewan

direksi

menyelaraskan insentif dan penghargaan dengan pemenuhan


tanggung

jawab

pengendalian

internal

untuk

mencapai

tujuan.
4. Memahami tekanan yang berlebihan Manajemen dan dewan
direksi mengevaluasi dan menyesuaikan tekanan yang terkait
dengan pencapaian tujuan yang telah mereka tetapkan,
mengembangkan

pengukuran

kinerja,

dan

mengevaluasi

kinerja.
5. Mengevaluasi kinerja dan penghargaan atau disiplin individu

Manajemen

dan

dewan

direksi

mengevaluasi

kinerja

tanggung jawab pengendalian internal, termasuk kepatuhan


terhadap standar perilaku dan tingkat kompetensi yang
diharapkan, serta menyediakan penghargaan atau latihan
kedisiplinan yang sesuai.
Komponen

Bagian

assessment)

adalah

Kedua
melibatkan

Penaksiran
proses

yang

risiko
dinamis

(Risk
dan

berulang untuk mengidentifikasi dan menilai resiko dalam


pencapaian tujuan.
Prinsip 6 : Menentukan tujuan yang relevan. Perusahaan
menentukan
memadai

tujuan

yang

relevan

dengan

kejelasan

yang

untuk dapat mengidentifikasi serta menilai resiko

yang berkaitan dengan tujuan.

Kegiat
an

Pelaporan
Extern

Extern

Com

Intern

al Non- al

al

Financi Financi ce
al
al

plian

a.

Mempertimbangkan

Toleransi

Terhadap

Resiko

b. Menetapkan Standar
Eksternal
c.
Menggambarkan
Pilihan Manajemen
d.
Menggambarkan
Kegiatan Suatu Entitas
e. Merangkum Tujuan
Operasi

dan

Keuangan
f.
Membuat
Penyerahan

Kinerja
Dasar
Sumber

Daya Manusia
Tabel 2.1 Atribut yang Berhubungan Dengan Tujuan
Operasi

Atribut yang berhubungan dengan tujuan operasi


1. Mempertimbangkan toleransi terhadap resiko Manajemen
mempertimbangkan tingkat perbedaan yang dapat diterima
untuk mencapai tujuan organisasi.
2. Menggambarkan

pilihan

manajemen

Tujuan

menggambarkan

pilihan

manajemen

dalam

kegiatan

menentukan

struktur, pemahaman tentang industri itu sendiri serta kinerja


dari suatu entitas.
3. Includes

operations

and

financial

performance

goals

Organisasi menggambarkan tingkat kegiatan serta kinerja


keuangan untuk suatu entitas pada sebuah tujuan kegiatan.
4. Membuat dasar penyerahan sumber daya alam Manajemen
menggunakan tujuan kegiatan
Prinsip

Mengidentifikasi

dan

menganalisa

resiko.

Organisasi mengidentifikasi resiko pada setiap entitas untuk


mencapai tujuan dan melakukan analisa sebagai dasar untuk
menentukan bagaiamana sebuah resiko ditangani.
1. Melibatkan

tingkatan

yang

sesuai

pada

manajemen

Organisasi menggunakan sistem penilaian resiko yang efektif


serta melibatkan tingkatan manajemen yang sesuai.
2. Entitas, Divisi tambahan, Unit operasi dan fungsinya
organisasi mengidentifikasi dan menilai resiko pada entitas
divisi tambahan, unit operasi, tingkatan kewenangan untuk
mencapai tujuan.
3. Menganalisa faktor internal dan faktor eksternal Faktor
internal

dan

eksternal

serta

pengaruhnya

terhadappencapaian sebuah tujuan diperhitungkan dalam


mengidentifikasi resiko.
4. Memperkirakan pengaruh resiko yang telah teridentifikasi
Resiko yang telah teridentifikasi kemudian dianalisa melalui
bebrapa proses yang salah satunya memperkirakan pengaruh
dari resiko tersebut.

