Anda di halaman 1dari 95

Ns. Lisa Mustika Sari, M.

Kep

TIK
Fisiologi

sistem endokrin
Pengkajian sistem endokrrin
Asuhan keperawatan klien gangguan
sistem endokrin
Asuhan keperawatan klien dengan
hipertiroid
Asuhan keperawatan klien dengan
hipotiroid

Sistem

tubuh manusia yang rumit dan


adanya kekhususan sel dan jaringan
memelukan komunikasi internal yang bisa
mengatur berbagai proses dalam tubuh
Sistem endokrin dan persarafan adalah 2 unit
yang bekerja sama untuk mengkoordinasi
fungsi tubuh shg tubuh dapat berespon
terhadap perubahan lingkungan
Walaupun hipotalamus adalah bagian kecil
otak, tetapi hipotalamus menjadi pengendali
global untuk semua sistem endokrin

KELENJAR :
EKSOKRIN
Melepaskan sekresinya ke dalam duktus
pada permukaan tubuh,
seperti kulit atau organ internal

ENDOKRIN
Langsung melepaskan sekresinya kedalam
darah

Suatu sistem yg melibatkan hormon dan


sistem sirkulasi dalam tugasnya.

KELENJAR
ENDOKRIN

HORMON

SIRKULASI

TARGET ORGAN

ENDOKRIN
KELENJAR HIPOFISIS
KELENJAR TIROID
KELENJAR PARATIROID
KELENJAR ADRENAL
KELENJAR PULAU-PULAU LANGERHANS:
PANKREAS
KELENJAR OVARIUM DAN TESTIS

HORMON
Suatu zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin untuk
membantu mengatur fungsi organ bekerja secara terkoordinasi
dengan sistem saraf
Klasifikasi :
1. Air : Polipeptida
(Insulin, Glukagon, ACTH, Katekolamin)
2. Lemak : Steroid
( Estrogenn, Progesteron, Glukokortikod, Aldosteron)
Karakteristik :
Diurnal : Pola naik turun dalam periode 24 jam (Kortisol)

Pulsatif dan Siklik : Pola naik turun sepanjang waktu


Variabel : Pola naik turun tergantung pada kadar
substratnya (Paratiroid)

REGULASI KELENJAR
PERAN HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS
Anatomi Fisiologi

Berbobot 0,5 gram

Ukuran 10 x 13 x 6 mm

NEUROHIPOFISIS

Perkembangan hipofisis:

ADENOHIPOFISIS

EMBRIOLOGI HIPOFISIS
1.

ECTODERMAL.
Dari primitive mout diverticulum.ADENO-HYPOPHYSE.

2.

NEURO ECTODERMAL
Dari diencephalon evaginasi. NEURO-HYPOPHYSE

PERANAN HIPOTALAMUS
Menghubungkan sistem saraf dengan endokrin
Hipotalamus mengeluarkan hormon realising
dan inhibiting yg bekerja untuk sel sel spesifik
dalam kelenjar pituitari untuk mengatur
pembentukan dan sekresi hormon hipofisis

SISTEM UMPAN BALIK


bila kadar hormon dalam darah telah
mencukupi, untuk menghasilkan efek yang
dimaksud, makan kenaikan hormon lebih jauh
dicegah dengan umpan balik negatif (Negative
Feedback control).

Terletak di batang otak (dienchepalon)


dekat ventrikulus tertius
Mrp pusat tertinggi sistem kelenjar
endokrin
Menjalankan fungsi melalui humoral dan
saraf
Hormon yang dihasilkan disebut faktor R
dan I mengontrol sintesa dan sekresi
hormon

ACRH
ACIH :
TRH :
TIH :
GnRH
GnIH :
PTRH :
PTIH :
PRH :
PIH :
GRH :
GIH :
MRH :
MIH :

: Adrenocortocoid Releasing Hormone


Arenocorticoid Inhibiting Hormone
Thyroid Releasing Hormone
Thyroid Inhibiting Hormone
: Gonadotropin Releasing Hormone
Gonadotropin Inhibiting Hormone
Parathyroid Releasing Hormone
Parathyroid Inhibiting Hormone
Prolaktin Releasing Hormone
Prolaktin Inhibiting Hormone
Growth Releasing Hormone
Growth Inhibiting Hormone
Melanosit Releasing Hormone
Melanosit Inhibiting Hormone

