PENDAHULUAN
Menurut Kotler dan Lee (2005), kegiatan CSR marketing terdiri dari enam
bentuk, antara lain corporate cause promotion, cause-related marketing, corporate
social marketing, corporate philanthropy, community volunteering dan socially
responsibility business practices. Ketika sebuah perusahaan menyatakan bahwa
sebagian dari keuntungan atau penjualan produknya akan disumbangkan untuk
kegiatan sosial tertentu, maka perusahaan tersebut sedang melakukan apa yang
disebut sebagai cause-related marketing.
Cause-related marketing menjadi terkenal dalam dunia bisnis dalam
beberapa tahun terakhir. Sejak tahun 1990 nilai dari cause-related marketing
meningkat lebih dari 500% tanpa adanya indikasi yang menurun di kemudian hari.
Selama periode tahun 1990-an cause-related marketing menjadi alat pemasaran
yang efektif bagi perusahaan. Popularitas cause-related marketing terus semakin
meningkat semenjak terjadinya tsunami di Asia pada tahun 2004 dan menjadi tren
dikalangan perusahaan (Endacott, 2004).
Polonski dan
Speed
(2001) menjelaskan
cause-related
marketing
merupakan donasi dari perusahaan kepada penerima atau cause yang berbasis dari
jumlah pendapatan yang diterima perusahaan dari hasil penjualan produk,
Varadarajan dan Menon (1988) menyatakan cause-related marketing adalah
aktivitas pemasaran, suatu cara agar perusahaan menjadi baik dengan melakukan
kegiatan yang baik. Manfaat dari cause-related marketing menurut Endacott (2004)
adalah situasi yang saling menguntungkan bagi bisnis, penerima (cause) dan
konsumen. Konsumen memperoleh kesempatan untuk dapat membantu cause.
Penerima (cause) program cause-related marketing akan memberikan keuntungan
bagi perusahaan berupa publisitas yang dapat meningkatkan penjualan produk serta
4
umum oleh konsumen yang lebih tertarik kepada perusahaan yang melakukan
program cause-related marketing ketika menawarkan produk baru.
Cause-related marketing dapat meningkatkan kegiatan pemasaran produk
tergantung pada pola kampanye program melalui berbagai macam strategi yang
tepat. Varadarajan dan Menon (1988) menyatakan bahwa jenis strategi yang
dilakukan dalam cause-related marketing terdiri dari dua bentuk, yaitu causerelated marketing strategis dan cause-related marketing taktis. Perusahaaan dalam
mendeterminasikan cause-related marketing strategis dan taktis melalui empat
pendekatan, yaitu kesesuaian (congruence), durasi (duration), jumlah investasi
(amount of investment) dan keterlibatan manajemen (management involvement).
Determinasi empat faktor tersebut apabila memiliki nilai yang rendah umumnya
menunjukkan perusahaan melakukan kegiatan cause-related marketing secara
taktis, sedangkan apabila memiliki nilai yang tinggi menunjukkan perusahaan
melakukan kegiatan cause-related marketing secara strategis. Pendekatan causerelated marketing tidak sepenuhnya harus secara taktis maupun strategis, tetapi
setidaknya memiliki karakteristik dari bentuk taktis dan strategis. Empat dimensi
tersebut menjadi dasar yang baik bagi perusahaan untuk terlibat dalam causerelated marketing.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan replikasi dari
eksperimen penelitian Brink et al (2006). Program cause-related marketing diduga
berpengaruh positif dalam membangun loyalitas merek. Loyalitas merupakan
konsep penting khususnya pada kondisi pasar dengan tingkat pertumbuhan yang
sangat rendah namun tingkat persaingannya sangat ketat. Keberadaan konsumen
yang loyal terhadap suatu merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan
6
2.
b. Akademisi
Hasil penelitian diharapkan dapat memperkaya pengetahuan yang bermanfaat
bagi mahasiswa dalam mengetahui pengaruh kegiatan cause-related marketing
dalam membangun loyalitas merek, baik secara strategis maupun taktis. Selain
itu diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran sekaligus referensi
mengenai kondisi yang diperoleh peneliti sehingga dapat menunjang penelitian
selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
marketing
menuntut
pasar
untuk
dapat
menyeimbangkan
tiga
10
kemudian
berkembang
dengan
strategi
pemasaran
lanjutan
untuk
12
langsung
dengan
aktivitas
komersial
dari
13
Tabel 2.1
Perbedaan antara Philanthropy Perusahaan, Sponsorships
dan Cause-Related Marketing
Aktivitas
Philanthropy
Perusahaan
Sponsorships
Fokus Utama
Organisasi
Susunan Waktu
Berkelanjutan
Terbatas
Organisasi
Manajemen Puncak
Departemen
Pemasaran
Tujuan
Meningkatkan
kompetensi
organisasi untuk
kegiatan sosial
Meningkatkan brand
awareness dan target
market
Asosiasi dan
Sumber daya
Tidak ada
Hasil Kunci
Tidak ada
Pengaruh terhadap
penjualan
Tidak ada
Penerimaan dana
Tidak ada
Asosiasi untuk
pengenalan dan
perhatian konsumen
terhadap produk
Sikap, perilaku dan
perhatian konsumen
Berpengaruh secara
tidak langsung
Eksklusif kepada
sponsor
14
Cause-Related
Marketing
Produk
Dapat berkelanjutan
dan terbatas
Departemen
Pemasaran
Meningkatkan
penjualan produk
Asosiasi agar
konsumen memiliki
kontribusi sosial
Sikap, perilaku dan
perhatian konsumen
Berpengaruh secara
langsung
Terbagi pada
perusahaan dan
sponsor
Menurut Kotler dan Lee (2005), terdapat berbagai macam cara untuk
melakukan cause-related marketing, umunya adalah sebagai berikut: (1) jumlah
uang tertentu setiap produk terjual, (2) jumlah uang tertentu setiap aplikasi
terhadap produk jasa tertentu, (3) persentase tertentu dari penjualan produk, (4)
proporsi yang tidak ditentukan sebelumnya dari penjualan produk, (5) perusahaan
memberikan kontribusi sejumlah kontribusi dari konsumen, (6) persentase tertentu
dari keuntungan bersih, (7) penawarannya mungkin terkait dengan satu produk
saja, atau beberapa hingga seluruh produk, (8) penawarannya mungkin berlaku
untuk kerangka waktu tertentu atau tidak dibatasi, atau (9) perusahaan menetapkan
batas atas dari kontribusi (bukan dengan waktu).
Dari berbagai contoh cause-related marketing di Indonesia, terdapat
kecenderungan menggunakan jumlah uang tertentu pada setiap produk yang terjual,
seperti yang dilakukan PT Unilever Indonesia Tbk terhadap produk sabun Lifebouy
dan produk es krim Walls. PT. Unilever Indonesia Tbk adalah salah satu
perusahaan yang memiliki perhatian lebih terhadap kegiatan tanggung jawab sosial.
PT. Unilever Indonesia menyadari pentingnya memberi dan berbagi, bukan semata
untuk meningkatkan reputasi, tetapi membantu perusahaan untuk terus tumbuh dan
berkembang. Bagi Unilever Indonesia (UI), tanggung jawab sosial tidak
terpisahkan dari bisnis. Setiap hari, begitu banyak orang Indonesia memakai
produknya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, kesehatan, dan kebersihan. Mereka
ikut membantu perusahaan untuk terus tumbuh dan menjadi perusahaan fast
moving consumer goods terkemuka. Berbagai manfaat dari pertumbuhan bisnis
telah menjadi bagian dari budaya perusahaan yang telah diwujudkan dengan
15
Kebaikan
Bersama
Viennetta
yang
bertujuan
untuk
membantu
menyekolahkan anak-anak kurang mampu dengan dana yang didapat dari hasil
16
penjualan es krim Walls dan akan disumbangkan melalui Dompet Dhuafa. Melalui
program Walls Berbagi 1.000 Kebaikan Bersama Viennetta, Walls akan
menyumbangkan Rp 1.000 dari setiap kotak es krim Viennetta Kurma dan varian
lainnya yang terjual, kepada 1.000 anak kurang mampu yang berprestasi di 33
propinsi di Indonesia melalui lembaga terpercaya, Dompet Dhuafa. Program
Walls Berbagi 1.000 Kebaikan Bersama Viennetta diselenggarakan mulai
September 2007, menjelang bulan suci Ramadhan, yang merupakan momen
istimewa untuk berbagi dan memberi kepada sesama. Program ini berakhir pada
Desember 2007 (Anonim, 2007)
17
Gambar 2.1
Skema dari cause-related marketing taktis dan strategis
19
atau merek pada domain sosial (Menon dan Khan, 2003). Definsi lain mengenai
congruence diberikan oleh Becker et al. (2006) sebagai kesesuaian antara
perusahaan dan isu sosial yang dapat diperoleh dari misi, produk, pasar, teknologi,
atribut, konsep merek, atau berbagi bentuk asosiasi kinci lainnya.
Becker et al. (2006) mengemukakan bahwa peran penting congruence
didasarkan oleh sejumlah alasan. Pertama, congruence berpengaruh pada kuantitas
pikiran yang diberikan oleh individu pada suatu hubungan, misalnya meningkatkan
elaborasi mengenai perusahaan, inisitif sosial, dan atau hubungan itu sendiri ketika
dirasakan inkonsistensi dengan ekspektasi awal dan informasi yang ada. Alasan
kedua adalah congruence berpengaruh pada tipe spesifik yang timbul dalam
pikiran, seperti misalnya low congruence membentuk pemikiran negatif dan low
congruence itu sendiri dapat dinilai negatif. Alasan ketiga adalah congruence
mempengaruhi evaluasi dari dua objek. Jika konsumen mengelaborasi keadaan
incognity maka terdapat kecenderungan untuk mengurangi sikap mereka terhadap
perubahan dan inisiatif sosial dan mempertanyakan motif dari apa yang dilakukan
oleh perusahaan (Menon dan Kahn, 2003). Chandon et al. (2000) menjelaskan
bahwa incongruent yang dirasakan lemah atau tidak ada pada aliansi antara
organisasi menunjukkan bahwa konsumen membutuhkan elaborasi konitif yang
lebih dalam pada informasi yang ada untuk menentukan alasan dari aliansi tersebut.
20
2.
sponsor atau nonprofit secara positif dapat meningkatkan brand equity melalui
kerjasama dalam waktu yang lama dengan organisasi tersebut. Asosiasi kedua
pihak menciptakan ingatan jangka panjang (long term memory). Perusahaan dan
merek-merek dari perusahaan dengan mudah dapat mengatur kembali asosiasi
network dari konsumen-konsumen mereka, terbentuk suatu mata rantai yang
menghubungkan antara perusahaan dan konsumen. Melalui penggunaan yang
efektif dari prinsip-prinsip pelajaran dasar asosiasi, perusahaan dapat meningkatkan
dengan mudah dan kuat investasi mereka dalam hal yang terkait dengan causerelated marketing (Till dan Nowak, 2000).
maupun
domestik
terhadap
perusahaan yang
bersangkutan.
22
integrated sedemikian rupa sehingga sangat sistematis dan metodologis, tetapi juga
masih banyak perusahaan yang pengeluaran dana CSR-nya berbasis kepada
proposal yang diajukan masyarakat (Susanto, 2007).
Cause-related marketing dapat dilihat sebagai perwujudan perhatian
perusahaan terhadap kegiatan sosial. Pada dasarnya program cause-related
marketing memiliki dua tujuan utama, yaitu meningkatkan performa perusahaan
dan memberikan bantuan sosial yang berguna, dengan meningkatkan anggaran
yang sebagian dari keuntungan atau penjualan produknya akan disumbangkan
untuk kegiatan sosial tertentu. Dalam beberapa kasus, perusahaan yang melakukan
cause-related marketing tidak memiliki anggaran yang tetap sepanjang waktu
untuk kegiatan tersebut. Porsi dari anggaran cause-related marketing lebih banyak
digunakan melalui iklan yang ditayangkan di suratkabar atau televisi untuk
mempromosikan kegiatan cause-related marketing tersebut. Hai ini dilakukan agar
memperoleh respon yang positif dari konsumen terhadap kegiatan cause-related
marketing, yang secara tidak langsung di sisi lainnya adalah produk yang berkaitan
dengan program cause-related marketing dapat dikenal baik oleh masyarakat
(Varadarajan dan Menon, 1988).
23
program tersebut tidak berjalan dengan baik. Dengan melibatkan karyawan secara
intensif, maka nilai dari program-program tersebut akan memberikan arti tersendiri
yang sangat besar bagi perusahaan.
Miller (2002) menjelaskan faktor utama yang dapat meningkatkan kesetiaan
pelanggan dalam suatu kegiatan pemasaran yang terkait dengan cause-related
marketing adalah menyatakan terlibat dalam program tanggung jawab sosial
perusahaan. Dengan kata lain, cause-related marketing adalah penting bagi suatu
kemitraan untuk tidak mencari keuntungan, bahwa dengan mengintegrasikan
donasi, sukarelawan-sukarelawan karyawan dan manajemen puncak perusahaan
yang dapat mendukung program cause-related marketing adalah penting bagi
publik. Hal ini menunjukkan adanya komitmen yang tinggi dari perusahaan untuk
kemitraan dalam jangka waktu yang panjang, yang pada akhirnya akan
membangun loyalitas dengan konsumen. Ketika mengembangkan suatu program
cause-related marketing, stakeholder perusahaan perlu memahami keterkaitan
dengan kemitraan tersebut, yang paling mudah dikomunikasikan dengan memilih
suatu program yang sesuai dengan kemampuan perusahaan dalam pelaksanaan
tanggung jawab sosial.
