Anda di halaman 1dari 11

1

JUDUL: Adsorpsi Ion Pb2+ Oleh Limbah Serbuk Gergaji Kayu Tersulfonasi yang
Diaktivasi dengan Pelarut Etanol-Toluena.
IDENTITAS
Nama

: Putu Dody Setiawan

NIM

: 1113031017

Semester/Kelas : VI/B
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pencemaran logam-logam berat sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan
manusia. Kontaminasi logam berat dalam lingkungan akuatik dapat menimbulkan:
(1) resistensinya di lingkungan perairan serta kemungkinan transformasinya menjadi
senyawa yang lebih toksik, (2) bioakumulasi dan biomagnifikasi oleh organisme
akuatik, (3) efek kronik dan subletal bagi organisme pada konsentrasi rendah, (4)
kemungkinan masuknya ke dalam tubuh manusia melalui air minum dan makanan
yang berasal dari organisme akuatik, (5) kemungkinan akumulasinya oleh tubuh
manusia yang semakin lama semakin meningkat, akhirnya mencapai tingkat
toksisitas, (6) sensitivitas yang tinggi pada anak-anak untuk beberapa logam berat, (7)
kemungkinan sifat karsinogenik dan teratogenik dari beberapa logam berat dan
senyawanya, (8) efek sinergetik logam berat pada organisme (Giyatmi, 2008).
Logam berat yang berbahaya dan sering mencemari lingkungan antara lain
merkuri (Hg), timbal/timah hitam (Pb), arsen (As), tembaga (Cu), kadmium (Cd),
khrom (Cr), dan nikel (Ni). Logam-logam berat tersebut diketahui dapat mengumpul
di dalam tubuh organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu yang
lama sebagai racun yang terakumulasi (Palar, 1994).
Timbal (Pb) adalah salah satu golongan logam berat yang bersifat racun bagi
tubuh manusia. Apabila dalam jumlah tertentu terserap ke dalam sistem tubuh
manusia, maka akan dapat mengganggu fungsi kerja darah, sistem saraf, sistem
pencernaan, sistem reproduksi dan ginjal pada manusia. (Kirk & Othmer,1994) Selain
itu, limbah logam timbal juga berpotensi menjadi zat yang sangat beracun dan
menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi makhluk hidup lainnya, baik yang

hidup di darat maupun di air. Dengan demikian penanganan terhadap limbah logam
timbal harus dilakukan.
Usaha-usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi kadar pencemar pada
perairan biasanya dilakukan melalui kombinasi biologi, fisika dan kimia. Pada proses
fisika, dilakukan dengan mengalirkan air yang tercemar ke dalam bak penampung
yang telah diisi campuran pasir, kerikil serta ijuk. Hal ini lebih ditujukan untuk
mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar dan penyisihan lumpur. Pada
proses

kimia,

dilakukan

dengan

menambahkan

bahan-bahan kimia

untuk

mengendapkan zat pencemar misalnya persenyawaan karbonat (Sutrisno, 2002).


Pengurangan zat pencemar secara kimia juga sering dilakukan dengan menggunakan
bahan-bahan yang dapat menjerap zat-zat pencemar seperti karbon aktif, biomassa sel
dan lempung. Lempung dapat digunakan sebagai adsorben untuk menjerap senyawa
fosfat dari air limbah. Sementara itu, Amri, dkk (2004) melaporkan bahwa zeolit alam
terimpregnasi 2-merkaptobenzotiazol dapat digunakan untuk menjerap ion Cd (II)
dan Cr (III). Namun, bahan-bahan tersebut relatif sulit diperoleh dan karbon aktif
mempunyai harga yang cukup mahal. Oleh karena itu, penelusuran terhadap material
baru yang lebih murah, mudah didapat serta mempunyai daya adsorpsi besar sangat
perlu diupayakan. Bahan-bahan alam organik mempunyai gugus hidroksil (-OH)
dapat dipakai untuk mengadsorpsi ion-ion logam berat (Yantri, 1998).
Serbuk gergaji kayu merupakan salah satu bahan organik yang mengandung
komponen-komponen kimia seperti selulosa, hemiselulosa, lignin dan zat ekstraktif.
Terdapatnya selulosa dan hemiselulosa menjadikan serbuk gergaji kayu berpotensi
untuk digunakan sebagai bahan penjerap. Serbuk gergaji kayu sebagai hasil samping
dari industri gergaji kayu sampai saat ini hanya sebagian kecil saja dimanfaatkan oleh
masyarakat, seperti digunakan dalam pembuatan batu-bata, industri keramik,
campuran dalam pembuatan pupuk organik, sedangkan selebihnya terbuang secara
percuma. Pemanfaatan serbuk gergaji kayu sebagai bahan material penjerap
merupakan salah satu teknologi yang murah karena bahan bakunya mudah didapat
mengingat negara Indonesia merupakan negara yang memiliki hutan yang sangat
luas.
Sukarta (2008) melaporkan bahwa, serbuk gergaji kayu dapat digunakan sebagai
adsorben untuk menjerap ion nikel dan zat warna safranin sebesar 1119 ppm. Namun

