Anda di halaman 1dari 28

1.

Perubahan anatomi dan fisiologi wanita hamil


PERUBAHAN PADA ORGAN-ORGAN SISTEM REPRODUKSI
Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi
intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk
elastisitas / kelenturan uterus.
Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
- tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
- kehamilan 8 minggu : telur bebek
- kehamilan 12 minggu : telur angsa
- kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
- kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
- kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
- kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
- kehamilan 32 minggu :

pertengahan

pusat-xyphoid
-

36-42 minggu : 3 sampai 1 jari

bawah

xyphoid
Ismus

uteri,

dari

serviks, batas

sulit

ditentukan,

pada kehamilan trimester I

memanjang

dan

kehamilan 16

anatomik

bagian

menjadi

lebih

kuat.

Pada

minggu menjadi satu bagian

dengan

korpus, dan pada kehamilan

akhir di atas

32 minggu menjadi segmen

bawah

uterus. Vaskularisasi sedikit, lapis muskular tipis, mudah ruptur, kontraksi minimal
-> berbahaya jika lemah, dapat ruptur, mengancam nyawa janin dan nyawa ibu.
-

Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan


perlunakan akibat progesteron (-> tanda Hegar), warna menjadi livide / kebiruan.

Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.

Vagina dan Vulva

Vagina

dan

vulva

akibat

hormon

estrogen

mengalami

perubahan. Adanya

hipervaskularisaso mengakibatkan vagina dna vulva tampak lebih merah, agak kebirubiruan (livide), tanda ini disebut tanda Chadwick. Pembuluh-pembuluh darah alat
genitalia interna akan membesar. Hal ini karena oksigenisasi dan nutrisi pada alat-alat
genitalia

tersebut

meningkat. Sehingga
apabila

terdapat

kecelakaan

pada

kehamilan

atau

persalinan,

maka

perdarahan

akan

banyak sekali, sampai


dapat

menyebabkan

kematian.
Ovarium
Sejak kehamilan 16
minggu,
diambil

fungsi
alih

oleh

plasenta,

terutama

fungsi

produksi

progesteron
estrogen.

dan
Selama

kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan


folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.
Payudara
Akibat pengaruh estrogen terjadi hiperplasia sistem duktus dan jaringan interstisial
payudara.

Hormon

laktogenik

plasenta

(diantaranya

somatomammotropin)

menyebabkan hipertrofi dan pertambahan sel-sel asinus payudara, serta meningkatkan


produksi zat-zat kasein, laktoalbumin, laktoglobulin, sel-sel lemak, kolostrum.
Mammae membesar dan tegang, terjadi hiperpigmentasi kulit serta hipertrofi kelenjar
Montgomery, terutama daerah areola dan papilla akibat pengaruh melanofor. Puting
susu membesar dan menonjol. (beberapa kepustakaan tidak memasukkan payudara
dalam sistem reproduksi wanita yang dipelajari dalam ginekologi)

PENINGKATAN BERAT
BADAN SELAMA HAMIL
Normal berat badan meningkat
sekitar 6-16 kg, terutama dari
pertumbuhan isi konsepsi dan
volume berbagai organ / cairan
intrauterin.
Berat janin + 2.5-3.5 kg, berat plasenta + 0.5 kg, cairan amnion + 1.0 kg, berat uterus + 1.0
kg,

penambahan volume sirkulasi maternal + 1.5 kg, pertumbuhan mammae + 1 kg, penumpukan
cairan interstisial di pelvis dan ekstremitas + 1.0-1.5 kg.
PERUBAHAN

PADA

ORGAN-ORGAN

SISTEM

TUBUH

LAINNYA

Sistem respirasi
Kebutuhan oksigen meningkat sampai 20%, selain itu diafragma juga terdorong ke
kranial -> terjadi hiperventilasi dangkal (20-24x/menit) akibat kompliansi dada (chest
compliance) menurun. Volume tidal meningkat. Volume residu paru (functional residual
capacity) menurun. Kapasitas vital menurun. Seorang wanita hamil tidak jarang
mengeluh tentang rasa sesak dan pendek napas. Hal ini ditentukan pada kehamilan 32

minggu ke atas, oleh karena usus-usus tertekan oleh uterus yang membesar ke arah
diafragma, sehingga diafragma kurang leluasa bergerak. Untuk memenuhi kebutuhan
oksigen yang meningkat kira-kira 20%, seorang wanita hamil selalu bernapas lebih
dalam dan bagian bawah toraksnya juga melebar.
Paru-paru
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatnya pembentukan
hormon progesteron menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita
hamil bernafas lebih cepat dan lebih dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen
untuk dirinya dan untuk janin. Lingkar dada wanita hamil agak membesar.
Sistem gastrointestinal
Estrogen dan hCG meningkat dengan efek samping mual dan muntah-muntah, selain
itu terjadi juga perubahan peristaltik dengan gejala sering kembung, konstipasi, lebih
sering lapar / perasaan ingin makan terus (mengidam), juga akibat peningkatan asam
lambung. Pada keadaan patologik tertentu dapat terjadi muntah-muntah banyak sampai
lebih dari 10 kali per hari (hiperemesis gravidarum).
Sistem sirkulasi / kardiovaskular
Perubahan fisiologi pada kehamilan normal, yang terutama adalah perubahan
HEMODINAMIK maternal, meliputi :
- retensi cairan, bertambahnya beban volume dan curah jantung
- anemia relatif
- akibat pengaruh hormon, tahanan perifer vaskular menurun
- tekanan darah arterial menurun
- curah jantung bertambah 30-50%, maksimal akhir trimester I, menetap sampai akhir
kehamilan
-

volume
volume

darah

maternal

plasma

bertambah

keseluruhan

bertambah

lebih

pada

cepat

kemudian bertambah secara perlahan sampai akhir kehamilan.

