Bencana dibagi menjadi bendana alam, bencana nonalam dan bencana sosial.
Indonesia rawan bencana alam sebab secara geografis Indonesia berada di
antara dua samudera, di antara dua benua, memiliki iklim tropis dan negara
maritim. Selain itu secara geologis Indonesia berada di pertemuan antar tiga
lempeng besar, mengakibatkan rawan gempabumi. Penelitian di BMKG secara
khusus mencari seismic gap di area Indonesia, yaitu wilayah yang belum pernah
terjadi gempabumi tetapi memiliki potensi gempa, misalkan di sepanjang palung
Sunda.
Efek yang berbahaya dari gempabumi yaitu efek sekunder, antara lain bangunan
roboh, kebakaran, pipa bocor dan likuifikasi. Selain itu jika gempabumi terjadi di
laut, efek sekunder yang menjadi ancaman bahaya yaitu tsunami, seperti
tsunami Aceh 26 Desember 2004.
Tsunami Aceh menelan hingga 220000 korban jiwa meninggal. Gelombang
tsunami setinggi 30 meter menyapu ke darat hingga 4 km. Selain Indonesia, ada
24 negara lain yang terkena pengaruh dari tsunami Aceh. Oleh karena itu
lahirlah Inatews, sistem pengamatan gempabumi BMKG. Sistem peringatan dini
memanfaatkan satelit agar penyampaian informasi dapat berjalan dengan cepat.
Apabila ada gempabumi berpotensi bahaya yang dideteksi Inatews, maka BMKG
akan memberikan informasi ke institusi interface, media dan mengunggah berita
di website BMKG.
Sistem Inatews memiliki beberapa tahapan dapat prosedur kerjanya. Tahapan
tersebut termasuk mengestimasi ancaman, pemuntakhiran ancaman dan
pengamatan pertaman hingga ketiga serta informasi berakhirnya ancaman.
Estimasi ancaman berasal dari data yang dikirim alat-alat pemantau yang
dipasang diseluruh Indonesia. Prosedur Inatews efektif untuk daerah-daerah
yang jauh, namun tidak efektif untuk daerah yang dekat. Berita ancaman bahaya
yang dikeluarkan BMKG, memiliki tingkat urgensi, seperti waspada, siaga dan
awas. Ancaman waspada diharapkan masyarakat menjauhi pantai, ancaman
siaga diharapkan masyarakat dan ancaman awas dilakukan evakuasi secara
menyeluruh. Untuk evakuasi menyeluruh dilakukan oleh Pemda.
Diseminasi dari BMKG untuk masyarakat dilakukan dengan membunyikan sirine
(tanda evakuasi). Pemakaian sirine sangat efektif karena dapat langsung
didengar oleh warga dengan jarak 1,5 2 km. Namun pengoperasian dan
Memahami gempabumi
Kenali lingkungan tempat anda bekerja dan tinggal
Persiapan rutin pada tempat anda bekerja dan tinggal
Selalu sedia perlengkapan darurat yang mudah dijangkau ketika terjadi
gempabumi