dalam penelitian tersebut tidak disebutkan jenis kayu yang dipakai sebagai penjerap
zat warna safranin. Setiawan (2004) juga melaporkan kemampuan mengadsorpsi zat
warna kationik oleh serbuk gergaji kayu dapat ditingkatkan dengan memodifikasi
gugus aktif permukaan menggunakan gugus sulfonat. Dari hasil penelitian tersebut,
serbuk gergaji kayu yang tersulfonasi kapasitas jerapannya mengalami peningkatan
dua kali lebih besar dibandingkan dengan kapasitas jerapan serbuk gergaji kayu
alami.
Metode sulfonasi adalah metode yang dilakukan dengan memodifikasi gugus
reaktif permukaan adsorben dengan gugus sulfonat dengan pengsulfonasian sorben
batubara sedemikian hingga menjadi material sejenis kation exchange. Sulfonasi
merupakan reaksi subtitusi elektrofilik dimana terjadi pembentukan gugus sulfonat (HS03). Ion positif dari logam berat akan bertukar dengan ion negatif gugus ini. Proses
adsorpsi kemudian akan diikuti dengan proses difusi, dimana ion logam akan terjerap
dari permukaan sorben ke bagian pusat membentuk suatu ikatan molekul sampai
mencapai suatu reaksi kesetimbangan, sehingga ion logam akan tetap diam di dalam
adsorben (serbuk gergaji kayu).
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penulis mencoba meneliti tentang
Adsorpsi Ion Pb2+ Oleh Limbah Serbuk Gergaji Kayu Tersulfonasi yang Diaktivasi
dengan Pelarut Etanol-Toluena. Serbuk gergaji kayu yang digunakan adalah serbuk
gergaji kayu berukuran 50 mesh yang sebelumnya disulfonasi dan diaktivasi dengan
campuran etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1 dengan cara ekstraksi
Sokhlet.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan dalam penelitian ini,
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Berapa daya serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi dengan
campuran etanol-toluena (1:1) digunakan untuk mengadsorpsi ion Pb2+?
2. Bagaimana pola absorpsi ion Pb2+ oleh serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang
diaktivasi dengan campuran etanol-toluena ?
C. Tujuan Masalah
Dari rumusan masalah yang disampaikan, tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui daya serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi


dengan campuran etanol-toluena (1:1) digunakan mengadsorpsi ion Pb2+.
2. Untuk mengetahui pola adsorpsi maksimum ion Pb2+ oleh serbuk gergaji kayu
yang diaktivasi dengan campuran etanol-toluena.
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi Pemilik Industri
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi pemilik industri yang
menghasilkan limbah ion Pb2+ sebagai solusi untuk menaggulangi permasalah
limbah yang dihasilkan oleh industri tekstil yang dimilikinya dengan
keunggulan tidak menimbulkan masalah lingkungan yang baru serta dengan
biaya yang relatif murah.
2) Bagi Peneliti
Dari hasil penelitian ini, peneliti akan lebih memahami pentingnya menangani
permasahan lingkungan yang disebabkan oleh limbah industri tekstil.
BAB II KAJIAN TEORI
1. Komponen Kimia Kayu
Secara umum, kayu mengandung komponen-komponen kimia seperti selulosa
dan

hemiselulosa. Dengan adanya komponen-komponen ini menjadikan serbuk

gergaji kayu berpotensi untuk digunakan sebagai penjerap.