awal

sampai

50%

kehamilan,

Pada trimester pertama, terjadi :


- penambahan curah jantung, volume plasma dan volume cairan ekstraselular, disertai
peningkatan aliran plasma ginjal dan laju filtrasi glomerulus
- penambahan / retensi air dan natrium yang dapat ditukar di dalam tubuh, peningkatan
TBW / total body water
- akibatnya terjadi aktifasi sistem renin-angiotensin dan penurunan ambang osmotik
untuk pelepasan mediator vasopresin dan stimulasi dahaga.
- akibatnya pula terjadi penurunan konsentrasi natrium dalam plasma dan penurunan
osmolalitas plasma, sehingga terjadi edema pada 80% wanita yang hamil. Terjadi
peningkatan volume plasma sampai 25-45%, dengan jumlah eritrosit meningkat hanya
sedikit (kadar hemoglobin menurun akibat anemia relatif). Cardiac output meningkat
sampai 20-40%. Resistensi perifer juga menurun, sering tampak sebagai varisces
tungkai. Leukosit meningkat sampai 15.000/mm3, akibat reaksi antigen-antiibodi
fisiologik yang terjadi pada kehamilan. Infeksi dicurigai bila leukosit melebihi
15.000/mm3. Trombosit meningkat sampai 300.000-600.000/mm3, tromboplastin
penting untuk hemostasis yang baik pada kehamilan dan persalinan. Fibrinogen juga
meningkat 350-750 mg/dl (normal 250-350 mg/dl). Laju endap darah meningkat.
Protein total meningkat, namun rasio albumin-globulin menururn karena terjadi
penurunan albumin alfa-1, alfa-2 dan beta diikuti peningkatan globulin alfa-1, alfa-2
dan beta. Faktor-faktor pembekuan meningkat.
Metabolisme
Basal metabolic rate meningkat sampai 15%, terjadi juga hipertrofi tiroid. Kebutuhan
karbohidrat meningkat sampai 2300 kal/hari (hamil) dan 2800 kal/hari (menyusui).
Kebutuhan protein 1 g/kgbb/hari untuk menunjang pertumbuhan janin. Kadar kolesterol
plasma meningkat sampai 300 g/100ml. Kebutuhan kalsium, fosfor, magnesium,
cuprum meningkat. Ferrum dibutuhkan sampai kadar 800 mg, untuk pembentukan
hemoglobin

tambahan.

Khusus untuk metabolisme karbohidrat, pada kehamilan normal, terjadi kadar glukosa
plasma

ibu

yang

lebih

rendah

- ambilan glukosa sirkulasi plasenta meningkat,

secara

bermakna

karena

- produksi glukosa dari hati menurun


- produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesis) menurun
- aktifitas ekskresi ginjal meningkat
- efek hormon-hormon gestasional (human placental lactogen, hormon2 plasenta
lainnya, hormon2 ovarium, hipofisis, pankreas, adrenal, growth factors, dsb).
Selain itu terjadi juga perubahan metabolisme lemak dan asam amino. Terjadi juga
peningkatan

aktifitas

enzim-enzim

metabolisme

pada

umumnya.

Traktus urinarius
Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menururn akibat pengaruh estrogen
dan progesteron. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60%150%. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan
hidroureter

dan

mungkin

hidronefrosis

sementara.

Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini
dianggap normal.
Kulit
Peningkatan aktifitas melanophore stimulating hormon menyebabkan perubahan berupa
hiperpigmentasi pada wajah (kloasma gravidarum), payudara, linea alba (-> linea
grisea),

striae

lividae

pada

perut,

dsb.

Perubahan Psikis
Sikap / penerimaan ibu terhadap keadaan
hamilnya, sangat mempengaruhi juga kesehatan / keadaan umum ibu serta keadaan
janin

dalam

kehamilannya.

Umumnya kehamilan yang diinginkan akan disambut dengan sikap gembira, diiringi
dengan pola makan, perawatan tubuh dan upaya memeriksakan diri secara teratur
dengan baik. Kadang timbul gejala yang lazim disebut "ngidam", yaitu keinginan
terhadap hal-hal tertentu yang tidak seperti biasanya (misalnya jenis makanan tertentu,

tapi

mungkin

juga

hal-hal

lain)

Tetapi kehamilan yang tidak diinginkan, kemungkinan akan disambut dengan sikap
yang tidak mendukung, napsu makan menurun, tidak mau memeriksakan diri secara
teratur, bahkan kadang juga ibu sampai melakukan usaha-usaha untuk menggugurkan
kandungannya.
Sistem endokrin pada ibu hamil
Pembentukan hCG meningkat pada awal kehamilan dan akan mencapai puncaknya
pada hari ke 50 hingga hari ke 80 kehamilan. Hormon khorionik ini memicu sintesis
seks, tidak hanya di korpus luteum, melainkan juga di plasenta. Jumlah progesteron ini
dapat dibuktikan dengan memeriksa pregnandiol dalam urin 24 jam atau dalam serum
secara teraradioimun (TRI). Pada pihak lain produksi estrogen meningkat perlahanlahan dan mencapai puncaknya pada akhir kehamilan, kadar estrogen yang dibentuk
oleh plasenta dapat mencapai 40ng sehari. Dalam kehamilan dijumpai pula peningkatan
aktivitas adrenal. Ini tampak dari peningkatan pengeluaran 17-ketosteroid dan 17hidroksisteroid. Peningkatan kortikosteroid ini menimbulkan striae pada wanita hamil.
Selain itu berat kelenjar tiroid ternyata meningkat dalam kehamilan. Akibat pengaruh
estrogen, maka terjadi peningkatan kapasitas pengikatan yodium oleh protein plasma.
Metabolisme tubuh juga meningkat dalam kehamilan.
Dalam kehamilan biasa, kelenjar gondok (tiroid) mengalami hiperfungsi dan kadangkadang disertai pembesaran ringan. Metabolisme basal dapat meningkat sampai 1525%. Setelah persalinan, fungsi dan besarnya kelenjar gondok pulih lagi. Akan tetapi
walaupun tampak gejala-gejala yang dapat menyerupai hiperfungsi glandula tiroid,
namun pada wanita hamil normal tidak menderita hipertiroidisme
Keadaan Hormonal Saat Kehamilan
Sistem endokrin memiliki peran yang sangat penting dalam kehamilan dalam berbagai
aspek. Dimulai dari adanya Implantasi, plasentasi, adaptasi maternal, perkembangan dan
pertumbuhan janin, persalinan serta transisi janin menuju kehidupan ekstra uterine.
Pada proses kehamilan terjadi perubahan hormon sehingga menyebabkan perubahan
organ dan sistem tubuh seorang ibu hamil.Pengeluaran hormon dikontrol oleh: kelenjar
pituitari, kelenjar tiroid, indung telur, serta plasenta.
Pada kehamilan, plasenta membentuk beberapa hormon:
1). Human Chorionic Gonadotropin ( hCG )