Kegiatan cause-related marketing yang berhubungan dengan CSR memiliki
tahapan-tahapan dalam pelaksanaannya. Menurut Susanto (2007), tahapan-tahapan
tersebut antara lain:
1. Membentuk tim kepemimpinan
Biasanya tim kepemimpinan mencakup perwakilan dari dewan direksi,
manajemen puncak, dan pemilik serta sukarelawan dari berbagai unit dalam
24
perusahaan yang terkena dampak atau terlibat dengan isu-isu seputar causerelated marketing dalam CSR.
2. Merumuskan definisi program
Perumusan definisi program akan menjadi landasan bagi aktivitas penilaian
selanjutnya, dapat juga diidentifikasi sebagai nilai-nilai kunci yang memotivasi
perusahaan. Melibatkan orang-orang pada setiap tingkatan dalam perusahaan
akan lebih menjamin tercapainya tujuan dan penerimaan dari aktivitas causerelated marketing dalam CSR.
3. Melakukan kajian terhadap dokumen, proses, dan aktivitas perusahaan
Dokumen-dokumen ini mencakup misi, kebijakan, code of conduct, prinsipprinsip dan dokumen-dokumen lainnya. Perusahaan secara khusus memiliki
proses pengambilan keputusan yang spesifik serta proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan aspek-aspek tertentu dari kegiatan
operasionalnya, aktivitas-aktivitas yang secara langsung berhubungan dengan
produk dan layanan yang dihasilkan.
4. Mengidentifikasi dan melibatkan stakeholder kunci
Perusahaan mungkin saja melewatkan isu-isu penting yang sedang hangat
dalam tanggung jawab sosial. Oleh karenanya diskusi dengan stakeholder
kunci, khususnya pihak eksternal sangat penting guna memetakan kepentingan
yang mereka miliki. Adalah penting untuk memperoleh kejelasan mengenai
tujuan diskusi, karena stakeholder dapat melihat sebagai kesempatan untuk
mengemukakan pandangan mereka mengenai perilaku perusahaan, Kunci bagi
efektifnya keterlibatan para stakeholder ini adalah memetakan definisi mereka
mengenai keberhasilan dalam rangka kerjasamanya dengan perusahaan.
25
event
sponsorship,
advocacy
advertising,
dan
cause-related
26
marketing) dengan menyisihkan sebagian dana dari penjualan atau laba untuk
membantu memecahkan problema sosial.
Beberapa promosi cause-related marketing bukan saja membebaskan
perusahaan untuk menyediakan dana promosi tambahan, tetapi malah meraup dana
melalui konsumen. Dana promosi yang dihimpun digunakan untuk menunjukan
langkah alat kehumasan yang peduli. Keuntungan perusahaan diperoleh dari
publisitas isu sosial yang membutuhkan donasi amal yang cukup besar. Gaya
promosi simpatik semacam ini banyak diterapkan pada era tahun 2000-an Sejak
tahun 1990, investasi promosi yang ditanamkan perusahaan dalam program causerelated marketing terus meningkat sebesar 300%, mencapai $ 828 juta di tahun
2002 (Kotler dan Lee, 2005).
27
3.
4.
Sign (tanda)
Sign adalah nilai produk yang diekspresikan oleh seseorang. Elemen sign
berupa personifikasi konsumen dalam memilih produk.
Risk Importance (resiko penting)
Risk importance adalah kepentingan yang didapat dari konsekuensi negatif
yang diasosiasikan pada pilihan produk buruk. Elemen risk importance terdiri
dari nilai penting ketika melakukan kesalahan dalam memilih produk, nilai
penting ketika produk tidak nyaman dan ketika membuat kesalahan pilihan.
5.
Risk Probability (resiko kemungkinan)
Risk probability adalah kemungkinan membuat pilihan produk yang buruk.
Elemen risk probability adalah ketidakpastian ketika memilih, ketidakpastian
dalam mengambil produk dan kerumitan dalam mengambil keputusan.
Quester dan Lim (2003) mengungkapkan bahwa produk dengan keterlibatan tinggi
adalah produk yang memiliki nilai aspek yang tinggi pada keterlibatan konsumen
didalamnya, yaitu ketertarikan yang tinggi untuk memilih produk (interest),
ekspektasi yang tinggi (pleasure) untuk memilih produk, ekspresi kepuasan (sign)
dapat memiliki produk sesuai pilihan, serta resiko dalam membuat pilihan (risk
importance) dan mengambil keputusan (risk probability) yang tinggi pada produk.
Menurut Assael (1998), definisi kognitif dari loyalitas merek menunjukkan
loyalitas merepresentasikan komitmen serta keterlibatan konsumen dalam produk.
Loyalitas terhadap merek akan tinggi ketika konsumen secara personal terlibat
dengan merek dan melakukan pembelian. Hal ini menunjukkan keterlibatan produk
tinggi, sehingga merek merupakan sumber identifikasi diri. Contoh produk dengan
keterlibatan tinggi adalah telepon genggam, kosmetik, sepatu dan rokok. Apabila
konsumen dalam membeli produk tanpa komitmen, maka keterlibatan konsumen
pada produk rendah. Konsumen tidak memiliki opini yang kuat terhadap merek
28
produk. Contoh produk dengan keterlibatan produk rendah adalah sabun, bolpen,
dan sikat gigi.
Pembuatan keputusan konsumen tidak dapat dilepaskan dalam kaitannya
dengan tingkat keterlibatan konsumen. Keterlibatan adalah tingkat kepentingan
pribadi yang dirasakan atau minat yang dibangkitkan oleh stimulus di dalam situasi
spesifik. Hawkins et al (2007) mengemukakan bahwa tingkat keterlibatan
konsumen dalam pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan
dan ditimbulkan oleh stimulus. Tingkat keterlibatan konsumen dalam pengambilan
keputusan ditentukan oleh pemrosesan informasi yang dapat mempengaruhi
konsumen yang pada akhirnya menimbulkan pembuatan keputusan yang kompleks.
Assael (1992) menyatakan terdapat dua tipe keterlibatan konsumen yaitu
keterlibatan situasional (situational involvement) dan keterlibatan tahan lama
(enduring involvement). Keterlibatan situasional hanya terjadi seketika pada situasi
khusus dan temporer sifatnya. Keterlibatan situasional tercipta dari simbol-simbol
nilai kelompok rujukan pada suatu produk (bedge value) serta adanya resiko
pembelian. Konsumen akan terlibat secara situasional pada produk-produk yang
ada hubungannya dengan simbol-simbol dan nilai-nilai kelompok rujukan.
Keterlibatan situasional disebabkan oleh adanya resiko dalam pembelian, karena
konsumen merasakan adanya ketidakpastian mengenai keputusan pembelian serta
adanya akibat buruk yang potensial dari pembuatan keputusan.
Tipe keterlibatan tahan lama (enduring involvement) berlangsung lebih
lama dan lebih permanen sifatnya, artinya tingkat keterlibatan konsumen terhadap
suatu merek produk lebih memperhatikan resiko sosial yang mungkin diterima oleh
konsumen. Keterlibatan tahan lama mendorong keputusan pembelian yang penuh
29
30
merek berikut ini didasarkan pada pendekatan sikap sebagai komitmen psikologis
dan pendekatan keperilakuan yang tercermin dalam perilaku beli aktual.
Dharmmesta (1999) telah mengklarifikasi istilah tersebut melalui definisi yang
mencakup enam kondisi yang secara kolektif memadai sebagai berikut:
Loyalitas merek adalah (1) respon keperilakuan yaitu pembelian, (2)
yang bersifat bias (nonrandom), (3) terungkap secara terus menerus,
(4) oleh unit pengambilan keputusan, (5) dengan memperhatikan satu
atau beberapa merek alternatif dari sejumlah merek sejenis, dan (6)
merupakan fungsi proses psikologis (pengambilan keputusan
evaluatif).
Menurut definisi tersebut, penelitian tentang loyalitas merek selalu berkaitan
dengan preferensi konsumen dan pembelian aktual, meskipun bobot relatif yang
diberikan pada kedua variabel itu dapat berbeda, bergantung pada bidang produk,
atau merek yang terlibat dan faktor situasional yang ada pada saat pembelian
tertentu dilakukan. Pemahaman tentang hubungan antara loyalitas merek secara
psikologis dan faktor-faktor situasional yang dapat mempengaruhi keputusan
pembelian
mencerminkan
informasi
kritis
yang
dapat
mempengaruhi
31
2.
32
2.
3.
4.
pengulangan muncul bersama sikap relatif yang tinggi. Jika sikap relatifnya rendah,
maka loyalitas dapat dianggap palsu atau pura-pura yang tidak diharapkan akan
terjadi terus. Konsumen pada kondisi ini (inersia) dapat melakukan pembelian
ulang karena hanya satu merek yang tersedia di penjual. Jika patronase
pengulangan dan sikap relatifnya sama-sama rendah, tidak terjadi loyalitas. Akan
tetapi, kebutuhan yang bersifat sering untuk suatu produk atau layanan, pembelian
33
ulang yang rendah pada suatu merek masih dapat memberikan harapan bagi
pemasar apabila dapat ditanamkan sikap relatif yang tinggi pada konsumen.
Loyalitas terhadap merek tidak terbentuk secara instan, perlu waktu panjang
untuk menciptakannya, dari hasil akumulasi pengalaman berinteraksi antara
konsumen dengan merek tersebut, disebut dengan pengalaman merek (brand
experience). Loyalitas dapat terbentuk apabila konsumen menemukan bahwa
pengalaman merek (brand experience) sama dengan keyakinan merek (brand
beliefs). Namun yang seringkali terjadi adalah pengalaman merek (brand
experience) berlawanan dengan keyakinan merek (brand beliefs). Apa yang
diyakini oleh konsumen akan didapat saat mencoba (trial) sebuah produk atau jasa,
ternyata tidak diperolehnya. Pada kondisi ini proses konversi mencoba (trial) ke
pembelian kembali (repeat purchase) atau pembelian kembali (repeate purchase)
menuju loyalitas merek (brand loyalty) menjadi terhenti. Untuk memperoleh
loyalitas merek, perusahaan harus berusaha untuk memberikan pengalaman merek
(brand experience) yang terbaik dan konsisten dari waktu ke waktu, dari sejak
interaksi awal hingga interaksi-interaksi berikutnya. Setelah terbentuk loyalitas,
walaupun masih mungkin terpengaruh oleh promosi kompetitor, tetapi peluangnya
menjadi lebih kecil untuk berpindah (Kotler dan Keller, 2006). Beberapa manfaat
yang dapat diperoleh perusahaan yang memiliki pelanggan dengan loyalitas merek
yang kuat adalah:
1.
34
2.
3.
4.
5.
Menurut Dharmamesta (1999), secara umum loyalitas merek dapat diukur dengan
cara sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
35
dan bukannya karena kualitas positif intrinsik produk tersebut, maka konsumen
akan memiliki kebiasaan beli hanya ketika diadakan promosi penjualan.
2.7. Penelitian Terdahulu
Penelitian empirik yang telah dilakukan oleh Westberg dan Pope (2004)
menunjukkan adanya pengaruh yang positif dari cause-related marketing terhadap
perubahan sikap terhadap merek. Adanya kecocokan antara merek dengan cause
secara positif dapat meningkatkan sikap konsumen terhadap strategi cause-related
marketing. Nilsson dan Rahmani (2007) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
kegiatan cause-related marketing dapat berlangsung dengan baik apabila terjadi
hubungan yang sinergis antara perusahaan dengan organisasi amal. Hubungan yang
sinergi diantara kedua belah pihak secara positif mensukseskan kegiatan causerelated marketing.
Sen dan Bhattacharya (2001) mengungkapkan adanya pengaruh yang
positif dari cause-related marketing terhadap perilaku konsumen. Cause-related
marketing menjadi suatu program yang populer di kalangan masyarakat. Hal ini
diperkuat dengan penelitian Ellen et al. (2000) yang menyatakan 70 persen CEO di
Inggris pada tahun 1998 melakukan kegiatan cause-related marketing. Penelitian
yang dilakukan oleb beberapa peneliti mengungkapkan terdapat berbagai faktor
yang berpangaruh dalam cause-related marketing, antara lain Pracejus dan Olsen
(2004) menyatakan adanya hubungan yang positif antara perusahaan dengan cause,
Strahilevitz dan Myers (1998) mengungkapkan adanya keterlibatan yang positif
antara kampanye cause-related marketing dengan kesesuaian produk, serta Webb
dan Mohr (1998) yang mengungkapkan adanya hubungan yang positif antara
keinginan konsumen membeli produk melalui program cause-related marketing.
