Anda di halaman 1dari 25

Rachmania Safitri

0112u315
Auditing I
Universitas Widyatama
Dosen Ibnu Rachman, Dr., Drs., M.Si.,M.M.,Ak.,Qia

Chapter 3: Laporan Audit

Bab 3

Laporan Audit
Laporan auditing adalah merupakan hasil akhir dari proses audit. Dalam laporan audit maka auditor
akan memberikan kesimpulan dari pendapatnya, dan hasil dari laporan ini yang di andalkan dari
para pemakai laporan keuangan untuk membuat satu keputusan. Sehingga auditor bertanggung
jawab atas hasil laporan auditnya.

Chapter 3: Laporan Audit

1.1.

Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian

Laporan ini berisi dari tujuh bagian :


1) Judul laporan, dalam menulis judul laporan audit, harus mengandung kata independen,
untuk menunjukkan bahwa audit tersebut didalam segala aspeknya tidak memihak.
2) Alamat laporan audit, umumnya ditujukan kepada klien yang di audit.
3) Paragraf pendahuluan, dalam paragraf ini harus menunjukkan tiga hal:
Pernyataan bahwa kantor akuntan publik telah melaksanakan kegiatan audit
Menyatakan laporan keuangan yang telah di audit serta periode dari laporan yang di

Chapter 3: Laporan Audit

audit.

Menyatakan bahwa tanggung jawab laporan keuangan adalah tanggung jawab


manajemen, dan tanggung jawab auditor adalah untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit.
4) Paragraf ruang lingkup, adalah merupakan pernyataan faktual tentang apa saja yang
dilakukan oleh auditor selama proses audit, namun sebelumnya harus menyatakan bahwa

Chapter 3: Laporan Audit

proses audit yang dilakukan sudah memenuhi standar auditing.

5) Paragraf pendapat, dalam paragraf akhir maka di buatlah kesimpulan dari pendapat auditor
tentang kewajaran atas laporan keuangan terhadap prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum.
6) Nama KAP, adalah kantor akuntan publik yang melaksanakan audit, untuk menunjukkan
tanggung jawa dari KAP yang melakukan proses audit, dan juga tanggung jawab atas
pendapat atas kesimpulan nya.
7) Tanggal laporan audit, tanggal yang tepat adalah ketika auditor telah selesai melaksanakan

Chapter 3: Laporan Audit

proses audit di lapangan, menunjukkan tanggal terakhir tanggung jawab dari auditor.

1.2.

Syarat Laporan Audit Standar Tanpa Pengecualian

Laporan audit tanpa pengecualian diterbitkan bila kondisi-kondisi berikut terpenuhi:


1) Semua laporan neraca, laporan laba rugi, laporan laba ditahan, dan laporan arus kas
sudah termasuk dalam laporan keuangan.
2) Ketiga standar umum telah dipatuhi dalam semua hal yang berkaitan dengan penugasan.
3) Bukti audit yang cukup memadai telah terkumpul, dan auditor telah melaksanakan

Chapter 3: Laporan Audit

penugasan audit ini sesuai dengan prosedur audit.

4) Laporan keuangan telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku
umum
5) Tidak terdapat situasi yang membuat auditor merasa perlu menambahkan sebuah paragraf
penjelasan atau modifikasi kata-kata dalam laporan audit.
1.3.

Memahami Laporan Gabungan Tentang Laporan Keuangan dan Pengendalian

Chapter 3: Laporan Audit

Internal atas Laporan Keuangan

Laporan gabungan tentang laporan keuangan dan pengendalian internal atas laporan keuangan
menyajikan baik laporan keuangan maupun laporan manajemen tentang pengendalian internal atas
laporan keuangan:

Paragraf pendahuluan, ruang lingkup, dan pendapat dimodifikasi untuk menyertakan


referensi pada laporan manajemen tentang pengendalian internal atas laporan manajemen
tentang pengendalian internal atas laporan keuangan dan ruang lingkup pekerjaan auditor

Chapter 3: Laporan Audit

serta pendapat tentang pengendalian internal atas laporan keuangan.

Paragraf pendahuluan dan pendapat juga mengacu pada kerangka kerja yang digunakan

untuk mengevaluasi pengendalian internal.


Laporan itu menyertakan paragraf sesudah paragraf ruang lingkup yang menetapkan

pengendalian internal atas laporan keuangan.


Laporan itu juga menyertakan paragraf tambahan sebelum paragraf pendapat yang

menyatakan keterbatasan yang melekat dari pengendalian internal.


Meskipun pendapat audit atas laporan keuangan mencakup banyak periode pelaporan, asersi

Chapter 3: Laporan Audit

manajemen tentang efektivitas pengendalian internal adalah akhir untuk akhir tahun fiskal.

