Anda di halaman 1dari 11

BAB I

FLUIDA STATIS
Tujuan Percobaan
- Mengukur Densitas Suatu Benda
- Membuktikan Adanya Perbedaan Tekanan Sesuai dengan Ketinggian Fluida Diam
- Membuktikan Tidak Adanya Perbedaan Tekanan Pada Permukaan Fluida Diam
- Membuktikan Adanya Beda Tekan Antara Dua Jenis Fluida Yang Berbeda Bejana
Yang Sama
- Membuktikan Bahwa Dengan Fluida Yangn Sama Tetapi Pada Bejana Yang
Berbeda Maka Dihasilkan Tekanan Yang Sama
12; Tinjauan Pustaka
aliran dan perilaku fluida sangat penting dalam banyak pengerjaan rekayasa
proses. fluida dapat didefinisikan sebagai zat yang tidak secara permanen menolak
benturan, sehingga, akan berubah bentuknya mengikuti wadah, dalam laporan ini ini
gas, cairan, dan uap dianggap memiliki karakteristik fluida
dalam proses industri, banyak bahan dalam bentuk cairan dan harus disimpan,
ditangani, dipompa, dan diproses, sehingga perlu agar kita menjadi dengan prinsipprinsip yang mengatur aliran fluida dan juga mengerti peralatan yang digunakan
bersamanya, fluida umum ditemui meliputi air, udara, CO2, minyak, bubur, dan sirup
kental
fluida sebuah dapat dipengaruhi oleh perubahan tekanan, itu dikatakan fluida
inkompresibel, sebagian besar cairan adalah inkompresibel. gas dianggap fluida
kompresibel
seperti semua materi fisik, fluida terdiri dari sejumlah besar molekul per satuan
volume. teori seperti teori kinetik gas mekanika statistik memperlakukan gerakan
molekul dalam hal kelompok statistik dan tidak dalam bentuk molekul individual . di
bidang teknik kita lebih berkonsentrasi skala besar massal atau perilaku makroskopik
dari cairan bukan dengan perilaku mikroskopis per molekul
dalam transfer momentum kita memperlakukan cairan sebagai sesuatu yang
kontinu ini berlaku ketika volume terkecil fluida berisi sejumlah cukup besar dari
molekul sehingga rata-rata statistik dapat dihitung dan sifat makroskopik dari cairan
seperti kepadatan, tekanan, dan sebagainya, bervariasi dengan baik dan terus menerus
dari titik ke titik.
11;

studi transfer momentum, dan mekanika fluida seperti yang sering disebut, dapat
dibagi menjadi dua cabang: fluida statis, yaitu fluida saat diam dan fluid dinamis, atau
fluida bergerak, dalam laporan ini hanya akan membahas mengenai fluida statis
1; Gaya, satuan dan dimensi
dalam fluida statis salah satu variabel penting adalah tekanan dalam fluida terhadap
dinding wadah. juga tekanan ada pada setiap titik dalam volume fluida. untuk
memahami tekanan, yang didefinisikan sebagai gaya yang diberikan per satuan luas,
kita harus terlebih dahulu membahas hukum dasar newton . persamaan ini untuk
menghitung gaya yang diberikan oleh massa di bawah pengaruh gravitasi
F

m
g

m
gc

F= Gaya (N)
M= massa (kg)
G = konstanta gravitasi (m/s2)
Gc= faktor konversi graviasi (lbm.ft/lbf.s2)
di mana dalam satuan SI F adalah gaya yang diberikan dalam newton N (Kg.m/s 2),
dimana m adalah massa dalam Kg, dan g konstanta gravitasi, 980,665 cm/s2. dalam
satuan English, F difinisikan dalam lbf, m dalam lbm, gc adalah 32,1740 ft/s2, dan gc
(faktor konversi gavitasi) 32.174 lbm.ft/lbf.s2.
2; Tekanan di dalam fluida

