1. PENDAHULUAN
CEDERA KEPALA
50 % dari kematian karena trauma berhubungan dengan trauma
kepala, dan lebih dari 60 % kematian trauma kendaraan bermotor
akibat injury pada kepala.
Untuk menyangka sebuah injury kepala nilailah dengan seksama
keadaan kerusakan benda / barang yang dibentur kepala korban
atau kerusakan kendaraan yang berhungan dengan korban.
Gerakan yang terjadi pada trauma kepala :
Kepala yang menabrak benda diam sering mnyebabkan injury
otak dan tengkorak yang multiple.
Bagian kepala yang membentur langsung benda diam akan
mengalami kemungkinan fraktur tulang dan otak di balik tulang
itu mengalami memar
( contusio )
Bagian yang berlawanan dengan benturan langsung bisa
mengalami perdarahan akibat dari peregangan jaringan di
tempat itu
Pukulan atau benda bergerak terhadap kepala yang sedang
diam, akan menyebabkan fractur pada daerah yang terpukul
( terimpak ), jika fragment tulang berlanjut menekan otak maka
kontusio atau bahkan laserasi otak dapat terjadi
III. FISIOLOGI
A. Tekanan Intrakranial
Kenaikan TIK sering merupakan indikasi adanya masalah
serius dalam otak.
TIK normal pada waktu istirahat : 10 mmHg (136 mm H2O)
Tik tidak normal : > 20 mm Hg
TIK kenaikan berat : > 40 mm Hg
Semakin tinggi TIK setelah cedera kepala, semakin buruk
prognosisnya.
B. Dokrin Monro-Kellie
Suatu konsep sederhana yang menerangkan pengertian
TIK. Dimana volume intrakranial selalu konstan, karena
rongga kranium pada dasarnya rongga yang tidak mungkin
mekar.
C. Tekanan Perfusi Otak (TPO)
TPO adalah indikator yang sama pentingnya dengan TIK.
Formula TPO = TAR TIK
Mempertahankan TPO adalah prioritas yang sangat penting
dalam penetalaksanaan penderita cedera kepala berat
D. Aliran Darah ke Otak (ADO)
ADO normal ke dalam otak kira-kira 50 mL/gr jaringan otak
per menit
ADO 20 25 ml/100 gr/mt aktifitas EEG akan hilang
ADO 5 ml/100 gr/mt sel-sel otak mengalami kematian dan
terjadi kerusakan yang menetap
IV. KLASIFIAKSI
Cedera kepala diklasifikasikan dalam 3 deskripsi :
A. Mekanisme Cedera
Mekanisme cedera kepala dibagi :
a. Cedera kepala tumpul, berkaitan dengan kecelakaan
mobil-motor, jatuh atau pukulana benda tumpul
b. Cedera kepala tembus, disebabkan oleh peluru atau
tusukan
d. Hemotimpani
e. Battles sign
Penilaian terhadap Foto ronsen meliputi :
a. Fractur linear/depresi
b. Posisi kelenjar pineal yang biasanya digaris tengah
c. Batas udara air pada sinus-sinus
d. Pneumosefalus
e. Fractur tulang wajah
f. Benda asing
Pemeriksaan laboratorium :
a. Darah rutin tidak perlu
b. Kadar alkohol dalam darah, zat toksik dalam urine
untuk diagnostik / medikolagel
Therapy :
a. Obat anti nyeri non narkotik
b. Toksoid pada luka terbuka
Penderita dapat diobservasi selama 12 24 jam di Rumah
Sakit
Anamnese singkat
B. seconady survey
Penderita cedera kepala perlu konsultasi pada dokter ahli
lain.
C. Pemeriksaan Neurologis
GCS
10
11
IV. Klasifikasi :
Cedera kepala diklasifikasikan dalam beberapa aspek, secara
prakatis dikenal 3 deskripsi klasifikasi yaitu berdasarkan :
A. Mekanisme cedera kepala.
1. Cedera kepala tumpul, berhubungan dengan kecelakaan
mobil / motor, jatuh atau pukulan benda tumpul
2. Cedera kepala tembus, disebabkan oleh peluru atau luka
tusuk
Adanya penetrasi selaput dura menentukan apakah suatu
cedera termasuk cedera tembus atau cedera tumpul.
ATLS doc. Head Trauma
12
B. Beratnya
GCS penelaian secara kuantitatif kelainan neurologis dan
dipakai secara umum untuk menilai beratnya cedera kepala.
GCS 3 8 dikatakan koma dimana penderita tidak mampu
melaksanakan perintah, tidak dapat mengeluarkan suara dan
tidak dapat membuka mata.
GCS 15 dikatakan sadar dimana penderita mampu membuka
kedua mata dengan spontan, mematuhi perintah dan
berorientasi baik.
C. Morfologi
Secara morfologi cedera kepala dibagi atas :
1. Fraktur kranium,
dapat terjadi pada dasar atau atap tengkorak, dapat berbentuk
garis / bintang dan dapat pula terbuka atau tertutup.
Fraktur dasar tulang tengkorak ditandai :
Racoon eyes sign
Battles sign
Kebocoran CSS (rembesan cairan CSS di hidung atau di
telinga)
Paresis nervus fasialis
2. Lesi intra kranial
Keadaan yang mungkin terjadi pada trauma kepala
a. Perdarahan epidural (hematoma epidural)
Terjadi karena pembuluh darah antara duramater dan
permukaan dalam tengkorak robek, umumnya akibat
robekan arteri meningeal media. Trauma akibat dari
ATLS doc. Head Trauma
13
14
15
16
17
18
19