1.4.

Laporan Audit Wajar Tanpa Pengecualian dengan Paragraf Penjelasan

Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan sesuai dengan kriteria audit yang
lengkap dan hasil yang memuaskan dan laporan keuangan disajikan secara wajar, tetapi auditor
merasa penting untuk memberikan informasi tambahan.

Chapter 3: Laporan Audit

Ada 5 alasan penambahan paragraf penjelasan :

10

Tidak adanya aplikasi yang konsisten dari prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Keraguan yang substansial mengenai going concern.
Auditor setuju dengan penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dirumuskan
Penekanan pada suatu hal atau masalah
Laporan yang melibatkan auditor lain

Chapter 3: Laporan Audit

1.5 Penyimpangan dari Laporan AuditWajar Tanpa Pengecualian

11

Dimana laporan audit wajar tanpa pengecualian dianggap tidak tepat serta jenis laporan audit yang
harus diterbitkan dalam setiap situasi, atau auditor tidak dapat mempresentasikan laporan keuangan
keseluruhan secara wajar. Alasannya adalah :

Ruang lingkup audit dibatasi, apabila auditor tidak dapat mengumpulkan bukti audit yang
mencukupi untuk menyimpulkan apakah laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum. Ada dua penyebab kemungkinan terjadi, pembatasan oleh pihak

Chapter 3: Laporan Audit

internal perusahaan dan pembatasan yang mungkin dari luar yang tak dapat di kendalikan.

12

Ketidak sesuaikan laporan keuangan dengan prinsip akuntansi berlaku umum, penerapan

yang digunakan oleh perusahaan tidak sesuai atau melakukan penyimpangan.


Auditor tidak independen, independen seorang auditor diatur dalam Kode Prilaku
Profesional.

Pendapat tidak wajar (adverse opinion), digunakan apabila auditor yakin bahwa laporan
keuangan secara keseluruhan mengandung salah saji yang material atau menyesatkan sehingga

Chapter 3: Laporan Audit

tidak menyajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.Laporan

13

pendapat tidak wajar dapat diterbitkan apabila auditor memiliki pengetahuan, setelah melakukan
investigasi lebih mendalam, bahwa tidak ada kesesuaian dengan prinsip akuntansi berlaku umum.
Menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion), diterbitkan apabila auditor tidak dapat
meyakinkan dirinya sendiri bahwa laporan keuangan secara keseluruhan telah disajikan secara
wajar. Penolakan pemberian keputusan akan timbul apabila terdapat pembatasan ruang lingkup

Chapter 3: Laporan Audit

audit atau terdapat hubungan yang tidak independen antara auditor dan kliennya.

14

1.6.

Pengaruh Material Terhadap Keputusan Audit

Materialistis adalah suatu pertimbangan dalam menentukan jenis laporan keuangan yang tepat
diterbitkan dalam situasi tertentu. Ada tiga tingkat materialistis :

Jumlahnya tidak material, jika terdapat salah saji dalam laporan keuangan tetapi tidak
mempengaruhi pemakai laporan dalam mengambil keputusan, hal tersebut dianggap sebagai

Chapter 3: Laporan Audit

tidak material. Pendapat audit dalam keadaan ini dapat diberikan unqualified.

15

Jumlahnya material tetapi tidak memperburuk laporan keuangan secara keseluruhan, tingkat
material dalam laporan keuangan mempengaruhi pemakai laporan keuangan dalam
mengambil keputusan, tetapi laporan keuangan tetap disajikan secara wajar dan karenanya

masih berguna. Pendapat audit dalam keadaan ini dapat diberikan qualified.
Jumlahnya sangat material sehingga seluruh laporan keuangan secara keseluruhan
diragukan, tingkat material terjadi apabila pemakai laporan membuat keputusan yang salah
jika mengandalkan laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam hal seperti ini dapat

Chapter 3: Laporan Audit

diberikan kesimpulan pendapat auditor adalah adverse or declaimer.

16

Pada saat menentukan apakah suatu pengecualian material, auditor harus mempertimbangkan
seberapa besar pengaruh pengecualian tersebut terhadap laporan keuangan yang berbeda.
1.7.