STRUKTUR DAN FUNGSI HIPOFISE

Terletak di sella turika, lekukan os spenoidalis basis


cranii
Berbentuk oval dengan diameter 1 cm yang terbagi
atas lobus anterior dan posterior

Lobus anterior :
2/3 bagian hipofise
disebut juga Adenihipofise
Lobus posterior
1/3 bagian hipofise
Disebut juga neurohipofise
Hipofese stalk (struktur saraf) menghubungkan
lobus posterior dengan hipotalamus
Lobus intermedia (pars intermedia)
Antara area anterior dan posterior
Diduga menghasilkan MSH

Terletak pada leher bagian depan,


dibawah kartilago krikoid, disamping kiri
dan kanan trakhea
Terbagi 2 lobus (kiri dan kanan) dengan
ketebalan 2 cm, lebar 2,5 cm dan
panjang 4 cm
Disuplai oleh arteri tiroidea superior dan
arteri tiroidea inferior (lobus kanan lebih
besar disuplai)
Hormon T3, T4 danTirokalsitonin

Menempel pada bagian anterior dan


posterior kedua lobus kelenjar tiroid
Berjumlah 4 buah
Terdiri dari 2 jeni sel :
- Chief cells
- Oxyphill cells

DATA DEMOGRAFI
Usia dan jenis kelamin
Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan
pada usia tertentu meskipun proses patologis sudah
berlangsung sejak lama
Tempat tinggal
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Mengkaji kemungkinan kelainan pada anggota
keluarga lain seperti yang dialami oleh pasien.
Gangguan hormonal yang berhubungan
langsung :
Obesitas
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Kelainan pada kelenjar tiroid
Infertilitas

Mengkaji kondisi yang pernah dialami oleh


klien diluar gangguan yang dirasakan
sekarang khususnya gangguan gangguan
yang mungkin sudah berlangsung lama
walaupun tidak ada keluhan, seperti :
Tanda-tanda seks sekunder yang tidak
berkembang
Berat badan tidak sesuai dengan usia
Gangguan psikologis ; mudah marah, sulit
bergaul, tidak konsentrasi
Hospitalisasi

RIWAYAT DIIT
Adanya

nausea, muntah dan nyeri abdomen


Penurunan atau penambahan berat badan yang
drastis
Selera makan yang menurun atau bahkan
berlebihan
Pola makan dan minum sehari-hari
Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang dapat
menggangu fungsi endokrin ; bersifat
Goiterogenik

STATUS SOSIAL EKONOMI


Bagaimana klien dan keluarga memperoleh
makanan
yang sehat dan bergizi
Upaya yang dilakukan dalam mendapatkan
pengobatan bila klien dan keluarga membutuhkan
Kurangi salah penafsiran

MASALAH KESEHATAN SEKARANG


Apa yang dirasakan klien ?
Apakah masalah atau gejala yang

dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau


perlahan dan sejak kapan dirasakan ?
Bagaimana gejala mempengaruhi
aktivitas hidup sehari-hari ?
Bagaimana pola eliminasi baik fekal
maupun urine?
Bagaimana fungsi seksual dan
reproduksi ?
Apakah ada perubahan fisik tertentu
yang sangat mengganggu klien ?

Selain alasan klien datang ke RS, juga perlu


diidentifikasi hal-hal yang berhubungan dengan
fungsi hormonal secara umum seperti :
Tingkat energi
Perawat mengkaji
Bagaimana kemampuan klien dalam melakukan
aktivitas sehari-hari
Apakah mandiri atau dibantu atau kepayahan
Asupan makanan berlebihan atau kurang
Pola eliminasi dan keseimbangan cairan
Perawat mengkaji
Pola berkemih dan volume urine out put
Apakah klien sering bangun tengah malam
untuk berkemih
Apakah klien kekurangan cairan atau kelebihan
cairan

Pertumbuhan dan
perkembangan

Secara langsung dibawah pengaruh


hormon GH, Thyroid, Gonadotropic.
Gangguan pertumbuhan dapat
terjadi sejak masa kandungan
hingga bayi dilahirkan, maka perlu
dikaji :
Tubuh ; kerdil/ besar
Tingkat inteligensi
Kemampuan berkomunikasi
Inisiatif dan rasa tanggung jawab
Apakah perubahan fisik
mempengaruhi kejiwaan klien

