Anda di halaman 1dari 3

Sebuah artikel tentang HNP tulisan Rohmat Saputro di FisioSka.co.

cc, saya tuangkan disini


sebagai informasi sekaligus sebagai pengingat agar lebih hati-hati pasca kecelakaan mobil
saat lebaran bulan lalu yang berakibat terjadinya kompresi tulang leher 5-6 yang dialami
istri saya. Sabar ya sayang.., semoga lekas baik dan pulih kembali. I love you forever..

HNP, kepanjangan dari Hernia Nucleus Pulposus, yaitu tergesernya cakram tulang rawan
penyekat antar badan ruas tulang belakang sehingga nucleus pulposus sentral cakram tulang
rawan tergeser keluar dari biasanya ke arah kiri atau kanan dan akan langsung menekan jaras
saraf paravertebral.
Struktur tulang belakang (kolumna vertebralis) juga memiliki persendian. Serangkaian
silinder korpus vertebra yang menyusun kolumna vertebralis dihubungkan oleh persendian
yang dinamakan diskus intervertebralis, yang berfungsi membantu meredam tekanan dan
regangan (seperti shock breaker) yang terjadi terhadap kolumna vertebralis.
Fungsi mekanik diskus ini mirip balon berisi air yang diletakkan di antara dua telapak tangan.
Bila ada tekanan (kompresi) ke tulang belakang, karena misalnya melakukan suatu gerakan,
tekanan itu akan disalurkan merata ke seluruh diskus. Gaya pada diskus akan semakin
bertambah jika kita membungkuk. Kadar cairan dan elastisitas diskus bisa menurun dan
rapuh antara lain karena penuaan. Tapi pada usia muda bisa juga terjadi karena dasarnya
memang sudah lemah atau seseorang pernah mengalami trauma (kecelakaan). Gerakan yang
berulang pada satu sisi diskus bisa menimbulkan sobekan pada masa fibroelastis yang
membungkus diskus yang sekaligus akan menjadi titik lemahnya (resistensi locus minoris).
Sampai di sini belum timbul nyeri. nyerinya baru mulai terasa jika sudah ada titik lemah,
Sebuah gerakan kecil saja, seperti membungkuk memungut koran pagi di teras, bisa
menyebabkan pergeseran diskus.
Setiap diskus terdiri atas jaringan sel yang mengandung gelatin, seperti bubur yang disebut
nukleus pulposus, yang dikelilingi jaringan ikat tebal (anulus fibrosus). Diskus ini melekat
erat dengan jaringan tulang rawan yang melapisi permukaan atas dan bawah masing-masing
korpus vertebralis.