Kondisi Laporan Audit Sesuai Menurut Berbagai Situasi

Ada dua kategori utama pembatasan ruang lingkup audit: pembatasan yang disebabkan oleh klien
dan disebabkan oleh kondisi-kondisi yang berada di luar kendali klien maupun auditor. Pembatasan

Chapter 3: Laporan Audit

ruang linkup tersebut memiliki pengaruh yang sama terhadap laporan auditor, tetapi interpretasi

17

materialitasnya mungkin berbeda. Bila ada pembatasan ruang lingkup, maka repon auditor yang
tepat adalah menerbitkan pendapat wajar tanpa pengecualian, kualifikasi (pengecualian) ruang
lingkup dan pendapat audit, atau menolak memberikan pendapat, tergantung pada materialitasnya.
Apabila auditor mengetahui bahwa laporan keuangan dapat menyesatkan karena tidak disiapkan
sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan klien tidak mampu atau tidak
bersedia mengoreksi salah saji itu, ia harus menerbitkan pendapat wajar dengan pengecualian atau
Chapter 3: Laporan Audit

pendapat tidak wajar, tergantung pada materialitas pos yang dipertanyakan.

18

Peraturan 203dalam kode prilaku profesional memperkenankan pendapat penyimpangan dari


prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum apabila auditor yakin bahwa ketaatan pada prinsip
tersebut akan menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan. Pendapat ini akan diterangkan
dalam paragraf ketiga sebagai tambahan.
Tidak adanya laporan arus kaskeengganan klien untuk memasukkan laporan arus kas (SAS 58

Chapter 3: Laporan Audit

(AU 508)) maka auditor harus membuat laporan di paragraf ketiga menyatakan peniadaan laporan

19

itu dan kualifikasi pendapat kecuali untuk.

1.8.

Proses Keputusan Audit untuk Laporan Keuangan

Chapter 3: Laporan Audit

Auditor akan menerbitkan keputusan audit berdasarkan suatu proses yang tersusun dengan baik
pada serangkaian situasi tertentu. Pertama auditor harus menilai apakah ada kondisi yang
memerlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa pengecualian standar. Jika ada maka auditor
harus mengukur tingkat materialitas kondisi tersebut dan menentukan laporan audit yang tepat.

20

Menentukan apakah ada kondisi yang memerlukan penyimpangan dari laporan wajar tanpa
pengecualian standar, Kondisi-kondisi tersebut adalah :

Chapter 3: Laporan Audit

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

21

Prinsip-prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten


Keraguan yang substansial tentang kelangsungan hidup perusahaan
Penyimpangan yang dibebankan dari GAAP atau prinsip-prinsip akuntansi lainnya
Penekanan pada masalah
Penggunaan auditor lain
Ruang lingkup dibatasi oleh klien atau kondisi lain
Laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akutansi berlaku umum
Auditor tidak independen

Para auditor mengidentifikasi kondisi-kondisi tersebut ketika mereka melaksanakan audit dan
mencantumkan informasi tentang kondisi itu dalam file audit sebagai tambahan diskusi guna
pelaporan audit.

Chapter 3: Laporan Audit

Memutuskan materialitas untuk setiap kondisi, apabila ada kondisi yang memerlukan
penyimpangan dari pendapat wajar tanpa pengecualian standar, auditor mengevaluasi pengaruh
potensial nya terhadap laporan keuangan.Untuk penyimpangan auditor harus dapat membedakan
material, tidak material, sangat material.

22

Memutuskan jenis laporan audit yang tepat untuk kondisi tertentu berdasarkan tingkat
materialitas, sangat mudah bagi auditor untuk menentukan pendapat setelah kedua proses diatas.
Menuliskan laporan audit, sebagian kantor akuntan publik sudah memiliki template untuk
komputer yang berisi kata-kata yang tepat pada setiap kondisi yang berbeda guna membantu auditor
menuliskan laporan audit. Kemudian para partner akan mereview seluruh laporan audit sebelum
laporan itu diterbitkan

Chapter 3: Laporan Audit

Dampak e-commerce Terhadap Pelaporan Audit

23

Dengan semakin canggih nya dunia teknologi dan informasi, maka kebanyakan perusahaan publik
memberikan akses ke informasi keuangan melalui website nya. Para pengunjung website dapat
melihat langsung laporan keuangan perusahaan yang telah audit dan juga dapat melihat hasil
laporan auditor. Selain itu juga umum bagi perusahaan untuk mengumumkan informasi seperti itu
sebagai laporan keuangan kuartal yang belum di audit, informasi keuangan lainnya, dll.

Chapter 3: Laporan Audit

Namun, menurut standar auditing yang berlaku saat ini, tidak diwajibkan untuk membaca informasi
yang terkandung di media elektronik.Karena media elektronik adalah sarana untuk
mendistribusikan informasi dan buka dianggap dokumen seperti istilah yang digunakan dalam
standar auditing.

24

Chapter 3: Laporan Audit

Sumber Buku : Auditing dan Jasa Assurance


Alvin A. Arens-Randal J. ELder-Mark S. Beastly

25

Anda mungkin juga menyukai