a. Hormon yang hanya ditemukan dalam darah dan urine wanita hamil
b. Dibentuk oleh lapisan jaringan bagian luar janin serta plasenta yang terbentuk pada
awal pertumbuhan janin ( trofoblas )
c. Fungsi :

Mencegah involusi normal dari korpus luteum pada akhir siklus seksual
wanita

Menyebabkan korpus luteum menyekresikan lebih banyak lagi hormonhormon kehamilan, progesteron dan estrogen untuk mencegah menstruasi dan
menyebabkan endometrium terus tumbuh serta menyimpan nutrisi dalam
jumlah besar

Menimbulkan perangsangan sel-sel interstisial testis, sehingga mengakibatkan


pembentukan testosteron pada fetus pria sampai waktu lahir.

Mencegah terlepasnya sebagian besar endometrium dari dinding uterus pada


akhir siklus seksual bulanan wanita yang akan mengakibatkan terhentinya
kehamilan.

Namun kadar HCG ini tinggi hanya ketika awal kehamilan dan akan terus turun
pada minggu ke 16 sampai 20 kehamilan. Dan akan terus berlanjut pada kadar ini selama
sisa kehamilan.
2). Estrogen
a.

Meningkat menjadi 30 kali normal mendekati akhir


kehamilan

b.

Fungsi :

Proliferatif pada sebagian besar organ reproduksi dan organ penyertanya.


Jumlah estrogen yang berlebihan akan menyebabkan pembesaran uterus,
pembesaran

payudara,

pertumbuhan

struktur

duktus

payudara,

dan

pembesaran genitalia eksterna wanita

Merelaksasi berbagai ligamentum pelvis, sehingga persendian sakroiliaka


menjadi relatif lentur dan simpisis pubis menjadi elastis yang nantinya akan
mempermudah jalannya fetus melalui jalan lahir.

3).Progesteron

a. Meningkat kira-kira 10 kali lipat selama kehamilan


b. Fungsi :

Menyebabkan sel-sel desidua tumbuh dalam endometrium uterus, yang mana


sel-sel ini mempunyai peranan pentig dalam nutrisi embrio awal

Menurunkan kontraktilitas uterus gravid, sehingga mencegah kontraksi uterus


yang menyebabkan abortus spontan

Membantu perkembangan hasil konseptus bahkan sebelum implantasi, karena


progesteron meningkatkan sekresi tuba fallopi dan uterus untuk menyediakan
bahan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan morulla dan blastokista

Membantu estrogen mempersiapkan payudara ibu untuk laktasi.

4). Human Chorionic Somatomammotropin ( hCS )


a. Mulai disekresikan kira-kira minggu ke-5 kehamilan
b. Dikenal juga sebagai Human Placental Lactogen ( hPL )
c. Fungsi :

Menyebabkan perkembangan sebagian payudara dan menyebabkan

Merangsang pertumbuhan

Menyebabkan penurunan sensitivitas insulin penggunaan glukosa pada ibu,

laktasi

sehingga membuat jumlah glukosa yang tersedia untuk fetus lebih besar
Faktor-faktor Hormonal lain dalam kehamilan
1). Sekresi Hipofisis
a. Kelenjar hipofisis anterior membesar paling sedikit 50 %
b. Meningkatkan produksi kortikotropin, tirotropin, dan prolaktin
c. FSH dan LH hampir ditekan akibat efek penghambat estrogen dan progestreron dari
plasenta
2). Sekresi kortikosteroid
a. Sekresi aldosteron meningkat sekitar 2 kali lipat, mencapai puncaknya pada akhir
kehamilan. Bersama dengan estrogen menyebabkan untuk mereabsorbsi kelebihan
Natrium dari tubulus ginjal
b. Meningkatnya glukokortikoid yang akan membantu mobilisasi asam-asam amino dari
jaringan ibu sehingga asam-asam amino ini dapat dipakai untuk sintesis jaringan fetus
3). Sekresi Kelenjar Tiroid

a. Membesar sampai 50 % selama kehamilan


b. Meningkatkan produksi tiroksin sesuai dengan pembesaran tersebut
4). Sekresi kelenjar Paratiroid
a. Biasanya juga membesar selama kehamilan khususnya apabila ibu hamil mengalami
defisiensi Kalsium
b. Pembesaran ini akan menyebabkan absorpsi kalsium dari tulang ibu, sehingga
mempertahankan konsentrasi ion kalsium normal dalam cairan ektraseluler ibu ketika
janin mengambil kalsium untuk osifikasi tulang-tulangnya sendiri.
5). Sekresi Relaksin
a. Hormon ini muncul pada awal kehamilan
b. Bertanggung jawab membantu mengatasi aktivitas rahim
c. Melembutkan leher rahim dalam rangka persiapan proses persalinan
Perubahan fisiologis kelenjar tiroid pada wanita hamil

Dipengaruhi HCG dan Estrogen.


