PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Kimia
analisis
merupakan
ilmu
yang
bertujuan
untuk
dengan
menggunakan
konsentrasinya.
zat
lain
yang
sudah
diketahui
basa
menggunakan
larutan
baku
asam,
sedangkan
Prinsip Kerja
Prinsip dari percobaan titrasi asidimetri dan alkalimetri ini, yaitu
reaksi netralisasi yang lebih dikenal sebagai asam basa, reaksi ini
menghasilkan larutan yang pH-nya lebih netral. Dalam percobaan ini
dilakukan percobaan alkalimetri, yaitu berdasarkan pada penentuan
kadar suatu senyawa asam dengan menggunakan larutan baku yang
bersifat basa. Ion H+ akan bereaksi dengan OH- menghasilkan air
yang bersifat netral.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori
Titrasi Asam-Basa merupakan penentuan suatu kadar zat (asam
atau basa) berdasarkan atas reaksi Asam-Basa atau sering disebut
reaksi netralisasi. Titrasi Asam-Basa dibagi menjadi dua, yaitu
asidimetri dan alkalimetri. Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi
netralisasi yakni reaksi antara ion hidrogen yang berasal dari asam
dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan
air yang bersifat netral. Netralisasi dapat juga dikatakan sebagai
reaksi antara pemberi proton (asam) dengan penerima proton (basa)
(Day, 1986).
Asidimetri ialah analisa volumetri dengan mempergunakan
larutan baku asam. Titik akhir titrasi dinyatakan dengan timbulnya
perubahan warna indikator yang ditambahkan. Sedangkan alkalimetri
ialah analisa volumetri dengan mempergunakan larutan baku basa.
Titik akhir titrasi dinyatakan dengan timbulnya perubahan warna
indikator yang dipakai (Staf Pengajar Kimia Medik Fakultas
Kedokteran, 1997).
Titrasi asidimetri dan alkalimetri menyangkut reaksi dengan
asam dan basa diantaranya: (1) titrasi yang melibatkan asam kuat
dan basa kuat, (2) titrasi yang melibatkan asam lemah dan basa
kuat, dan (3) titrasi yang melibatkan asam kuat dan basa lemah.
Titrasi asam lemah dan basa lemah dirumitkan oleh terhidrolisisnya
kation dan anion dari garam yang terbentuk (Chang Raymond,
2004).
Pada proses titrasi dibutuhkan indikator. Indikator asam-basa
adalah zat yang berubah warnanya atau membentuk fluoresen atau
kekeruhan pada suatu trayek pH tertentu. Indikator asam-basa
terletak pada titik ekuivalen dan ukuran dari pH. Zat-zat indikator
dapat berupa asam atau basa, larut, stabil dan menunjukkan
nilai
konsentrasi
larutan
yang
diuji
dihitung
dengan
cara-cara
seperti
misalnya:
dengan
Na+Cl- + H2O
Aqua destillata
Air suling, aquadest
18,02
H2O
H
H
O
: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
Rumus struktur
Pemerian
Kelarutan
: Acidum Citricum
Nama lain
: Asam Sitrat
Berat molekul
: 210,14
Rumus molekul
: C6H8O7
Rumus Struktur
Pemerian
rasa
panas.
: Larut dalam kurang dari 1 bagian air, dan
dalam 1,5 bagian etanol (95%) P, sukar larut
Khasiat
Kegunaan
Penyimpanan
II.2.4 Etanol (FI III: 65)
dalam eter
P.
: Sebagai titrat.
: Sebagai tambahan.
: Dalam wadah tertutup baik.
Nama resmi
: Aethanolum
Nama lain
Nerat molekul
Rumus molekul
: Etanol, alkohol
: 46,07
: C2H6O
Rumus struktur
Pemerian
: Cairan
tak
berwarna,
jernih,
mudah
panas,
mudah
terbakar
dengan
Kelarutan
Penyimpanan
: 318,32
Rumus molekul
Rumus Struktur
: C20H14O4
:
Pemerian
Kelarutan
Khasiat
: Sebagai indikator.