Persamaan dalam gambar 1.1 telah memperlihatkan gaya yang diberikan oleh massa
di bawah pengaruh gravitasi, gaya yang diberikan oleh massa fluida pada area
pendukung gaya/satuan luas (tekanan) juga mengikuti persamaan ini.
Gambar 1.q Tekanan di fluida statis
pada gambar 1.1 kolom statis cairan dengan tinggi h 2 m dan konstan luas
penampang A M2, dimana, A=A0=A1=A2 ini menunjukan, tekanan atmosfer di atas
fluida adalah. Yaitu P0 N/m2, ini bisa jadi tekanan atmosfer di atas cairan. cairan pada
setiap titik, mengatakan h1 harus mendukung semua fluida di atasnya. dapat
ditunjukkan bahwa gaya pada suatu titik tertentu di non-bergerak atau fluida statis
harus sama di sepanjang titik dengan ketinggian yang sama. misalnya pada h 1 m dari

atas, tekanan adalah sama di semua titik yang ditunjukkan pada luas penampang
F 1. Dimana1tekanan P didefinisikan sebagai gaya/bagian penampang
bagian
P A(h
2Apg)
h2Apg
A
A
N/m2 atau pa
Persamaan diatas menyatakan bahwa tekanan p berbanding terbalik dengan luas
permukaan bidang tempat gaya bekerja. Jadi, untuk besar gaya yang sama, luas
bidang yang kecil akan mendapatkan tekanan yang lebih besar daripada luas bidang
yang besar. Tekanan Hidrostatis adalah tekanan yang terjadi di bawah air.
Tekanan hidrostatis disebabkan oleh fluida tak bergerak. Tekanan hidrostatis yang
dialami oleh suatu titik di dalam fluida diakibatkan oleh gaya berat fluida yang
berada di atas titik tersebut. Jika besarnya tekanan hidrostatis pada dasar tabung
adalah p, menurut konsep tekanan, besarnya p dapat dihitung dari perbandingan
antara gaya berat fluida (F) dan luas permukaan bejana (A)
P=

F
A

P= Tekanan (N/m2)
F= Gaya (N)
A= luas permukaan (m2)
Gaya berat fluida merupakan perkalian antara massa fluida dengan percepatan
gravitasi Bumi, ditulis
P

mg
A

P = Tekanan ( N/M2)
M= massa (kg)
G= percepatan gravitasi (m/s2)
A = luas Permukaan (m2)
Oleh karena m = V, persamaan tekanan oleh fluida dituliskan sebagai
p = Vg / A

= massa jenis fluida (kg/m3),

= percepatan gravitasi (m/s2), dan

= kedalaman titik dari permukaan fluida (m).

V= Volume bejana (m3)

Volume fluida di dalam bejana merupakan hasil perkalian antara luas permukaan
bejana (A) dan tinggi fluida dalam bejana (h). Oleh karena itu, persamaan tekanan di
dasar bejana akibat fluida setinggi h dapat dituliskan menjadi
P = (Ah) g / A = h g

Jika tekanan hidrostatis dilambangkan dengan ph, persamaannya dituliskan sebagai


berikut.
Ph=p.g.h
Ph = tekanan hidrostatis (N/m2),

= massa jenis fluida (kg/m3),

= percepatan gravitasi (m/s2), dan

= kedalaman titik dari permukaan fluida (m).

Semakin tinggi dari permukaan Bumi, tekanan udara akan semakin berkurang.
Sebaliknya, semakin dalam Anda menyelam dari permukaan laut atau danau, tekanan
hidrostatis akan semakin bertambah. Mengapa demikian? Hal tersebut disebabkan
oleh gaya berat yang dihasilkan oleh udara dan zat cair. Anda telah mengetahui
bahwa lapisan udara akan semakin tipis seiring bertambahnya ketinggian dari
permukaan Bumi sehingga tekanan udara akan berkurang jika ketinggian bertambah.
Adapun untuk zat cair, massanya akan semakin besar seiring dengan bertambahnya
kedalaman. Oleh karena itu, tekanan hidrostatis akan bertambah jika kedalaman
bertambah.
3; Massa Jenis.