5. Menentukan bagaiamana untuk menanggapi sebuah resiko


Memahami bagaiamana seharusnya resiko itu ditangani
apakah itu akan diterima, dihindari,dikurangi atau membagi
resiko, terdapat pada penilaian resiko.
Prinsip 8 : Penilaian resiko kecurangan. Organisasi harus
memahami kemungkinan resiko kecurangan didalam melakukan
penialain resiko untuk pencapaian perusahaan.
1. Memahami

bahwa

kecurangan

dapat

dilakukan

dengan

berbagai cara Penilaian kecurangan memperhitungkan


kemungkinan hilangnya aset, laporan kecurangan serta hasil
penggelapan dari kecurangan dan kejahatan yang muncul.
2. Memahami

faktor

resiko

Penilaian

entitas

mempertimbangkan pengaruh yang signifikan dari hilangnya


aset dan dampaknya terhadap operasi, pelaporan, dan
aktivitas yang terkait.
3. Penilaian insentif dan tekanan Penilaian resiko kecurangan
mempertimbangkan insentif dan tekanan.
4. Penilaian peluang Penilaian terhadap resiko kecurangan,
mempertimbangkan peluang penerimaan yang tidak sah,
penggunaan dan penjualan aset, merubah catatan laporan
serta melakukan tindakan yang tidak pantas.
5. Penilaian terhadap sikap dan rasionalisasi Penilaian resiko
kecurangan mempertimbangkan kemungkinan manajemen
dan anggota lainnya melakukan tindakan yang tidak pantas.
Prinsip 9 : Mengidentifikasi dan menganalisa perubahan
penting. Organisasi mengidentifikasi dan menilai perubahan
yang berdampak besar terhadap sistem pengendalian internal.
1. Menilai perubahan pada lingkungan eksternal Proses
identifikasi

resiko

mempertimbangkan

perubahan

yang

berasal dari lingkungan eksternal yang secara signifikan


dapat mempengaruhi kemampuan sebuah entitas dalam
mencapai tujuan.

2. Menilai

perubahan

mempertimbangkan

pada

model

dampak

yang

bisnis

mungkin

Organisasi
terjadi

dari

dibuatnya model bisnis baru, yang secara langsung akan


mengubah model bisnis yang sudah ada, mengehentikan
operasi

bisnis

pada

pengendalian

internal,

mengubah

ketergantungan pada ilmu geologi asing, teknologi baru dan


perubahan pada lingkungan fisik yang berhubungan dengan
oeprasi bisnis.
3. Menilai

perubahan

mempertimbangkan
sikap

mereka

pada

kepemimpinan

perubahan

didalam

masing-masing

serta

Organisasi

manajemen
filosofi

dan

didalam

pengendalian internal.
Komponen Bagian Ketiga :

(Control activities) adalah

langkah yang diambil melalui kebijakan dan prosedur yang


membantu

manajemen

memetakan

resiko

pada

tujuan

perusahaan.
Prinsip

10

Memilih

dan

mengembangkan

aktivitas

pengawasan. Organisasi memilih dan mengembangan aktivitas


pengawasan yang berkontribusi pada mitigasi resiko intuk
pencapaian tujuan pada tingkat tertentu.
1. Menghubungkan aktivitas pengendalian dengan penilaian
resiko Aktivitas pengawasan membantu memastikan bahwa
tanggapan resiko
2. Menentukan

proses

bisnis

yang

relevan

Manajemen

menentukan proses binsis mana yang memerlukan aktivitas


pengawasan.
3. Mempertimbangkan
Manajemen

faktor

spesifik

mempertimbangkan

sebuah

bagaiamana

entitas

lingkungan,

kompleksitas, alam, ruang lingkup operasi dan karakteristik


organisasi

itu

sendiri

mempengaruhi

pilihan

dan

pengembangan dari aktivitas pengawasan.