36
penyelenggaraan
cause-related
marketing
dengan
mengadopsikan
strategi
pilantropik, yakni strategi yang tetap sesuai dengan visi, misi dan sumberdaya
perusahaan (McAllister dan Ferrel, 2002). Drumwright (1996) menyatakan bahwa
kampanye iklan dengan motif sosial akan lebih berhasil jika adanya congruence
yang baik antara perusahaan dengan cause. Maka hipotesis yang diajukan adalah:
H2:
H3:
kontribusi
donasi
dalam
jumlah
tertentu.
Welsh
(1999)
Jumlah sumberdaya yang diinvestasikan dalam program causerelated marketing berpengaruh pada loyalitas merek
39
40
H6:
Penelitian ini menggunakan model penelitian dari Brink et al. (2006) dengan
kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.2 berikut:
Gambar 2.2
Model Konseptual Penelitian
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
41
42
Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat
untuk kebanyakan penelitian.
2.
Jumlah sampel yang berpartisipasi dalam penelitian terbagi atas tiga kelompok,
yaitu sampel untuk tes pra survei sebanyak 20 responden, sampel untuk uji
manipulasi sebanyak 60 responden, dan sampel eksperimen besar sebanyak 180
responden.
43
Sekaran
(2003)
menyebutkan
beberapa
karakteristik
penelitian
44
3.4.
Prosedur Eksperimen
Desain eksperimen penelitian akan menggunakan suatu cerita pengantar
penelitian (story board) yang dilampirkan dalam kuesioner, yang bertujuan untuk
meminimalisir efek eksternal dalam penelitian dan memfokuskan sebagai alat yang
dapat menstimuli responden untuk lebih mengetahui tentang program causerelated marketing. Story board berisi pengantar dan iklan cetak berwarna yang
akan memperkenalkan kepada responden berupa profil perusahaan, produk yang
terlibat dalam program cause-related marketing serta merek produk.
Eksperimen penelitian dilaksanakan dengan memberikan empat versi iklan
berwarna dan iklan tersebut adalah baru serta tidak pernah dipublikasikan
sebelumnya. Jenis iklan adalah iklan cause-related marketing strategis dan taktis
dengan keterlibatan produk tinggi (high involvement) dan keterlibatan produk
rendah (low involvement). Responden akan diberikan pertanyaan mengenai
keterlibatan produk berdasarkan penelitian De Wulf (2001) seputar nilai penting
produk, ketertarikan pada produk dan manfaat produk bagi konsumen. Responden
akan diberikan kuisioner tertutup yang memiliki pertanyaan yang berhubungan
dengan definisi operasional variabel dalam iklan. Untuk kondisi kontrol, responden
akan diberikan informasi yang berkaitan dengan cause-related marketing oleh
perusahaan dan produknya.
45
46
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang digunakan, yaitu variabel terikat
(dependent variable), variabel bebas (independent variable), dan variabel
pemoderasi. Variabel bebas terdiri atas kesesuaian, durasi, jumlah investasi dan
keterlibatan manajemen. Variabel terikat adalah loyalitas merek, sedangkan
variavel pemoderasi adalah keterlibatan konsumen.
47
48
Keller dan Aaker (1992) dalam Brink et al (2006). Pertanyaan akan menggunakan
skala likert lima poin, dan jawaban kuesioner merupakan pertanyaan Sangat Tidak
Setuju (STS) hingga Sangat Setuju (SS).
49
dalam penelitian De Wulf et al. (2001) dalam Brink et al (2006). Pertanyaan akan
menggunakan skala Likert lima poin, dan jawaban kuesioner merupakan
pertanyaan Sangat Tidak Setuju (STS) hingga Sangat Setuju (SS).
3.7. Pengujian Awal (Pre Test)
Tahapan pengujian awal dilakukan untuk memastikan apakah suatu produk
memiliki keterlibatan yang tinggi atau tidak. Produk yang dipilih peneliti dalam
keterlibatan tinggi adalah produk sepatu serta produk sabun untuk keterlibatan
rendah. Pemilihan produk sepatu didasarkan pada penelitian Quester dan Lim
(2003) yang menyatakan bahwa sepatu dapat dinyatakan sebagai produk dengan
keterlibatan tinggi. Peneliti menggunakan sabun sebagai produk dengan
keterlibatan rendah didasarkan pada Assael (1992), yakni menyatakan pembelian
produk tanpa opini dan komitmen yang kuat pada merek produk, seperti produk
sabun, maka keterlibatan produk dapat dinyatakan rendah.
Keterlibatan produk (product involvement) dalam penelitian ini merupakan
perilaku responden dalam pengambilan keputusan pada produk, berupa ketertarikan
untuk memilih produk (interest), ekspektasi memilih produk (pleasure), ekspresi
kepuasan dalam memilih produk (sign), serta resiko dalam membuat pilihan (risk
importance) dan mengambil keputusan (risk probability) pada produk sepatu dan
sabun. Keterlibatan produk akan memuat pertanyaan yakni aspek interest
(keinginan), pleasure (kesenangan), sign (tanda), risk importance (resiko penting)
dan risk probability (resiko kemungkinan). Informasi yang didapatkan dari tahapan
ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan kuesioner yang
digunakan dalam eksperimen selanjutnya. Hasil keterlibatan dalam produk sepatu
dan sabun dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut:
Tabel 3.1
50
Sepatu
90%
80%
70%
60%
60%
Sabun
60%
40%
50%
40%
20%
51
menyatakan nilai yang rendah, yaitu responden menyatakan tidak penting membuat
pilihan pada ssbun dan tidak rumit untuk mengambil keputusan dalam memilih
sabun. Seluruh hasil yang didapat dari responden dapat menjelaskan bahwa produk
sabun merupakan produk dengan keterlibatan rendah. Seluruh hasil perhitungan
dapat dilihat di lampiran 1.
3.8. Uji Manipulasi (Manipulation Check Test)
Uji manipulasi dalam eksperimen dilakukan untuk mengetahui perbedaan
yang maksimal dalam kelompok-kelompok eksperimen. Pengukuran dalam uji
manipulasi dilakukan agar subjek secara akurat dapat memiliki perbedaan dengan
subjek lainnya pada perlakuan variabel (Sekaran, 2003). Jumlah sampel dalam uji
manipulasi awal berjumlah 60 responden, yang responden tersebut berbeda dengan
responden dalam eksperimen selanjutnya. Sebuah prosedur between subject design
diberikan kepada responden yang terdapat pada dua kelompok, yaitu kelompok
responden dengan iklan cause-related marketing strategis dan taktis pada
keterlibatan produk tinggi, serta kelompok responden dengan iklan cause-related
marketing strategis dan taktis pada keterlibatan produk rendah. Uji manipulasi awal
menggunakan pengujian dua sampel tidak berhubungan (independent sample t
test). Uji ini digunakan untuk mengetahui adanya perbedaan rata-rata sampel yang
mengalami dua perlakuan yang berbeda dan tidak berhubungan. Hasil uji
manipulasi dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2
Hasil Uji Manipulasi
Variabel
Mean
Strategis
Mean
Taktis
52
Mean
Mean
Keterlibatan Keterlibatan
Tinggi
Rendah
n = 30
n = 30
Kesesuaian
3.37
2.88
2.32
Durasi
3.4
2.48
3.968
Jumlah Investasi
3.32
2.71
2.966
Keterlibatan Manajemen
3.51
2.93
2.772
Keterlibatan Konsumen
n = 30
3.1
n = 30
2.62
2.314
t tabel = 2.042
Sumber: Lampiran 3
Hasil uji manipulasi menunjukkan adanya perbedaan antara nilai rata-rata
cause-related marketing strategis dengan cause-related marketing taktis. Hal sama
juga terjadi dengan adanya perbedaan nilai rata-rata keterlibatan produk tinggi
dengan rata-rata keterlibatan produk rendah. Seluruh variabel memiliki nilai yang
signifikan dengan nilai p yang lebih rendah dari 0,05 dan memiliki nilai t hitung
yang lebih besar dari t tabel (2,042). Hasil tersebut menunjukkan adanya perbedaan
antara dua varian (varian strategis dan varian taktis) dan perbedaan keterlibatan
konsumen dalam produk tinggi dan keterlibatan konsumen dalam produk rendah.
Nilai rata-rata varian strategis lebih besar daripada nilai rata-rata taktis
menunjukkan nilai rata-rata cause-related marketing strategis lebih tinggi daripada
cause-related marketing taktis.
53
Tabel 3.3
Hasil Uji KMO dan Bartllet
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of
Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx.
Chi-Square
df
Sig.
0.907
3727.353
300
,000
Sumber: Lampiran 4
Tabel 3.4
Hasil Rotated Component Matrix
1
SES1
SES2
SES3
DUR1
DUR2
INV1
INV2
INV3
MAN1
MAN2
MAN3
COG1
0.625
COG2
0.808
AFF1
0.838
AFF2
0.866
AFF3
0.860
AFF4
0.861
AFF5
0.834
CON1
0.841
CON2
0.840
CON3
0.780
CON4
0.741
INVO1
INVO2
INVO3
Sumber: Lampiran 4
Component
3
0.822
0.759
0.772
0.688
0.684
0.780
0.663
0.755
0.729
0.771
0.713
0.792
0.787
0.812
Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan terhadap sampel penelitian, yakni
validitas terhadap item-item pertanyaan mengenai cause-related marketing
55
strategis, taktis dan kelompok kontrol. Hasil uji validitas menunjukkan seluruh
item pertanyaan memiliki nilai KMO yang lebih tinggi dari 0,05 dan Bartllet of
Sphericity yang signifikan kurang dari 0,05. Hasil tes KMO menunjukkan nilai
yang signifikan diatas nilai 0,5 yaitu 0,907. Uji validitas dengan Principal
Component Analysis pada seluruh variabel menunjukkan nilai yang signifikan,
seluruh nilai diatas 0,55 dan setiap kelompok variabel berada dalam satu
komponen.
1.
Jika koefisien alpha antara 0,7 sampai 0,8 maka dianggap reliabilitasnya
dapat diterima.
56
2.
Jika nilai koefisien alpha lebih dari 0,8 maka dianggap mempunyai
reliabilitas yang sangat handal.
Cronbach Alpha
0.890
0.777
0.869
0.828
0.959
0.869
Jumlah Item
3
2
3
3
11
3
Status
valid
valid
valid
valid
valid
valid
Uji reliabilitas untuk variabel bebas dan terikat memiliki nilai yang seluruhnya
realibel, yaitu seluruh nilai berada diatas 0,7, sehingga reliabilitasnya sangat
handal.
57
Keterangan:
Y :
loyalitas merek
X1 :
kesesuaian
X2 :
durasi
X3 :
jumlah investasi
X4 :
keterlibatan manajemen
disturbance error
Pengujian ini dilakukan dengan cara uji signifikansi simultan (uji F), uji signifkansi
individual (uji t), dan koefisien determinasi (R2).
1.
Uji t
Merupakan pengujian variabel-variabel independen secara individu yang
dilakukan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen yang lain
konstan. Dalam uji t, hipotesis yang digunakan adalah:
Ho : 1 = 0
58
Ha : 1 0
1 adalah koefisien variabel independen ke-1 dari nilai parameter hipotesis. Bila
nilai thitung > ttabel , maka pada tingkat kepercayaan tertentu, Ho ditolak yang
berarti variabel bersangkutan adalah signifikan. Artinya variabel independen
yang diuji berpengaruh secara nyata terhadap variabel dependen.
Sebaliknya, bila thitung < ttabel, maka Ho diterima.
2.
Uji F
Uji Fisher (uji F) dilakukan untuk melihat pengaruh semua variabel independen
secara bersama-sama terhadap nilai variabel dependen. Uji F dilakukan untuk
menguji hipotesis secara bersama-sama. Nilai F hitung yang semakin menjauhi
nol menunjukkan semakin besar pengaruh semua variabel independen secara
serentak terhadap variabel dependen. Uji F menggunakan hipotesis sebagai
berikut:
3.
Ho : 1 = 2 = k = 0
Ha : 1 2 k = 0
ada pengaruh
Uji R2
Koefisien determinasi merupakan proporsi variabel dependen yang diterangkan
oleh pengaruh linier dari variabel independen. Koefisien determinasi mengukur
besarnya sumbangan variabel dependen terhadap naik turunnya variabel
dependen. Nilai R2 terletak antara 0 dan 1. Semakin mendekati 1 (semakin
besar nilai R2) berarti semakin baik atau semakin tepat garis regresi yang
diperoleh. Semakin kecil nilai R2 menunjukkan arti bahwa garis regresi tersebut
tidak tepat untuk mewakili data hasil observasi.
59
BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Analisis Deskriptif
Pengumpulan data dilakukan dengan pembagian kuesioner terhadap
mahasiswa Magister Manajemen UGM yang dipilih peneliti berdasarkan pada
kelompok-kelompok eksperimen dan memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Kelompok eksperimen terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu kelompok cause-related
marketing dengan keterlibatan produk tinggi, cause-related marketing dengan
keterlibatan produk rendah dan kelompok kontrol. Tiap kelompok terdiri dari 60
responden, dengan total seluruh responden berjumlah 180 orang. Profil konsumen
yang didapat dari pengumpulan data ini adalah jenis kelamin, usia, status dan
pendapatan.