Setiap fluida memiliki massa jenis yang berbeda untuk itu kita perlu untuk
mengetahui cara menghitung massa masing-masing fluida. Dalam Fisika, ukuran
kepadatan (densitas) benda homogen disebut massa jenis, yaitu massa per satuan
volume. Jadi massa jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.
Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap
volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan
total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi
(misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada benda bermassa
sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air). Satuan SI massa jenis
adalah kilogram per meter kubik (kgm-3). Massa jenis berfungsi untuk menentukan

zat. Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda. Dan satu zat berapapun massanya
berapapun volumenya akan memiliki massa jenis yang sama. Secara matematis,
massa jenis dituliskan sebagai berikut.
=m/V
dengan:

m = massa (kg atau g),


V = volume (m3 atau cm3), dan
= massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)

13;

Nilai-nilai Property Secara Teori


Secara teori didapat nilai-nilai dari bejana dan minyak goreng sebagai berikut:
Densitas Liquid softener () = 0,994 gr/cm3

Tinggi bejana (h)


Gravitasi (g)

= 3,8 cm
= 980,665 cm/s2

Luas permukaan bejana (A) = r2 = (3,14) (12) =3,14 cm2


Massa bejana kosong (m.kos) = 10,50 gr
14; Alat dan Bahan
A; Alat yang digunakan:
; Bejana (berupa Botol kaca)
; Penggaris
; Timbangan
B; Bahan yang digunakan:
;
Liquid deterjen (kelapa sawit)

Syrup
Prosedur Percobaan
Mengukur densitas suatu benda
- Menimbang piknometer 25 ml
- Memasukkan fluida kedalam piknometer 25 dan menutupnya
- Menimbang piknometer yang sudah diisi fluida
Membuktikan adanya perbedaan tekanan sesuai dengna ketinggian fluida diam
- Mengukur ketinggian yang berbeda pada fuida diam
- Mencari beda tekanan pada fluida diam
Membuktikan tidak adanya perbedaan tekanan pada permukaan fluida diam
- Melakukan pengamatan pada beberapa bagian permukaan fluida diam
Membuktikan adanya beda tekanan antara dua jenis fluida yang berbeda pada
bejana yang sama
- Mengukur densitas masing-masin fluida yang berbeda
- Mengukur perbedaan tekanan fluida yang berbeda pada ketinggian yang
berbeda
;

1.5
A;

B;

C;
D;

Membuktikan bahwa dengan fluida yang yang sama tetapi pada bejana yang
berbeda maka dihasilkan tekanan yang sama
- Fluida diletakan pada bejana yang berbeda
- Mengukur densitas masing-masing fluida yang sama pada bejana yang berbeda
- Mengukur tekana fluida yang sama pada bejana yang berbeda
16; Data Pengamatan
E;

Tabel 1.6.1. Data Perhitingan Massa Jenis


No.

Jenis fluida

Liquid softener

Berat piknometer

Berat pikno + fluida

koosng
23,30 g

48,25 g

Tabel 1.6.2. Data Penentuan Massa, Tinggi dan Diameter Bejana Pada Bejana Yang
Sama
Luas permukaan

No.

Jenis fluida

Liquid softener

3,14 cm

Liquid softener

3,14 cm

bejana

Tinggi fluida

Massa Bejana
Kosong

Isi

1,9 cm

10,50 g

17,55 g

3,8 cm

10,50 g

22,76 g

Tabel 1.6.3 Data Penentuan Massa, Tinggi dan Diameter Bejana Pada Bejana Yang
Berbeda
No.