4. Mengevaluasi tipe aktivitas pengawasan campuran Aktivitas
pengawasan

termasuk

didalamnya

jarak

dan

jenis

pengawasan serta pendekatan untuk menilai resiko dengan


mempertimbangkan

aktivitas

pengendalian

baik

secara

manual maupun otomatis.


5. Memahami pada tingkat mana aktivitas akan diaplikasikan
Manajemen mempertimbangkan aktivitas pengawasan pada
beberapa level didalam setiap entitas.
6. Addresses

segregation

of

duties

Manajemen

mempertimbangkan bagaimana melakukan pembagian tugas


sesuai dengan tanggung jawab masing-masing entitas.
Prinsip 11 : Memilih dan mengembangkan pengawasan umum
terhadap teknologi. Organisasi memilih dan mengembangkan
pengawasan

secara

umum

terhadap

teknologi

untuk

mendukung tercapainya tujuan.


1. Menentukan ketergantungan antara penggunaan teknologi
didalam

proses

Manajemen

bisnis

memahami

ketergantungan

serta

dan

pengawasan

kemudian

keterkaitan

teknologi

menetukan
antara

tingkat

proses

bisnis,

kegiatan pengawasan otomatis dan pengawasan teknologi


secara umum.
2. Menetapkan infrastruktur teknologi kegiatan pengawasan
Manajemen

memilih

dan

mengembangkan

kegiatan

pengawasan terhadap infrastruktur teknologi yang didesain


dan

diimplementasikan

untuk

membantu

memastikan

kelengkapan, keakuratan, dan ketersediaan sebuah teknologi


pemrosesan.
3. Menetapkan pengawasan manajemen pengawasan kegiatan
Manajemen

memilih

dan

mengembangkan

kegiatan

pengawasan yang dirancang dan diimplementasikan untuk


membatasi

akses

terhadap

teknologi,

menyesuaikan

wewenang dengan tanggung jawab, dan mengamankan aset


entitas dari ancaman luar.
4. Menetapkan

teknologi

pengembangan

dan

yang

sesuai

pengawasan

untuk

proses

penerimaan,

maintenance

Manajemen

memilih

dan

mengembangkan

pengawasan

terhadap

penerimaan,

perawatan terhadap teknologi

kegiatan

pengembangan

dan

beserta infrastrukturnya

untuk mencapai tujuan manajemen.


Prinsip 12 : Melaksanakan sesuai kebijakan dan prosedur.
Organisasi

mengerahkan

kegiatan

pengawasan

yang

diwujudkan dari didalam kebijakan


1. Menetapkan
pelaksanaan

kebijakan
tujuan

dan

prosedur

manajemen

untuk

arahan

mendukung

manajemen

Manajemen menetapkan aktivitas pengawasan yang dibangun


didalam proses bisnis dan kegiatan sehari-hari pegawai
melalui penetapan kebijakan dan prosedur yang relevan.
2. Menetapkan
menjalankan

tanggung

jawab

kebijakan

dan

menetapkan

tanggung

jawab

pengawasan

terhadap

kegiatan

dan

akuntabilitas

prosedur
dan

Manajemen

akuntabilitas

manajemen

untuk

unit

untuk
bisnis

dimana resiko berada.


3. Dilakukan oleh anggota yang kompeten Anggota yang
kompeten

melakukan

kegiatan

pengawasan

dengan

ketekunan dan terpusat secara terus menerus.


4. Dilakukan tepat waktu Anggota yang bertanggung jawab
melakukan kegiatan pengawasan pada waktu yang tepat
sesuai pada kebijakan dan prosedur.
5. Mengambil langkah perbaikan Anggota yang bertanggung
jawab melakukan penyelidikan dan mengambil tindakan
terhadap

masalah

yang

ditemukan

pada

saat

proses

pengawasan.
6. Melakukan penilaian ulang terhadap kebijiakan dan prosedur
Manajemen secara periodik melakukan review terhadap
aktivitas pengawasan untuk menentukan langkah selanjutnya
dan melakukan penyegaran apabila diperlukan.
Komponen Bagian Keempat : Pemrosesan informasi dan
komunikasi (Information processing and communication) adalah