Berdasarkan analisis deskriptif pada responden, responden dengan jenis
kelamin pria adalah sebesar 62 persen, sedangkan responden dengan jenis kelamin
wanita berjumlah 38 persen. Rata-rata usia responden adalah 20 hingga 25 tahun,
dengan persentase sebesar 75 persen. Hal ini wajar dikarenakan populasi
mahasiswa umumnya adalah berusia antara 20-25 tahun. Status responden sebagian
besar adalah belum menikah, yaitu sebanyak 86 persen. Distribusi pendapatan
responden merata dari pendapatan kurang dari Rp. 500.000 ribu per bulan hingga
diatas Rp 3.000.000 per bulan, dengan jumlah responden terbanyak adalah
pendapatan di bawah Rp. 500.000 per bulan (30%). Seluruh tabel dapat dilihat pada
lampiran 5.
60
Uji asumsi klasik dilakukan agar model yang diperoleh memenuhi asumsiasumsi yang mendasari regresi, yaitu tidak terjadi multikolinearitas, tidak terjadi
heterokedastisitas dan tidak terjadi autokorelasi. Uji autokorelasi tidak dilakukan
karena data yang dipakai bukan merupakan data time series.
Collinearity Statistics
Tolerance
VIF
0.518
1.929
0.592
1.689
0.522
1.916
0.593
1.685
Berdasarkan hasil tabel di atas dapat diketahui bahwa seluruh nilai VIF variabel
berada di bawah nilai 5, sehingga dapat dinyatakan variabel antar variabel
independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas.
4.2.2. Uji Heterokedastisitas
61
(Constant)
LNX1
LNX2
LNX3
LNX4
t
1.74
0.02
-0.05
1.69
-0.37
Sig.
0.08
0.98
0.06
0.09
0.7
Dari hasil tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat gejala heterokedastisitas.
Seluruh nilai t hitung berada pada t tabel < t hitung < t tabel, yaitu nilai t hitung
berada di antara 1,980 hingga 1,980. Dengan ini dapat dipastikan bahwa tidak
ditemukannya masalah heterokedastisitas pada model regresi.
uji normalitas, data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar
dari 0,05 (Santoso, 2001). Hasil dari Tabel 4.3 menunjukkan seluruh nilai
signifikansi berada di atas 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data dari seluruh
variabel berdistribusi normal.
Tabel 4.3
Uji Normalitas
Kolmogorov-Smirnov
df
Sig.
Loyalitas
180
0.09
kesesuaian
180
0.15
Durasi
180
0.16
Investasi
180
0.15
manajemen
180
0.13
p > 0,05
Sumber: Lampiran 8
Shapiro-Wilk
df
Sig.
180
0.96
180
0.93
180
0.94
180
0.95
180
0.94
63
Levene
Statistic
1,816
Loyalitas
Levene
Statistic
2,803
df1
3
df2
177
Sig.
,270
df2
177
Sig.
,420
df2
177
Sig.
,747
df1
Keterlibatan konsumen
Levene
Statistic
df1
,609
3
p > 0,05
Sumber: Lampiran 8
Dari hasil pengujian dapat diketahui bahwa seluruh nilai di atas 0,05 dan
signifikan, maka dapat disimpulkan bahwa kelompok data cause-related marketing
memiliki variansi yang sama.
4.3. Pengujian Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini berjumlah enam hipotesis. Pengujian
hipotesis pertama menggunakan uji independent sample t test dan satu jalur (one
way) ANOVA untuk mengetahui perbedaan loyalitas merek antara cause-related
marketing strategis dengan cause-related marketing taktis. Pengujian hipotesis
kedua hingga kelima dilakukan dengan analisis regresi berganda melalui uji F
untuk uji serempak dan uj t untuk uji secara parsial, yang berfungsi mengetahui
persentase sumbangan pengaruh variabel kesesuaian, durasi, jumlah investasi dan
keterlibatan manajemen terhadap variabel loyalitas merek. Pengujian hipotesis
keenam menggunakan uji independent sample t test untuk mengetahui keterlibatan
konsumen sebagai faktor pemoderator pada cause-related marketing terhadap
64
Tabel 4.5
Loyalitas Merek Cause-Related Marketing Strategis dan Taktis
Loyalitas
Skenario
CRM strategis
N
60
65
Mean
3.13
SD
0.46
t
2.58
p ( 2 tailed)
0.011
Merek
Loyalitas
Merek
Loyalitas
Merek
CRM taktis
CRM strategis
keterlibatan tinggi
CRM taktis
keterlibatan tinggi
CRM strategis
keterlibatan rendah
CRM taktis
keterlibatan rendah
60
2.91
0.47
30
3.34
0.37
30
3.05
0.49
30
2.87
0.42
30
2.75
0.41
2.60
0.012
2.15
0.025
t tabel 60 = 2.000
t tabel 30 = 2.042
Sumber: Lampiran 9
Hasil pengujian menunjukkan adanya perbedaan loyalitas merek antara causerelated marketing strategis dengan cause-related marketing taktis pada keterlibatan
produk tinggi, yakni cause-related marketing strategis (3,34) meningkatkan
loyalitas yang lebih tinggi daripada cause-related marketing taktis (3,05).
Pengujian untuk keterlibatan produk rendah juga menunjukkan adanya perbedaan
loyalitas merek antara cause-related marketing strategis dengan cause-related
marketing taktis, sehingga nilai keterlibatan cause-related marketing strategis
produk rendah meningkatkan loyalitas yang lebih tinggi daripada cause-related
marketing taktis keterlibatan rendah.
Pengujian satu jalur (one way) ANOVA dilakukan untuk melihat lebih
dalam perbedaan antara loyalitas merek konsumen pada cause-related marketing
strategis dan cause-related marketing taktis, dengan mencantumkan grup kontrol
sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
Tabel 4.6
Loyalitas Merek Cause-Related Marketing Strategis, Taktis
dan Kelompok Kontrol
66
Descriptives
loyalitas
Strategis
Taktis
Control
Total
N
60
60
60
180
Mean
3.13
2.91
2.68
2.91
Std. Deviation
0.462
0.475
0.735
0.597
Std. Error
0.059
0.061
0.094
0.044
ANOVA
loyalitas
Sum of
Squares
Between Groups
6.035
Within Groups
57.887
Total
63.921
F tabel = 3,000 p < 0,05
Sumber: Lampiran 10
df
2
177
179
Mean
Square
3.017
0.327
Sig.
9.226
.000
Hasil pengujian berdasarkan Tabel 4.6 menunjukkan nilai F hitung (9,226) lebih
tinggi dari F tabel (3,000) yang secara signifikan cause-related marketing strategis
berbeda dengan cause-related marketing taktis dan kelompok kontrol. Nilai ratarata (mean) cause-related marketing strategis lebih besar dibandingkan dengan
cause-related marketing taktis dan kelompok kontrol, sehingga menimbulkan
loyalitas merek yang paling tinggi.
Berdasarkan data dari Tabel 4.7, hasil pengujian loyalitas merek pada
cause-related marketing strategis, taktis dan kontol pada produk keterlibatan tinggi
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan diantara ketiga kelompok tersebut,
dengan nilai F hitung (6,67) kebih besar daripada F tabel (3,10). Cause-related
marketing strategis memiliki nilai rata-rata yang paling tinggi dibanding lainnya,
sehingga cause-related marketing strategis meningkatkan loyalitas yang lebih besar
67
N
30
30
30
90
Mean
3.34
3.05
2.8
3.07
Std. Deviation
0.374
0.497
0.743
0.594
Std. Error
0.068
0.09
0.135
0.062
ANOVA
loyaltas
Between Groups
Within Groups
Total
F tabel = 3,10
p < 0,05
Sum of
Squares
4.182
27.245
31.427
df
2
87
89
Mean
Square
2.091
0.313
Sig.
6.677
.002
Sumber: Lampiran 10
Pengujian loyalitas merek pada cause-related marketing strategis, taktis dan kontol
pada produk dengan keterlibatan produk rendah menunjukkan nilai rata-rata causerelated marketing strategis adalah paling tinggi dibanding lainnya, sehingga
memiliki perbedaan yang signifikan dengan cause-related marketing taktis dan
kontrol. Hal ini didapat karena F hitung (3,840) lebih tinggi daripada F tabel (3,10),
sehingga cause-related marketing strategis meningkatkan loyalitas yang lebih besar
dibandingkan dengan cause-related marketing taktis dan kontrol pada produk
68
dengan keterlibatan yang rendah. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 4.8
berikut:
Tabel 4.8
Loyalitas Merek Strategis, Taktis dan Kelompok Kontrol
Keterlibatan Produk Rendah
Descriptives
loyaltas
strategis low
taktis low
kontrol low
Total
N
30
30
30
90
Mean
2.87
2.75
2.60
2.74
Std. Deviation
0.421
0.412
0.735
0.549
Std. Error
0.077
0.075
0.134
0.057
ANOVA
loyaltas
Sum of
Squares
Between
1,090
Groups
Within Groups
25.784
Total
26.874
F tabel = 3,10
p < 0,05
Sumber: Lampiran 10
df
Mean
Square
Sig.
0.545
3.840
.165
87
89
0.296
69
70
Tabel 4.9
Hasil Regresi Linear Berganda
Model Summary(b)
R
Adjusted R
Std. Error
Square
Square
1
.435(a)
.189
.170
.63602
a Predictors: (Constant), mnjmn, invstasi, durasi, sesuai
b Dependent Variable: loyaltas
Model
ANOVA(b)
Sum of
Mean
df
F
Squares
Square
1
Regression
16.499
4
4.125
10.197
Residual
70.792
175
0.405
Total
87.291
179
a Predictors: (Constant), manajemen, investasi, durasi, sesuai
b Dependent Variable: loyalitas
F tabel = 2.370
Model
Sig.
.000(a)
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Std.
B
Error
1.152
.224
-.052
.071
.039
.067
.173
.075
.238
.071
Standardized
Coefficients
Sig.
5.137
-.729
.580
2.302
3.335
.000
.467
.562
.023
.001
Beta
(Constant)
kesesuaian
durasi
investasi
manajemen
t tabel = 1,960
p < 0,05
Sumber: Lampiran 10
-.069
.051
.217
.295
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah kesesuaian, durasi, jumlah investasi dan
keterlibatan manajemen dapat menjelaskan secara bersama-sama signifikan
berpengaruh pada loyalitas merek. Nilai F hitung berdasarkan tabel 4.9
menujukkan nilai 10,197 yang lebih besar dari F tabel (2,370). Hasil ini
71
72
73
74
Ha =
Keterlibatan
konsumen
sebagai
faktor
pemoderasi
meningkatkan
pengaruh
cause-related
marketing
pada
loyalitas
merek.
75
Tabel 4.10
Loyalitas Merek pada Keterlibatan Konsumen
Loyalitas Merek
Loyalitas Merek
Loyalitas Merek
Skenario
Mean
SD
Keterlibatan tinggi
Keterlibatan rendah
Keterlibatan tinggi strategis
Keterlibatan rendah strategis
Keterlibatan tinggi taktis
Keterlibatan rendah taktis
60
60
30
30
30
30
3,19
2,81
3,34
2,87
3,05
2,75
0,46
0,42
0,37
0,42
0,49
0,41
4,77
p
(2 tailed)
0,00
4,59
0.00
2,52
0,01
t tabel 60 = 2,000
p < 0,05
t tabel 30 = 2,042
Sumber: Lampiran 9
Hasil perhitungan juga menunjukkan adanya perbedaan nilai loyalitas
merek pada keterlibatan produk tinggi dengan keterlibatan produk rendah, baik
pada cause-related marketing strategis dan cause-related marketing taktis akibat
adanya keterlibatan konsumen sebagai faktor pemoderasi. Loyalitas merek causerelated marketing strategis (3,34) dan taktis (3,05) dengan keterlibatan produk
tinggi memiliki nilai yang lebih tinggi daripada cause-related marketing strategis
(2,87) dan taktis (2,75). Kedua tipe tersebut memiliki nilai yang signifikan, akibat
dari nilai t hitung > t tabel, p hitung < 0,05, sehingga adanya keterlibatan
konsumen dapat meningkatkan pengaruh cause-related marketing produk tinggi
dan rendah pada loyalitas merek. Sebagai konsekuensinya, maka Ha diterima.
Keterlibatan konsumen sebagai faktor pemoderasi terbukti signifikan dalam
meningkatkan pengaruh cause-related marketing pada loyalitas merek.
76
4.4. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari cause-related
marketing pada loyalitas merek konsumen. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat
persepsi dari responden bahwa cause-related marketing dapat meningkatkan
loyalitas merek. Responden menilai bahwa kegiatan pemasaran yang diasosiasikan
dengan kegiatan sosial dapat meningkatkan niat beli konsumen terhadap produk,
yang pada akhirnya menciptakan loyalitas konsumen terhadap merek produk.