Seks dan reproduksi


Kaji :
Siklus menstruasi ; mencakup
lama, volume, frekuensi,
perubahan fisik termasuk sensasi
nyeri atau kramp abdomen, usia
haid pertama
Pernah hamil dan melahirkan
Kemampuan ereksi dan orgasme
Ukuran dan bentuk alat genitalia

Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi
Palpasi
auskultasi

Pengkajian Psikososial:
Hal yang perlu dikaji:
Keterampilan koping
Dukungan keluarga, teman
Keyakinan
Kemampuan keluarga dalam
merawat dan penggunaan obat

PENGKAJIAN DIAGNOSTIK SISTEM


ENDOKRIN
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA
KELENJAR HIPOFISE
Foto tengkorak (Kranium)
Untuk melihat kondisi sella turika ; tumor/
atropi Pend. Kes penting !!!

Foto tulang (Osteo)


untuk melihat kondisi tulang (Gigantisme) ;
ukuran tulang bertambah

CT scan otak
Untuk melihat kemungkinan adanya tumor
hipofise atau hipotalamus. Pend. Kes
penting !!!

Pemeriksaan darah dan urine


Kadar Growth Hormone
Nilai normal 10 g/ml (anak-anak
dan dewasa)
Spesimen adalah darah vena 5 cc
Kadar TSH
Nilai normal 6 10 g/ml, untuk
mentukan gangguan tiroid primer
atau sekunder Spesimen adalah
darah vena 5 cc

KadarACTH
dilakukan dengan test supresi dekametason
spesimen darah vena 5 cc dan urine 24 ja
Persiapan
Tidak ada pembatasan makanan dan
minuman
Bila klien menggunakan obat-obatan
seperti korisol atau antagonisnya,
dihentikan lebih dahulu 24 jam sebelumnya
Bila obat-obatan harus diberikan,
lampirkan jenis obat dan dosisnya pada
lembaran pengiriman spesimen
Cegah stress fisik dan psikologis

Pelaksanaan
Klien diberi deksametason 4 x 0,5 ml/
hari selama 2 hari , Besok paginya
darah vena diambil 5 cc
Urine ditampung selama 24 jam,
Kirim spesimen ke lab.
Hasil
Normal bila :
ACTH menurun kadarnya dalam darah.
Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl
17-Hydroxi-Cortico-Steroid (17-OHCS)
dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA


KELENJAR TIROID
UP TAKE RADIOAKTIF (RA)
Untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid
dalam menangkap iodida
Persiapan :
Klien puasa 6 8 jam
Jelaskan tujuan prosedur
Pelaksanaan :
Klien diberi radioaktif Iodium (I) oral sebanyak 50
microcuri
Ukur radioaktif yang tertahan dengan alat
pengukurdiatas kelenjar tiroid
Dapat juga diukur dengan clearence (I) melalui
ginjal dengan mengumpulkan urine 24 jam

Hasil :
Normal : 10 35 %
< 10 % : menurun
Hipotiroid
> 35 % : meningkat
Hipertiroid

T3 DAN T4 SERUM

Persiapan fisik secara khusus (-),


spesimen darah vena 5 10 cc
Nilai normal dewasa :
Iodium bebas : 0,1 0,3 mg/dl
T3
: 0,2 0,3 mg/dl
T4
: 6 12 mg/dl
Nilai normal bayi/ anak anak :
T3
: 180 240 mg/dl

UP TAKE T3 RESIN
Untuk mengukur jumlah hormon
tiroid (T3) atau tiroid binding
globulin (TBG) tdk jenuh
Spesimen darah vena 5 cc
Klien puasa 6 8 jam
Nilai normal :
Dewasa : 25 35 %
Anak-anak : ( - )

PROTEIN BOUND IODINE (PBI)


Untuk mengukur iodium yang
terikat dengan
protein plasma
Spesimen darah vena 5 10 cc
Klien puasa 6 8 jam
Nilai normal : 4 8 mg % dalam
100 ml darah

LAJU METABOLISME BASAL (BMR)


