Kep
TIK
Fisiologi
sistem endokrin
Pengkajian sistem endokrrin
Asuhan keperawatan klien gangguan
sistem endokrin
Asuhan keperawatan klien dengan
hipertiroid
Asuhan keperawatan klien dengan
hipotiroid
Sistem
KELENJAR :
EKSOKRIN
Melepaskan sekresinya ke dalam duktus
pada permukaan tubuh,
seperti kulit atau organ internal
ENDOKRIN
Langsung melepaskan sekresinya kedalam
darah
KELENJAR
ENDOKRIN
HORMON
SIRKULASI
TARGET ORGAN
ENDOKRIN
KELENJAR HIPOFISIS
KELENJAR TIROID
KELENJAR PARATIROID
KELENJAR ADRENAL
KELENJAR PULAU-PULAU LANGERHANS:
PANKREAS
KELENJAR OVARIUM DAN TESTIS
HORMON
Suatu zat yang disekresikan oleh kelenjar endokrin untuk
membantu mengatur fungsi organ bekerja secara terkoordinasi
dengan sistem saraf
Klasifikasi :
1. Air : Polipeptida
(Insulin, Glukagon, ACTH, Katekolamin)
2. Lemak : Steroid
( Estrogenn, Progesteron, Glukokortikod, Aldosteron)
Karakteristik :
Diurnal : Pola naik turun dalam periode 24 jam (Kortisol)
REGULASI KELENJAR
PERAN HIPOTALAMUS DAN KELENJAR HIPOFISIS
Anatomi Fisiologi
Ukuran 10 x 13 x 6 mm
NEUROHIPOFISIS
Perkembangan hipofisis:
ADENOHIPOFISIS
EMBRIOLOGI HIPOFISIS
1.
ECTODERMAL.
Dari primitive mout diverticulum.ADENO-HYPOPHYSE.
2.
NEURO ECTODERMAL
Dari diencephalon evaginasi. NEURO-HYPOPHYSE
PERANAN HIPOTALAMUS
Menghubungkan sistem saraf dengan endokrin
Hipotalamus mengeluarkan hormon realising
dan inhibiting yg bekerja untuk sel sel spesifik
dalam kelenjar pituitari untuk mengatur
pembentukan dan sekresi hormon hipofisis
ACRH
ACIH :
TRH :
TIH :
GnRH
GnIH :
PTRH :
PTIH :
PRH :
PIH :
GRH :
GIH :
MRH :
MIH :
Lobus anterior :
2/3 bagian hipofise
disebut juga Adenihipofise
Lobus posterior
1/3 bagian hipofise
Disebut juga neurohipofise
Hipofese stalk (struktur saraf) menghubungkan
lobus posterior dengan hipotalamus
Lobus intermedia (pars intermedia)
Antara area anterior dan posterior
Diduga menghasilkan MSH
DATA DEMOGRAFI
Usia dan jenis kelamin
Beberapa gangguan endokrin baru jelas dirasakan
pada usia tertentu meskipun proses patologis sudah
berlangsung sejak lama
Tempat tinggal
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Mengkaji kemungkinan kelainan pada anggota
keluarga lain seperti yang dialami oleh pasien.
Gangguan hormonal yang berhubungan
langsung :
Obesitas
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan
Kelainan pada kelenjar tiroid
Infertilitas
RIWAYAT DIIT
Adanya
Pertumbuhan dan
perkembangan
Pemeriksaan Fisik:
Inspeksi
Palpasi
auskultasi
Pengkajian Psikososial:
Hal yang perlu dikaji:
Keterampilan koping
Dukungan keluarga, teman
Keyakinan
Kemampuan keluarga dalam
merawat dan penggunaan obat
CT scan otak
Untuk melihat kemungkinan adanya tumor
hipofise atau hipotalamus. Pend. Kes
penting !!!
KadarACTH
dilakukan dengan test supresi dekametason
spesimen darah vena 5 cc dan urine 24 ja
Persiapan
Tidak ada pembatasan makanan dan
minuman
Bila klien menggunakan obat-obatan
seperti korisol atau antagonisnya,
dihentikan lebih dahulu 24 jam sebelumnya
Bila obat-obatan harus diberikan,
lampirkan jenis obat dan dosisnya pada
lembaran pengiriman spesimen
Cegah stress fisik dan psikologis
Pelaksanaan
Klien diberi deksametason 4 x 0,5 ml/
hari selama 2 hari , Besok paginya
darah vena diambil 5 cc
Urine ditampung selama 24 jam,
Kirim spesimen ke lab.