kegiatan yang mengevaluasi sumber dan kualitas informasi


yang digunakan, serta kelancaran komunikasi dengan pihak
eksternal.
Prinsip 13 : Menggunakan informasi yang relevan. Organisasi
memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi
yang berkualitas untuk mendukung fungsi komponen lain
didalam pengendalian internal.
1. Mengidentifikasi

kebutuhan

informasi

Sebuah

proses

dibutuhkan untuk mengidentifikasi kebutuhan informasi yang


diperlukan

dan

diharapkan

komponen

lain

didalam

untuk

mendukung

pengendalian

fungsi

internal

serta

pencapaian tujuan entitas.


2. Menangkap sumber data internal dan eksternal Sistem
informasi menangkap sumber data internal dan eksternal.
3. Mengolah data yang relevan menjadi sebuah informasi
Sistem informasi mengolah dan merubah bentuk sebuah data
relevan menjadi sebuah informasi.
4. Mempertahankan kualitas pengolahan Sistem informasi
membuat sebuah informasi menjadi tepat waktu, uptodate,
akurat, lengkap, mudah diakses, terlindungi, dapat diperiksa
dan

dapat

disimpan.

Informasi

diterima

untuk

menilai

relevansinya dalam mendukung pengendalian internal sebuah


komponen.
5. Mempertimbangkan biaya dan manfaat Sifat, kuantitas, dan
ketepatan informasi yang dikomunikasikan harus sesuai dan
mendukung tujuan pencapaian perusahaan.
Prinsip 14 : Komunikasi internal. Organisasi melakukan
komunikasi internal, termasuk tujuan dan tanggung jawab
pengendalian internal yang berguna untuk mendukung fungsi
komponen lain didalam pengendalian internal.
1. Melakukan
dengan

komunikasi
anggota

informasi

Proses

pengendalian

internal

berfungsi

untuk

mengkomunikasikan informasi yang dibutuhkan, agar semua

anggota dapat mengerti serta menjalankan tanggung jawab


pengendalian internal mereka.
2. Melakukan komunikasi dengan dewan direksi Komunikasi
terjalin

diantara

manajemen

dan

dewan

direksi

agar

keduanya dapat mendapatkan informasi kebutuhan informasi


mereka

dalam

menjalankan

tugas

masing-masing

demi

mencapai tujuan.
3. Menyediakan jalur komunikasi terpisah Saluran komunikasi
terpisah yang berfungsi sebagai mekanisme fail-safe agar
dapat melakukan komunikasi rahasia disaat saluran normal
tidak efektif.
4. Memilih

cara

berkomunikasi

yang

relevan

Cara

berkomunikasi mempertimbangkan waktu, pengguna, dan


sifat komunikasi itu sendiri.
Prinsip 15 : Komunikasi eksternal. Organisasi melakukan
komunikasi

dengan

pihak

eksternal

mengenai

hal

yang

berdampak pada fungsi komponen pengendalian internal.


1. Komunikasi
ditempatkan

dengan
untuk

pihak

eksternal

mengkomunikasikan

Suatu

proses

informasi

yang

relevan serta tepat waktu kepada pihak luar termasuk


pemegang saham, rekanan, pemilik, pembuat kebijakan,
pelanggan, dan analis keuangan serta pihak luar lainnya.
2. Memungkinkan

komunikasi

antara

pihak

luar

dengan

perusahaan Saluran komunikasi terbuka memungkinkan


pelanggan, pengguna, penyedia, auditor eksternal, pembuat
kebijakan,
memberikan

analis

keuangan

masukkan

dan

informasi

pihak
yang

luar
relevan

lainnya
untuk

manajemen dan dewan direksi.


3. Menyediakan jalur komunikasi terpisah - Saluran komunikasi
terpisah yang berfungsi sebagai mekanisme fail-safe agar
dapat melakukan komunikasi rahasia disaat saluran normal
tidak efektif.