Jenis fluida

Liquid softener

Luas premukaan
bejana
28,26 cm

Tinggi fluida
2.3 cm

Massa Bejana
Kosong

Isi

45,28 g

156,97 g

\
17;

Apendiks
A; Menetukan densitas suatu fluida
; Perhitungan secara praktek
massa bejana isi massa bejana kosong
volume piknometer
(48,25-23,30) cm
=
25 mL
=0 ,998 g/cm3
=

jadi, nilai densitas dari liquid softener adalah 0,998 g/cm3


;

Perhitungan secara teori


=0,994 g/cm3

jadi, nilai densitas dari liquid softener adalah 0,994 g/cm3


B; Membuktikan perbedaan tekanan sesuai dengan perbedaan ketinggian
;

Perhitungan secara praktek


P1

= h1 g
= 0,998 g/cm3 1,9 cm 980,665 cm/s2
= 1858,276 g/cm3

P2

= h2 g

= 0,998 g/cm3 3,8 cm 980,665 cm/s2


= 3716,522 g/cm3
P P2 P1
= (37,16522 18,58276)
= 0,03 m 9,8066 m/s2 915 kg/m3
= 1858,246 g/cm3
Jadi, perbedaan nilai tekanan fluida liquid softener pada ketinggian yang
berbeda adalah 1858,246 g/cm3

Perhitungan secara teori


P1

= h1 g
= 0,994 g/cm3 1,9 cm 980,665 cm/s2
= 1852,083 g/cm3

P2

= h2 g

= 0,994 g/cm3 3,8 cm 980,665 cm/s2


= 3704,167 g/cm3
P P2 P1
= (3704,167 1852,083)
= 1858,084 g/cm3
Jadi, perbedaan nilai tekanan fluida liquid softener pada ketinggian yang
berbeda adalah 1858,084 g/cm3
C; Menetukan tekanan antara 2 fluida yang berbeda pada bejana yang sama
-

Perhitungan secara praktek


a; Menentukan besarnya gaya pada bejana Liquid softener deterjen
PLiquid softener

=hg
= 0,994 g/cm3 3,8 cm 980,665 cm/s2
= 1852,083 g/cm3

b; Menentukan besarnya gaya pada bejana Liquid softener deterjen

Psirup

= h g
= 1,3 g/cm3 3,8 cm 980,665 cm/s2
= 4844,485 g/cm3

Jadi, nilai tekanan pada bejana yang sama namun menggunakan fluida
yang berbeda yaitu sebesar 1852,0823 g/cm3 untuk liquid softener dan
4844,485 g/cm3 untuk sirup

D; Menentukan tekanan pada fluida yang sama pada bejana yang berbeda
-

Perhitungan secara praktek


a; Menentukan besarnya gaya pada bejana2 Liquid deterjen deterjen
F

= massa bejana yang berisi liquid deterjen g


= 12,21 gr 988,0665 cm/s2
= 12064,291 gr. m/s2

F
Menentukan
tekanan pada permukaan bejana
P = A
1 2 0 6 4 , 2 91 gr.cm/ s 2
p=
2
3 , 14 cm 2
P = 38 42 , 168 gr/cm.s
b; Menentukan besarnya gaya pada bejana2 Liquid deterjen deterjen

= massa bejana yang berisi sirup g


= 111,69 gr 988,0665 cm/s2
= 110357,14738 gr. cm/s2
Menentukan tekanan pada permukaan bejana
F
1 10357,14738 gr.cm/ s 2
P=
2
A
28 ,262 cm
P= 3905,06537 gr/cm.s
P=