Hasil
Normal bila :
ACTH menurun kadarnya dalam darah.
Kortisol darah kurang dari 5 ml/dl
17-Hydroxi-Cortico-Steroid (17-OHCS)
dalam urine 24 jam kurang dari 2,5 mg
Hasil :
Normal : 10 35 %
< 10 % : menurun
Hipotiroid
> 35 % : meningkat
Hipertiroid
T3 DAN T4 SERUM
UP TAKE T3 RESIN
Untuk mengukur jumlah hormon
tiroid (T3) atau tiroid binding
globulin (TBG) tdk jenuh
Spesimen darah vena 5 cc
Klien puasa 6 8 jam
Nilai normal :
Dewasa : 25 35 %
Anak-anak : ( - )
I. Percobaan Sulkowitch
Untuk memeriksa perubahan jumlah kalium dalam
urine, sehingga diketahui aktivitas kelenjar paratioroid
Persiapan
Urine 24 jam ditampung
Makanan rendah kalsium 2 hari berurut-turut
Pelaksanaan
Masukkan urine 3 ml kedalam tabung (2 tabung)
Masukkan reagen Sulkowitch 3 ml pada tabung I
Tabung II sebagai kontrol
Hasil
Negatif ( - )
: tidak terjadi kekeruhan
Positif ( + )
: terjadi kekeruhan yang halus
Positif ( ++ )
: kekeruhan sedang
Positif ( +++ ) : kekeruhan banyak ; < 20 detik
Positif ( ++++ ) : kekeruhan hebat ; seketika
Persiapan
Klien puasa
Jelaskan tujuan prosedur
Pelakanaan :
Spesimen darah vena 5 10 cc
Gunakan anti koagulan bila tidak segera
diperiksa
Hentikan sementara insulin
Setelah pengambilan sample darah, klien diberi
makan dan minum serta obat sesuai program
Asuhan Keperawatan
Gangguan Sistem
Endokrin:
Hiperparatiroid
Pendahuluan
Terjadi akibat produksi berlebihan hormon
paratiroid.
Ditandai dengan dekalsifikasi tulang, dan
terbentuknya batu ginjal yang mengandung kalsium.
Terbagi atas:
Hiperparatirodisme primer
Hiperparatiroidisme sekunder.
Hipertiroidisme Primer
Hiperparatiroidisme primer ditandai dengan
Manifestasi Klinik
Apatis
Keluhan mudah lelah.
Kelemahan otot
Mual dan muntah
Konstipasi
Hipertensi
Aritmia jantung
peningkatan kadar
kalsium dalam darah.
Manifestasi Psikologi:
Mudah tersinggung
Neurosis
Psikosis (efek langsung
Kalsium pada otak serta
sistem saraf)
Peningkatan kadar kalsium
akan menurunkan
potensial eksitasi jaringan
saraf dan otot.
Patofisiologi
Kelebihan Sekresi PTH
Hipertirodisme
Hiperkalsemia
Efek Reseptor
Tulang
Reabsorpsi Ca >>
Hiperkalsiuria
Nefrolithiasis
Penurunan Klearens
dan Gagal Ginjal
Traktus Digestinal
Absorpsi Usus >>>
Ginjal
Komplikasi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Peningkatan ekskresi
kalsium dan fosfor
Dehidrasi
Batu ginjal
Hiperkalsemia
Osteoklastik
Osteitis fibrosa cystica
Evaluasi Diagnostik
o Laboratorium:
1. Kalsium serum meninggi
2. Fosfat serum rendah
3. Fosfatase alkali meninggi
4. Kalsium dan fosfat dalam urin bertambah
5. Foto Rontgen:
1.
Tulang menjadi tipis, ada dekalsifikasi
2.
Cystic-cystic dalam tulang
3.
Trabeculae di tulang
PA: osteoklas, osteoblast, dan jaringan fibreus
bertambah
Evaluasi Diagnostik
Radioimmunoassay:
Membedakan hiperparatiroidisme primer untuk Parathormon.
Sinar X (pemindai tulang):
Mendeteksi adanya perubahan tulang.
Penatalaksanaan
Tindakan bedah untuk mengangkat jaringan
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
Riwayat
kesehatan klien.