HCG yang meningkat pada trimester pertama menyebabkan TSH menurun
Estrogen TBG Naik dalm serum yang menyebabkan total hormone tiroid naik
Free hormone (T3) biasanya baik dan kelenjar Tiroid bisa membesar
Kelenjar tiroid membesar .

Laju Filtrasi Glomerular


Kadar Iodium organic di dalam plasma
Kompensasi kel. Tiroid dengan TSH
Aktivitas meningkat untuk mencukupi kebutuhan horm. Tiroid
Mempertahankan keadaan eutiroid
Kel. Tiroid membesar
Trimester 1

Trimester 2

Trimester 3

TSH

normal

normal

normal

Free T3

normal

normal

normal

Free T4

normal

normal

normal

normal

normal

normal

Total T4
T3 resin uptake
Free T4 index

c. Keadaan Fetus yang berusia 32 minggu (Trimester 3)


Janin memperoleh kontur yang membulat karena adanya endapanlemak di bawah kulit.
Kulit dibungkus oleh zat lmak keputih-putihan (Vernik kaseosa) yang terbentuk dari produk

produk sekresi kelenjar sebum.


Faktor Kicks dan Stretches
Larugo(rambut halus pada tubuh janin) menghilang
Tulang mengeras, tetapi tengkorak masih lembut dan fleksibel untuk persalinan
Pertumbuhan panjang badan = 20-30 cm
Berat badan = 900-1300 gr (2 x lipat dari BB awal)
d. Fungsi kelenjar tiroid pada kehamilan

0-10 minggu masa kehamilan, kelenjar tiroid belum berkembang


10-12 minggu masa kehamilan, kelenjar tiroid mulai berkembang dan fungsional tapi masih
bergantung pada ibu
Minggu selanjutnya, kelenjar tiroid telah fungsional sepenuhnya tanpa bergantung pada ibu
Terdapat beberapa perubahan faali pada kehamilan yang menyangkut fungsi dan
status tiroid. Yang pertama ialah mengenai ekskresi iodium. Pada awal kehamilan laju filtrasi
glomerular (GFR = glomerular filtration rate) mulai meningkat. Hal ini akan menyebabkan
bertambahnya iodium yang keluar melalui ginjal dan kemudian menyebabkan berkurangnya
kadar iodium organic di dalam plasma. Sebagai kompensasi kelenjar tiroid dengan
rangsangan TSH akan meningkatkan kegiatan untuk mencukupi kebutuhan akan hormone
tiroid dan dengan demikian mempertahankan keadaan eutiroid. Sebagai konsekuensinya
kelenjar tiroid akan membesar dan uji tangkap iodium meningkat. Uji tangkap iodium
meningkat. Uji tangkap iodium merupakan kontraindikasi pada kehamilan biasa dan hasil
yang disebut tadi didapat uji yang dilakukan pada kasus-kasus yang sudah pasti akan
diterminasi.
Timbulnya struma tergantung pada kemampuan tiroid mengadakan kompensasi
yang pada gilirannya juga tergantung pada kadar iodium plasma. Salah satu upaya agar kadar
iodium tidak terlalu rendahiaalah dengan konsumsi yang cukup mengandung iodium. Kedua,
BMR (basal metabolic rate). Dahulu sebelum kadar hormone tiroid dapat di ukur, fungsi
tiroid selalu ipantau dengan BMR. Pada kehamilan BMR meningkat, mulai jelas pada bulan
ke-4 yang terusmeningkat sampai ke bulan 8. Kenaikan ini sampai 70-80% karena konsumsi
oksigen oleh uterus dan isinya.

Selanjutnya mengenai TBG (Thyroxine binding globulin). Suatu perubahan yang juga
penting pada kehamilan ialah kenaikan kadar TBG. Pada keadaan tidak hamil kadarnya
berkisar antara 12-30 ug/L sedangkan pada kehamilan dapat mencapai 30-50ug/L. kenaikan
ini dapat menyebabkan kadar T4 total yang tinggi, meskipun sebenarnya fungsi tiroid tidak
meningkat, sehingga untuk melihat fungsi tiroid yang lebih tepat perlu diperiksa kadar T4
bebas (fT4 = Free thyroxine) atau secara tidak langsung dengan menghitung indeks tiroksin
bebas = FT4I.
PENGARUH HIPERTIROIDSM DENGAN KEHAMILAN
(PADA IBU)

Preeclampsia yaitu
toksemia pada
kehamilan lanjut
ditandai dengan
hipertensi dll

Berdebar,mudah
lelah,tremor,
mudah
berkeringat,tidak
tahan panas
,gondok dll

PENGARUH HIPERTIROIDISM DENGAN KEHAMILAN


(PADA JANIN)

resiko
persalinan
premature

Gagal
tumbuh janin

resiko
Abortus

angka
kematian bayi

Kegagalan jantung
kongesif

BB bayi rendah
tapi sebagian
besar status
gizi bayi baik

Hipertiroi
dism
/tirotoksikosis

Etika
Anamnesis sopan santun

Saat pemeriksaan prenatal


ex: pemeriksaan dalam
Saat edukasi dan menjelaskan resiko persalinan dlm keadaan Graves
Dokter umum
Bila ternyata tjd komplikasi saat persalinan tidak bisa mengatasi
Rujuk ke dokter yg > ahli
Bila kurang mengerti mengenai tindakan setelah persalinan (dlm konteks
ini: pemantauan BADAI TIROID atau hipotiroid pd anak) Rujuk ke
dokter yg > ahli
1. Prenatal Care
Definisi : Memonitor kesehatan kehamilan ibu dan fetus.
Pemeriksaan meliputi :
1. Monitor Berat Badan (Lebih, kurang atau normal)
2. Tekanan darah
3. Lingkar perut
4. Posisi bayi dan heartbeat
Jadwal pemeriksaan prenatal care:
1. 2 Trimester pertama (dari Minggu 1-28 Minggu kehamilan)
2. Setiap 2 minggu dari Minggu 28-36 kehamilan
3. Setiap Minggu setelah 36 Minggu (sampai pada Minggu 38 dan 40 Minggu)