4. Komunikasi dengan dewan direksi Informasi yang relevan,


merupakan

hasil

dari

penilaian

yang

dilakukan

pihak

eksternal yang kemudian dikomunikasikan kepada dewan


direksi.
5. Memilih

cara

berkomunikasi

yang

relevan

Cara

berkomunikasi mempertimbangkan waktu, pengguna, sifat


komunikasi, hukum, dan aturan.
Komponen

Bagian

Kelima

Kegiatan

Pemantauan

(Monitoring activities) adalah proses penilaian mutu kinerja


sistem

pengendalian

intern,

sepanjang

waktu.

Sistem

pengendalian internal perlu diawasi, sebuah proses untuk


menentukan kualitas performa sistem dari waktu ke waktu
Prinsip 16 : Melakukan evaluasi secara berkelanjutan atau
terpisah. Organisasi memilih, mengembangkan dan melakukan
evaluasi

secara

berkelanjutan

untuk

memastikan

apakah

komponen pengendalian yang sudah ada berfungsi dengan baik.


1. Mempertimbangkan
secara

terpisah

evaluasi

berkelanjutan

Manajemen

dan

mencakup

evaluasi

keseimbangan

antara evaluasi secara berkelanjutan dan evaluasi secara


terpisah.
2. Menetapkan

pemahaman

dasar

Rancangan

serta

pernyataan pada pengendalian internal digunakan untuk


menetapkan dasar melakukan evaluasi berkelanjutan dan
evaluasi terpisah.
3. Mempertimbangkan

tingkat

perubahan

Manajemen

mempertimbangkan tingkat perubahan pada bisnis serta


proses bisnis didalamnya saat memilih dan mengembangkan
evaluasi berkelanjutan dan evaluasi terpisah.
4. Menggunakan pengetahuan anggota Bagi penilai kinerja
evaluasi

berkelanjutan

pengetahuan
dievaluasi.

yang

dan

memadai

terpisah
tentang

harus
apa

yang

memiliki
sedang

5. Mengintegrasikan

dengan

proses

bisnis

Evaluasi

berkelanjutan dibuat kedalam proses bisnis dan digunakan


untuk merubah situasi.
6. Mengevaluasi secara obyektif Evaluasi terpisah dilakukan
secara berkala untuk menyediakan masukkan yang obyektif.
7. Menyesuaikan frekuensi dan ruang lingkup Manajemen
membagi frekeunsi dan ruang lingkup berdasarkan resikonya.
Prinsip

17

Mengevaluasi

dan

mengkomunikasikan

kekurangan. Organisasi mengevaluasi dan mengkomunikasikan


kekurangan didalam pengendalian internal secara tepat waktu
yang ditujukan kepada pihak yang bertanggung jawab untuk
mengambil

langkah

perbaikan,

termasuk

didalamnya

Manajemen senior dan dewan direksi.


1. Hasil penilaian Manajemen dan dewan direksi yang sesuai,
menilai hasil evaluasi yang sedang berjalan dan evaluasi
secara terpisah.
2. Mengkomunikasikan
Kekurangan

kekurangan

dikomunikasikan

kepada
kepada

manajemen
pihak

yang

bertanggung jawab untuk mengambil tindakan perbaikan


oleh manajemen tingkat satu.
3. Melaporkan kekurangan kepada manajemen senior dan
dewan direksi Kekurangan dilaporkan kepada manajemen
senior dan dewan direksi yang sesuai.
4. Memantau langkah perbaikan Manajemen melacak apakah
kekurangan yang ada telah dipulihkan tepat waktu.
5. Mengumpulkan dan Menyimpan data tentang Aktivitas aktivitas
yang dilaksanakan oleh Organisasi agar pihak manajemen, pegawai
dan pihak pihak luar yang berkepentingan dapat meninjau ulang
hal-hal yang telah terjadi
6. Mengubah data menjadi Informasi yang berguna bagi pihak
manajemen

untuk

membuat

keputusan

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan

dalam

aktivitas

7. Menyediakan pengendalian yang memadai untuk menjaga aset


aset organisasi termasuk data organsiasi, untuk memastikan bahwa
data tersebut tersedia saat dibutuhkan, akurat dan andal
Peran Profesi Akuntan dalam Kaitannya dengan Sistem Informasi
Akuntansi:

Akuntan Keuangan
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan eksternal
dengan mengacu pada standar yang berlaku
Akuntan Managerial
Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan internal
Auditor
Mengevaluasi pengendalian dan meegaskan kewajaran laporan
keuangan perusahaan.
Manajer Akuntansi
Mengontrol aktivitas akuntansi perusahaan
Ahli Perpajakan
Memberikan informasi yang menggambarkan tanggungan pajak
perusahaan
Konsultan
Merencanakan spesifikasi sistem informasi akuntansi
International

Federation

of

Accountants

(IFAC)

menerbitkan

sebuah laporan, pedoman 11, Teknologi informasi didalam kurikulum


akuntansi, yang mengidentifikasi 4 peran dimana akuntan menggunakan
teknologi informasi, diantaranya :
1. Pengguna
Para akuntan dan manajer keuangan menggunakan sistem akuntansi
untuk semua fungsi yang dibahas sebelumnya (menyusun laporan
eksternal, menangani transaksi rutin, dll).
2. Manajer
Manajer bertanggung jawab mengatur karyawan dan sumber daya untuk
membantu suatu organisasi dalam mencapai tujuannya.
3. Konsultan

Akuntan yang sudah berpengalaman dapat menyediakan jasa konsultasi


dibanyak bidang, termasuk sistem informasi, perencanaan keuangan
perorangan,

akuntansi

internasional,

akuntansi

lingkungan,

dan

akuntansi forensik.
4. Evaluator
Akuntan menyediakan bermacam jasa evaluasi yang berfokus atau
bergantung pada sistem informasi akuntansi. Disini, akan dilihat akuntan
sebagai seorang :
1.

Auditor internal
Auditor internal mengevaluasi berbagai unit didalam suatu organisasi
untuk menentukan apakah unit itu telah mencapai misinya secara efisien

2.

dan efektif.
Auditor eksternal
Perusahaan membayar kantor akuntan publik untuk mengaudit laporan
keuangan

mereka

untuk

memenuhi

ketentuan

hukum

dan

untuk

menambahkan kredibilitas atas laporan keuangan mereka.


3.
Penyedia jasa assurance (pemberi keyakinan) lainnya.
Para akuntan memperluas peran mereka sebagai ava-luator dengan
menyediakan berbagai macam jasa assurance (assurance service).
5. Penyedia jasa akuntansi dan perpajakan
Akuntan menggunakan peranti lunak akuntansi guna menyusun laporan
keuangan untuk klien-klien kecil dan peranti lunak perpajakan guna
memberikan jasa perpajakan untuk klien-klien mereka.
Apakah peran yang dimainkan seorang akuntan dalam SIA? Tiga
peran akuntan dalam SIA adalah sebagai user, designer, dan auditor.
Sebagai

user

atau

pemakai

sistem,

akuntan

harus

bisa

memastikan bahwa sistem baru berisi ciri-ciri (features) yang


dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan/tugas/fungsinya dalam
organisasi. Dengan kata lain, para akuntan harus memberikan
gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada para
profesional/spesialis

sistem

Karena

sebagai

itu,

akuntan

yang

merancang

pemakai

sistem

sistem
harus

mereka.

mengetahui

bagaimana sistem dikembangkan, teknik-teknik yang digunakan dalam

pengembangan sistem, dan teknologi yang akan digunakan dalam sistem


yang baru.
Salah satu faktor keberhasilan/kesuksesan dalam perancangan suatu
sistem informasi adalah dengan melibatkan pemakai sistem tersebut.
Akuntan sebagai

pemakai

sistem informasi

akuntansi harus

dilibatkan dalam perancangan sistem karena akuntan mempunyai


pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi, prinsip-prinsip
pengauditan,

teknik-teknik

pengembangan

sistem.

sistem

Perancangan

informasi,
sistem

dan

metode

merupakan

upaya

kolaborasi antara akuntan dengan profesional/spesialis sistem. Akuntan


bertanggung

jawab

untuk

sistem

konseptualnya

sedangkan

profesional/spesialis sistem bertanggung jawab untuk sistem fisiknya.