Riwayat penyakit dalam keluarga.
Keluhan utama, antara lain :
Pengkajian (2)
Riwayat trauma/fraktur tulang.
Riwayat radiasi daerah leher dan kepala.
Pemeriksaan fisik yang mencakup :
Pengkajian (3)
Pemeriksaan diagnostik, termasuk :
Pemeriksaan
laboratorium :
Pemeriksaan
Diagnosa Keperawatan
Risiko terhadap cidera b/d demineralisasi tulang
yang mengakibatkan fraktur patologi.
2. Perubahan eliminasi urine b/d keterlibatan ginjal
sekunder terhadap hiperkalsemia dan
hiperfosfatemia.
3. Perubahan nutrisi b/d anorexia dan mual.
4. Konstipasi b/d efek merugikan dari
hiperparatiroidisme pada saluran gastrointestinal.
1.
Rencana Keperawatan
DX 1
Intervensi Keperawatan :
Intervensi Keperawatan :
Atur aktivitas yang tidak melelahkan klien.
Ajarkan
DX2
Intervensi Keperawatan :
Perbanyak asupan klien sampai 2500 ml cairan per hari. Dehidrasi
merupakan hal yang berbahaya bagi klien dengan
hiperparatiroidisme karena akan meningkatkan kadar kalisum
serum dan memudahkan terbentuknya batu ginjal.
Berikan sari buah untuk membantu agar urine lebih bersifat asam.
Keasaman urine yang tinggi membantu mencegah pembentukkan
batu ginjal, karena kalsium lebih mudah larut dalam urine yang
asam ketimbang urine yang basa.
DX 3
Intervensi Keperawatan :
DX 4
Intervensi Keperawatan :
Penyakit Graves
Peningkatan selera
makan dan konsumsi
makanan
Penurunan berat badan
yang progresif
90 -160 x/i
Perubahan defikasi
(konstipasi atau diare)
Dekompensasi
jantung dalam bentuk
kegagalan kongestif
Kegelisahan
Mudah terangsang
Palpitasi
Denyut jantung
abnormal: cepat
1.
2.
3.
Yodium radioaktif
4.
Tindakan bedah
INTERVENSI
RASIONAL
Pantan tekanan darah pada posisi Hipotensi umum dpt terjadi sbg
akibat vasodilatasi perifer yg
baring,duduk,&berdiri jika
berlebihan & panurunan volome
memungkinkan
sirkulasi
Memberikan ukuran volume
Pantau CVP jika klien
sirkulasi yg langsung & lebih
menggunakannya
akurat dan mengukur fungsi
jantung secara langsung pula
Periksa adanya nyeri dada a/
Merupakan tanda adanya
angina
peningkatan kebutuhan oksigen
oleh otot jantung
yang dikeluhkan klien
S1 dan murmur yg menonjol
Auskultasi suara jantung
bhub dng
curah jantung meningkat pd
,perhatikan
keadaan hipermetabolikadanya
adanya bunti tambahan adanya
S3 sbgai tanda adanya
kemungkinan gagal jantung
irama
Tanda awal adanya kongesti paru
gollaps dan murmur sistolik
yg berhub dgn timbulnya gagal
jantung
Auskultasi suara nafas
Kelenjar tiroid
berbentuk seperti
kupu-kupu, terdiri dari
2 lobus dan terletak di
leher di bawah jakun
di depan trakea.
Mengontrol pertumbuhan
1.
2.
3.
Tiroiditis
limfositik
kronis
(tiroiditis
Hashimoto), dikarenakan penyakit sistem
kekebalan tubuh atau tiroiditis otoimun.
yang
menyertai
iodium
Kelelahan yang
ekstrim
Kerontokan rambut
Kulit kering
Menorhagia atau
amenore
Hilangnya libido
Hipotermia
Untuk
hipotiroidisme
berat
dan
koma
Penggunaan
alat
pulse
oximetry
membantu
tiroid
secara
intravena
sampai
kesadaran pulih
Modifikasi aktivitas
Pengaturan suhu
Dukungan emosional
Pendidikan
pasien
pertimbangan
perawatan
rumah.
dan
di
1.
2.
3.
4.
Konstipasi
b/d
gastrointestinal
penurunan
fungsi
5.
dan
perubahan
status
Kurangnya
program
pengetahuan
pengobatan
tentang
untuk
terapi