Di daerah servikal (leher) dan lumbal (pinggang) yang relatif lebih mobile, diskus
intervertebralis lebih tebal, namun jaringan fibrokartilago (jaringan ikat dan tulang rawan) di
daerah belakang lebih tipis dibanding dengan diskus intervertebralis lainnya, yang
keseluruhannya berfungsi untuk memungkinkan kita bergerak dengan bebas. Karena alasan
ini juga, herniasi paling sering terjadi di daerah leher dan pinggang.
Insiden tertinggi HNP terjadi pada usia 30-50 tahun, saat nukleus pulposus masih bersifat
gelatinous. Kandungan air di dalam diskus akan berkurang secara alamiah akibat
bertambahnya usia.
Mekanisme
Prosesnya dimulai dari mengeringnya nukleus pulposus, sehingga berkerut, ligamen
mengendor, sedangkan anulus fibrosus menebal, sehingga harus menopang beban yang lebih
berat dan mengalami degenerasi. Diskus yang mengalami dehidrasi ini lama-kelamaan akan
menipis dan menjadi rapuh. Pada umumnya herniasi dari nukleus pulposus, atau keluarnya
bubur ini terjadi akibat cedera fleksi, walaupun sebagian penderita tidak menyadari adanya
trauma sebelumnya dan tidak mengetahui faktor pencetusnya. Trauma yang terjadi dapat
berupa trauma tunggal yang berat maupun akumulasi dari trauma ringan yang berulangulang, misalnya membungkukkan tubuh atau mengangkat benda berat berulang-ulang.
Menurut gradasinya, herniasi dari nukleus pulposus dapat terjadi dari nukleus yang hanya
terlihat menonjol ke satu arah tanpa kerusakan anulus fibrosus, nukleus berpindah tempat
tetapi masih di dalam lingkaran anulus fibrosus, nukleus keluar dari anulus fibrosus, sampai
nukleus yang keluar dan menembus ligamen. Nyeri yang terjadi dapat disebabkan pelepasan
asam arakidonat yang merangsang jaringan atau melalui mekanisme neuropatic pain, yakni
nyeri yang terjadi disebabkan kerusakan langsung pada saraf.
HNP di dua lokasi berbeda mempunyai lokasi serangan nyeri yang berbeda pula. Pada HNP
lumbal, rasa nyeri menjalar dari pinggang menuju tumit mengikuti alur saraf. Gejala ini
disebut sciatica. Rasa nyerinya begitu spesifik, bahkan bisa dipetakan.
Pada HNP cervical, nukleus yang bergeser akan mengenai saraf perifer sehingga
menimbulkan rasa sakit luar biasa. Pada tingkat yang parah bahkan pasien bisa lemas. Gejala
ini disebut cervicalgia. Rasanya bisa ngilu, seperti kesemutan (kebas) atau rasa penebalan
yang menjalar dari leher menuju jari tangan. Seperti pada HNP lumbar, gejala ini pun begitu
spesifik dan bisa dipetakan. Misalnya, jika pergeseran pada pengganjal tulang leher 5 6
akan menjalar ke ibu jari. Pada tulang leher 6 7 ke jari tengah. Sedangkan pergeseran pada
pengganjal tulang leher 7-thoracic vertebra (ruas tulang punggung) 1 akan lari ke jari
kelingking. Bila mengalami cervicalgia, rasa sakitnya terkadang sampai tak tertahankan.
Bahayanya, pada areal ini masih ada jalur saraf pusat. Jika saraf pusat itu sampai tersenggol
nukleus, seseorang dapat mengalami kelumpuhan pada tangan maupun kaki. Selang waktu
sejak positif menderita HNP hingga terkena saraf pusat tidak bisa dipastikan. Seseorang bisa
saja lumpuh seketika saat mengalami trauma (kecelakaan) dan kebetulan nukleusnya
mengenai saraf pusat.
Penanganan
Membedakan apakah HNP yang terjadi hanya sampai tahap peradangan (iritasi) atau sudah
menekan (kompresi) sangatlah penting, karena iritasi dapat diobati secara konservatif
sedangkan kompresi memerlukan operasi. Secara konservatif, harus dijelaskan gerakan-

gerakan mana yang dilarang karena akan menambah beban. Konsep tirah baring (bedrest)
disarankan karena akan mengurangi tekanan pada diskus dan menempatkan bantal di bawah
lutut juga akan membantu menurunkan tekanan. Tujuan penatalaksanaan secara konservatif
adalah menghilangkan nyeri dan melakukan restorasi fungsional.
Selain itu perlu diberi penerangan mengenai posisi-posisi yang dibolehkan sehingga pasien
dapat melakukan gerakan-gerakan dengan aman. Pengobatan melalui terapi panas dan
krioterapi (therapeutic cold) juga dirasa cukup efektif. Efek analgesik (penghilang rasa nyeri)
disebabkan karena panas dianggap dapat meninggikan ambang rasa nyeri. Pengobatan nyeri
dengan pendinginan dengan cara menempatkan es di daerah punggung bawah akan
menembus kulit, jaringan subkutan, dan lemak sehingga mendinginkan lapisan-lapisan
superfisial otot, dapat mengurangi spasme otot, dan mengurangi rasa nyeri.
Ada juga terapi dengan menggunakan media air, yang mengombinasikan efek panas,
bergeraknya air, dan efek fenomena counterirritant. Bila badan dimasukkan ke dalam air, efek
pergerakan air cukup untuk menghilangkan efek gravitasi dan mengurangi beban berat badan
pada tulang belakang, sehingga mengurangi rasa nyeri.
Sering kali terapi pada pasien HNP dibantu dengan pemakaian korset. Pasien juga harus
diingatkan agar membatasi gerakannya saat bekerja untuk mencegah kekambuhan. Misalkan,
bila ingin mengambil benda di lantai atau membungkuk dan mengangkat benda berat,
sebaiknya dimulai dengan berjongkok terlebih dahulu, sehingga mencegah kembali terjadinya
trauma atau cedera diskus intervertebralis pada struktur tulang belakang. Selain itu, hindari
berat badan yang berlebih karena berat badan dapat menjadi beban dan menambah stres fisik
pada struktur tulang belakang. Oleh karena itu, program penurunan berat badan dapat
menjadi salah satu terapi yang dipilih bagi penderita HNP.
Bila pada pemeriksaan terbukti telah adanya kompresi atau penekanan pada saraf, maka
operasi merupakan terapi yang paling dianjurkan.

Anda mungkin juga menyukai