HORMON-HORMON YANG BERPERAN DALAM KEHAMILAN


Faktor-faktor hormonal dalam kehamilan
Pada kehamilan, plasenta membentuk sejumlah besar human chorionic gonadotropin,
estrogen, progesterone, dan human chorionic somatomammatropin , dengan tiga yang
pertama dan mungkin juga yang keempat semuanya penting untuk berlangsungnya kehamilan
normal.
1. human chorionic gonadotropin (HCG)
Normalnya menstruasi pada wanita yang tidak hamil terjadi dalam waktu kira-kira 14 hari
setelah ovulasi, pada saat itu sebagian besar endometrium uterus terlepas dari uterus dan

dikeluarkan. Bila hal ini terjadi setelah ovum diimplantasikan, kehamilan akan terhenti. Akan
tetapi hal ini akan dicegah oleh sekresi human chorionic gonadotropin oleh jaringan
embrionik dengan cara sebagai berikut:
a. Bersamaan dengan sel trofoblas dari sebuah ovum yang baru dibuahi, hormone
human chorionic gonadotropin disekresi oleh sel-sel sinstial trofoblas ke cairan ibu.
b. Sekresi hormone ini pertama kali dalam darah 8-9 hari setelah ovulasi, segera setelah
blastokista berimplantasi di endometrium.
c. Kemudian kecepatan sekresi meningkat dengan cepat dan mencapai kecepatan
maksimum pada kira-kira 10-12 hari kehamilan dan menurun sampai kadar yang lebih
rendah menjelang 16-20 minggu.
Fungsi hormone human chorionic gonadotropin :
a.
Mencegah inovulasi korpus luteum pada akhir siklus bulanan wanita.
b.
Hormone ini menyebabkan korpus luteum meyekresi lebih banyak lagi hormonec.

hormone kelamin-estrogen dan progesterone untuk berapa bulan berikutnya.


Mencegah menstruasi dan menyebabkan endometrium terus tumbuh dan menyimpan

d.

nutrisi dalam jumlah cukup besar dan tidak dibuang dalam darah menstruasi.
Mengubah sel-sel menyerupai desidua berkembang dalam endometrium selama siklus
seksual wanita normal menjadi sel desidua sesungguhnya sangat membengkak dan

e.

banyak mengandung nutrisi-kira-kira pada waktu blastokista berimplantasi.


Efek pada testis janinmenimbulkan perangsangan sel-sel interstisial testis fetus pria
sehingga mengakibatkan pembentukan testosteron pada fetus pria sampai lahir.
Sekresi testosterone dalam jumlah sedikit ini menyebabkan tumbuhnya organ kelamin
pria bukan wanita pada fetus. Pada akhir kehamilan testosterone yang dihasilkan testis
janin juga menyebabkan densensus testis kedalam skrotum.
Dibawah pengaruh hormone human chorionic gonadotropin , korpus luteum didalam

ovarium ibu tumbuh menjadi kira-kira dua kali dari ukuran awalnya menjelang satu bulan
atau lebih setelah kehamilan dimulai, dan estrogen serta progesterone yang terus menerus
disekresikan mempertahankan sifat asli desidua endometrium uterus, yang diperlukan untuk
perkembangan janin.
Bila korpus luteum dibuang sebelum minggu ke 7 maka akan terjadi abortus spontan,
kadang sampai minggu ke 12. Setelah waktu ini plasenta akan menyeksresikan sejumlah
progeteron dan estrogen yang cukup untuk mempertahankan kehamilan selama sisa periode
kehamilan. Korpus luteum akan mengalami involusi secara perlahan setelah kehamilan 13
sampai 17 minggu.
HCG dapat meningkatkan kerja thyroid dan tingginya kadar HCG plasma dalam
trimester pertama menyebabkan rendahnya kadar TSH kemudian kembali menjadi normal
sepanjang kehamilan.

2. estrogen
Estrogen pada wanita yang tidak hamil disekresikan dalam jumlah berarti hanya oleh
ovarium, walau disekresi dalam jumlah kecil oleh korteks adrenal. Selama kehamilan,
estrogen dalam jumlah besar juga disekresikan oleh plasenta. Estrogen yang disekresikan
oleh plasenta tidak disintesis secara de novo dari zat-zat dasar dalam plasenta. Sebaliknya
estrogen hampir seluruhnya dibentuk dari senyawa ateroid androgen, dihidroepiandrosteron
dan 16-hidroksidehidroepiandrosteron, yang dibentuk oleh kelenjar adrenal ibu dan juga di
kelenjar adrenal fetus. Androgen lemah ini kemudian ditranspor oleh darah ke plasenta dan
diubah oleh sel-sel tropoblas menjadi estradiol, estron dan estriol. (kortek adrenal fetus sangat
besar, 80% dari yang disebut zona fetus, yang fumgsi utamanya menyekresikan
dihidroepiandrosteron selama kehamilan.)
Selama kehamilan, jumlah estrogen yang sangat berlebihan menyebabkan:
a. Perbesaran uterus
b. Perbesaran payudara dan pertumbuhan struktur duktus payudara ibu.
c. Perbesaran genitalia externa wanita.
d. Merelaksasi ligamentum pelvis, sehingga persendian sakroiliaka menjadi lentur dan
simfisis pubis menjadi elastic. Perubahan ini akan memudahkan pasase fetus melalui
jalan lahir.
e. Beberapa alasan untuk mempercayai bahwa estrogen juga mempengaruhi aspek
umum perkembangan fetus selama kehamilan, contohnya mempengaruhi kecepatan
reproduksi sel pada embrio awal.
Estrogen meningkatkan jumlah protein pengikat hormone thyroid dalam serum yang
meningkatkan kadar hormone thyiroid total dalam darah. Itu karena, 99% hormone
thyroid dalam darah terikat dengan protein.
3. Progesterone
Selain disekresikan dalam jumlah cukup oleh korpus luteum pada awal kehamilan,
progesterone juga nantinya disekresikan dalam jumlah banyak oleh plasenta, kira-kira
peningkatan 10x lipat selama kehamilan.
Pengaruh-pengaruh khusus progesterone yang penting untuk kemajuan kehamilan sebagai
berikut:

a. Progesterone menyebabkan sel desidua tumbuh di endometrium uterus, dan sel-sel


ini memainkan peranan penting dalam nutrisi embrio awal.
b. Progesterone menurunkan kontraktilitas uterus gravid, jadi mencegah kontaraksi
uterus yang menyebabkan abortus spontan.
c. Progesterone membantu perkembangan hasil konsepsi bahkan sebelum implantasi,
karena Progesterone secara khusus meningkatkan sekresi tuba falopii dan uterus
ibu untuk menyediakan bahan nutrisi yang sesuai untuk perkembangan morula
dan blastula.
d. Progesterone yang disekresikan selama kehamilan juga membantu estrogen
mempersiapkan payudara ibu untuk laktasi.
e. Progesteron akan membuat pembuluh darah melebar tekanan darah jadi turun
ibu hamil akan merasa pusing.
f. Progesteron membuat system pencernaan jadi lambat perut menjadi kembung
atau sembelit.
g. Progesteron mempengaruhi perasaan dan suasana hati ibu, meningkatkan suhu
tubuh, meningkatkan pernafasan, mual, dan menurunkannya gairah seks selama
hamil.
4. Human chorionic somatomammatropin
Hormone ini pertama kali dinamai human placental lactogen yang diyakini mempunyai
efek yang sama dengan prolaktin, usaha untuk meningkatkan laktasi manusia dengan
hormone ini tidak berhasil.
Hormone ini mempunyai kerja lemah serupa hormone pertumbuhan. Hormone ini
memiliki struktur yang sama dengan hormone pertumbuhan, namun dibutuhkan 100x lebih
banyk HCS daripada hormon pertumbuhan untuk meningkatkan pertumbuhan.
5. Hormon Kehamilan MSH (Melanocyte Stimulating Hormone)
Hormon kehamilan ini merangsang terjadinya pigmentasi pada kulit. Menggelapkan
warna puting susu dan daerah sekitarnya. Pigmentasi kecoklatan pada wajah, pada bagian
dalam dan garis dari pusar ke baeah (linea nigra).

6. Prolaktin

Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari ini bertanggung jawab terhadap
peningkatan sel yang memproduksi ASI dalam payudara. Asal tahu saja, estrogen sebenarnya
menghambat produksi ASI. Untungnya begitu bayi lahir, kadar hormon estrogen ini
mendadak turun, sehingga prolaktin dapat merangsang produksi ASI.
7. Oksitosin
Hormon ini terlibat dalam proses reproduksi pada pria dan wanita, serta membantu
merangsang kontraksi pada saat kehamilan dan persalinan. Selain itu, oksitosin berperan
penting pada terjadinya efek pengaliran susu saat ibu menyusui bayinya. Selain itu,
mengingat hormon ini juga merangsang terjadinya kontraksi rahim saat ibu menyusui, maka
aktivitas ini bisa mempercepat terjadinya penyusutan rahim.
8. Endorfin
Hormon endorfin menimbulkan rasa tenang dan menghilangkan rasa sakit. Hormon
endorfin meningkat selama kehamilan dan memuncak saat persalinan/kelahiran.
9. Faktor-faktor hormonal lain dalam kehamilan
Hampir semua kelenjar endokrin nonseksual dari ibu juga memberikan reaksi yang nyata
pada kehamilan. Hal ini terutama diakibatkan peningkatan beban metabolism pada ibu.
Beberapa efek yang paling tampak sebagai berikut:
a. Sekresi hipofisis
Kelenjar hipofisis anterior ibu membesar sedikit 50% selama kehamilan untuk
meningkatkan sekresi kortikotropin, tirotropin, dan prolaktin( ACTH, TSH, PRL).
Sebaliknya, sekresi hipofisis untuk FSH dan LH total ditekan sebagai akibat efek penghambat
estrogen dan progesterone oleh plasenta.
b. Sekresi kortikosteroid
Peningkatan Kecepatan sekresi glukokortikoid (kortisol) selama kehamilan untuk
membantu mobilisasi asam amino dari jaringan ibu agar dapat dipakai untuk sintesis jaringan
fetus.
Sekresi aldosteron (mineral kortikoid) biasanya meningkat 2x lipat, mencapai puncaknya
pada akhir kehamilan. Keadaan ini, bersama dengan kerja estrogen, menyebabkan
kecenderungan wanita hamil normal untuk mereabsorbsi kelebihan natrium dari tubulus
ginjal dan retensi cairan kecenderungan hipertensi.

c. Sekresi kelenjar tiroid


Kelenjara tiroid biasanya membesar 50% selama kehamilan dan meningkatankan sekresi
hormon tiroksin yang sesuai dengan pembesaran tersebut.
d. Sekresi kelenjar paratiroid
Kelenjar paratiroid biasanya membesar selama kehamilan, hal ini berlaku khusus pada ibu
hamil yang mengalami kekurangan kalsium dalam makanannya. Pembesaran ini
menyebabkan absorpsi kalsium dari tulang ibu untuk mempertahankan kadar kalsium
ekstrasel ibu, bahkan ketika janin mengambil kalsium dari darah ibu untuk ossifikasi tulangtulangnya sendiri.
Sekresi PTH lebih intensif lagi selama laktasi karena bayi memerlukan kalsium beberapa
kali lebih banyak dari fetus.
e. Sekresi relaksin oleh ovarium dan plasenta
Hormon ini muncul pada awal kehamilan, dan bertanggung jawab membantu mengatasi
aktivitas rahim dan melembutkan leher rahim dalam rangka persiapan proses persalinan
kelak.

