Anda di halaman 1dari 31

MAKALAH PERENCANAAN PENGAJARAN

LANGKAH PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN

DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 3
ANDREAS JULISKAR

(5133122001)

SATRIA SUPIANTO

(5131122006)

RAYMOND PURBA

(5133122020)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERITAS NEGERI MEDAN
2014

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat rahmat dan karuniaNyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik,
tepat pada waktunya. makalah ini membahas tentang

langkah perencanaan

pembelajaran. Dengan membuat makalah ini kami diharapkan mampu mengetahui


kopling manual,.
Dengan adanya makalah ini, maka tugas yang telah diberikan oleh dosen
pengampu dapat terselesaikan.Saran

kritik yang membangun sangat kami

perlukan demi tercapainya penyempurnaan makalah ini.

Medan, maret 2015

Kelompok 3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI.............................................................................................. ii
BAB I...................................................................................................... 1
PENDAHULUAN...................................................................................... 1
A.

LATAR BELAKANG........................................................................1

B.

RUMUSAN MASALAH....................................................................2

BAB II..................................................................................................... 3
PEMBAHASAN........................................................................................ 3
A.

Kurikulum, Silabus, dan RPP.............................................................3


1.

Kurikulum................................................................................... 3

2.

Silabus........................................................................................ 7

3.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)......................................19

a.

Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)..........................19

b.

Komponen-komponen RPP..............................................................21

BAB III.................................................................................................. 27
PENUTUP.............................................................................................. 27
A.

Kesimpulan................................................................................... 27

B.

Saran........................................................................................... 27

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran merupakan rumusanrumusan tentang apa yang akan dilakukan oleh guru dan peserta didik dalam
proses pembelajaran untuk mencapai tujuan atau kompetensi dasar yang telah
ditentukan, sebelum kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
Dasar pengembangan pembelajaran merupakan desain pembelajaran atau
tahun 1975 istilahnya disebut sebagai Prosedur Pengembangan Sistem
Pembelajaran (PPSI). Sebagai suatu prosedur, desain pembelajaran dapat diartikan
sebagai langkah yang sistematis untuk menyusun rencana atau persiapan
pembelajaran dan bahan pembelajaran. Produk dari desain pembelajaran adalah
berupa persiapan pembelajaran, silabus, modul, bahan tutorial dan bentuk saran
pedagogis lainnya.
Proses pengembangan perencanaan pembelajaran terkait erat dengan
unsur-unsur dasar kurikulum yaitu tujuan materi pelajaran, pengalaman belajar
dan penilaian hasil belajar.
Perangkat yang harus dipersiapkan dalam perencanaan pembelajaran
adalah : (a) memahami kurikulum; (b) menguasai bahan ajar; (c) menyusun
program pengajaran; (d) melaksanakan program pengajaran dan (e) menilai
program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan.
Dalam perencanaan pembelajaran sampai saat ini masih mempergunakan
pendekatan sistem, artinya perencanaan pembelajaran merupakan kesatuan utuh
yang memiliki komponen (tujuan, materi, pengalaman belajar dan evaluasi) yang
satu sama lain saling berinteraksi.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdarkan pemilihan judul di atas permasalahan yang diangkat dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Menjelaskan

apa

yang

dimaksud

dengan

kurikulum

dan

perkembangannya?
2. Menjelaskan apa yang dimaksud dengan silabus, manfaaat dan prinsip
pengembangan silabus.
3. Menjelaskan apa itu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), unsur
pokok, prinsip-prinsip dan langkah penyusunan RPP.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Kurikulum, Silabus, dan RPP
1. Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang
diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan
pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik pelajaran dalam satu periode
jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan
keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan
pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Sedangkan menurut Hilda
Taba (1962), Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang
direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu, pandangan lain
mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen tertulis yang memuat rencana
untuk peserta didik selama di sekolah.
Aspek yang tidak terungkap secara jelas tetapi tersirat dalam definisi
kurikulum sebagai dokumen adalah bahwa rencana yang dimaksudkan
dikembangkan berdasarkan suatu pemikiran tertentu tentang kualitas pendidikan
yang diharapkan. Perbedaan pemikiran atau ide akan menyebabkan terjadinya
perbedaan dalam kurikulum yang dihasilkan, baik sebagai dokumen mau pun
sebagai pengalaman belajar
Kurikulum di Indonesia selalu mengalami perkembangan seiring
berkembangnya zaman. Berikut adalah perkembangan kurikulum.
1) Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan memakai istilah
leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih popular
ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan lebih
bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional. Asas
pendidikan ditetapkan Pancasila. Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan
sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan
kurikulum diawali dari Kurikulum 1950. Bentuknya memuat dua hal pokok:
daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran.
Rencana Pelajaran 1947 mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan
pendidikan watak, kesadaran bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran
3

dihubungkan dengan kejadian sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan


pendidikan jasmani.
2) Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana
Pelajaran Terurai 1952. Silabus mata pelajarannya jelas sekali. Seorang guru
mengajar satu mata pelajaran, kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar
Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun, Djauzak adalah guru
SD Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau. (Buku Sekolah Dasar Pergulatan
Mengejar Ketertinggalan, 2006).
3) Rencana pelajaran 1964
Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964
atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa,
karya, dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis. Kurikulum 1864 tak berumur
panjang ketika pecah peristiwa 30 September 1965. Segala yang berbau Orde
Lama pun dihapus.
4) Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964
yang dicitrakan produk Orde Lama. Tujuannya membentuk manusia Pancasila
sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi materi pelajaran:
kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Jumlah pelajaran hanya 9. Kurikulum 1968 dikenal juga sebagai kurikulum bulat.
Hanya memuat mata pelajaran pokok-pokok saja. Muatan materi pelajaran bersifat
teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya
pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan.
5) Kurikulum 1975
4

Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien


dan efektif. Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang manajemen,
yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu.
Metode,

materi,

dan

tujuan

pengajaran

dirinci

dalam

Prosedur

Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah satuan


pelajaran, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran
dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran,
alat pelajaran, kegiatan belajarmengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak
dikritik. Guru dibikin sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap
kegiatan pembelajaran.
6) Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan
pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut Kurikulum 1975 yang Disempurnakan. Posisi siswa ditempatkan
sebagai

subjek

belajar.

Dari

mengamati

sesuatu,

mengelompokkan,

mendiskusikan, hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif
(CBSA) atau Student Active Learning (SAL).
Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr.
Conny R. Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986
yang juga Rektor IKIP Jakarta sekarang Universitas Negeri Jakarta periode
1984- 1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di
sekolah-sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat
diterapkan secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu
menafsirkan CBSA. Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran
siswa berdiskusi, di sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak
lagi mengajar model berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.
7) Kurikulum 1994

Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum


sebelumnya. Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan
Kurikulum 1984, antara pendekatan tujuan dan pendekatan proses.
Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran
beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal.
Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing,
misalnya bahasa daerah, kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai
kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu
tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi
kurikulum super padat. Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998, diikuti kehadiran
Suplemen Kurikulum 1999. Tapi perubahannya lebih pada menambal sejumlah
materi.
8) Kurikulum 2004
Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai
berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Kerancuannya, alat ukur
kompetensi siswa yakni ujian, baik ujian akhir sekolah dan ujian nasional masih
berupa soal pilihan ganda. Bila targetnya kompetensi, mestinya evaluasinya lebih
banyak pada praktik atau soal uraian yang mampu mengukur seberapa besar
pemahaman dan kompetensi siswa. Meski banyak sekolah menerapkan KBK,
hasilnya tak memuaskan. Banyak guru tak paham betul apa sebenarnya
kompetensi yang diinginkan pembuat kurikulum.
9) Kurikulum 2006 (KTSP)
Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan dan digantikan KTSP. Sesuai
namanya, kurikulum ini memberikan kebebasan kepada guru dan satuan
pendidikan menyusun silabus dan RPP. Persoalannya, seperti ilustrasi pada awal
tulisan, banyak guru kelimpungan menyusun silabus dan RPP. Yang terjadi
berikutnya, banyak guru mencontoh silabus dan RPP dari guru yang sudah
melaksanakan KTSP. Bahkan tak jarang Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG) sengaja menyeragamkan silabus
pembelajaran.
6

Tujuan elok untuk memberikan kebebasan sekolah menyusun kurikulum


sesuai kekhasan daerah masingmasing pun belum berhasil. Belakangan, muncul
banyak keluhan pembelajaran di sekolah terlampau banyak karena sekolah
memasukkan banyak muatan lokal. Siswa pun tak ubahnya dijejali banyak
hapalan.
10) Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah
untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku
selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya di
tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah percobaan. Di
tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan
untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Diharapkan, pada tahun
2015 telah diterapkan di seluruh jenjang pendidikan. Kurikulum 2013 memiliki
tiga aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, dan aspek
sikap dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi
pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan.
Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn,
dsb, sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika. Materi
pelajaran tersebut (terutama Matematika) disesuaikan dengan materi pembelajaran
standar Internasional sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan
pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri. Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Anies Baswedan, menyatakan menghentikan pelaksanaan
Kurikulum 2013 bagi sekolah-sekolah yang baru melaksanakan kurikulum ini
selama satu semester pada tanggal 5 Desember 2014
(Dikutipdari:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131476798/MODUL%20PENGEMBANGAN
%20SILABUSdanPENGEMBANGANKURIKULUM%20&%20RPP%20PLPG
%20PENGAWAS.pdf)

2. Silabus
Silabus pada dasarnya merupakan rencana pembelajaran jangka panjang
pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar
kompetensi, ompetensi dasar, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan pembelajara,
7

indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus sebagai


suatu rencan pembelajaran diperlukan sebab proses pembelajaran di sekolah
dilaksanakan dalam jangka waktu yang sudah ditentukan. Selain itu, proses
peembelajaran sendiri pada hakikatnya merupakan suatu proses yang ditata dan
diatur