Untuk mengukur secara tidak langsung jumlah oksigen
yang dibutuhkan tubuh dibawah kondisi basal selama
beberapa waktu
Persiapan :
Klien puasa sekitar 12 jam
Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan
stress
Klien harus tidur minimal 8 jam
Tidak mengkonsumsi obat-obat analgesik dan sedatif
Jelaskan prosedur
Tidak boleh bangun dri tempat tidur sampai
pememriksaan dilakukan
Pelakanaan :
Segera setelah bangun, lakukan pengukuran TD dan
Nadi
Dihitung dengan rumus : BMR (0,7 x Pulse) + (0,7 x
TD) 72
Nilai normal : 10 15 %

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR


PARATIOROID

I. Percobaan Sulkowitch
Untuk memeriksa perubahan jumlah kalium dalam
urine, sehingga diketahui aktivitas kelenjar paratioroid
Persiapan
Urine 24 jam ditampung
Makanan rendah kalsium 2 hari berurut-turut
Pelaksanaan
Masukkan urine 3 ml kedalam tabung (2 tabung)
Masukkan reagen Sulkowitch 3 ml pada tabung I
Tabung II sebagai kontrol

Hasil
Negatif ( - )
: tidak terjadi kekeruhan
Positif ( + )
: terjadi kekeruhan yang halus
Positif ( ++ )
: kekeruhan sedang
Positif ( +++ ) : kekeruhan banyak ; < 20 detik
Positif ( ++++ ) : kekeruhan hebat ; seketika

II. Percobaan Ellwort Howard


berdasarkan pada diuresis pospor yang dipengaruhi oleh
parathormon
Pelaksanaan :
Klien disuntik dengan parathormon IV
Urine ditampung dan diukur kadar pospornya
Hasil :
5 6 x nilai normal : Hipotiroid
III. Percobaan Kalsium IV
berdasarkan pada anggapan bahwa bertambahnya kadar
serum kalsium akan menekan pembentukan Parathormon
Hasil :
Normal : pospor serum >> dan pospor diuresi <<
Hipoparatiroid : pospor diuresis >>>>

IV. Pemeriksaan Radiologi


Persiapan khusus ( - )
Untuk melihat kemungkinan adanya kalsifikasi
tulang, penipisan dan osteoporosis
Hasil :
Hipotiroid : dijumpai kalsifikasi bilateral pada dasar
tengkorak
Hipertiroid : tulang menipis, terbentuk kista dalam
tulang serta tuberculae pada tulang

V. Pemeriksaan Elektrocardiogram (ECG)


Untuk mengidentifikasi kelainan gambaran kadar
kalsium serum terhadap otot jantung
Hasil :
Hiperparatiroid: Interval Q-T memanjang
Hipoparatiroid : Interval Q-T normal
VI. Pemeriksaan Elektromiogram (EMG)
Untuk mengidentifikasi perubahan kontraksi otot
akibat perubahan kadar kalsium serum

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK PADA KELENJAR


PANKREAS
Pemeriksaan Glukosa
Untuk menilai kadar gula darah puasa selama 810 jam
Nilai normal :
Dewasa
: 70-110 mg/dl
Anak-anak
: 60-100 mg/dl
Bayi
: 50-80 mg/dl

Persiapan
Klien puasa
Jelaskan tujuan prosedur
Pelakanaan :
Spesimen darah vena 5 10 cc
Gunakan anti koagulan bila tidak segera
diperiksa
Hentikan sementara insulin
Setelah pengambilan sample darah, klien diberi
makan dan minum serta obat sesuai program

Pemeriksaan Hemokonsentrasi darah


Nilai normal :
Dewasa wanita
: 37 47 %
Dewasa pria
: 45 54 %
Anak-anak
: 31 40 %
Bayi
: 30 40 %
Neonatal
: 44 62 %
Spesimen darah perifer

Pemeriksaan elektrolit serum (Na, K, Cl)


Nilai normal :
Natrium
: 310 335 mg (13,6 14
meq/ Liter)
Kalium
: 14 0 mg % (3,5-5,0
meq/Liter)
Chlorida
: 350 375 mg% (100-106
meq/liter)
Hipofungisi adrenal akan terjadi
hipernatremi dan hipokalemi
Hiperfungsi adrenal kebalikan hipofungsi

Percobaan Vanil Mandelic Acid (VMA)


Bertujuan untuk mengukur katekolamin
dalam urine.
Spesimen urin 24 jam
Nilai normal : 1 5 mg
Stimulasi Test
Untuk mengevaluasi dan mendeteksi
hipofungsi adrenal.
Pemberian ACTH untuk kortisol
Pemberian Sodium untuk aldosteron

Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem
Endokrin:
Hiperparatiroid

Pendahuluan
Terjadi akibat produksi berlebihan hormon

paratiroid.
Ditandai dengan dekalsifikasi tulang, dan
terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium.
Terbagi atas:

Hiperparatirodisme primer
Hiperparatiroidisme sekunder.