15;
-

Pembahasan
Densitas suatu fluida dapat diukur dengan membadingkan massa fluida terhadap
volumenya. Dari hasil praktikum didapatkan densitas Liquid softener sebesar
0,998 g/cm3. Hasil yang diperoleh dari praktikum berbeda dengan teori, densitas
liquid softener berdasarkan teori sebesar 0,994 g/cm3. Adanya perbedaan hasil
yang diperoleh dari teori dan praktikum disebabkan, antara lain pembulatan
angka pada saat perhitungan dan penimbangan yang kurang akurat.
Tekanan pada fluida bergantung pada ketinggian fluida diam, tekanan suatu
fluida akan berbeda sesuai dengan ketinggian fluida tersebut. Semakin tinggi
fluida maka semakin besar tekanannya. Hal ini terbukti dari hasil praktikum,
dimana tekanan pada ketinggian 1,9 cm diperoleh sebesar 1858,276 g/cm3
sedangkan tekanan yang diperoleh pada ketinggian fluida 3, cm adalah 3716,522
g/cm3. Beda tekan pada ketinggian yang berbeda dari hasil praktikum yaitu
1858,246 g/cm3, sedangkan hasil berdasarkan teori sebesar 1858,084
g/cm3dengan selisih antara hasil prakikum dan teori sebesar 0,00162 g/cm3
Perbedaan hasil praktek dan teori disebabkan, antara lain perbedaan
kerapatan/densitas () antara teori dan densitas praktek serta penimbangan yang
kurang akurat.
Kerapatan fulida memberikan pengaruh terhadap perbedaan tekanan. Densitas
dua jenis fluida yang berbeda akan menimbulkan tekanan yang berbeda pada
bejana yang sama. Hal ini terbukti dari hasil praktikum tekanan fluida liquid
softener
pada bejana dengan ketinggian 3,8 cm diperoleh sebesar
2
1852,083 gr/cm. s . Sedangkan tekanan fluida sirup pada bejana yang sama
dengan ketinggian yang sama diperoleh sebesar 4844,485 gr/cm.s2.
Tekanan fluida sangat dipengaruhi oleh ketinggian vertikal cairan tetapi bentuk
bejana tidak mempengaruhi tekanan. Sehingga dengan menggunakan fluida
yang sama tetapi pada bejana yang berbeda maka dihasilkan tekanan yang sama.
Hal ini berbeda dengan hasil praktikum, pada bejana 1 tekanan fluida minyak

16;
-

;
-

liquid softener diperoleh sebesar 3842 ,168 gr/cm. s , sedangkan pada bejana
2 dengan fluida yang sama diperoleh tekanan sebesar 3905,06537 gr/cm.s2
Perbedaan ini disebabkan karena penimbangan yang kurang akurat, ketidak
telitian pada pengukuran tinggi fluida dan pembulatan angka saat perhitungan.
Kesimpulan
nilai densitas secara teori sebesar 0,994 g/cm3 sedangkan nilai densitas secara
praktek didapatkan sebesar 0,998 g/cm3 Adanya perbedaan hasil yang diperoleh
dari teori dan praktikum disebabkan, antara lain pembulatan angka pada saat
perhitungan dan penimbangan yang kurang akurat.
secara teoritis nilai massa bejana yang berisi Liquid softener sebesar 1858,276
g/cm3 pada ketinggian 1,9 cm dan 37,16522 g/cm3 pada ketinggian 3,8 cm dan
1852,083 g/cm3 pada ketinggian 1,9 cm dan 3704,167 g/cm3 pada ketinggian 3,8
cm dengan selisih nilai tekanan teoritis sebesar 1858,084 g/cm3 dan secara
praktek sebesar 1858,246 g/cm3
pada permukaan fluida tekanan yang diberikan akan tetap memiliki nilai yang
sama
perhitungan secara praktek menggunakan fluida yang berbeda yaitu liquid
softener dan sirup didalam bejana yang sama didapati nilai tekanan keduanya
2
P = 1852 , 083gr/cm. s dan 4844,485 gr/cm.s2 untuk liquid softener dan sirup
ini sesuai dengan teori yang ada dimana nikai tekan dipengaruhi oleh jenis fluida
yan digunakan
perhitngan nilai tekanan menggunakan fluida yang sama namun didalam bejana
2
yang berbeda didapati nilai berbeda tekan sebesar 3842 ,168 gr/cm. s ,
sedangkan pada bejana 2 dengan fluida yang sama diperoleh tekanan sebesar
3905,06537 gr/cm.s2 ini tidak sesui dengan teori yan didaptkan, hal ini dapat
terjadi karena antara lain pembulatan angka pada saat perhitungan dan
penimbangan yang kurang akurat.

Anda mungkin juga menyukai