Anda di halaman 1dari 2

Latar Belakang

Setiap mendengar kata Apel yang terlintas di benak kita adalah buah yang segar, manis dan
menyehatkan serta nama sebuah tempat di Jawa Timur yang sangat terkenal yaitu Malang.
Betul Malang selalu diidentikkan dengan buah Apel, sehingga masyarakat Indonesia sering
menyebut Kota Malang identik sebagai Kota Apel. Padahal bila kita berkunjung ke Kota
Malang, tidak satupun pohon Apel terdapat di kota tersebut. Kota yang lebih layak untuk disebut
sebagai Kota Apel sebenarnya adalah Kota Batu, karena disanalah tanaman buah Apel banyak
diusahakan oleh petani sebagai sumber utama perekonomian baik berupa buah maupun produk
olahannya. Meskipun demikian bila masih ada masyarakat yang menyebut Malang sebagai
pusat Apel juga tidak akan ada yang menyalahkan karena masih identik dengan Malang Raya,
dimana Kota Batu termasuk didalamnya bersama Kabupaten Malang dan Kota Malang. Identitas
Malang raya sebagai sentra buah Apel sangat kuat karena merupakan wilayah satu-satunya di
Indonesia yang paling sesuai untuk dikembangkan pertanian Apel yang tersebar tidak hanya di
Kota Batu namun juga beberapa tempat lain di Kabupaten Malang
Apel pertama kali ditanam di Asia Tengah, kemudian berkembang luas wilayah yang lebih
dingin. Apel yang dibudidayakan memiliki nama ilmiah Malus domestica yang menurut
sejarahnya merupakan keturunan dari Malus sieversii dengan sebagian genom dari Malus
sylvestris (apel hutan/apel liar) yang ditemui hidup secara liar di pegunungan Asia Tengah, di
Kazakhstan, Kirgiztan, Tajikistan, dan Xinjiang, Cina, dan kemungkinan juga Malus sylvestris.
Tanaman ini masuk ke Indonesia sekitar tahun 1930-an dibawa oleh orang belanda bernama
Kreben kemudian menanamnya di daerah Nokojajar (Kabupaten Pasuruan). Pada tahun 1953,
Bagian Perkebunan Rakyat (sekarang : Lembaga Penelitian Hortikultura) mendatangkan
beberapa jenis apel dari luar negeri, termasuk Rome Beauty dan Princess Noble. Selanjutnya,
sejak tahun 1960 tanaman apel sudah banyak ditanam di Batu untuk mengganti tanaman jeruk
yang mati diserang penyakit. Sejak saat itu tanaman apel terus berkembang hingga sekarang di
dataran tinggi Kota Batu, Poncokusumo (Malang) dan Nongkojajar (Pasuruan) dan masa
kejayaannya pada tahun sekitar 1970an.
Buah Apel sebenarnya lebih dikenal sebagai buah yang dihasilkan oleh negara-negara yang
mempunyai karakteristik iklim empat musim (sub-tropis) sehingga saat awal introduksi tanaman
ini ke Indonesia oleh Belanda masih banyak yang menyangsikan emungkinan keberhasilan
pertumbuhan buah secara maksimal. Banyak orang pada masa itu menganggap mustahil
pengusahaan tanaman Apel, yang umumnya diusahakan pada daerah subtropis, dapat berhasil di
Indonesia yang beriklim tropis. Namun saat ini anda sekalian telah merasakan manisnya buah
Apel Malang sehingga dalam jangka waktu yang lama telah banyak berperan dalam memberikan
kesejahteraan masyarakat Malang terutama petani Apel.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bermaksud untuk menjelaskan awal mula apel di kota malang ,ke unggulan yang
ada di kota malang, apel malang saat ini dan dan faktor yang menyebab kan amel malang punah

Metodologi
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan tersebut dilakukan dengan metode
pengamatan dan dokumentasi. Pengamatan yang dilakukan bersifat langsung. Dokumentasi
didapatkan
dari
literatur
tertulis
dan
di
internet.
Kerangka Berfikir

Anda mungkin juga menyukai