Kegunaan
Penyimpanan
: Kalium hidrogenftalat
Nama lain
: Kalium biftalat
Berat molekul
: 204,2
Rumus molekul
: CO2.C6H4.CO2K
Rumus struktur
CCCCCCCCK
O
Pemerian
Kelarutan
: Larut perlahan-lahan
dalam
air, larutan
jernih.
Penyimpanan
Khasiat
Kegunaan
: Natrii hydroxydum
Nama lain
: Natrium hidroksida
Berat molekul
: 40,00
Rumus molekul
: NaOH
Rumus struktur
: Na O - H
Pemerian
Kelarutan
Khasiat
: Sebagai titran.
Kegunaan
Penyimpanan
BAB III
METODE KERJA
III.1
III.1.1 Alat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Batang pengaduk
Botol
Buret
Cawan porselin
Gelas kimia
Gelas ukur
Labu erlenmeyer
Neraca analitik
Pipet tetes
Pipet volume
Sendok tanduk
Statif dan klem
III.1.2 Bahan
1.
2.
3.
4.
Aluminium Foil
Aqua destilata
Asam asetat
Asam sitrat
10
5.
6.
7.
8.
9.
10.
III.2
Aetanolum
Fenoftalein
Kalium biftalat
Kertas perkamen
Natrium hidroksida
Tissue
Cara Kerja
menit.
6. Didinginkan.
III.2.2 Pembuatan larutan NaOH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
erlenmeyer.
5. Ditambahkan 3 tetes indikator fenoftalein.
6. Dititrasi dengan NaOH sampai terbentuk warna menjadi merah
keunguan.
III.2.4 Penentuan kadar asam sitrat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
11
1.
2.
3.
4.
5.
6.
12
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1
Vol. Titrat
Vol.Titran (mL)
Indikator
Perubahan
warna
(mL)
V1
V2
PP
20
0,5
0,4
3 tetes
Asam sitrat
Pink
keunguan
IV.2
Sampel
Vol. Titrat
Asam
asetat
Vol.Titran (ml)
Indikator
Perubahan
warna
Pink
(ml)
V1
V2
PP
20
30,4
26,5
3 tetes
Perhitungan
=
=
0.0225 N
13
= 0,45 mL
=1N
= 20 ml
keunguan
pH asam sitrat
dik :
- Asam sitrat
Mr asam sitrat
Ka
V asam sitrat
Dit : pH asam sitrat
Penye :
[H+]
= 300 mg = 0,3 g
= 192
= 10-5
= 20 mL = 0,02 L
=
.?
mol =
=
= 0,0016
M
=
=
= 0,08 mol L-1
[H+]
= 10-5 x 8.10-2)
= (8 x 10-7)
= 2,83 x 10-3,5
pH
= 28,45 mL
=1N
= 20 ml
=
% kadar asam asetat
1,423 N
pH asam asetat
dik :
- Asam asetat
Mr asam asetat
Ka
V asam asetat
Dit : pH asam asetat
Penye :
[H+]
= 20 mL = 20 g
= 60
= 10-5
= 20 mL = 0,02 L
= .?
mol =
=
= 0,33 mol
M
=
=
15
[H+]
pH
IV.3 Reaksi-reaksi
IV.3.1 Pembakuan NaOH dengan kalium biftalat
KHC8H4O4 + NaOH
KNaC8H4O4 + H2O
C6H7O7Na + H2O
CH3COONa + H2O
BAB V
PEMBAHASAN
V.1 Pembakuan NaOH dengan Kalium Biftalat
16
kompor
listrik
hingga
mendidih.
Setelah
itu
melakukan
pembakuan,
terlebih
dahulu
harus
17
pembakuan
NaOH
N,
selanjutnya
dilakukan
18
19
20