sedemikian

rupa

menurut

langkah-langkah

tertentu

agar

dalam

pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan dan kompetensi dasar


dapat tercapai secara efektif.
Silabus merupakan produk utama dari pengembangan kurikulum sebagai
suatu rencana tertulis pada suatu satuan pendidikan yang harus memiliki keterkaitan dengan produk pengembangan kurikulum lainnya, yaitu proses pembelajaran. Silabus dapat dikatakan sebagai kurikulum ideal (ideal/potential
curriculum), sedangkan proses pembelajaran merupakan kurikulum aktual
(actual/real curriculum).
Silabus juga merupakan hasil atau produk pengembangan disain
pembela-jaran, seperti Pola Dasar Kegiatan Belajar Mengajar (PDKBM) dan
Garis-garis Besar Program Pembelajaran (GBPP). Dalam silabus tersebut
memuat komponen-komponen minimal dari kurikulum satuan pendidikan. Untuk
mengadakan pengkajian terhadap kurikulum yang sedang dilaksanakan pada suatu
satuan pendidikan, bisa dilakukan melalui penelaahan silabus yang telah
dikembangkan dan diberlakukan. Dari pengkajian terhadap silabus bisa
memberikan berbagai informasi, di antaranya dapat dilihat apakah kurikulum
sebagai suatu teori telah diterjemahkan dengan baik. Melalui silabus dapat
ditelaah standar kompetensi dan kompetensi yang akan dicapai, materi yang akan
dikembangkan, proses yang diharapkan terjadi, serta bagaimana cara mengukur
keberhasilan belajar. Dari silabus juga akan tampak apakah hubungan antara satu
komponen dengan komponen lainnya harmonis atau tidak. Karena itu
kedudukan

silabus

dalam

telaah

kurikulum

tingkat

satuan

pendidikan

sangatlah penting.
Silabus merupakan salah satu tahapan dalam pengembangan kurikulum
tingkat satuan pendidikan, khususnya untuk menjawab apa yang harus
dipelajari?, juga merupakan penjabaran lebih lanjut tentang pokok-pokok
program dalam satu mata pelajaran yang diturunkan dari standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan ke dalam rincian kegiatan dan
strategi pembelajaran, kegiatan dan strategi penilaian, dan pengalokasian waktu.
8

Silabus pada dasarnya merupakan program yang bersifat makro yang


harus dijabarkan lagi ke dalam program-program pembelajaran yang lebih rinci,
yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus merupakan program
yang

dilaksanakan

untuk

jangka

waktu

yang

cukup

panjang

(satu

semester),menjadi acuan dalam mengembangkan RPP yang merupakan program


untuk jangka waktu yang lebih singkat.
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian,
alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran
standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.
(Dikutipdari:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131476798/MODUL%20PENGEMBANGAN
%20SILABUS%20&%20RPP%20PLPG%20PENGAWAS.pdf)

a.

Manfaat Silabus
Dengan memperhatikan beberapa pengertian di atas, pada dasarnya

silabus merupakan acuan utama dalam suatu kegiatan pembelajaran. Beberapa


manfaat dari silabus ini, di antaranya:
a. Sebagai pedoman/acuan bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut,
yaitu dalam penyusunan RPP, pengelolaan kegiatan pembelajaran, penyediaan
sumber belajar, dan pengembangan sistem penilaian. Memberikan gambaran
mengenai pokok-pokok program

yang akan dicapai dalam suatu mata

pelajaran.
b. Sebagai ukuran dalam melakukan penilaian keberhasilan suatu program
pembelajaran.
c. Dokumentasi tertulis (witten document) sebagai akuntabilitas suatu program
pembelajaran.
(Dikutipdari:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131476798/MODUL%20PENGEMBANGAN
%20SILABUS%20&%20RPP%20PLPG%20PENGAWAS.pdf)

b. Prinsip Pengembangan Silabus


Dalam

pengembangan

silabus

perlu

dipertimbangkan

beberapa

prinsip. Prinsip tersebut merupakan kaidah yang akan menjiwai pelaksanaan


kurikulum tingkat satuan pendidikan. Terdapat beberapa prinsip

yang harus

dijadikan dasar dalam pengembangan silabus ini, yaitu: ilmiah, relevan,


sistematis,konsisten,

memadai/adequate,

aktual/kontekstual,

fleksibel,

dan
9

menyeluruh.
Penjelasan dari prinsip-prinsip tersebut yaitu:
a. Ilmiah, maksudnya bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar dan dapat dipertanggungjawabkan
secara keilmuan. Mengingat silabus berisikan garis-garis besar isi/materi
pembelajaran yang akan dipelajari siswa, maka materi/isi pembelajaran
tersebut harus memenuhi kebenaran ilmiah. Untuk itu, dalam penyusunan
silabus disarankan melibatkan ahli bidang keilmuan masing-masing mata
pelajaran agar materi pembelajaran tersebut memiliki validitas yang tinggi.
b. Relevan, maksudnya bahwa cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan
urutan penyajian materi dalam silabus harus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual peserta didik.
c. Sistematis, maksudnya bahwa komponen-komponen dalam silabus harus
saling berhubungan secara fungsional dalam mencapai kompetensi.
Silabus pada dasarnya merupakan suatu sistem, oleh karena itu dalam
penyusunannya harus dilakukan secara sistematis.
d. Konsisten, maksudnya bahwa dalam silabus harus nampak hubungan yang
konsisten (ajeg, taat asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi
pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian cukup memadai untuk
menunjang pencapaian kompetensi dasar yang pada akhirnya mencapai
standar kompetensi.
f. Aktual dan Kontekstual, maksudnya bahwa cakupan indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata,
dan peristiwa yang terjadi.
g. Fleksibel, maksudnya bahwa

keseluruhan

komponen

silabus

dapat

mengakomodasi keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika


perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh, maksudnya bahwa komponen silabus mencakup keseluruhan
ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
(Dikutipdari:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131476798/MODUL%20PENGEMBANGAN
%20SILABUS%20&%20RPP%20PLPG%20PENGAWAS.pdf)

c.