Sebagai

contoh:

manajer

departemen

kredit

akan

membutuhkan

informasi mengenai kredit para pelanggan untuk mendukung keputusan


yang akan dibuatnya. Akuntan menentukan hakikat informasi yang
diperlukan, sumber-sumbernya, tujuannya, dan peraturan akuntansi yang
perlu diterapkan. Profesional/spesialis sistem menentukan teknologi yang
paling ekonomis dan efektif untuk mendapatkan, memproses dan
menghasilkan informasi tersebut.
Informasi dari laporan yang dihasilkan SIA harus sesuai dengan kualitas
suatu informasi. Salah satunya adalah keandalan data SIA yang akan
menghasilkan laporan keuangan tersebut.
maupun

auditor

pengauditan

SIA

eksternal/public
untuk

menyediakan

Baik

auditor

internal

accountant

melakukan

kepastian

(assurance)

mengenai informasi yang terkandung pada laporan keuangan


tersebut.

Akuntan

kontrolnya,

menilai

sebagai

auditor

efisensi

dan

perlu

mengetes

efektifitas

sistem

sistem,

dan

berpartisipasi dalam proses pengembangan sistem. Agar lebih


efektif melakukan pekerjaannya, auditor harus memiliki pengetahuan
teknik pengembangan sistem, pengendalian, teknologi yang digunakan,
dan perancangan dan pengoperasian SIA

Apakah peran yang dimainkan seorang akuntan dalam SIA? Tiga


peran akuntan dalam SIA adalah sebagai user, designer, dan auditor.
Sebagai

user

atau

pemakai

sistem,

akuntan

harus

bisa

memastikan bahwa sistem baru berisi ciri-ciri (features) yang


dibutuhkan dalam menjalankan pekerjaan/tugas/fungsinya dalam
organisasi. Dengan kata lain, para akuntan harus memberikan
gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada para
profesional/spesialis

sistem yang merancang sistem mereka.

Karena

sebagai

itu,

akuntan

pemakai

sistem

harus

mengetahui

bagaimana sistem dikembangkan, teknik-teknik yang digunakan dalam


pengembangan sistem, dan teknologi yang akan digunakan dalam sistem
yang baru.
Salah satu faktor keberhasilan/kesuksesan dalam perancangan suatu
sistem informasi adalah dengan melibatkan pemakai sistem tersebut.
Akuntan sebagai

pemakai

sistem informasi

akuntansi harus

dilibatkan dalam perancangan sistem karena akuntan mempunyai


pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi, prinsip-prinsip
pengauditan,

teknik-teknik

pengembangan

sistem.

sistem

Perancangan

informasi,
sistem

dan

metode

merupakan

upaya

kolaborasi antara akuntan dengan profesional/spesialis sistem. Akuntan


bertanggung

jawab

untuk

sistem

konseptualnya

sedangkan

profesional/spesialis sistem bertanggung jawab untuk sistem fisiknya.


Sebagai

contoh:

manajer

departemen

kredit

akan

membutuhkan

informasi mengenai kredit para pelanggan untuk mendukung keputusan


yang akan dibuatnya.

Akuntan menentukan hakikat informasi yang

diperlukan, sumber-sumbernya, tujuannya, dan peraturan akuntansi yang


perlu diterapkan.

Profesional/spesialis sistem menentukan teknologi

yang paling ekonomis dan efektif untuk mendapatkan, memproses dan


menghasilkan informasi tersebut.
Informasi dari laporan yang dihasilkan SIA harus sesuai dengan kualitas
suatu informasi. Salah satunya adalah keandalan data SIA yang akan
menghasilkan laporan keuangan tersebut.