Efek Kehamilan terhadap Fungsi Thyroid


a. Penurunan Iodide Stores
Penurunan iodida disebabkan oleh peningkatan renal clearance dan transfer
transplacental menuju fetus.
b. Meningkat
- ukuran thyroid. Peningkatan volume thyroid karena stimulasi HCG dan iodide deficiency
-

thyroglobulin. Meningkatnya thyroglobulin berhubungan dengan peningkatan ukuran

thyroid
- Thyroid Binding Globulin ( TBG). TBG meningkta karena penurunan clearance dan
peningkatan sintesis TBG oleh estrogen.
4

- T dan T total. Peningkatannya berhubungan dengan peningkatan TBG


- T

dan T

bebas ( free T and T ). Konsentrasinya sedikit meningkat pada trimester

pertama karena stimulasi HCG namun kemudian kembali normal pada sisa kehamilan.

c. Normal
- Thyrotropin Releasing Hormone (TRH)
Respons tubuh ibu saat kehamilan
Reaksi paling nyata adalah peningkatan ukuran berbagai organ-organ kelamin. Selain
itu berbagai hormon dapat menyebabkab perubahan nyata pada penampilan wanita, kadang
tumbuh jerawat, edema, maskulinisasi/gambaran akromegali.
a. Penambahan berat badan pada wanita hamil
Penambahan berat badan rata-rata kehamilan adalah sekitar 24 pon: 7 pon fetus; 4 pon
cairan amnion, plasenta dan selaput amnion; uterus membesar sekitar 2 pon; payudara 2 pon;
dan tambahan berat badan 9 pon (6 pon : cairan tambahan yang berada dalam darah dan
cairan ekstraseluler; 3 pon= umumnya kumpulan lemak).
Selama kehamilan, seorang wanita sering mengalami peningkatan keinginan makan yang
sangat besar. Sebagian disebabkan oleh pemindahan bahan-bahan makanan dari darah ibu ke
fetus dan sebagian besar karena faktor hormonal.
b. Metabolism selama kehamilan
Sebagai akibat peningkatan sekresi berbagai hormon selama kehamilan termasuk tiroid,
adrenal, hormon-hormon seks, kecepatan metabolism basal ibu hamil meningkat sekitar 15%
selama pertengahan akhir kehamilan. Akibatnya, wanita hamil sering merasa kepanasan.
Selain itu, karena beban ekstra yang dipikulnya, energy dalam jumlah yang lebih banyak dari
normal harus dipergunakan untuk aktivitas otot.
c. Nutrisi selama kehamilan
Pertumbuhan fetus yang terbesar terjadi pada trimester akhir kehamilan, berat fetus
bertambah hamper 2 kali lipat selama 2 bulan terakhir kehamilan. Biasanya, ibu tidak
mengabsorpsi cukup protein, kalsium, fosfat, dan besi dari dietnya selama bulan-bulan
terakhir kehamilan untuk menyuplai kebutuhan fetus. Akan teteapi ibu sudah menyimpan
bahan-bahan ini, sebagian di plasenta dan sebagian dari penyimpanan normal ibu sendiri.
Perubahan-Perubahan dalam system sirkulasi Ibu selama kehamilan
a. Aliran darah melalui plasenta dan curah jantung selama kehamilan
Sekitar 625ml darah mengalir melalui sirkulasi ibu dari plasenta setiap menitnya.
Keadaan ini, ditambah dengan peningkatan umum pada metabolism ibu, akan meningkatkan
curah jantung 30-40% diatas normal pada minggu ke 27 kehamilan. Kemudian oleh sebab

yang tidak dapat dijelaskan, curah jantung turun pada minggu berikutnya hanya sedikit diatas
normal sampai 8 minggu terakhir kehamilan, walaupun aliran darah uterus tetap tinggi.
b.

Volume darah selama kehamilan


Sesaat sebelum hamil: 30% diatas normal. Peningkatan ini terutama terjadi pada
pertengahan akhir kehamilan. Peningkatan volume karena aldosteron dan estrogen sama-sam
meningkat saat kehamilan retensi cairan oleh ginjalVolume darah meningkat. Selain itu,
sumsum tulang menjadi sangat aktif menghasilkan sel-sel darah merah tambahanserta
kelebihan cairan.
Pada saat kelahiran, ibu kelebihan 1-2 liter volum darah yang akan hilang seperempatnya
pada proses kelahiran. Mungkin ini juga faktor pengaman bagi ibu.
c. Pernapasan ibu selama kehamilan
Peningkatan metabolism basaltotal oksigen yang dipakai meningkat sekitar 20%
diatas normalterbentuk jumlah karbondioksida sebandingventilasi semenit ibu menjadi
meningkat.
Progesterone juga meningkatkan sensitivitas pusat pernafasan terhadap karbondioksida.
Hasil akhirnya adalah peningkatan ventilasi semenit sekitar 50% diatas normal.
d. Fungsi system urinarius ibu selama kehamilan
Peningkatan kecepatan pembentukan urin karena peningkatan asupan cairan dan
peningkatan beban atau produk-produk ekskresi.
Pertama, peningkatan reabsorpsi ginjal untuk natrium, klorida dan air meningkat 50% Karena
produksi steroid hormon oleh plasenta dan aldosteron oleh adrenal.
Kedua, laju filtrasi glomelurus meningkat 50% selama kehamilan, yang cenderung
meningkatkan kecepatan ekskresi air dan elektrolit dalam urin. Secara normal, wanita hamil
mendapat tambahan air dan garam kira-liar 6 pon.
e. Cairan amnion dan pembentukannya
Dalam keadaan normal, volume cairan amnion sekitar 500ml-1 liter, akan tetapi ada juga
yang beberapa milliliter samapai beberapa liter. Penelitian isotop menunjukkkan bahwa ratarata air dalam cairan amnion diganti tiap 3 jam sekali, dan elektrolit kalium-natrium diganti
15 jam sekali. Sebagian besar cairan berasal dari ekskresi ginjal oleh fetus.
f. Preeklampsia dan eklampsia