Lebih jauh lagi, nilai cause-related marketing strategis yang lebih tinggi daripada
cause-related marketing taktis membuktikan bahwa upaya untuk meningkatkan
loyalitas merek konsumen yang tinggi adalah lebih baik menggunakan causerelated marketing strategis. Responden memberikan tanggapan bahwa program
cause-related marketing akan lebih efektif apabila memiliki nilai kesesuaian antara
bisnis perusahaan dengan tema sosial yang tinggi, durasi pelaksanaan program
yang panjang, jumlah investasi dalam program besar, serta keterlibatan manajemen
yang menyeluruh dalam program tersebut. Hasil ini sesuai dengan penelitan Brink
et al (2006) bahwa terlihat jelas perbedaan antara cause-related marketing strategis
dan taktis dengan penciptaan loyalitas merek tertinggi melalui program causerelated marketing strategis.
Brink et al (2006) menyatakan bahwa cause-related marketing taktis dapat
meningkatkan loyalitas merek namun tidak sebesar cause-related marketing
strategis. Kampanye perusahaan yang tidak lama dalam melakukan cause-related
marketing taktis tidak menghalangi konsumen untuk tetap melakukan pembelian
produk guna kegiatan sosial. Ellen et al (2000) mengungkapkan adanya
kepercayaan dan komitmen dari konsumen untuk mendukung program cause77
related marketing, meskipun kampanye program tidak lama. Hal ini disebabkan
persepsi dari konsumen bahwa cause-related marketing adalah program yang
mulia, baik dan terencana untuk membantu cause dan organisasi non profit. Seperti
yang diungkapkan oleh Brink et al (2006), komitmen perusahaan adalah memegang
peranan yang penting dalam cause-related marketing. Semakin tinggi komitmen
perusahaan dalam melaksanakan program cause-related marketing, maka akan
semakin besar hubungan kedekatan perusahaan dengan konsumen, yang akan
membentuk persepsi dan kepuasan konsumen terhadap produk perusahaan, dan
pada akhirnya dapat membentuk loyalitas merek.
Berdasarkan hasil regresi, bahwa secara bersama-sama dimensi causerelated marketing yaitu kesesuaian, durasi, jumlah investasi dan keterlibatan
manajamen dapat menerangkan loyalitas merek sebesar 17% (R= 0,17). Pada
pengujian faktor secara satu-persatu dimensi cause-related marketing, hanya dua
faktor dari seluruh faktor yang secara signifikan berpengaruh pada loyalitas merek,
yaitu jumlah investasi dan keterlibatan manajemen, sedangkan kesesuaian dan
durasi tidak berpengaruh pada loyalitas merek. Nilai loyalitas merek akibat
pengaruh cause-related marketing yang rendah (17%) disebabkan loyalitas merek
banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya yang tidak diajukan oleh peneliti,
seperti kepuasan konsumen, kualitas, nama merek dan stimulus pemasaran.
Dharmmesta (1999) mencontohkan bahwa loyalitas merek disebabkan oleh
peningkatan kepuasan konsumen terhadap merek produk, persepsi yang baik
terhadap produk, serta kualitas produk.
Kesesuaian antara kompetensi perusahaan dengan tipe program sosial
dalam cause-related marketing tidak berpengaruh pada loyalitas merek. Responden
78
Responden menyatakan bahwa penentuan durasi dalam suatu program causerelated marketing adalah tidak terlalu penting bagi perusahaan yang bergerak
dalam bidang bisnis dengan organisasi non profit. Responden menganggap durasi
tidak menjamin dapat membentuk loyalitas merek tanpa adanya komitmen
pelaksanaan program yang baik oleh perusahaan. Menurut Miller (2002), durasi
yang panjang tanpa komitmen perusahaan dalam cause-related marketing akan
membentuk opini yang kurang baik bagi konsumen, sehingga tidak dapat
meningkatkan hubungan di antara keduanya. Drumwright (1996) mengungkapkan
bahwa beberapa perusahaan bisnis tidak tertarik terhadap hubungan-hubungan
yang terlalu panjang dengan konsumen dan organsiasi non profit dalam program
cause-related marketing. Perusahaan lebih tertarik keterlibatan dengan organsiasi
non profit melalui adanya pembatasan waktu. Perusahaan memandang hubunganhubungan dalam jangka waktu yang lebih pendek dipercayai dapat memperoleh
sasaran hasil yang lebih baik, biaya-biaya yang lebih rendah serta memperoleh
lebih banyak manfaat-manfaat.
Jumlah sumberdaya yang diinvestasikan dalam cause-related marketing
berpengaruh pada loyalitas merek. Responden menyatakan bahwa investasi besar
yang ditanamkan perusahaan dalam program cause-related marketing, seperti
sumberdaya manusia, iklan, dan dana yang digunakan dalam program dapat
mendukung loyalitas konsumen terhadap produk. Hasil penelitian tersebut dapat
memberikan informasi bagaimana suatu investasi perlu dirancang dengan baik agar
program cause-related marketing dapat sukses. Sebagai contoh, apabila iklan
sebagai media cause-related marketing dikerjakan dengan benar oleh perusahaan,
maka akan menimbulkan simpati dibenak konsumen, yang pada akhirnya akan
80
merek tersebut, dan loyal pada produk. Selain itu, keterlibatan konsumen pada
cause-related marketing strategis dapat meningkatkan loyalitas merek melalui
stimulus yang dibentuk oleh perusahaan kepada konsumen berdasar pada
penciptaan keyakinan, kepercayaan dan kesan bahwa cause-related marketing
adalah program kegiatan sosial yang baik dan konsumen patut mendukung
pelaksanaannya dengan membeli produk. Menurut Brink et al (2006), meskipun
kampanye cause-related marketing taktis tidak lama, hal tersebut tidak
menghalangi kenyataan bahwa keterlibatan konsumen dapat meningkatkan
pengaruh cause-related marketing taktis pada loyalitas merek. Kondisi ini
disebabkan persepsi dari konsumen bahwa cause-related marketing adalah program
sosial untuk membantu cause dan organisasi non profit, sehingga konsumen secara
langsung melalui keyakinan dan kepercayaannya merasa terlibat untuk dapat
menyukseskan program cause-related marketing.
84
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Cause-related marketing strategis meningkatkan loyalitas merek yang lebih
tinggi daripada cause-related marketing taktis. Artinya bahwa pemasar untuk
mendapatkan loyalitas merek yang paling tinggi pada produknya adalah melalui
cause-related marketing strategis.
2. Hasil regresi berganda menunjukkan bahwa secara bersama-sama kesesuaian,
durasi, jumlah investasi dan keterlibatan manajemen dalam cause-related
marketing dapat menerangkan loyalitas merek sebesar 17% secara signifikan.
Artinya bahwa kesesuaian, durasi, jumlah investasi dan keterlibatan manajemen
hanya dapat menjelaskan loyalitas merek sebesar 17%, sedangkan sisanya
dijelaskan faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
3. Hasil regresi berganda dengan uji per individu menunjukkan hanya jumlah
investasi dan keterlibatan manajemen yang berpengaruh pada loyalitas merek,
sehingga jumlah investasi dan keterlibatan manajemen dalam cause-related
marketing merupakan faktor-faktor yang menentukan bagi pemasar dalam
meningkatkan loyalitas merek.
4. Keterlibatan konsumen sebagai faktor pemoderasi dapat meningkatkan
pengaruh cause-related marketing pada loyalitas merek. Artinya bahwa
pemasar untuk meningkatkan pengaruh cause-related marketing yang lebih
tinggi pada loyalitas merek dapat melibatkan konsumen.
5.2. Saran
85
marketing,
maka
pemasar
dapat
mempertimbangkan
untuk
87
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Miranty. 2006. CSR di Indonesia Dalam MIX III (10):17. Jakarta.
Amine, A. 1998, Consumers true brand loyalty: the central role of commitment,
Journal of Strategic Marketing, Vol. 6 No. 4, pp. 305-19.
Anonim. 2007. Walls Berbagi 1000 Kebaikan Bersama Viennetta Kurma:
Kepedulian Terhadap Pendidikan Anak Bangsa. www.unilever.com. Diakses
dari internet tanggal 28 Februari 2008
2007. Cause Related Marketing sebagai Bagian dari CSR. Blog:
http://www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com. Diakses dari internet
tanggal 28 Februari 2008.
Assael, Henry. 1998. Consumer Behavior and Marketing Action. Sixth edition.
South-Western Collage Publishing. New York.
Barone, M.J., Miyazaki, A.D. dan Taylor, K.A. 2000. The influence of causerelated marketing on consumer choice: does one good turn deserve
another?, Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 28 No. 2, pp.
248-62.
Becker-Olsen, Karen L, B, Andrew Cudmore, dan Ronald Paul Hill. 2006. The
Impact of Perceived Corporate Social Responsibility on Consumer
Behavior. Journal of Business Research. Vol. 59 no 1. pp 46-53.
Belch, G.E. dan Michael A. Belch. 2004. Advertising and Promotion: An
Integrated Marketing Communication Perspective. 6th Ed. New York:
McGraw Hill
Brink, Douwe, Gaby Odekerken-Schroder dan Pieter Pauwels. 2006. The effect
of strategic and tactical cause-related marketing on consumersbrand
loyalty. Journal of Consumer Marketing. Vol 23. No. 1 pp 15-25.
Chandon, P, Wansink B, dan Laurent G. 2000. A Benefit Congruency Framework
of Sales Promotion Effectiveness. Journal of Academy of Marketing
Science. Vol 64 (October), pp 65-81.
Cooper, D.R. dan Schindler P.S. 2006. Business Research Methods, Ninth Edition,
Mc Graw-Hill.
Creyer, E.H. dan Ross, Jr. W.T. 1997. The influence of firm behavior on purchase
intention: do consumers really care about business ethics?, Journal of
Consumer Marketing, Vol. 14 No. 6, pp. 421-32.