Prosedur Pengembangan Silabus


Untuk memperoleh silabus yang berkualitas dan sesuai dengan prinsip10

prinsip sebagaimana telah diuraikan di atas, diperlukan prosedur pengembangan


silabus yang tepat. Prosedur pengembangan silabus yang disarankan yaitu melalui
tahapan: perancangan, validasi, pengesahan, sosialisasi, pelaksanaan, dan
evaluasi.

Secara

singkat,

langkah-langkah

pengembangan

silabus

dapat

dijelaskan sebagai berikut.

1) Perancangan (Design).
Tahap ini diawali dengan kegiatan menganalisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang terdapat dalam standar isi, dilanjutkan dengan
menetapkan materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, jenis penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar
yang diperlukan. Produk dari tahap ini yaitu berupa draf awal silabus untuk
setiap mata pelajaran (disarankan dalam bentuk matriks agar memudahkan
dalam melihat hubungan antar komponen).
2) Validasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah draf awal silabus
yang telah disusun itu sudah tepat atau masih memerlukan perbaikan dan
penyempurnaan lebih lanjut, baik berkenaan dengan ruang lingkup, urutan
penyajian, substansi materi pokok, maupun cakupan isi dalam komponenkomponen silabus yang lainnya. Tahap validasi bisa dilakukan dengan cara
meminta tang-gapan dari pihak-pihak yang dianggap memiliki keahlian untuk itu,
seperti

ahli

disiplin

keilmuan

mata

pelajaran.

Apabila

setelah

dilakukanvalidasi ternyata masih banyak hal yang perlu diperbaiki, maka


sebaiknya
secepatnya

dilakukan

penyempurnaan

atau

perancangan

ulang

sampai

diperoleh silabus yang siap diimplementasikan. Hal ini terutama sekali apabila
silabus itu dikembangkan oleh suatu tim yang dibentuk dari perwakilan
beberapa sekolah yang hasilnya akan dijadikan acuan oleh guru dalam
menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran.
3) Pengesahan.
Tahap ini dilakukan sebelum silabus final dimplementasikan dengan
tujuan agar memperoleh pengesahan dari pihak yang dianggap kompeten. Tahap
11

pengesahan ini merupakan pertanda bahwa silabus tersebut secara resmi


sudah bisa dijadikan pedoman oleh guru dalam menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, dan penilaian.
4) Sosialisasi.
Tahap ini dilakukan terutama apabila silabus dikembangkan pada level
yang lebih luas dan dilakukan oleh tim

yang secara khusus dibentuk dan

dipercaya untuk mengembangkannya. Silabus final yang dihasilkan dan telah


disahkan perlu disosialisasikan secara benar dan tepat kepada guru sebagai
pelaksana kurikulum.
5) Pelaksanaan.
Tahap ini merupakan kulminasi dari tahap-tahap sebelumnya yang
diawali dengan kegiatan penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran sampai
dengan pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.
6) Evaluasi.
Tahap ini dilakukan untuk mengetahui apakah silabus yang telah dikembangkan itu mencapai sasarannya atau sebaliknya. Dari hasil evaluasi ini dapat
diketahui sampai dimana tingkat ketercapaian standar kompetensi dan
kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dengan demikian, silabus dapat
segera diperbaiki dan disempurnakan.
(Dikutipdari:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131476798/MODUL%20PENGEMBANGAN
%20SILABUS%20&%20RPP%20PLPG%20PENGAWAS.pdf)

d. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


Secara umum mekanisme pengembangan silabus dapat digambarkan
sebagai berikut:

Sebelum menyusun silabus dan RPP, terlebih dahulu dituliskan


12

dengan jelas nama sekolah, mata pelajaran, ditujukan untuk kelas berapa,
pada semester berapa, dan alokasi waktu yang dibutuhkan, srta perlu juga
dituliskan standar kompetensi mata pelajaran yang akan dicapai. Proses
penyusunan silabus setelah mengisi identitas mata pelajaran terdiri atas tujuh
langkah utama sebagai berikut:

Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar


Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Penentuan Jenis PenilaianMenentukan Alokasi Waktu
Menentukan Sumber Belajar
Penjelasan dari masing-masing langkah ini adalah sebagai berikut:
a) Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar
kompetensi
pada
dasarnya
merupakan

kemampuan minimal

siswa

yang

menggambarkan

kualifikasi

penguasaan

sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada setiap tingkat


dan/atau

semester untuk

mata

pelajaran

tertentu.

Kompetensi

dasar

merupakan sejumlah kemampuan yang harus dikuasai siswa dalam mata


pelajaran

tertentu

sebagai rujukan

penyusunan

indikator

kompetensi.