Hipertiroidisme Primer
Hiperparatiroidisme primer ditandai dengan

peningkatan kadar hormon hiperparatiroid serum,


peningkatan kalsium serum dan penurunan fosfat
serum
Hiperparatiroidisme didiagnosis ketika tes
menunjukkan tingginya level kalsium dalam darah
disebabkan tingginya kadar hormone paratiroid
Hipertiroidisme Sekunder
Produksi hormon paratiroid yang berlebihan karena
rangsangan produksi yang tidak normal.
Secara khusus, kelainan ini berkitan dengan gagal ginjal
akut.
Penyebab umum lainnya karena kekurangan vitamin D.

Manifestasi Klinik
Apatis
Keluhan mudah lelah.
Kelemahan otot
Mual dan muntah
Konstipasi
Hipertensi
Aritmia jantung
peningkatan kadar
kalsium dalam darah.

Manifestasi Psikologi:
Mudah tersinggung
Neurosis
Psikosis (efek langsung
Kalsium pada otak serta
sistem saraf)
Peningkatan kadar kalsium
akan menurunkan
potensial eksitasi jaringan
saraf dan otot.

Patofisiologi
Kelebihan Sekresi PTH

Hipertirodisme

Hiperkalsemia
Efek Reseptor
Tulang
Reabsorpsi Ca >>
Hiperkalsiuria
Nefrolithiasis
Penurunan Klearens
dan Gagal Ginjal

Traktus Digestinal
Absorpsi Usus >>>

Ginjal

Komplikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Peningkatan ekskresi
kalsium dan fosfor
Dehidrasi
Batu ginjal
Hiperkalsemia
Osteoklastik
Osteitis fibrosa cystica

Evaluasi Diagnostik
o Laboratorium:
1. Kalsium serum meninggi
2. Fosfat serum rendah
3. Fosfatase alkali meninggi
4. Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah
5. Foto Rontgen:
1.
Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi
2.
Cystic-cystic dalam tulang
3.
Trabeculae di tulang
PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus
bertambah

Evaluasi Diagnostik
Radioimmunoassay:
Membedakan hiperparatiroidisme primer untuk Parathormon.
Sinar X (pemindai tulang):
Mendeteksi adanya perubahan tulang.

Antibodi ganda hormon paratiroid


Untuk membedakan hiperparatiroidisme priimer dengan
keganasan.
USG, MRI, Pemindai Thalium, Biopsi Jarum Halus:
Untuk mengevaluasi fungsi paratiroid dan untuk menentukan
lokasi kista, adenoma, serta hiperplasia pada kelenjar tiroid.

Penatalaksanaan
Tindakan bedah untuk mengangkat jaringan

paratiroid yang abnormal.


Hidrasi (konsumsi cairan 2000 ml dan jus buah
asam)
Mobilitas yang banyak
Diet dan obat-obatan

ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Riwayat

kesehatan klien.
Riwayat penyakit dalam keluarga.
Keluhan utama, antara lain :

Sakit kepala, kelemahan, lethargi dan kelelahan otot


Gangguan pencernaan seperti mual, muntah,
anorexia, obstipasi, dan nyeri lambung yang akan
disertai penurunan berat badan
Depresi
Nyeri tulang dan sendi.

Pengkajian (2)
Riwayat trauma/fraktur tulang.
Riwayat radiasi daerah leher dan kepala.
Pemeriksaan fisik yang mencakup :

Observasi dan palpasi adanya deformitas tulang.


Amati warna kulit, apakah tampak pucat.
Perubahan tingkat kesadaran.

Bila kadar kalsium tetap tinggi, maka akan

tampak tanda psikosis organik seperti bingung


bahkan koma dan bila tidak ditangani kematian
akan mengancam.

Pengkajian (3)
Pemeriksaan diagnostik, termasuk :
Pemeriksaan

laboratorium :

dilakukan untuk menentukan kadar kalsium dalam


plasma yang merupakan pemeriksaan terpenting dalam
menegakkan kondisi hiperparatiroidisme.
Hasil pemeriksaan laboratorium pada
hiperparatiroidisme primer akan ditemukan
peningkatan kadar kalsium serum; kadar serum posfat
anorganik menurun sementara kadar kalsium dan
posfat urine meningkat.