88
90
91
LAMPIRAN 1
KUESIONER
PENGUJIAN
AWAL
92
Berikanlah tanda X pada kotak yang tersedia dan isilah titik di bawah ini :
Jenis Kelamin:
Pria
Wanita
Usia:
Pekerjaan
TIDAK
YA
TIDA
K
93
Jawaban Kuesioner
1. Produk sepatu
Aspek interest
Pertanyaan: Saya ingin untuk memilih sepatu saat akan membeli
Jawaban: ya = 18 orang, tidak = 2 orang
Persentase: 18/20 x 100% = 90%
Pertanyaan: Penting bagi saya untuk memilih sepatu saat akan membeli
Jawaban: ya = 17 orang, tidak = 3 orang
Persentase: 17/20 x 100% = 85%
Pertanyaan: Saya memilih sepatu dilihat dari keunggulannya
Jawaban: ya = 19 orang, tidak = 1 orang
Persentase: 19/20 x 100% = 95%
Rata-rata aspek interest = 90%
Aspek pleasure
Pertanyaan: Saya senang dalam menentukan dan memilih sepatu
Jawaban: ya = 19 orang, tidak = 1 orang
Persentase: 19/20 x 100% = 95%
Pertanyaan: Saya senang memiliki dan membanggakan atas pilihan sepatu
Jawaban: ya = 15 orang, tidak = 5 orang
Persentase: 15/20 x 100% = 75%
Rata-rata aspek pleasure = 80%
Aspek sign
Pertanyaan: Ekspresi puas dapat memilih sepatu
Jawaban: ya = 15 orang, tidak = 5 orang
Persentase: 15/20 x 100% = 75%
Pertanyaan: Ekspresi puas dapat membeli sepatu
Jawaban: ya = 13 orang, tidak = 7 orang
Persentase: 13/20 x 100% = 65%
Rata-rata aspek sign = 70%
94
2. Produk sabun
Aspek interest
Pertanyaan: Saya ingin untuk memilih sabun saat akan membeli
Jawaban: ya = 10 orang, tidak = 10 orang
Persentase: 10/20 x 100% = 50%
Pertanyaan: Penting bagi saya untuk memilih sabun saat akan membeli
Jawaban: ya = 14 orang, tidak = 6 orang
Persentase: 14/20 x 100% = 70%
Pertanyaan: Saya memilih sabun dilihat dari keunggulannya
Jawaban: ya = 12 orang, tidak = 8 orang
Persentase: 12/20 x 100% = 60%
Rata-rata aspek interest = 60%
Aspek pleasure
Pertanyaan: Saya senang dalam menentukan dan memilih sabun
Jawaban: ya = 12 orang, tidak = 8 orang
Persentase: 12/20 x 100% = 60%
Pertanyaan: Saya senang memiliki dan membanggakan atas pilihan sabun
Jawaban: ya = 4 orang, tidak = 16 orang
Persentase: 4/20 x 100% = 20%
95
Aspek sign
Pertanyaan: Ekspresi puas dapat memilih sabun
Jawaban: ya = 10 orang, tidak = 10 orang
Persentase: 10/20 x 100% = 50%
Pertanyaan: Ekspresi puas dapat membeli sabun
Jawaban: ya = 10 orang, tidak = 10 orang
Persentase: 10/20 x 100% = 50%
Rata-rata aspek sign = 50%
96
LAMPIRAN 2
DATA
KUESIONER
MANIPULASI TES
97
1
3
4
5
6
7
8
9
10
13
14
15
18
19
21
1
4
2
3
3
1
3
2
2
2
3
2
3
2
2
2
2
2
2
3
2
1
3
2
2
2
4
2
3
2
2
2
3
2
3
3
2
1
3
2
1
2
3
2
3
3
2
3
4
2
3
3
2
1
3
4
1
2
3
2
3
3
1
2
Loyalitas
5
3
2
3
2
1
4
2
1
2
3
2
3
2
1
2
6
2
3
3
2
1
3
3
1
2
3
2
3
4
2
3
2
1
3
4
5
3
4
3
4
4
3
3
4
3
2
4
7
1
2
3
1
1
3
2
1
2
3
3
1
2
1
2
Jumlah Investasi
1
2
4
2
2
4
4
4
3
4
3
3
4
3
4
2
4
2
4
4
2
3
2
2
2
2
4
4
4
4
2
4
8
2
3
2
2
1
3
2
1
2
3
2
2
4
2
2
98
3
4
3
4
2
3
2
3
4
4
3
2
2
4
4
3
9 10 11
1
2 2 2 1 4
2 2 3 3 4
3 3 3 4 4
2 2 1 5 3
1 1 1 6 1
3 3 3 7 5
2 2 2 8 4
1 1 2 9 2
2 2 2 10 2
3 3 3 13 3
2 2 2 14 4
2 2 1 15 4
3 2 3 18 4
2 2 1 19 2
2 2 2 21 2
Manajemen
1
2
4
4
2
4
4
4
5
4
3
3
3
4
2
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
2
5
5
4
4
involvement
2
3
3
2
2
2
4
3
2
2
1
1
4
4
4
4
2
2
2
2
3
3
2
2
4
2
3
2
2
2
3
3
3
4
3
4
3
3
2
2
2
4
3
4
4
2
4
2
3
3
2
4
4
4
5
2
4
4
2
3
4
4
3
4
Manajemen
1
2
4
4
2
2
4
4
3
4
3
4
5
5
3
3
4
4
4
4
4
2
4
3
4
4
4
4
3
3
4
3
Loyalitas
subye
k
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
1
4
3
4
4
2
1
3
3
3
2
3
2
3
3
2
2
3
3
3
5
2
1
2
2
3
2
3
2
3
2
2
3
3
2
3
2
2
1
3
2
3
2
2
2
3
2
2
4
4
2
3
3
2
1
3
2
3
2
3
2
3
2
2
5
4
3
3
1
2
1
2
2
3
2
3
1
3
2
2
3
4
3
4
3
4
5
3
4
5
2
3
2
4
3
3
involvement
6
4
3
3
2
2
1
3
2
3
2
2
2
4
2
2
7
2
3
3
2
2
1
3
2
1
2
3
2
2
2
2
8
4
2
3
3
2
1
3
2
1
2
3
2
2
2
2
99
9 10 11 subyek 1
3 3 2
1 4
3 3 3
2 3
3 3 5
3 4
3 2 3
4 3
2 2 2
5 2
1 1 1
6 1
3 2 4
7 3
2 2 2
8 2
1 1 1
9 2
2 2 2
10 2
3 3 3
11 2
2 2 2
12 2
2 2 3
13 4
2 2 2
14 2
2 2 2
15 1
2
4
4
4
3
2
1
3
2
3
2
3
2
3
2
2
3
3
3
4
3
2
1
3
2
1
2
3
2
3
2
2
3
2
3
2
3
2
2
2
2
2
4
2
2
3
2
3
3
3
Durasi
1
1
2
3
2
2
2
2
2
2
1
2
2
3
2
4
2
1
2
1
4
3
2
2
2
2
2
2
1
4
2
4
2
4
2
1
Jumlah Investasi
1
2
2
2
4
3
3
2
4
3
2
2
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2
3
3
4
4
3
3
2
2
2
2
3
2
4
2
3
2
4
2
2
2
2
2
2
4
4
3
2
2
Manajemen
1
2
2
2
3
3
4
4
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
3
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
2
4
4
2
2
Loyalitas
subye
k
1
3
6
7
8
9
10
11
12
14
15
17
18
19
20
1
3
3
3
4
2
1
2
2
2
2
3
4
2
2
3
2
2
2
3
4
4
1
2
2
2
2
3
4
2
2
3
3
2
4
3
4
4
2
2
2
2
2
3
4
3
2
3
4
2
4
3
4
4
2
2
2
2
2
3
4
3
2
3
5
2
3
3
3
4
2
2
2
2
2
3
4
2
2
3
3
2
3
4
2
2
2
2
2
2
3
4
4
4
4
2
2
2
involvement
6
2
3
2
3
4
2
2
2
2
2
2
4
4
2
3
7
2
3
3
3
2
2
2
2
2
2
2
4
2
2
2
8
2
2
3
3
2
2
2
2
2
2
2
4
4
2
2
100
9 10 11 subyek 1
2 2 2
1 4
3 3 2
3 4
3 2 2
6 1
3 4 4
7 4
4 4 2
8 2
2 2 2
9 4
2 2 2
10 2
2 2 2
11 2
2 2 2
12 2
2 2 2
14 4
2 2 1
15 4
4 4 4
17 4
3 2 3
18 4
2 2 1
19 2
3 2 2
20 2
2
3
3
1
3
2
2
2
2
2
2
4
4
2
2
3
3
3
3
1
2
4
2
2
2
2
2
2
4
3
2
3
21 3 2 3 3
22 2 3 3 2
3 2 2 2 2
3 3 3 3 3
3
2
3
4
3
4
4
1
4
3
3
4
3
2
Durasi
1
2
3
3
3
5
4
1
2
3
2
3
3
2
2
2
3
3
3
5
4
1
2
4
2
4
3
2
2
2
2
2
Jumlah Investasi
1
2
2
2
3
2
2
3
3
3
5
5
3
3
1
1
2
2
3
3
4
4
4
4
3
3
2
3
21 2
22 3
3
2
3
3
3
5
4
1
2
2
4
4
3
2
Manajemen
1
2
3
2
3
3
3
3
3
3
5
5
4
3
1
1
4
4
3
3
4
4
4
4
3
3
3
3
Loyalitas
subye
k
1
2
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
1
4
3
3
2
1
3
2
2
3
2
4
1
2
2
2
2
3
2
1
4
2
2
3
2
2
1
2
3
2
3
3
2
1
3
2
2
4
2
2
1
2
4
2
3
4
2
1
4
2
2
3
2
2
1
2
5
2
3
3
2
1
3
2
2
3
2
2
1
1
2
3
2
3
3
1
2
3
3
5
4
1
4
2
2
4
3
3
involvement
6
2
3
3
2
1
2
2
2
3
2
2
1
2
7
2
4
3
2
1
3
2
2
3
2
2
1
2
8
2
3
3
2
1
4
2
2
3
2
3
1
2
101
9 10 11 subyek 1
1 4 2
1 3
3 3 3
2 3
3 3 3
4 2
2 2 2
5 2
1 1 1
6 1
3 3 4
7 3
2 2 2
8 2
2 2 2
10 2
3 4 3
11 3
2 1 1
12 2
3 3 2
13 3
1 1 1
14 3
1 1 2
15 2
2
2
4
4
2
1
3
2
2
3
2
3
3
2
3
2
3
2
2
1
4
2
2
4
2
3
3
2
LAMPIRAN 3
HASIL UJI
MANIPULASI TES
102
T-Test
Group Statistics
sesuai
tipe
strategis
taktis
N
30
30
Mean
3,3667
2,8778
Std. Deviation
,82745
,80460
sesuai
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
,351
Sig.
,556
Sig.
(2tailed)
df
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
2,320
58
,024
,4889
,21072
,06709
,91069
2,320
57,955
,024
,4889
,21072
,06708
,91069
Group Statistics
durasi
tipe
strategis
taktis
N
30
30
Mean
3,4000
2,4833
Std. Deviation
,80301
,97806
Durasi
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
1,241
Sig.
,270
df
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
3,968
58
,000
,9167
,23104
,45418
1,37915
3,968
55,882
,000
,9167
,23104
,45381
1,37952
103
Group Statistics
tipe
strategis
taktis
invest
N
30
30
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
,865
Sig.
,356
df
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
2,966
58
,004
,6111
,20605
,19866
1,02356
2,966
56,258
,004
,6111
,20605
,19839
1,02384
Group Statistics
mnjmn
tipe
strategis
taktis
N
30
30
mnjmn
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
df
Sig.
2,088
,154
2,772
58
,007
,5778
,20846
,16049
,99506
2,772
53,942
,008
,5778
,20846
,15982
,99573
Group Statistics
Knsmn
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
tipe
strategis
taktis
N
30
30
Mean
3,1000
2,6222
Std. Deviation
,80301
,79622
104
Std. Error
Mean
,14661
,14537
Knsmn
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
,017
Sig.
,896
Sig.
(2tailed)
df
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
2,314
58
,024
,4778
,20646
,06450
,89106
2,314
57,996
,024
,4778
,20646
,06450
,89106
105
LAMPIRAN 4
UJI VALIDITAS
DAN
RELIABILITAS
106
Approx. ChiSquare
df
Sig.
,907
3727,353
300
,000
1
,116
,079
2
,228
,305
3
,822
,759
4
,127
,013
5
,213
,279
SES3
,074
,403
DUR1
,032
,688
,772
,113
,218
,149
,027
DUR2
,379
,178
,684
-,011
,117
,378
INV1
,164
,780
,314
,149
-,011
INV2
,107
,663
,428
,114
,133
INV3
,252
,755
,290
,016
,099
MAN1
,173
,259
,196
,099
,729
MAN2
,161
,128
,376
,133
,771
MAN3
,213
,275
,184
,161
,713
COG1
,625
,098
,231
,244
,179
COG2
,808
,192
,021
,235
,034
AFF1
,838
,154
,116
,074
,072
AFF2
,866
,186
,140
,038
,008
AFF3
,860
,082
,212
,093
,054
AFF4
,861
,068
,120
,078
,123
AFF5
,834
,149
-,008
,109
,055
CON1
,841
,090
,118
,159
,172
CON2
CON3
,840
,780
,001
,106
,047
-,165
,236
,324
,106
,173
CON4
,741
,065
-,140
,260
,226
INVO1
,191
,150
,083
,792
,230
INVO2
,426
,069
,121
,787
,140
INVO3
107
Uji Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_ R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
S C A L E
(A L P
H A)
Item-total Statistics
Scale
Scale
Corrected
Mean
Variance
ItemAlpha
if Item
if Item
Total
if Item
Deleted
Deleted
Correlation
Deleted
SES1
7,0333
3,5296
,7952
,8355
SES2
6,8611
3,8521
,7365
,8855
SES3
6,8833
3,4668
,8267
,8072
Reliability Coefficients
N of Cases =
180,0
Alpha =
,8905
N of Items =
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
S C A L E
(A L P
H A)
Item-total Statistics
Scale
Scale
Corrected
Mean
Variance
ItemAlpha
if Item
if Item
Total
if Item
Deleted
Deleted
Correlation
Deleted
DUR1
3,2611
1,1549
,6401
.
DUR2
3,3056
,9285
,6401
.