Selulosa (C6H10O5)n adalah polimer alami yang tersusun oleh monomer glukosa
dan dihubungkan oleh ikatan 1,4- -glikosida. Selulosa merupakan komponen
struktural utama dari tumbuhan dan tidak dapat dicerna oleh manusia. Struktur
selulosa ditunjukkan pada Gambar 1.
OH
OH
HO
O

OH

OH

Gambar 1. Struktur Selulosa


(Sumber: Sukarta, 2008)
Secara biokimia, hemiselulosa adalah semua polisakarida yang dapat diekstraksi
dalam larutan basa (alkalis). Dilihat dari strukturnya, selulosa dan hemiselulosa
mempunyai potensi yang sangat besar untuk dijadikan sebagai penjerap karena gugus

OH yang terikat dapat berinteraksi dengan komponen adsorbat. Adanya gugus OH


pada selulosa dan hemiselulosa, menyebabkan terjadinya sifat polar pada adsorben
tersebut. Dengan demikian selulosa dan hemiselulosa lebih kuat menjerap zat yang
bersifat polar dari pada zat yang bersifat kurang polar (Yantri, 1998).
2. Adsorpsi Ion Logam oleh Padatan
Adsorpsi merupakan terjerapnya suatu zat (molekul atau ion) pada permukaan
adsorben. Mekanisme penjerapan tersebut dapat dibedakan menjadi dua yaitu,
jerapan secara fisika (fisisorpsi) dan jerapan secara kimia (kemisorpsi). Pada proses
fisisorpsi gaya yang mengikat adsorbat oleh adsorben adalah gaya-gaya Van Der
Waals. Molekul terikat sangat lemah dan energi yang yang dilepaskan pada adsorpsi
fisika relatif rendah sekitar 20 kJ/mol (Sutariani, 2004). Sedangkan pada proses
adsorpsi kimia, interaksi adsorbat dengan adsorben melalui pembentukan ikatan
kimia. Kemisorpsi terjadi diawali dengan adsorpsi fisika yaitu partikel-partikel
adsorbat mendekat ke permukaan adsorben melalui gaya van der Waals atau melalui
ikatan hidrogen. Kemudian diikuti oleh adsorpsi kimia yang terjadi setelah adsorpsi
fisika. Dalam adsorpsi kimia partikel melekat pada permukaan dengan membentuk
ikatan kimia (biasanya ikatan kovalen) dan cenderung mencari tempat yang
memaksimumkan bilangan koordinasi dengan substrat (Atkins, 1999).
S

OH

OH

+ M2+
S

OH

M2+
S

OH

Gambar 2. Mekanisme Pengikatan Ion Logam Divalen oleh Gugus OH


(Sumber: Yantri, 1998)
3. Timbal (Pb)
Timbal/timah hitam merupakan suatu unsur kimia dengan simbol Pb dengan
nomor atom 82. Timbal tergolong dalam logam berat yang lunak serta mudah
dibentuk dan memiliki warna putih kebiru-biruan. Timbal memiliki sifat konduksi

listrik dan daya tahan korosi yang baik, tahan juga terhadap zat zat kimia serta
pelindung yang baik terhadap pancaran radioaktif dan peredam yang baik terhadap
suara dan getaran ( Wikipedia,2010). Sebagai bahan konstruksi, timbal tidak begitu
diperlukan tetapi sangat penting sebagai unsur paduan. Sebagai unsur paduan boleh
dikatakan timbal tidak larut di dalam logam-logam lain melainkan terpisah dalam
bentuk bola bola kecil timbal yang bebas dan bola-bola kecil ini berfungsi sebagai
pelumas darurat (Van Vliet,et.all.,1984). Timbal memiliki dua bilangan oksidasi,
yaitu +2 dan +4, namun bilangan oksidasi yang umum dari timbal adalah +2. Sifatsifat fisik logam timbal disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Sifat-Sifat Fisik Logam Timbal (Pb)
Parameter
Massa atom (gram/mol)

Harga
207.2

Keelektronegatifan

2,33

Panas penguapan (kj/mol)

179,5

Panas peleburan (kj/mol)

4,77

Kapasitas panas spesifik (j/gK)

26,650

Jari-jari atom (pm)

175

Jari-jari kovalen (pm)

146

Massa jenis (g/mL)

11.34

Titik leleh (0C)


Titik didih (0C)

327.46
1749
(Sumber: Pkimunlan, 2008)

Dari sifat-sifat fisiknya, timbal termasuk salah satu logam berat. Logam berat
adalah logam yang memiliki massa jenis lebih besar daripada 5,0 g/mL. Tembaga
merupakan logam murni yang kuat, keras, berwarna merah terang, dapat ditempa,
tahan lama, mempunyai struktur kristal kubik berpusat muka, dan sangat banyak
dimanfaatkan oleh manusia (Palar, 1994).
Sesuai sifatnya sebagai logam berat yang berbahaya, apabila Pb dalam jumlah
tertentu terserap ke dalam sistem tubuh manusia, maka akan dapat mengganggu
fungsi kerja darah, sistem saraf, sistem pencernaan, sistem reproduksi dan ginjal pada
manusia. (Kirk & Othmer,1994) Selain itu, limbah logam Pb juga berpotensi menjadi
zat yang sangat beracun dan menyebabkan masalah kesehatan yang serius bagi
makhluk hidup lainnya, baik yang hidup di darat maupun di air.