Baik auditor internal

maupun

auditor

pengauditan

SIA

eksternal/public
untuk

menyediakan

accountant

melakukan

kepastian

(assurance)

mengenai informasi yang terkandung pada laporan keuangan


tersebut.

Akuntan

kontrolnya,

sebagai

menilai

auditor

efisensi

perlu

dan

mengetes

efektifitas

sistem

sistem,

dan

berpartisipasi dalam proses pengembangan sistem. Agar lebih


efektif melakukan pekerjaannya, auditor harus memiliki pengetahuan
teknik pengembangan sistem, pengendalian, teknologi yang digunakan,
dan perancangan dan pengoperasian SIA.

1. Akuntan Sebagai Pengguna


Akuntan

dan

Manajer

dapat

dikatakan

sebagai

pengguna

sistem

informasi akuntansi karena mereka menggunakan sistem informasi untuk


mengolah pemrosesan transksi pada semua siklus transaksi keuangan
perusahaan (membukukan transaksi dan memyusun laporan). Sebagai
pengguna akuntan harus bisa memastikan bahwa sistem baru harus
berisi

ciri-ciri

(features)

tugas/fungsi/pekerjaan

yang

dalam

dibutuhkan

organisasi.

dalam

Peran

menjalankan

akuntan

harus

memberikan gambaran yang jelas tentang kebutuhan mereka kepada


para profesional/spesialis sistem yang merancang sistem mereka.
IFAC

menekankan

pula

bahwa

para

pengguna

perlu

memahami

arsitekstur suatu sistem informasi seperti perangkat keras (hardware),


perangkat lunak (software), dan metode pengorganisasian data serta
harus mampu menggunakan paket pengolahan data, lembar kerja, basis
data, dan akuntansi.
2.

Akuntan

Sebagai

Designer

Salah satu faktor keberhasilan/kesuksesan dalam preancangan suatu


sistem informasi adalah dengan melibatkan pemakai sistem tersebut.
Akuntan sebagai harus dilibatkan dalam perancangan sistem karena
akuntan mempunyai pengetahuan mengenai prinsip-prinsip akuntansi,
prinsip-prinsip pengauditan, teknik-teknik sistem informasi, dan metode

pengembangan sistem, upaya perancangan sistem merupakan kolaborasi


antara

akuntan

bertanggung

dengan

jawab

untuk

profesional/spesialis
sistem

sistem.

konseptualnya

Akuntan
sedangkan

professional/spesialis sistem bertanggung jawab untuk sistem fisiknya


seperti pembuatan program baik itu dalam tampilan program maupun
laporan yang dihasilkannya.
3. Akuntan Sebagai Auditor
Output/hasil akhir dari sistem informasi akuntansi adalah berupa
informasi laporan keuangan. Informasi dari laporan keuangan yang
dihasilkan Sistem Informasi Akuntansi harus sesuai dengan kualitas
suatu informasi. Salah satunya adalah ketersediaan bukti fisik/data
dalam sistem informasi akuntansi tersebut dalam menghasilkan laporan
keuangan.
Untuk melakukan pemeriksaan terhadap informasi yang di sajikan
laporan keuangan dibutuhkan seorang auditor. Baik auditor internal
maupun auditor eksternal/publik accountant melakukan pengauditan SIA
untuk menyediakan kepastian (assurance) mengenai informasi yang
terkandung pada laporan keuangan tersebut. Akuntan sebagai auditor
harus menguji program yang sedang berjalan, menilai efisiensi dan
efektivitas sistem dan berpartisipasi dalam proses pengembangannya.
Agar tujuan tersebut dapat terlaksana dengan baik, auditor harus
memiliki pengetahuan teknik pengembangan sistem, pengendalian dan
teknologi

informasi

yang

pengoperasian SIA tersebut.

digunakan

serta

perancangan

dan

Anda mungkin juga menyukai