Kompetensi Dasar merupakan pengembangan potensi-potensi perkembangan


pada anak yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai
dengan usianya; berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang
dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikator yang dapat
diukur dan diamati. Hasil Belajar merupakan cerminan kemampuan anak
yang dicapai dari suatutahapan pengalaman belajar dalam satu kompetensi
dasar. Indikator merupakan hasil belajar yang lebih spesifik dan terukur
dalam satukompetensi

dasar. Apabila

serangkaian

indikator

dalam

satu

kompetensi dasar sudahtercapai, berarti target kompetensi dasar tersebut sudah


terpenuhi standar kompetensi dan kompe-tensi dasar ini berlaku secara
nasional, ditetapkan oleh BSNP. Para pengembang silabus perlu mengkaji
secara teliti standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran dengan
memperhatikan hal-hal berikut:
1) Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada dalam standar isi;
2) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
13

pelajaran;
3) Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar antarmata
pelajaran.
Contoh cara mengkaji standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang dibuat dalam bentuk pemetaan standar isi dapat dilihat dalam tabel berikut:

b) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran


Materi

pokok/pembelajaran

ini

merupakan

pokok-pokok

materi

pembelajaran yang harus dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar dan
indikator. Jenis materi pokok bisa berupa fakta, konsep, prinsip, prosedur, atau
keterampilan. Materi pokok dalam silabus biasanya dirumuskan dalam
bentuk kata benda atau kata kerja yang dibendakan. Untuk mengidentifikasi
materi pokok/pembelajaran

yang menunjang pencapaian kompetensi dasar

dilakukan dengan mempertimbangkan:


1) Potensi peserta didik;
2) Relevansi dengan karakteristik daerah,
3) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik;
a) Kebermanfaatan bagi peserta didik;
b) Struktur keilmuan;
c) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
d) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan; dan
e) Alokasi waktu.
c) Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk/pola umum
14

kegiatan yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Kegiatan


pembelajaran ini dapat berupa kegiatan tatap muka maupun bukan tatap muka.
Kegiatan tatap muka, berupa kegiatan pembelajaran dalam bentuk interaksi
langsung antara guru dengan siswa (ceramah, tanya jawab, diskusi, kuis, tes).
Kegiatan non tatap muka, berupa kegiatan pembelajaran yang bukan interaksi
langsung

guru-siswa

(mendemonstrasikan,mempraktikkan,

mengukur,

mensimulasikan, mengadakan eksperimen, mengaplikasikan, menganalisis,


menemukan, mengamati, meneliti, menelaah), kegiatan pembelajaran kontekstual,
dan kegiatan pembelajaran kecakapan hidup. Kegiatan pembelajaran dirancang
untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan proses mental dan fisik
melalui interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan
sumber belajar lainnya dalam rangka pencapaian kompetensi dasar. Pengalaman
belajar yang dimaksud dapat
pembelajaran

yang

terwujud

melalui

penggunaan

pendekatan

bervariasi dan berpusat pada peserta didik. Pengalaman

belajar merupakan aktivitas belajar baik di dalam maupun di luar kelas.


Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai peserta
didik.

Hal-hal

yang

harus

diperhatikan dalam mengembangkan kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut.


1) Kegiatan pembelajaran disusun untuk memberikan bantuan kepada para
pendidik, khususnya guru, agar dapat melaksanakan proses pembelajaran
secara profesional.
2) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh
peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
3) Penentuan urutan kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan hierarki
konsep materi pembelajaran.
4) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung dua
unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar siswa,
yaitu kegiatan siswa dan materi.
d) Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
Indikator merupakan penanda pencapaian kompetensi dasar yang
ditandai oleh perubahan perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap,
pengetahuan,

dan keterampilan. Indikator dikembangkan

sesuai

dengan

karakteristik peserta didik, mata pelajaran, satuan pendidikan, potensi daerah dan
dirumuskan dalam kata kerja operasional yang terukur dan/atau dapat diobservasi.
Indikator digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaian dengan
15

menggunakan kata kerja operasional. Kata kerja operasional pada KD benar-benar


terwakili dan teuji akurasinya pada deskripsi yang ada di kata kerja
operasional indikator.
Tahapan

berpikir

dalam

pengembangan

indikator

pencapaian

kompetensi dapat digambarkan sebagai berikut:

16

e) Penentuan Jenis Penilaian


Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan
berdasarkan indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan non tes
dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap,
penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan
untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil
belajar

peserta

berkesinambungan,

didik

yang

sehingga

dilakukan

menjadi

informasi

secara

sistematis

yang

bermakna

dan
dalam

pengambilan keputusan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penilaian:
1) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
2) Penilaian menggunakan acuan kriteria yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan
bukan untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
3) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjutan.
Berkelanjutan dalam arti semua indikator ditagih, kemudian hasilnya
dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki
danyang belum, serta untuk mengetahui kesulitan siswa.
4) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut. Tindak lanjut
berupa perbaikan proses pembelajaran berikutnya, program remedi bagi
peserta

didik

yang

pencapaian

kompetensinya

di

bawah

kriteria
17

ketuntasan, dan program pengayaan bagi peserta didik yang telah


memenuhi kri-teria ketuntasan.
5) Sistem penilaian harus disesuaikan dengan pengalaman belajar yang
ditempuh

dalam

proses

pembelajaran.