4. Spektroskopi Serapan Atom (SSA)


Spektrofotometer serapan atom (SSA) ditujukan untuk analisis kuantitatif
terhadap unsur-unsur logam. Alat ini memiliki sensitivitas yang sangat tinggi,
sehingga sering dijadikan sebagai pilihan utama dalam menganalisis unsur logam
yang konsentrasinya sangat kecil (ppm bahkan ppb) (Muderawan, 2007).
Prinsip dasar pengukuran dengan SSA adalah penyerapan energi (sumber
cahaya) oleh atom-atom dalam keadaan dasar menjadi atom-atom dalam keadaan
tereksitasi. Atom-atom dalam keadaan dasar (M0) akan menyerap energi sumber
energi berupa lampu katode berongga, yang mana jumlah energi yang diserap adalah
sebanding dengan populasi atau konsentrasi atom-atom dalam sampel. Penentuan
konsentrasi unsur logam dalam sampel dapat dilakukan dengan bantuan kurva
kalibrasi (Gambar 3) yang merupakan aluran antara absorbansi terhadap konsentrasi
larutan standard. Hal ini sesuai dengan Hukum Lambert-Beer yang menyatakan
bahwa energi yang terserap (absorbansi) adalah sebanding dengan konsentrasi (C)
(Muderawan, 2007).
AA
C
Gambar 3. Kurva Kalibrasi
(Sumber:BAB
Muderawan,
2007)
III
BAB III METODE PENELITIAN
1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian eksperimen laboratorium mengenai daya
adsorpsi ion Pb2+ oleh limbah serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi dengan
campuran etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1 secara ektraksi sokhlet.
Limbah gergaji kayu yang digunakan diperoleh dari industri penggergajian UD.
Dayak Bali yang terletak di Desa Baktiseraga, Singaraja. Secara garis besar tahapan
penelitian ini dapat disajikan dalam rancangan penelitian pada Gambar 4.
Limbah Gergaji Kayu
Diblender dan diayak
Serbuk Gergaji Kayu
dengan ukuran 50 mesh

Dicuci dengan aquades dan


dikeringkan

Aktivasi dan Sulfonasi


Dikeringkan
Dimasukkan dalam Larutan Standar
Pb2+ 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40
ppm, 50 ppm, dan 60 ppm
Disaring

Residu

Filtrat

Larutan Standar
Pb2+

AAS

Gambar 4. Rancangan Penelitian


2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Pendidikan
Kimia, Fakultas MIPA Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.
3. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang
diaktivasi dengan campuran etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1.
Sedangkan objek penelitian adalah (1) data kuantitatif tentang daya adsorpsi ion Pb2+
oleh serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi campuran etanol-toluena dengan
perbandingan volume 1:1 secara ektraksi Sokhlet, dan (2) daya adsorpsi maksimum
ion Pb2+ oleh serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi dengan campuran
etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1 secara ekstraksi Sokhlet.
4. Tahap-tahap Penelitian
Penelitian ini dibagi dalam dua tahap yaitu tahap persiapan dan tahap
pelaksanaan penelitian.
4.1. Tahap Persiapan
4.1.1. Penyedian Alat dan Bahan

Peralatan utama yang digunakan dalam penelitian in adalah SSA model AA6300 merek Shimadzu, oven, blender, Sokhlet, dan neraca analitik, serta beberapa
peralatan tambahan yaitu kaca arloji, spatula, pipet tetes, batang pengaduk, gelas
kimia, labu ukur, biuret, botol kosong, pengocok (shaker) dan ayakan ukuran 50
mesh. Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk gergaji kayu
serta bahan-bahan kimia yang digunakan antara lain : Pb(NO3)2, etanol, toluena,
Na2SO3, NaHCO3, kertas saring dan aquades.
4.1.2. Penghancuran dan Pencucian Limbah Gergaji Kayu
Untuk menjadikan serbuk, limbah gergaji kayu terlebih dahulu dihancurkan
dengan cara memblender limbah gergaji kayu, selanjutnya diayak dengan ayakan
berukuran 50 mesh. Serbuk gergaji kayu kemudian ditimbang sebanyak 50 gram,
dimasukan dalam gelas kimia ukuran 1 liter, kemudian ditambahkan aquades
sebanyak 500 mL. Campuran tersebut diaduk menggunakan pengocok (shaker)
selama 1 jam. Campuran didekantasi dan serbuk gergaji kayu dikeringkan dalam
oven pada suhu 1000C selama 2 jam sampai massa serbuk gergaji kayu konstan.
4.1.3. Aktivasi Serbuk Gergaji Kayu
Serbuk gergaji kayu yang sudah dicuci dan dikeringkan, ditimbang sebanyak
30 gram. Serbuk gergaji kayu tersebut selanjutnya diaktivasi dengan campuran
etanol-toluena dengan perbandingan volume 1:1 dengan cara ekstraksi Sokhlet,
selama kurang lebih 2 jam. Serbuk gergaji kayu yang sudah diaktivasi tersebut
selanjutnya dikeringkan dalam oven pada suhu 1000C selama 2 jam sampai massa
serbuk gergaji kayu konstan.
4.2 Tahapan Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Pembuatan Kurva Kalibrasi
Ke dalam 5 buah gelas kimia ukuran 50 mL, masing-masing diisi larutan
standar ion Pb2+ 5 ppm, 10 ppm, 15 ppm, 20 ppm, dan 25 ppm sebanyak 50 mL.
Kelima larutan ini diukur absorbansinya dengan SSA model AA-6300 pada panjang
gelombang 324,7 nm (Khopkar, 1990). Data absorbansi tersebut selanjutnya
digunakan untuk membuat kurva kalibrasi.