Pemeriksaan

radiologi, akan tampak penipisan


tulang dan terbentuk kista dan trabekula pada
tulang.

Diagnosa Keperawatan
Risiko terhadap cidera b/d demineralisasi tulang
yang mengakibatkan fraktur patologi.
2. Perubahan eliminasi urine b/d keterlibatan ginjal
sekunder terhadap hiperkalsemia dan
hiperfosfatemia.
3. Perubahan nutrisi b/d anorexia dan mual.
4. Konstipasi b/d efek merugikan dari
hiperparatiroidisme pada saluran gastrointestinal.
1.

Rencana Keperawatan
DX 1

Tujuan : Klien tidak akan menderita cidera, seperti yang


ditunjukkan oleh tidak terdapatnya fraktur patologi.

Intervensi Keperawatan :

Lindungi klien dari kecelakaan jatuh, karena klien rentan


untuk mengalami fraktur patologis bahkan oleh benturan
ringan sekalipun. Bila klien mengalami penurunan
kesadaran pasanglah tirali tempat tidurnya.
Hindarkan klien dari satu posisi yang menetap, ubah
posisi klien dengan hati-hati.
Bantu klien memenuhi kebutuhan sehari-hari selama
terjadi kelemahan fisik.

Intervensi Keperawatan :
Atur aktivitas yang tidak melelahkan klien.
Ajarkan

cara melindungi diri dari trauma fisik


seperti cara mengubah posisi tubuh, dan cara
berjalan serta menghindari perubahan posisi
yang tiba-tiba.
Ajarkan klien cara menggunakan alat bantu
berjalan bila dibutuhkan. Anjurkan klien agar
berjalan secara perlahan-lahan.

DX2

Tujuan : Klien akan kembali pada haluaran urine normal, seperti


yang ditunjukkan oleh tidak terbentuknya batu dan haluaran urine
30 sampai 60 ml/jam.

Intervensi Keperawatan :
Perbanyak asupan klien sampai 2500 ml cairan per hari. Dehidrasi
merupakan hal yang berbahaya bagi klien dengan
hiperparatiroidisme karena akan meningkatkan kadar kalisum
serum dan memudahkan terbentuknya batu ginjal.
Berikan sari buah untuk membantu agar urine lebih bersifat asam.
Keasaman urine yang tinggi membantu mencegah pembentukkan
batu ginjal, karena kalsium lebih mudah larut dalam urine yang
asam ketimbang urine yang basa.

DX 3

Tujuan : Klien akan mendapat masukan makanan yang mencukupi,


seperti yang dibuktikan oleh tidak adanya mual dan kembali pada
atau dapat mempertahankan berat badan ideal.

Intervensi Keperawatan :

Berikan dorongan pada klien untuk mengkonsumsi diet


rendah kalsium untuk memperbaiki hiperkalsemia.
Jelaskan pada klien bahwa tidak mengkonsumsi susu dan
produk susu dapat menghilangkan sebagian manifestasi
gastrointestinal yang tidak menyenangkan.
Bantu klien untuk mengembangkan diet yang mencakup
tinggi kalori tanpa produk yang mengandung susu.
Rujuk klien ke ahli gizi untuk membantu perencanaan diet
klien

DX 4

Tujuan : Klien akan mempertahankan BAB normal, seperti pada yang


dibuktikan oleh BAB setiap hari (sesuai dengan kebiasaan klien).

Intervensi Keperawatan :

Upayakan tindakan yang dapat mencegah konstipasi dan pengerasan


fekal yang diakibatkan oleh hiperkalsemia.
Bantu klien untuk tetap dapat aktif sesuai dengan kondisi yang
memungkinkan.
Tingkatkan asupan cairan dan serat dalam diet. Klien harus minum
sedikitnya enam sampai delapan gelas per hari kecuali bila ada kontra
indikasi.
Jika konstipasi menetak meski sudah dilakukan tindakan, mintakan
pada dokter pelunak feses atau laksatif.