Reliability Coefficients
N of Cases =
180,0
Alpha =
,7777
N of Items =
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
S C A L E
(A L P
H A)
Item-total Statistics
Scale
Scale
Corrected
Mean
Variance
ItemAlpha
if Item
if Item
Total
if Item
Deleted
Deleted
Correlation
Deleted
INV1
6,4278
3,1847
,7557
,8088
INV2
6,3611
3,3046
,7512
,8128
INV3
6,4667
3,3229
,7398
,8231
Reliability Coefficients
N of Cases =
180,0
Alpha =
,8686
N of Items =
108
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
S C A L E
(A L P H
A)
Item-total Statistics
Scale
Scale
Corrected
Mean
Variance
ItemAlpha
if Item
if Item
Total
if Item
Deleted
Deleted
Correlation
Deleted
MAN1
6,7889
3,3854
,6407
,8069
MAN2
6,7833
2,9863
,7462
,7001
MAN3
6,9500
3,3885
,6749
,7741
Reliability Coefficients
N of Cases =
180,0
Alpha =
,8283
N of Items =
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
S C A L E
(A L P
H A)
Item-total Statistics
Scale
Scale
Corrected
Mean
Variance
ItemAlpha
if Item
if Item
Total
if Item
Deleted
Deleted
Correlation
Deleted
COG1
24,4278
50,2797
,6604
,9601
COG2
24,5944
48,5329
,8190
,9546
AFF1
24,6444
48,8561
,8167
,9547
AFF2
24,5944
48,4882
,8379
,9540
AFF3
24,6167
49,5450
,8421
,9541
AFF4
24,6722
49,0260
,8409
,9540
AFF5
24,7889
48,9049
,8037
,9552
CON1
24,6611
48,4599
,8545
,9534
CON2
24,7500
48,4120
,8434
,9538
CON3
24,8000
48,6302
,8096
,9550
CON4
24,8944
49,4916
,7543
,9568
Reliability Coefficients
N of Cases =
180,0
Alpha =
,9590
N of Items = 11
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
_
109
R E L I A B I L I T Y
H A)
Item-total Statistics
Scale
Mean
if Item
Deleted
INVO1
5,5556
INVO2
5,8611
INVO3
5,8056
A N A L Y S I S
Scale
Variance
if Item
Deleted
3,4327
3,4164
3,2190
Reliability Coefficients
N of Cases =
180,0
Alpha =
,8694
S C A L E
Corrected
ItemTotal
Correlation
,6813
,8210
,7588
N of Items =
110
(A L P
Alpha
if Item
Deleted
,8805
,7584
,8088
3
LAMPIRAN 5
TABULASI DATA
RESPONDEN
111
112
LAMPIRAN 6
KUESIONER
PENELITIAN
113
LAMPIRAN 7
DATA
KUESIONER
SAMPEL BESAR
114
strategic high
Kesesuaia
n
1
Dura
si
4
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
4
4
3
4
4
2
3
4
4
4
4
4
3
4
5
5
4
4
4
2
4
5
4
4
4
4
3
4
3
3
3
4
4
4
4
5
4
3
3
4
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
5
4
3
4
Jumlah
Investasi
4
2
3
3
3
4
3
3
2
4
5
5
5
3
4
5
4
4
4
4
4
3
4
4
2
2
2
2
2
2
4
3
4
3
4
5
4
5
3
4
5
3
4
4
4
2
3
3
3
4
4
4
4
4
3
4
3
3
4
Manajemen
2
4
3
2
2
2
4
4
3
4
5
4
5
3
3
3
5
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
4
5
4
5
4
4
4
4
5
3
3
3
2
3
4
3
3
2
2
2
2
2
4
4
3
4
5
4
5
3
3
4
3
5
4
4
4
4
3
4
4
3
5
4
4
4
4
2
4
3
3
5
3
3
3
4
115
2
4
3
5
5
5
4
4
3
4
4
5
5
5
4
4
3
4
4
4
4
4
3
5
4
3
4
4
5
5
4
4
3
4
4
5
5
5
4
3
3
4
4
4
4
4
3
5
3
3
4
4
5
4
4
3
3
3
3
5
3
5
5
3
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
2
3
4
3
4
5
4
4
5
3
5
4
5
5
4
5
3
4
4
Loyalita
s
Involvemen
t
1
3
3
2
2
3
4
2
3
3
5
4
3
2
3
2
3
3
4
4
4
4
3
3
4
2
2
3
2
2
3
4
3
3
3
4
4
3
2
3
4
2
2
4
4
4
2
4
2
4
3
2
3
2
2
3
2
2
3
3
4
4
3
2
4
4
2
2
3
3
3
2
4
2
3
4
2
3
2
2
3
2
3
3
3
5
4
3
2
3
4
2
3
4
4
4
3
3
3
3
5
2
3
2
2
3
4
2
3
3
4
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
4
3
3
6
2
3
2
2
3
2
3
3
3
4
3
3
2
3
4
2
2
4
4
4
2
3
3
3
7
2
3
2
2
3
4
2
3
3
4
3
3
2
3
4
2
2
3
3
3
2
4
2
3
8
2
3
2
2
3
2
3
3
3
4
3
3
2
3
4
2
2
4
4
4
3
4
3
4
9
3
3
2
2
3
4
2
3
3
4
3
3
2
3
2
2
2
4
4
4
3
4
3
4
1
0
4
3
2
2
3
4
3
3
3
4
3
3
2
3
4
2
2
4
4
4
3
4
2
4
1
1
3
3
2
2
3
1
2
3
3
4
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
3
4
2
4
1
3
4
3
2
3
4
3
3
3
3
4
3
2
3
4
3
3
4
4
4
4
4
2
5
2
4
3
3
2
3
4
2
3
3
3
3
3
2
3
3
2
2
4
4
4
2
4
2
4
3
3
4
3
2
3
4
3
3
3
4
3
3
2
3
3
3
2
4
4
4
3
4
2
4
3
3
4
4
3
3
2
3
4
3
3
2
3
4
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
3
3
2
3
5
3
3
2
3
5
1
3
2
3
4
3
4
2
4
4
2
3
2
3
4
3
3
2
3
3
4
4
3
4
4
3
3
3
4
4
2
5
3
4
4
1
3 3
3 3
116
strategic low
Kesesuaia
n
1
Dura
si
4
2
5
4
2
4
4
4
2
5
4
3
3
4
3
4
4
5
4
2
3
4
5
5
4
4
4
4
5
5
2
4
4
4
2
4
4
3
4
4
3
5
4
3
5
5
3
4
4
3
5
5
1
4
5
4
4
4
3
3
4
3
3
5
4
4
Jumlah
Investasi
3
4
4
4
4
4
4
2
3
4
4
5
4
5
5
5
5
4
4
4
4
5
5
1
4
5
4
4
4
4
2
4
4
4
5
5
4
5
5
4
4
2
2
4
5
3
3
3
2
4
4
4
3
3
3
5
3
4
5
Manajemen
2
3
3
3
2
4
4
2
4
3
2
4
2
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
5
5
4
4
2
2
4
3
4
3
1
2
4
4
4
3
5
4
4
2
3
2
5
5
3
3
2
2
3
3
3
3
5
2
1
4
4
4
4
3
5
2
5
4
5
5
3
3
4
2
3
3
2
3
5
4
2
4
3
2
4
4
5
4
5
4
117
1
4
4
3
4
4
3
3
2
4
2
3
4
4
4
4
3
4
4
3
3
4
3
3
5
5
3
3
4
2
3
3
2
3
5
4
2
4
3
4
5
4
5
3
4
4
3
5
4
4
5
3
5
3
2
4
3
3
4
4
5
3
4
4
4
3
3
3
5
5
4
4
5
4
5
3
2
5
3
3
4
4
5
1
4
3
3
3
3
3
5
5
4
3
4
4
5
3
2
5
3
3
3
4
5
4
4
2
3
2
1
2
Loyalita
s
1
2
4
4
3
3
3
3
5
5
3
2
3
3
3
3
3
3
2
2
2
2
3
2
3
2
2
4
3
2
2
2
3
2
3
3
2
2
3
3
2
1
1
1
2
3
2
3
2
2
2
2
3
5
3
2
2
2
1
2
3 2
3
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
1
1
1
2
3
2
3
3
1
2
2
3
2
3
2
2
2
1
1
Involvemen
t
4
3
2
2
3
2
2
2
3
3
3
1
1
2
1
3
2
3
2
1
2
2
3
4
2
2
2
4
1
1
5
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
1
2
2
1
3
2
3
3
1
3
2
3
3
3
2
1
4
2
2
6
3
4
2
2
2
2
3
3
3
3
1
2
2
1
3
2
3
2
1
2
2
3
1
3
2
1
2
2
2
7
2
2
2
1
2
2
4
3
3
2
1
1
2
1
3
2
3
2
1
2
2
2
3
2
2
2
1
1
1
2 3
3 2
9
2
2
2
2
2
1
1
3
3
2
1
2
2
1
3
2
3
2
2
2
2
2
4
3
2
1
2
1
2
1
0
2
2
2
2
2
2
2
3
3
2
1
1
1
1
3
4
3
1
2
2
2
2
2
3
2
2
1
1
1
1
1
2
1
2
2
2
2
2
3
3
2
1
1
1
1
3
4
3
1
2
2
2
3
2
2
2
1
1
1
1
1
3
2
1
4
4
2
2
3
5
3
3
4
3
5
3
4
3
1
4
2
2
3
2
4
3
1
1
3
4
2
4
2
1
1
3
2
2
3
5
3
3
2
2
5
3
4
3
2
2
2
2
3
3
3
2
1
1
2
2
3
3
2
1
2
2
3
3
3
3
2
3
2
2
5
3
4
3
2
1
2
2
3
5
2
2
2
1
2
2
3 3
8
2
2
2
2
2
2
3
3
3
2
1
2
2
1
3
2
3
2
1
2
2
3
2
3
2
1
4
2
1
118
Taktis high
Kesesuaia
n
1
Dura
si
4
2
3
2
2
4
3
2
3
4
2
2
5
3
4
3
2
2
2
2
2
4
4
4
4
3
3
2
2
4
4
2
4
4
4
4
5
4
4
2
4
3
3
3
4
3
4
3
3
3
2
3
2
2
2
4
2
5
4
4
2
4
4
4
3
4
2
2
2
4
4
4
3
3
5
3
3
3
4
5
4
4
4
Jumlah
Investasi
3
2
3
2
2
2
4
4
2
4
2
2
3
3
4
3
4
2
2
2
3
4
4
3
2
4
3
3
2
2
2
4
4
3
4
4
2
3
3
3
3
2
2
2
2
4
3
4
4
4
4
4
4
4
2
3
4
5
3
Manajemen
2
4
3
3
3
2
2
3
4
4
4
4
4
2
2
3
3
4
2
2
2
4
4
4
3
4
3
3
2
3
2
3
3
4
4
4
4
2
2
3
3
4
2
2
2
3
4
4
3
3
4
3
3
3
2
4
3
3
4
4
4
4
2
3
3
3
4
2
2
2
3
4
4
3
1
3
4
4
3
4
3
4
4
3
3
3
4
4
4
119
2
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
5
2
4
4
4
4
2
2
2
5
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
2
3
4
4
4
2
2
2
3
4
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
3
4
4
3
2
3
2
4
2
2
2
2
5
4
4
3
4
3
4
4
3
4
5
4
4
2
4
5
3
4
3
4
5
3
4
3
Loyalita
s
involvemen
t
1
3
3
3
2
2
2
2
2
3
4
3
3
2
3
3
2
2
4
4
4
3
5
3
3
2
2
3
3
2
2
2
3
3
3
4
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
3
5
3
4
3
2
3
3
2
2
2
2
2
3
4
3
3
2
3
4
2
3
3
3
3
2
4
3
4
4
2
3
3
2
2
2
3
3
3
4
3
3
2
3
4
2
2
3
3
3
2
4
3
4
5
2
3
3
2
2
2
2
2
3
4
3
3
2
3
3
2
2
3
3
3
2
4
2
4
6
2
3
3
2
2
2
2
3
3
4
3
3
2
3
4
2
2
3
3
3
3
4
2
4
7
2
3
3
2
2
2
3
2
3
4
3
3
2
3
4
2
2
3
3
3
3
4
2
4
8
2
3
3
2
2
2
3
3
3
4
3
3
2
3
4
2
2
4
3
3
2
4
2
4
9
2
3
3
2
2
2
3
2
3
4
3
3
2
3
4
2
2
4
3
3
3
4
2
4
1
0
2
3
3
2
2
2
3
3
3
4
3
3
2
3
3
2
2
4
3
3
3
4
2
3
1
1
2
3
3
2
2
2
2
2
3
4
3
3
2
3
4
2
2
4
2
3
3
4
2
3
1
2
4
4
2
2
2
2
2
3
4
3
2
2
4
4
3
2
4
4
4
5
2
2
4
2
2
3
3
2
2
2
2
3
3
4
3
2
2
3
4
3
2
4
4
4
5
3
2
3
3
2
4
4
2
2
2
2
3
3
4
3
2
2
3
3
3
2
4
4
4
5
3
2
3
4
4
3
3
2
3
4
3
4
1
3
5
3
3
1
3
3
4
4
2
3
3
3
4
1
3
3
3
3
1
3
3
3
4
2
4
3
3
4
1
4
3
2
4
1
3
3
3
4
1
3
3
2
3
2
5
4
4
4
3
4
4
3
4
2
5
4
2
4
2
3 3
3 3
120
Taktis Low
Kesesuaia
n
1
Dura
si
3
2
5
1
3
3
3
5
1
2
3
4
2
2
3
2
4
2
4
4
4
4
2
4
4
2
2
2
2
3
2
5
3
2
5
5
5
4
2
4
4
3
3
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
3
3
5
2
2
4
4
5
1
2
3
4
2
3
3
2
4
2
4
4
4
4
4
5
4
3
2
3
3
Jumlah
Investasi
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
2
3
2
3
2
4
4
4
2
4
5
5
3
3
4
4
4
4
2
3
4
3
3
3
4
4
3
3
3
4
2
3
3
3
2
4
4
2
2
4
5
2
3
3
3
3
4
4
Manajemen
3
2
3
3
2
3
3
4
1
4
3
2
2
4
3
2
4
1
4
4
4
4
3
3
4
3
2
4
4
2
3
2
3
3
2
3
3
4
3
4
3
4
2
4
3
2
4
1
2
4
4
3
3
3
4
3
2
4
4
3
3
2
3
2
3
3
3
4
1
4
3
4
3
3
3
2
4
1
2
4
4
3
4
3
4
4
2
4
4
121
1
3
3
3
4
4
3
3
3
5
4
4
5
3
3
3
2
4
3
4
4
4
5
2
4
4
3
4
3
3
2
3
3
3
3
4
4
4
5
5
4
4
5
2
2
3
2
4
3
4
1
4
5
1
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
5
3
3
3
4
2
3
3
2
4
3
4
2
4
5
4
4
3
3
3
3
4
Loyalita
s
1
3
2
2
3
3
2
2
3
3
3
2
3
2
3
3
2
4
4
1
4
2
3
3
3
2
2
2
1
2
2
2
3
2
2
2
2
2
3
3
4
1
1
2
3
3
2
3
2
2
4
2
3
1
3
2
2
2
2
3
3 2
3
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
1
1
3
2
3
4
3
2
2
4
2
3
1
2
2
1
2
2
4
involvemen
t
4
2
3
2
2
2
3
3
3
3
4
1
1
2
3
3
3
3
2
2
4
2
3
1
3
2
1
2
2
4
5
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
1
2
2
3
3
4
3
2
2
3
2
3
1
3
2
2
2
2
3
6
3
2
2
2
2
2
2
3
3
3
1
2
3
2
3
4
3
2
2
3
2
3
1
2
2
1
2
2
2
7
3
2
2
2
2
3
3
3
3
3
1
1
3