Misalnya,

jika

pembelajaran

menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara,
maupunproduk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang dibutuhkan.
f) Menentukan Alokasi Waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan, kedalaman, tingkat
kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar. Alokasi waktu yang
dicantumkan dalam silabus merupakan perkiraan waktu rerata untuk menguasai
kompetensi dasar yang dibutuhkan oleh peserta didik yang beragam. Silabus mata
pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang disediakan untuk mata
pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di tingkat
Penyusunan silabus

memperhatikan

alokasi

satuan

pendidikan.

waktu yang disediakan per

semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang sekelompok.
Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus
sesuai

dengan

Standar

Kompetensi

dan

Kompetensi Dasar untuk mata

pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum. Khusus
untuk

SMK/MAK

menggunakan

penggalan

silabus

berdasarkan satuan

kompetensi.
g) Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, nara
sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber
belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi.
(Dikutipdari:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131476798/MODUL%20PENGEMBANGAN
%20SILABUS%20&%20RPP%20PLPG%20PENGAWAS.pdf)

e.

Format Silabus
18

Silabus sebagai bagian dalam proses pembelajaran terdiri dari komponenkomponen

yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen silabus

yang

disarankan terdiri dari: identitas mata pelajaran, standar kompetensi dan


kompetensi

dasar,

materi

pokok/pembelajaran,

kegiatan

pembelajaran,

indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Komponen-komponen


tersebut sebaiknya disusun dalam format dan sistematika yang jelas. Format
berkaitan dengan bentuk penyajian isi silabus, sedangkan sistematika berkaitan
dengan urutan penyajian komponen silabus. Format silabus ini sebaiknya
disusun dalam bentuk matriks (bukan naratif) untuk mempermudah dalam melihat
keterhubungan antar komponen.

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses yang ditata dan
diatur sedemikian rupa, menurut langkah-langkah tertentu agar dalam
pelaksanaannya dapat mencapai hasil yang diharapkan. Pengaturan tersebut
dituangkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran. Setiap perencanaan
selalu

berkenaan

dengan

perkiraan

atau

proyeksi mengenai

apa

yang

diperlukan dan apa yang akan dilakukan. Demikian halnya, perencanaan


pembelajaran memperkirakan atau memproyeksikan mengenai tindakan apa yang
akan dilakukan pada saat melaksanakan kegiatan pembelajaran. Mungkin
saja dalam pelaksanaannya tidak begitu persis seperti apa yang telah
19

direncanakan, karena proses pembelajaran itu sendiri bersifat situasional.


Namun, apabila perencanaan sudah disusun secara matang, maka proses dan
hasilnya tidak akan terlalu jauh dari apa yangsudah direncanakan. Istilah
perencanaan pembelajaran yang saat ini digunakan berkaitan dengan penerapan
KTSP/K13 di sekolah-sekolah di Indonesia yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), pada waktu yang lalu dikenal istilah satuan pelajaran
(satpel), rencana pelajaran (renpel), dan istilah-istilah sejenis lainnya.
Terdapat

beberapa

pendapat

berkenaan

dengan

perencanaan

pembelajaran ini, di antaranya:


1. Secara

garis

merumuskan

besar

perencanaan

tujuan apa

yang

akan

pengajaran
dicapai

mencakup
oleh

suatu

kegiatan
kegiatan

pengajaran, cara apa yang dipakai untuk menilai pencapaian tujuan


tersebut, materi/bahan apa yang akan disampaikan, bagaimana cara
menyampaikannya, serta alat atau media apa yang diperlukan (Ibrahim
1993: 2).
2. Untuk mempermudah proses belajar-mengajar diperlukan perencanaan
pengajaran. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pengembangan
instruksional sebagai sistem yang terintegrasi dan terdiri dari be-berapa
unsur yang saling berinteraksi (Toeti Soekamto 1993: 9).
3. Perencanaan pengajaran dapat dikatakan sebagai pedoman mengajar bagi
guru dan pedoman belajar bagi siswa. Melalui perencanaan pengajaran
dapat diidentifikasi apakah pembelajaran yang dikembangkan/dilaksanakan
sudah

menerapkan

konsep belajar siswa aktif atau mengembangkan

pendekatan keterampilan proses.


4. Gambaran aktivitas siswa akan terlihat pada rencana kegiatan atau
dalam rumusan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) yang terdapat dalam
perencanaan pengajaran. Kegiatan belajar dan mengajar yang dirumuskan
oleh guru harus mengacu pada tujuan pembelajaran. Sehingga perencanaan
pengajaran merupakan acuan yang jelas, operasional, sistematis sebagai
acuan guru dan siswa berdasarkan kurikulum yang berlaku.
Istilah pengajaran yang digunakan dalam pengertian
sebaiknya

diubah dengan

pembelajaran,

untuk

memberi

di

atas

tekanan

pada

aktivitas belajar yang dilakukan siswa.


Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas maka rencana pelaksanaan
pembelajaran

adalah

rencana

yang

menggambarkan

prosedur

dan
20

pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang


ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1
(satu) indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
(Dikutipdari:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131476798/MODUL%20PENGEMBANGAN
%20SILABUS%20&%20RPP%20PLPG%20PENGAWAS.pdf)

b. Komponen-komponen RPP
Sebagaimana rencana pada umumnya, rencana pembelajaran berbasis
kompetensi melalui pendekatan kontekstual dirancang oleh guru yang akan
melaksanakan pembelajaran di kelas yang berisi skenario tentang apa yang akan
dipelajarinya. Secara teknis rencana pembelajaran minimal mencakup komponenkomponen berikut.
1. Standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil belajar.
2. Tujuan pembelajaran.
3. Materi pembelajaran.
4. Pendekatan dan metode pembelajaran.
5. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran.
6. Alat dan sumber belajar.
7. Evaluasi pembelajaran.
Berbeda dengan rencana pembelajaran yang dikembangkan oleh paham
objektivis yang menekankan rincian dan kejelasan tujuan, rencana konstektual
yang dikembangkan oleh paham konstruktivis menekankan pada tahap-tahap
kegiatan (yang mencerminkan proses pembelajaran) siswa dan media atau sumber
pembelajaran yang dipakai. Dengan demikian, rumusan tujuan yang spesifik
bukan menjadi prioritas dalam penyusunan rencana pembelajaran konstektual
karena yang akan dicapai lebih pada kemajuan proses belajarnya.
c. Prinsip-prinsip Penyusunan RPP
RPP
pada
dasarnya
merupakan
kurikulum

mikro

yang

menggambarkan tujuan/kompetensi, materi/isi pembelajaran, kegiatan belajar,


dan

alat

evaluasi

yang digunakan.

Efektivitas

RPP

tersebut

sangat

dipengaruhi beberapa prinsip perencanaan pembelajaran berikut:


1. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kondisi siswa.
2. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan kurikulum yang berlaku.
3. Perencanaan pembelajaran harus memperhitungkan waktu yang tersedia
4. Perencanaan
pembelajaran
harus
merupakan
urutan
kegiatan
pembelajaran yang sistematis.
5. Perencanaan pembelajaran bila

perlu

dilengkapi

dengan

lembaran

kerja/tugas dan atau lembar observasi.


6. Perencanaan pembelajaran harus bersifat fleksibel.
21

7. Perencanaan pembelajaran harus berdasarkan pada pendekatan sistem


yang mengutamakan

keterpaduan

antara

tujuan/kompetensi,

materi,

kegiatan belajar dan evaluasi.


Prinsip-prinsip tersebut harus dijadikan landasan dalam penyusunan
RPP. Selain itu, secara praktis dalam penyusunan RPP, seorang guru harus
sudah menguasai bagaimana menjabarkan kompetensi dasar menjadi indikator,
bagaimana dalam memilih materi pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar, bagaimana memilih alternatif metode mengajar yang dianggap
paling

sesuai

untuk

mencapai

kompetensi dasar, dan bagaimana

mengembangkan evaluasi proses dan hasil belajar.


(Dikutipdari:http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131476798/MODUL%20PENGEMBANGAN
%20SILABUS%20&%20RPP%20PLPG%20PENGAWAS.pdf)

d. Langkah-langkah Penyusunan RPP


Langkah yang patut dilakukan guru dalam penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah sebagai berikut.
1. Ambillah satu unit pembelajaran (dalam silabus) yang akan diterapkan dalam
pembelajaran.
2. Tulis standar kompetensi dan kompetensi dasar yang terdapat dalam unit
tersebut.
3. Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.
4. Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikikator tersebut.
5. Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran
tersebut.
6. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/dikenakan kepada siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
7. Pilihlah metode yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan pembelajaran.
8. Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pembelajaran pada setiap
satuan rumusan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi kegiatan
awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
9. Jika alokasi waktu untuk mencapai satu kompetensi dasar lebih dari 2(dua)
jam pembelajaran, bagilah langkah-langkah pembelajaran menjadi lebih dari
satu pertemuan. Pembagian setiap jam pembelajaran atau sifat/tipe/jenis
materi pembelajaran.
10. Sebutkan sumber/media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran
secara konkret dan untuk setiap bagian/unit pertemuan.
11. Tentuan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian, bentuk dan
contoh instrumen penilaian yang akan digunakan untuk mengukur
ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan pembelajaran yang telah
22

dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk tugas, rumuskan tugas


tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu penilaiannya. Jika
instrumen penilaian berbentuk soal, cantumkan soal-soal tersebut dan tentukan
rambu-rambu penilaiannya dan atau kunci jawabannya. Jika penuilaiannya
berbentuk proses, susunlah rubriknya dan indikator masing-masingnya.
Berkaitan dengan penyusunan RPP ini, terdapat beberapa catatan
yang perlu diperhatikan oleh para guru, yaitu:
1. Standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditetapkan secara
nasional untuk seluruh mata pelajaran harus dijadikan acuan utama
dalam merumuskan komponen-komponen RPP. Karena itu, rumusan
standar kompetensi dan kompetensi dasar sekalipun sudah dituliskan dalam
silabus, perlu tetap dituliskan kembali dalam RPP agar dapat terlihat
secara langsung keterkaitannya dengan komponen yang lainnya dan
menjadi titik tolak untuk menentukan materi pembelajaran, indikator
ketercapaian kompetensi, media, metoda, kegiatan pembelajaran serta
menentukan cara penilaian.
2. Penjabaran kompetensi dasar menjadi indikator-indikator ketercapaian
kompetensi perlu dipahami oleh

guru. Setelah itu guru harus mampu

menuliskannya dalam RPP dengan menggunakan rumusan-rumusan yang


tepat,

terukur,

dan

operasional. Ketidakmampuan

guru

dalam

merumuskan indikator-indikator tersebut akan mempengaruhi pencapaian


kompetensi

dasar,

yang

akhirnya

berakibat

terhadap rendahnya

kemampuan yang dimiliki siswa.