Peningkatan dari hormon tiroid dalam


darah.
Suatu keadaan hiperaktivitas kelenjar tiroid
sehingga menyebabkan sintesis (produksi)
hormon tiroid berlebihan dan peningkatan
metabolisme dalam jaringan tubuh.

Penyakit Graves

Toksik Nodular Goiter

Produksi TSH yang abnormal

Tiroiditis (radang kelenjar tiroid)

Konsumsi yodium berlebihan

Peningkatan selera
makan dan konsumsi
makanan
Penurunan berat badan
yang progresif

90 -160 x/i

Perubahan defikasi
(konstipasi atau diare)

Tekanan darah sistolik


akan meningkat

Kelelahan otot yang


abnormal
Amenore

Denyut nadi berkisar

Dekompensasi
jantung dalam bentuk
kegagalan kongestif

Osteoporosis & fraktur

Kegelisahan

Mudah terangsang

Iritabel & terus


merasa khawatir

Palpitasi

Denyut jantung

abnormal: cepat

Tahan tidak panas


Terus berkeringat
secara tidak lazim
Kulit sering kemerahan
Pasien yang berusia
lanjut: kulit kering dan
pruritus yang
menyebar
Tremor pada tangan
Eksoftalmos (mata
menonjol

Kurus, makan banyak tetapi tidak bisa


gemuk
Mata besar (membelalak = exophthalmus)
Keluhan lain pada mata (nyeri, peka cahaya,
kelainan penglihatan dan conjungtivitis)
Kelenjar gondok membesar (struma nodosa)
atau bisa juga tidak
Detak jantung cepat
Ujung jari gemetar

Tes darah : bila kadar Thyroxine


Stimulating Hormone (TSH) melebihi 20
mikro-unit per liter, berarti pasien
terkena hipertiroid (normal: 1-5 mikrounit per liter)

Ada atau tidaknya pembesaran di


daerah leher

Mengenai benjolan, perlu diperhatikan bagaimana benjolannya,


sebab pada penyakit gondok (hipotiroid), juga terdapat benjolan.
Hanya saja pembesaran disekitar leher pada penyakit gondok
tak merata, yaitu biasanya di bagian depan leher, sedangkan
pada hipertiroid, pembesaran yang terjadi merata di sekitar
leher sehingga kurang kelihatan.

1.

Mengobati gejala hipertiroid

2.

Pemberian obat anti tiroid

3.

Yodium radioaktif

4.

Tindakan bedah

Resiko tinggi terhadap penurunan curah jantung b/d


hipertiroid tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme;
peningkatan beban kerja jantung; perubahan dalam arus
balik vena dan tahan vaskuler sistemik; perubahan
frekuensi, irama dan konduksi jantung.
Kelelahan b/d hipermetabolik dengan peningkatan
kebutuhan energi; peka rangsang dari saraf sehubungan
dengan gangguan kimia tubuhdi
Resiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh b/d peningkatan metabolisme; mual
muntah, diare; kehilangan insulin yang relative
Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas jaringan b/d
perubahan mekanisme perlindungan dari mata;
kerusakan penutupan kelopak mata/eksoftalmus

INTERVENSI

RASIONAL

Pantan tekanan darah pada posisi Hipotensi umum dpt terjadi sbg
akibat vasodilatasi perifer yg
baring,duduk,&berdiri jika
berlebihan & panurunan volome
memungkinkan
sirkulasi
Memberikan ukuran volume
Pantau CVP jika klien
sirkulasi yg langsung & lebih
menggunakannya
akurat dan mengukur fungsi
jantung secara langsung pula
Periksa adanya nyeri dada a/
Merupakan tanda adanya
angina
peningkatan kebutuhan oksigen
oleh otot jantung
yang dikeluhkan klien
S1 dan murmur yg menonjol
Auskultasi suara jantung
bhub dng
curah jantung meningkat pd
,perhatikan
keadaan hipermetabolikadanya
adanya bunti tambahan adanya
S3 sbgai tanda adanya
kemungkinan gagal jantung
irama
Tanda awal adanya kongesti paru
gollaps dan murmur sistolik
yg berhub dgn timbulnya gagal
jantung
Auskultasi suara nafas

Kelenjar tiroid
berbentuk seperti
kupu-kupu, terdiri dari
2 lobus dan terletak di
leher di bawah jakun
di depan trakea.

Folikel dalam tiroid menghasilkan tiroglobulin


yang kemudian akan dirubah menjadi hormon
tiroksin oleh adanya TSH dari pituitari anterior.

