Anda di halaman 1dari 3

Peran Geofisika dalam Mitigasi Gempabumi

21 Oktober 2014 oleh I Nyoman Sukanta


Spesifikasi BMKG yaitu gempabumi tektonik, untuk badan geologi yaitu
gempabumi vulkanik.

Bahaya gempabumi dan tsunami di Indonesia dan peran BMKG


-

Peran BMKG dalam gempabumi

Bencana dibagi menjadi bendana alam, bencana nonalam dan bencana sosial.
Indonesia rawan bencana alam sebab secara geografis Indonesia berada di
antara dua samudera, di antara dua benua, memiliki iklim tropis dan negara
maritim. Selain itu secara geologis Indonesia berada di pertemuan antar tiga
lempeng besar, mengakibatkan rawan gempabumi. Penelitian di BMKG secara
khusus mencari seismic gap di area Indonesia, yaitu wilayah yang belum pernah
terjadi gempabumi tetapi memiliki potensi gempa, misalkan di sepanjang palung
Sunda.
Efek yang berbahaya dari gempabumi yaitu efek sekunder, antara lain bangunan
roboh, kebakaran, pipa bocor dan likuifikasi. Selain itu jika gempabumi terjadi di
laut, efek sekunder yang menjadi ancaman bahaya yaitu tsunami, seperti
tsunami Aceh 26 Desember 2004.
Tsunami Aceh menelan hingga 220000 korban jiwa meninggal. Gelombang
tsunami setinggi 30 meter menyapu ke darat hingga 4 km. Selain Indonesia, ada
24 negara lain yang terkena pengaruh dari tsunami Aceh. Oleh karena itu
lahirlah Inatews, sistem pengamatan gempabumi BMKG. Sistem peringatan dini
memanfaatkan satelit agar penyampaian informasi dapat berjalan dengan cepat.
Apabila ada gempabumi berpotensi bahaya yang dideteksi Inatews, maka BMKG
akan memberikan informasi ke institusi interface, media dan mengunggah berita
di website BMKG.
Sistem Inatews memiliki beberapa tahapan dapat prosedur kerjanya. Tahapan
tersebut termasuk mengestimasi ancaman, pemuntakhiran ancaman dan
pengamatan pertaman hingga ketiga serta informasi berakhirnya ancaman.
Estimasi ancaman berasal dari data yang dikirim alat-alat pemantau yang
dipasang diseluruh Indonesia. Prosedur Inatews efektif untuk daerah-daerah
yang jauh, namun tidak efektif untuk daerah yang dekat. Berita ancaman bahaya
yang dikeluarkan BMKG, memiliki tingkat urgensi, seperti waspada, siaga dan
awas. Ancaman waspada diharapkan masyarakat menjauhi pantai, ancaman
siaga diharapkan masyarakat dan ancaman awas dilakukan evakuasi secara
menyeluruh. Untuk evakuasi menyeluruh dilakukan oleh Pemda.
Diseminasi dari BMKG untuk masyarakat dilakukan dengan membunyikan sirine
(tanda evakuasi). Pemakaian sirine sangat efektif karena dapat langsung
didengar oleh warga dengan jarak 1,5 2 km. Namun pengoperasian dan

pemeliharaan yang membutuhkan listrik menjadi tantangan dari sirine.


Dibutuhkan komunikasi yang baik. Wewenang untuk menyalakan sirine masih
didiskusikan antara BMKG atau Pemda.
Peran BMKG dalan Mitigasi Gempa, yaitu mengidentifikasi wilayah kegempaan,
daerah rawan dan patahan yang berpengaruh. Peta redaman tsunami digunakan
untuk mengetahui wilayah mana yang aman dari tsunami. peta tersebut
dimanfaatkan oleh masyarakat dan Pemda (menbangun jalur evakuasi).
Peran BMKG di bidang lain yaitu membuat peta zonasi gempa untuk keperluan
sipil dan sosialisasi dan pelatihan kepada masyarakat. Terutama untuk wilayah
yang rawan gempabumi.
Sebelum menghadapi gempabumi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:
1.
2.
3.
4.

Memahami gempabumi
Kenali lingkungan tempat anda bekerja dan tinggal
Persiapan rutin pada tempat anda bekerja dan tinggal
Selalu sedia perlengkapan darurat yang mudah dijangkau ketika terjadi
gempabumi

Saat menghadapi gempabumi perlu diperhatikan:


1. Jika berada di dalam ruangan,
Lindungi tubuh dari reruntuhan sambil mencari tempat yang aman. Lari ke
tempat terbuka jika masih dapat dilakukan.
2. Jika berada di luar ruangan,
Menjauhi bangunan dan menjauhi rekahan tanah
3. Jika mengendarai mobil, keluar tinggalkan mobil
4. Jika di pantai, jauhi pantai
5. Jika di gunung, hidari daerah yang mungkin longsor
Sesudah gempabumi terjadi perlu diperhatikan:
1. Jika berada di dalam ruang,
Keluar secara tertib, minta pertolongan jika ada yang luka
2. Periksa lingkungan sekitar
3. Jangan memasuki ruangan
4. Menyimak informasi berita
5. Jangan panik, berdoa
Tsunami bisa diprediksi namun gembabumi tidak bisa diprediksi. Sosialisasi
dilakukan ke anak-anak sekolah dasar agar diharapkan mereka dapat
menceritakan ke orang tua. Syarat bangunan evakuasi yaitu memiliki lubang di
bawahnya.
Tanya jawab
1. Mengenai, peringatan tsunami yang dilakukan BMKG, apa saja syarat
gempa yang mengakibatkan tsunami? mengapa diperlukan titik ikat
gravitasi?

Syarat gempabumi yang memicu tsunami: magnitude di atas 7,


kedalaman dangkal kurang dari 30 km, di laut, sesar normal atau naik.
Dipakai titik ikat gravitasi sebab gravitasi mamaki grid loop, sebagai
koraksi acuan.
2. Apakah dapat dilakukan prediksi gempa dengan radon?
Gampabumi tidak bisa diprediksi. Radon adalah prekursor gempa, namun
masih dalam penelitian.
3. Apakah ada hubungan gunung api dan gunung tektonik?
Apakah ada nilai vegetasi di pinggir pantai yang dapat meredan tsunami?
Secara spesifik di pantai Jawa Barat, apakah ada alat mitigasi apa saja?
Ada, gunung terbentuk karena tumbukan. Jika terjadi gempa di zona
subduksi maka akan berdampak pada gunung api.
Mangrove dapat menjadi tanggul ketika tsunami.
4. Apakah BMKG mengadakan kerjasama dengan perusahaan migas offshore
seperti di Sumatra Utara?
Apakah BMKG memberi alat untuk peringatan kepada perusahaan
offshore?
Belum, daerah pengeboran di laut dalam, efek tsunaminya kecil.

Anda mungkin juga menyukai