Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Cadangan sumber energi fosil dunia sudah semakin menipis. Hal ini dapat

berakibat pada krisis energi yang akan menyebabkan terganggunya pertumbuhan


perekonomian dunia. Di sisi lain penggunaan sumber energi fosil juga telah
menghasilkan emisi gas rumah kaca yang tidak hanya sekedar mengakibatkan
pemanasan global dengan segala permasalahan lain yang mengikutinya, akan
tetapi juga mengakibatkan keasaman perairan meningkat yang berujung pada
kerusakan lingkungan. Kondisi ini memaksa dilakukannya pencarian sumber
energi alternatif (Ansyori, 2004 ; Teresa, et al., 2010).
Salah satu energi alternatif yang sangat potensial menggantikan sumber
energi fosil adalah berasal dari biomassa yang diproses menjadi biofuel.
Penggunaan biofuel sebagai sumber energi memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan sumber energi fosil diantaranya : 1). Sumber energi bersih,
tidak menambah jumlah gas CO2 di alam karena terjadi proses dekarbonisasi CO2
bahan bakar menjadi biomassa yang akan diproduksi menjadi biofuel dan tidak
menghasilkan

emisi

gas

lain

seperti

sulfur

dioksida

2).

Dapat

diperbaharui/berkelanjutan. 3) Memiliki angka oktan/cetan yang tinggi sehingga


penggunaannya tidak membutuhkan lagi agen anti-knocking. (Hidayat dan
Syamsul, 2008) 4) Produksinya dapat tidak mesti dalam skala yang sangat besar
sehingga proses produksinya dapat disebar di masing-masing daerah sesuai
kebutuhan (Teresa, et al., 2010).
Biodiesel merupakan salah satu biofuel pengganti

minyak

diesel

yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau lemak hewan. Penggunaan biodiesel
dapat dicampur dengan petroleum diesel (solar) (anonim, 2003). Biodiesel
mudah digunakan, bersifat ramah lingkungan (biodegradable), tidak beracun,
dan bebas dari sulfur dan senyawa aromatik. Selain itu biodiesel mempunyai
nilai flash point (titik nyala) yang lebih tinggi dari petroleum diesel sehingga
lebih aman jika disimpan dan digunakan. Beraneka ragam tanaman yang dapat

dijadikan sumber bahan baku biodiesel, seperti kelapa sawit, jarak pagar dan
kelapa.
Pengembangan industri hilir dan peningkatan nilai tambah kelapa sawit
dimaksudkan agar ekspor kelapa sawit Indonesia tidak lagi berupa bahan mentah
(CPO) tetapi dalam bentuk hasil olahan, termasuk biodiesel. Biodiesel merupakan
produk hilir kelapa sawit yang prospeknya cukup cerah, terutama pada saat harga
CPO rendah. Sejalan dengan laju perkembangan ekonomi maka permintaan energi
terus meningkat. Salah satu bentuk energi yang digunakan adalah pemanfaatan
sektor transportasi yang saat ini bergantung kepada BBM sebagai sumber energi.
Untuk mengurangi ketergantungan tersebut maka diversifikasi energi harus
dipercepat melalui pengembangan energi alternatif, salah satu diantaranya adalah
biodiesel sebagai energi terbarukan.
Oleh karena itu, diantara bermacam-macam jenis bahan baku biodiesel
yang ada di Indonesia, minyak kelapa sawit adalah alternatif utama bahan baku
yang paling berpotensi untuk dikembangkan sebagai biodiesel.
1.2

Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini :

1. Mengetahui pengertian biodiesel, klasifikasi dan karakteristiknya

2. Mengetahui potensi kelapa sawit ( crude palm oil ) sebagai bahan


baku pembuatan biodiesel, proses pembuatan biodiesel sebagai
renewable energy

3. Mengetahui keuntungan dan kerugian penggunaan kelapa sawit


sebagai biodiesel.

1.3

Perumusan Masalah

1.

Apa pengertian biodiesel, klasifikasi dan karakteristiknya?

2.

Bagaimana potensi kelapa sawit ( crude palm oil ) sebagai


bahan

baku

pembuatan

biodiesel,

proses

pembuatan

biodiesel sebagai renewable energy?

3.

Apa keuntungan dan kerugian penggunaan kelapa sawit


sebagai biodiesel?

Anda mungkin juga menyukai