Stabilitas badan dibentuk oleh sistem sensorik, sistem sarah pusat, kognitif, muskuloskeletal.
Keseimbangan, kekuatan dan fleksibilitas diperlukan untuk mempertahankan postur yang
baik dan dasar pola jalan yang baik. Gangguan gait yang terjadi akibat proses menua dapat disebabkan oleh kekakaun jaringan penghubung. Berbagai penyakit artritis menyebabkan kekakuan sendi dan cenderung menjadi nyeri/ sakit. Hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya penurunan Range of Motion (ROM). Perubahan itu dapat mengakibatkan kelambanan gerak, langkah pendek, penurunan irama dan atau pelebaran bantuan basal. Kaki tidak dapat menapak dengan kuat dan cenderung gampang goyah. Faktor risiko jatuh dibagi menjadi dua yaitu intrinsik dan ekstrinsik. Yang termasuk intrinsik adalah kondisi fisik dan neuropsikiatrik, penurunan visus dan pendengaran, perubahan neuromuskuler, gaya berjalan dan reflek postural karena proses menua. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah obat-obatan yang diminum, alat-alat bantu berjalan dan lingkungan yang tidak mendukung. Sehingga, nyeri lutut merupakan faktor risiko terjadinya jatuh. Selain karena proses fisiologis menua pada sistem rematologi, nyeri lutut juga bisa akibat terjadinya stress tambahan pada sendi penanggung beban atau terjadi trauma. Sehingga, terdapat hubungan jatuh dan nyeri lutut, baik jatuh dahulu ataupun nyeri lutut dahulu, keduanya saling berhubungan dan sangat multifaktorial.
Sumber: R, Rejeki A., M, Yudo M. 2011. JATUH dalam Buku Ajar Boedhi Darmojo. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Hadi, Martono. 2011. Aspek Fisiologik dan Patologik Akibat Proses Menua dalam Buku Ajar Boedhi Darmojo. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.