PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Cadangan sumber energi fosil dunia sudah semakin menipis. Hal ini dapat
emisi
gas
lain
seperti
sulfur
dioksida
2).
Dapat
minyak
diesel
yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau lemak hewan. Penggunaan biodiesel
dapat dicampur dengan petroleum diesel (solar) (anonim, 2003). Biodiesel
mudah digunakan, bersifat ramah lingkungan (biodegradable), tidak beracun,
dan bebas dari sulfur dan senyawa aromatik. Selain itu biodiesel mempunyai
nilai flash point (titik nyala) yang lebih tinggi dari petroleum diesel sehingga
lebih aman jika disimpan dan digunakan. Beraneka ragam tanaman yang dapat
dijadikan sumber bahan baku biodiesel, seperti kelapa sawit, jarak pagar dan
kelapa.
Pengembangan industri hilir dan peningkatan nilai tambah kelapa sawit
dimaksudkan agar ekspor kelapa sawit Indonesia tidak lagi berupa bahan mentah
(CPO) tetapi dalam bentuk hasil olahan, termasuk biodiesel. Biodiesel merupakan
produk hilir kelapa sawit yang prospeknya cukup cerah, terutama pada saat harga
CPO rendah. Sejalan dengan laju perkembangan ekonomi maka permintaan energi
terus meningkat. Salah satu bentuk energi yang digunakan adalah pemanfaatan
sektor transportasi yang saat ini bergantung kepada BBM sebagai sumber energi.
Untuk mengurangi ketergantungan tersebut maka diversifikasi energi harus
dipercepat melalui pengembangan energi alternatif, salah satu diantaranya adalah
biodiesel sebagai energi terbarukan.
Oleh karena itu, diantara bermacam-macam jenis bahan baku biodiesel
yang ada di Indonesia, minyak kelapa sawit adalah alternatif utama bahan baku
yang paling berpotensi untuk dikembangkan sebagai biodiesel.
1.2
Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini :
1.3
Perumusan Masalah
1.
2.
baku
pembuatan
biodiesel,
proses
pembuatan
3.