3. Dalam penentuan materi pembelajaran pada umumnya
menjadikan buku teks
pembelajaran.

Hal

ini

sebagai
akan

titik

tolak

dan

guru sering

sumber

utama

membawa akibat bahwa seluruh proses

pembelajaran akan berada di sekitar buku teks tersebut. Dalam RPP yang
dikembangkan, sebenarnya buku teks hanya merupakan salah satu
sumber. Sumber itu tidak hanya hanya buku, namun ada buku, alat,
manusia, lingkungan maupun teknik yang dapat dijadikan sebagai sumber
belajar. Sebenarnya dengan adanya kompetensi dasar dan indikator akan
memudahkan penentuan materi. Apabila kompetensi dasar dan indikator
ada dalam kawasan belajar kognitif, maka sifat materi yang akan
disajikanpun akan berkenaan dengan pengetahuan ataupun pemahaman.
23

Demikian pula halnya untuk kawasan belajar afektif maupun psikomotor.


Materi pembelajaran ini dapat diuraikan secara terinci atau cukup dengan
pokok-pokok materi saja, dan materi terinci nantinya dapat dilampirkan.
Materi pembelajaran

sifatnya

bermacam-macam

ada

yang

berupa

informasi, konsep, prinsip, keterampilan dan sikap. Sifat dan materi


tersebut akan membawa implikasi terhadap metoda yang akan digunakan
dan kegiatan belajar yang harus ditempuh oleh siswa.
4. Dalam penentuan atau pemilihan kegiatan

pembelajaran

perlu

disesuaikan metoda mana yang paling efektif, efesien, dan relevan


dengan pencapaian kompetensi dasar dan indikator. Penentuan metode
pembelajaran harus memungkinkan terlaksananya cara belajar siswa aktif,
kreatif, inovatif, dan menyenangkan. Guru perlu memilih kegiatankegiatan pembelajaran yang benar-benar efektif dan efesien dengan
mempertimbangkan:
a. Karakteristik kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
b. Keadaan siswa, mencakup perbedaan-perbedaan individu siswa
seperti kemampuan belajar, cara belajar, latar belakang, pengalaman,
dan kepribadiannya.
c. Jenis dan jumlah fasilitas/sumber belajar yang tersedia untuk dapat
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
d. Sifat dan karakteristik masing-masing metode yang dipilih untuk
mencapai kompetensi dasar.

24

e. Format
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan :.......................................
Mata Pelajaran
:.......................................
Kelas/Semester
:.......................................
Standar Kompetensi :.......................................
Kompetensi Dasar :.......................................
Indikator
:.......................................
Alokasi Waktu
: .... x .... menit (....pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
............................................................................................................
B. Materi Pembelajaran
............................................................................................................
C. Metode pembelajaran
............................................................................................................
D. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
Kegiatan awal
: (Dilengkapi dengan alokasi waktu)
............................................................................................................
Kegiatan inti : (Dilengkapi dengan alokasi waktu)
............................................................................................................
Kegiatan Penutup : (Dilengkapi dengan alokasi waktu)
............................................................................................................
Pertemuan 2
25

............................................................................................................
Dan seterusnya.
E. Sumber Belajar (Disebutkan secara konkret)
............................................................................................................
F. Penilaian
Teknik
............................................................................................................
Bentuk Intrumen
............................................................................................................
Contoh Intrumen (soal/tugas)
(Ditembah kunci jawaban atau pedoman penilaian)
............................................................................................................
Mengetahui,

.......................,........................

Kepala Sekolah

Guru Mata Pelajaran

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perencanaan Pembelajaran sangat penting bagi seorang guru sebelum
guru melakukan proses belajar mengajar karena dengan menyusun perencanaan
pembelajaran guru bisa mengetahui apa yang akan dia lakukan dalam proses
belajar tersebut dan juga guru dapat memahami dan mencermati seperangkat
pengetahuan yang perlu dimiliki oleh seorang guru yang terkait dengan
perencanaan pembelajaran yang meliputi : konsep tujuan, tujuan sebagai
instrumen pengukuran, komponen-komponen tujuan pembelajaran, serta manfaat
tujuan pembelajaran, selain itu seorang guru juga memahami dan mencermati halhal yang berhubungan dengan sumber belajar dalam rangka merencanakan
pembelajaran yakni meliputi : apa arti media pembelajaran dan bagaimana
memilih media pembelajaran.Sehingga dengan sendirinya tujuan pembelajaran
tercapai dengan baik.
B. Saran
Penulis sadar pada penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan
penulis memohon kepada pembaca agar memaafkan segala kekurangan yang ada
pada makalah ini. Penulis berharap kepada pembaca agar memberikan saran atau

26

kritik untuk kelengkapan makalah ini selanjutnya.

27

DAFTAR PUSTAKA

http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131476798/MODUL
%20PENGEMBANGAN%20SILABUS%20&%20RPP%20PLPG
%20PENGAWAS.pdf
Tanjung, Husni W.2015.perencanaan pengajaran.Medan:Kompilasi.

28

Anda mungkin juga menyukai