Sekitar 40 % dari wanita hamil mengalami peningkatan tekanan darah arteri sampai
tingkat hipertensi pada beberapa bulan terakhir kehamilan. Hal itu juga dikaitkan dengan
hilangnya sebagian besar protein ke dalam urine. Keadaan ini disebut preeclampsia atau
toksemia gravidarum. Hal ini ditandai retensi garam dan air secara berlebihan oleh ginjal,
peningkatan tinggi badan dan timbulnya edema serta hipertensi pada ibu hamil. Selain itu,
terjadi gangguan fungsi endotel vascular, spasme arteri diantaranya otak,ginjal, dan hati.
(sumber: Fisiology Guyton,11th ed: 1084-1089)
Gambaran hormonal yang berpengaruh pada kehamilan :

HA
MI
ES
L
TR
T4&

HIP
OT
T
HI
AL
R
T
T3B
P
AM
H
OG
G
S
O
US
FT

EN
SEKRE
H
FI
4

SI
SI
&
HIP
HORMFT4
S
FT
ER
&
ON
Fisiologi Kehamilan
3
FT3 sejumlah besar human chorionic
TIROID
Pada kehamilan, PLA
plasenta
membentuk
estrogen, SIA
KEMB
gonadotropin,
progesterone.
Semuanya penting untuk berlangsungnya

kehamilan normal
TIR
ALI
1. Human chorionic gonadotropin
OID
NOR
a. Fungsinya yang terpenting adalah mencegah involusi korpus luteum pada akhir
MAL
F
E
E
D
B
A
C
K

siklus seksual bulanan wanita. Sebaliknya, hormone ini akan menyebabkan korpus
luteum menyekresi lebih banyak lagi hormone hormone progesterone dan
estrogen.

2. Estrogen yang disekresi oleh plasenta


Menjelang akhir usia kehamilan, pembentukan estrogen plasenta setiap hari
meningkat menjadi 30 kali kadar produksi ibu yang normal. Akan tetapi, sekresi
estrogen oleh plasenta cukup berbeda dari sekresi oleh ovarium. Fungsi estrogen
dalam kehamilan adalah (1). Pembesaran uterus, (2) perbesaran payudara dan
pertumbuhan struktur duktus payudara ibu, dan (3) perbesaran genitalia eksterna

wanita. Selain itu, estrogen juga merelaksasi ligamentum pelvis, sehingga persendian
sakroiliaka menjadi lebih lentur dan simfisis pubis menjadi elastic.
3. Progesterone oleh plasenta
Pengaruh pengaruh khusus progesterone yang penting untuk kemajuan
kehamilanl yang normal adalah sebagai berikut :
a. Progesterone menyebabkan sel sel desidua tumbuhdi endometrium uterus.
b. Progesterone menurunkan kontraktilitas uterus gravid, jadi mencegah kontraksi
uterus yang menyebabkan abortus spontan.
c. Progesterone yang disekresikan selama kehamilan juga membantu estrogen
mempersiapkan payudara ibu untuk laktasi.
4. Faktor-faktor hormonal lainnya
a. Sekresi hipofisis.
Kelenjar hipofisis anterior ibu membesar paling sedikit 50% selama kehamilan
dam meningkatkan produksi kortikotropin, tirotropin, dan prolaktin. Sebaliknya,
sekresi hipofisis untuk FSH dan LH hamper secara total ditekan akibat efek
penghambat estrogen dan progesterone oleh plasenta.

b. Sekresi kortikosteroid.
Pada wanita hamil, sekresi aldosteron biasanya meningkat sekitar dua kali lipat,
mencapai puncaknya pada akhir kehamilan. Keadaan ini, bersama dengan kerja
estrogen, menyebabkan kecenderungan wanita hamil normal untuk mereabsorbsi
kelebihan natrium dari tubulus ginjal ibu dan oleh karena itu, retensi cairan,
biasanya akan mengarah ke hipertensi yang dipicu oleh kehamilan.
c. Sekresi kelenjar tiroid.
Kelenjar tiroid biasanya membesar sampai 50 persen selama kehamilan dan
meningkatkan produksi tiroksin yang sesuai dengan pembesaran tersebut.
Peningkatan pembentukan tiroksin paling sedikit disebabkan oleh efek tirotropik
HCG yang disekresi oleh plasenta dan sedikit HCT.
d. Sekresi kelenjar paratiroid.
Kelenjar paratiroid biasanya juga membesar selama kehamilan; hal ini khususnya
berlaku bila ibu mengalami defisiensi kalsium dalam makanannya. Pembesaran
kelenjar ini menyebabkan absorbs kalsium dari tulang ibu, sehingga
mempertahankan konsentrasi ion kalsium normal dalam cairan ekstrasel ibu.

Prenatal Care
Definisi : Memonitor kesehatan kehamilan ibu dan fetus. Pemeriksaan meliputi :
5. Monitor Berat Badan (Lebih, kurang atau normal)
6. Tekanan darah
7. Lingkar perut
8. Posisi bayi dan heartbeat
Jadwal pemeriksaan prenatal care:
4. 2 Trimester pertama (dari Minggu 1-28 Minggu kehamilan)

Anda mungkin juga menyukai