Tiroksin mengandung banyak iodium.

Sumber iodium terbesar adalah seafood,


seperti: kerang, udang, rumput laut dan aneka
ikan.

Mengatur aktivitas berbagai


organ

Mengontrol pertumbuhan

Membantu proses metabolisme

Tingkat pengurangan hormon tiroid (tiroksin).

Suatu keadaan dimana kelenjar tiroid kurang


aktif dan menghasilkan sedikit tiroksin.

Menyebabkan fungsi metabolisme tubuh bekerja


sangat lambat.

Merupakan keadaan yang ditandai dengan


terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat
dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid

1.

Hipotiroidisme primer atau tiroidal yang


mengacu pada disfungsi kelenjar tiroid itu
sendiri.

2.

Hipotirodisme sekunder, jika sepenuhnya


disebabkan oleh kelainan hipofisis.

3.

Hipotirodisme tertier: kelainan hipotalamus


yang mengakibatkan sekresi TSH tidak
adekuat.

Apabila disfungsi tiroid disebabkan oleh


kegagalan kelenjar hipofisis,
hipotalamus atau keduanya, dikenal
dengan hipotiroidisme sentral.

Kretinisme: defisiensi tiroid terjadi sejak


lahir. Pada keadaan ini, ibu mungkin
juga menderita defisiensi tiroid.

Tiroiditis
limfositik
kronis
(tiroiditis
Hashimoto), dikarenakan penyakit sistem
kekebalan tubuh atau tiroiditis otoimun.

Atrofi kelenjar tiroid


proses penuaan.

Terapi untuk hipertiroidisme:


radioaktif, tiroidektomi.

yang

menyertai
iodium

Obat-obatan: litium, senyawa iodium,


obat-obat antitiroid.

Radiasi pada kepala dan leher untuk


penanganan kanker kepala dan leher,
limfoma

Penyakit infiltratif pada tiroid

Defisiensi dan kelebihan iodium

Kelelahan yang

ekstrim

Kerontokan rambut

Kuku yang rapuh

Kulit kering

Parestesia pada jarijari tangan

Suara kasar atau


parau

Menorhagia atau
amenore

Hilangnya libido

Suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal

Kenaikan berat badan

Kulit menjadi tebal

Rambut menipis dan rontok

Wajah tampak tanpa ekspresi

Mengeluh sering dingin walaupun dalam


lingkungan yang hangat

Demensia disertai perubahan


kognitif dan kepribadian khas.
Apnu saat tidur
Efusi pleura
Efusi perikardial
Kelemahan otot pernapasan
Kenaikan kolesterol serum
Aterosklerosis
CHF
Fungsi ventrikel kiri jelek

Hipotermia

Tidak sadarkan diri

Peningkatan letargi menjadi stupor


dan kemudian koma.

Tujuan primer: memulihkan metabolisme dengan


mengganti hormon yang hilang

Levotiroksin sintetik merupakan preparat terpilih


untuk pengobatan

Untuk

hipotiroidisme

berat

dan

koma

miksedema, mencakup pemeliharaan vital sign

Gas darah arteri, membantu ventilasi untuk


mengatasi hipoventilasi

Penggunaan

alat

pulse

oximetry

membantu

memantau tingkat saturasi oksigen

Infus larutan glukosa pekat untuk memberikan


glukosa

Jika berlanjut ke koma miksedemia, diberikan


hormon

tiroid

secara

intravena

sampai

kesadaran pulih

Kemudian lanjutkan terapi hormon tiroid per oral

Modifikasi aktivitas

Pemantauan yang berkelanjutan

Pengaturan suhu

Dukungan emosional

Pendidikan

pasien

pertimbangan

perawatan

rumah.

dan
di

1.

Intoleransi aktivitas b/d kelelahan dan


penurunan proses kognitif

2.

Perubahan suhu tubuh

3.

Pola napas tidak efektif b/d depresi


ventilasi

4.

Konstipasi

b/d

gastrointestinal

penurunan

fungsi

5.

Perubahan proses pikir b/d gangguan


metabolisme

dan

perubahan

status

kardiovaskuler serta pernapasan


6.

Kurangnya
program

pengetahuan
pengobatan

tentang

untuk

penggantian tiroid seumur hidup

terapi

Anda mungkin juga menyukai