10

4.2.2 Penentuan Absorbansi Maksimum


Ke dalam 5 buah labu Erlenmeyer ukuran 100 mL, dimasukkan masingmasing sebanyak 1 gram serbuk gergaji kayu yang telah diaktivasi. Selanjutnya, ke
dalam labu Erlenmeyer tersebut dimasukkan berturut-turut 50 mL larutan Pb2+ dengan
konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm dan 60 ppm. Campuran
tersebut didiamkan selama 2 hari, kemudian disaring dan filtratnya ditampung untuk
diukur kadar timbalnya (Pb2+) dengan SSA.
5. Analisis Data
Data yang diperoleh adalah data kuantitatif tentang daya adsorpsi ion Pb 2+
oleh serbuk gergaji kayu tersulfonasi yang diaktivasi dengan campuran etanol-toluena
dengan perbandingan volume 1:1. Daya adsorpsi maksimum dari adsorben ditentukan
dengan membuat kurva hubungan antara konsentrasi dan daya adsorpsi per gram
adsorben.

DAFTAR RUJUKAN
Amri A, Supranto M, Fahrurozi. 2004. Kesetimbangan Adsorpsi Optional Campuran
Biner

Cd(II)

dan

Cr(III)

dengan

Zeolit

Alam

Terimpregnasi

2-

merkaptobenzotiazol. Jurnal Natur Indonesia 6(2): 111-117.


Atkins PW. 1999. Physical Chemistry. Terjemahan Indarto Purnomo Wahyu. Kimia
Fisika. Jakarta: Erlangga.
Connel, D. W. 1995. Bioakumulasi Senyawa Xenobiotik. Jakarta: UI Press.
Giyatmi, dkk. 2008. Penurunan Kadar Cu,Cr dan Ag Dalam Limbah Cair Industri
Perak di Kotagede Setelah Diadsorpsi Dengan Tanah Liat Dari Daerah
Godean. ISSN 1978-0176 (Halaman 99-106).
Muderawan, I Wayan. 2007. Buku Ajar Analisis Instrumen. Jurusan Pendidikan
Kimia, Universitas Pendidikan Ganesha. (Tidak diterbitkan).
Palar, H.1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

11

Pkimunlan,

2008.

Adsorpsi

Ion

Logam.

Tersedia

pada

http://pkimunlam.wordpress.com/2008/11/09/adsorbsi-ion-logam/#more-11
(diakses tanggal 12 Juni 2013).
Setiawan, A.H., dkk. 2004. Peningkatan Kemampuan Daya Serap Sorben Serbuk
Gergaji dengan Pengsulfonasian dan Pengujiannya dengan Zat Warna Tekstil
Kationik. Alchemy. Volume 3, No. 2, Halaman 10-15.
Sukarta, I Nyoman. 2008. Adsorpsi Ion Cr3+ Oleh Serbuk Gergaji Kayu Albizia
(Albizzia falcata). Tesis (tidak diterbitkan). Sekolah Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Yantri Ni Ketut. 1998. Pemanfaatan Jerami Padi (Oryza Sativa) Sebagai Bahan
Penyerap Ion Cu2+, Cd2+ dan Pb2+ Pada Limbah Pencelupan Perusahaan
Garmen. Skripsi (tidak diterbitkan). Jurusan Pendidikan Kimia, STKIP Negeri
Singaraja.

Anda mungkin juga menyukai