3
3
4
3
2
2
2
2
3
1
2
2
1
2
2
3
2 3
3 3
9
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
1
2
2
3
3
2
3
2
1
3
2
3
1
2
2
1
2
2
3
1
0
3
2
2
2
2
2
2
3
3
2
1
1
2
3
3
1
3
1
1
2
2
2
1
3
1
2
1
2
2
1
1
3
2
2
2
2
1
1
3
3
2
1
1
2
2
3
1
3
1
1
2
2
3
1
2
2
1
1
2
3
1
4
3
2
2
4
3
3
3
5
4
1
4
2
3
1
1
4
5
2
2
2
2
4
4
3
3
2
3
3
2
4
2
2
2
3
3
3
3
3
4
1
2
3
2
1
1
4
2
2
2
2
2
1
4
2
2
2
3
3
3
3
2
2
2
3
2
1
3
3
3
1
2
3
3
1
1
4
2
2
2
2
2
1
3
2
2
2
3
3
3 2
8
3
3
2
2
2
3
3
3
3
3
1
2
2
2
3
1
3
2
1
3
2
2
1
3
2
1
2
2
3
122
Kontrol high
Kesesuaia
n
1
Dura
si
4
4
5
5
4
5
3
4
5
4
5
4
4
3
4
2
3
3
4
3
4
2
4
3
5
3
2
1
1
4
4
5
5
3
5
3
3
4
4
4
3
4
4
4
2
2
2
3
4
4
2
4
3
4
4
2
1
1
3
4
4
5
5
5
5
3
3
5
4
4
3
4
4
5
2
4
4
4
3
4
2
4
3
5
3
2
1
1
Jumlah
Investasi
4
3
3
3
4
4
3
4
2
4
3
2
4
5
4
2
3
3
4
4
3
2
4
3
4
4
2
1
1
2
4
4
5
3
5
2
3
4
5
4
2
1
3
5
5
2
4
4
4
4
4
2
4
3
3
3
2
1
1
Manajemen
2
4
4
5
3
2
4
3
3
5
4
4
3
3
5
5
2
3
3
3
3
4
2
5
3
4
3
2
1
1
4
3
4
5
3
3
2
3
4
4
4
5
3
4
5
2
5
5
4
4
3
2
4
3
4
5
2
1
1
3
3
4
4
3
2
2
3
4
3
4
2
1
3
4
4
2
3
3
4
4
3
2
4
3
4
3
2
1
1
123
2
3
4
2
1
4
4
2
4
4
4
3
3
2
5
4
3
4
4
4
4
4
2
3
3
3
2
2
1
1
3
4
3
5
3
5
2
4
4
4
3
4
3
4
2
3
5
5
2
3
4
3
5
3
4
5
2
1
1
3
3
3
4
5
3
2
2
4
3
4
2
3
3
4
4
3
4
4
2
3
3
3
5
3
4
5
2
1
1
Loyalita
s
involvemen
t
1
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2
2
1
1
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
1
3
1
2
1
1
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2
2
3
3
2
3
3
3
2
2
3
1
3
3
2
1
1
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
3
2
3
3
2
2
3
3
2
2
3
1
2
2
2
1
1
5
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
1
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
1
3
3
2
1
1
6
2
3
3
3
3
3
2
3
3
3
1
2
3
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3
1
2
2
2
1
1
7
2
3
3
3
1
2
2
3
3
3
1
2
1
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
1
2
2
2
1
1
8
2
3
2
3
2
2
2
3
3
3
1
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
1
3
2
2
1
1
9
2
3
2
3
2
2
2
3
3
1
1
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
1
3
3
2
1
1
1
0
2
3
2
2
2
2
2
3
3
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
1
2
3
2
1
1
1
1
2
3
2
1
2
2
2
3
3
1
1
2
2
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
1
3
3
2
1
1
1
4
3
3
2
4
4
4
4
4
4
3
4
3
5
4
3
4
4
4
4
4
2
4
2
3
4
2
1
1
2
3
3
3
4
4
3
4
3
4
4
3
4
3
2
3
3
3
3
3
3
4
2
4
2
3
4
2
1
1
3
4
3
3
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
2
3
5
5
4
4
4
2
5
2
4
3
2
1
1
1 1
1 1
124
Kontrol Low
Kesesuaia
n
1
Dura
si
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
4
4
3
4
2
3
3
4
3
4
2
4
3
3
3
1
1
1
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
4
3
4
4
4
2
2
2
3
4
4
2
4
3
4
4
1
1
1
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
4
3
4
4
5
2
4
4
4
3
4
2
4
3
3
3
1
1
1
Jumlah
Investasi
3
3
3
3
4
4
3
4
2
4
3
2
4
5
4
2
3
3
4
4
3
2
4
3
4
4
1
1
1
2
3
4
3
3
3
2
3
4
5
4
2
1
3
5
5
2
4
4
4
4
4
2
4
3
3
3
1
1
1
Manajemen
3
4
3
3
2
4
3
3
5
4
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
4
2
5
3
4
3
1
1
1
2
3
3
3
3
3
3
2
3
4
4
4
3
3
4
3
2
3
3
4
4
3
2
4
3
4
3
1
1
1
3
3
4
3
3
2
2
3
4
3
4
2
1
3
4
4
2
3
3
4
4
3
2
4
3
4
3
1
1
1
125
1
2
4
2
1
4
4
2
4
4
4
3
3
2
3
4
3
4
4
4
4
4
2
3
3
3
2
1
1
1
2
2
4
3
3
3
3
2
4
4
4
3
4
3
4
2
3
3
3
2
3
4
3
5
3
4
4
1
1
1
3
2
3
4
3
3
2
2
4
3
4
2
3
3
4
4
3
4
4
2
3
3
3
5
3
4
3
1
1
1
Loyalita
s
involvemen
t
1
2
2
3
3
1
2
3
2
3
3
1
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
1
2
2
1
1
1
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
1
2
3
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
1
3
1
1
1
1
3
2
3
3
3
2
3
3
3
3
3
1
2
2
2
3
3
2
3
3
3
4
2
3
1
3
3
1
1
1
4
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
1
2
3
2
3
3
2
2
3
3
2
2
3
1
2
2
1
1
1
5
3
3
3
3
2
3
2
3
3
3
1
2
3
2
3
3
2
3
3
3
2
3
3
1
3
3
1
1
1
6
2
3
3
3
2
3
2
3
3
3
1
2
3
2
3
3
2
2
3
3
2
3
3
1
2
2
1
1
1
7
2
3
3
3
1
2
2
3
3
3
1
2
1
2
2
3
2
2
3
3
2
2
3
1
2
2
1
1
1
8
2
3
2
2
2
2
2
3
3
3
1
2
2
2
3
3
3
3
3
3
3
2
3
1
3
4
1
1
1
9
2
3
2
3
2
2
2
3
3
1
1
2
2
2
2
3
2
2
3
3
2
3
3
1
3
3
1
1
1
1
0
2
3
2
2
2
2
2
3
3
1
1
2
2
2
2
3
3
3
3
3
2
3
3
1
2
3
1
1
1
1
1
2
3
2
1
2
2
2
3
3
1
1
2
2
2
2
3
3
2
3
3
2
3
3
1
3
3
1
1
1
1
3
3
3
3
2
4
3
3
4
3
4
3
3
4
4
1
4
3
3
3
3
2
3
2
3
3
1
1
1
2
3
3
3
2
2
3
3
4
4
3
1
3
3
2
3
1
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
1
1
1
3
3
3
3
4
2
4
3
3
4
3
1
3
4
2
2
1
3
3
4
3
3
3
2
2
2
2
1
1
1
1 1
1 1
126
LAMPIRAN 8
HASIL UJI
ASUMSI KLASIK
127
Uji Multikolinearitas
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
B
1,152
-,052
Std. Error
,224
,071
durasi
,039
,067
invstasi
,173
(Constant)
sesuai
mnjmn
,238
a Dependent Variable: loyaltas
Standardized
Coefficients
Collinearity
Statistics
Beta
Sig.
,000
,467
Tolerance
-,069
t
5,137
-,729
,518
1,929
,051
,580
,562
,592
1,689
,075
,217
2,302
,023
,522
1,916
,071
,295
3,335
,001
,593
1,685
Uji Heterokedastisitas
Coefficients(a)
Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant)
LNX1
B
-1,029
,015
Std. Error
,590
,706
LNX2
-1,854
LNX3
Standardized Coefficients
Beta
Sig.
1.74
0.08
,003
0.02
0.98
,607
-,327
-0.05
0.06
1,156
,683
,198
1.69
0.09
-,264
a Dependent Variable: LNEI2
,696
-,043
-0.37
0.7
LNX4
Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnov(a)
Statistic
df
sig
loyaltas
,090
180
0.15
sesuai
,147
180
0.16
durasi
,157
180
0.15
invstasi
,156
180
0.13
mnjmn
,134
180
0.09
a Lilliefors Significance Correction
Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
Cause-related Marketing
Levene
Statistic
1,816
Loyalitas
df1
3
df2
177
Sig.
,270
128
Shapiro-Wilk
Statistic
df
,969
180
,932
180
,941
180
,954
180
,945
180
Sig.
,000
,000
,000
,000
,000
VIF
Levene
Statistic
df1
2,803
3
Keterlibatan konsumen
Levene
Statistic
,609
df1
3
df2
177
Sig.
,420
df2
177
Sig.
,747
LAMPIRAN 9
HASIL UJI
INDEPENDENT
T TEST
129
T-Test Mean
Group Statistics
sesuai
tipe
strategis
taktis
N
60
60
sesuai
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
Sig.
7,955
,006
Sig.
(2tailed)
df
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
3,935
118
,000
,5556
,14120
,27595
,83516
3,935
112,681
,000
,5556
,14120
,27581
,83530
Group Statistics
durasi
tipe
strategis
taktis
N
60
60
Mean
3,6000
3,1500
Std. Deviation
,83260
,76080
durasi
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
Sig.
,802
,372
df
Mean
Lower
Upper
3,091
118
,002
,4500
,14560
,16166
,73834
3,091
117,053
,002
,4500
,14560
,16164
,73836
Group Statistics
tipe
95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Deviation
130
invest
strategis
taktis
60
60
3,4500
3,1500
,82755
,76757
,10684
,09909
invest
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
Sig.
,008
,929
Sig.
(2tailed)
df
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
2,059
118
,042
,3000
,14572
,01144
,58856
2,059
117,338
,042
,3000
,14572
,01142
,58858
Group Statistics
manj
tipe
strategis
taktis
N
60
60
Mean
3,8000
3,4333
Std. Deviation
,72148
,73210
manj
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
Sig.
,059
,809
Sig.
(2tailed)
df
Mean
Difference
Std. Error
Difference
trlibat
N
60
60
Lower
Upper
2,763
118
,007
,3667
,13270
,10389
,62944
2,763
117,975
,007
,3667
,13270
,10389
,62944
Group Statistics
tipe
high
low
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Mean
3,1389
2,5778
Std. Deviation
,80556
,82992
131
Std. Error
Mean
,10400
,10714
trlibat
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
Sig.
,149
,701
Sig.
(2tailed)
df
Mean
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Std. Error
Difference
Lower
Upper
3,758
118
,000
,5611
,14931
,26543
,85680
3,758
117,895
,000
,5611
,14931
,26542
,85680
T-Test Loyalitas
Group Statistics
loyaltas
tipe
strategis
crm
taktis crm
Mean
Std. Deviation
Std. Error
Mean
60
3,1318
,46292
,05976
60
2,9106
,47577
,06142
loyaltas
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
,124
Sig.
,725
df
Sig.
(2tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
Upper
118
,011
,2212
,08570
,05151
,39092
2,581
117,912
,011
,2212
,08570
,05150
,39092
tipe
strategis keterlibatan tinggi
taktis keterlibatan tinggi
Lower
2,581
Group Statistics
loyaltas
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Mean
Std. Deviation
30
3,3413
,37416
,06831
30
3,0453
,49736
,09080
132
loyaltas
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
2,003
Sig.
,162
Sig.
(2tailed)
df
Mean
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Std. Error
Difference
Lower
Upper
2,605
58
,012
,2960
,11363
,06854
,52346
2,605
53,862
,012
,2960
,11363
,06817
,52383
Mean
Std. Deviation
30
2,8720
,42181
,07701
30 2,7480
,41238
Independent Samples Test
,07529
Group Statistics
loyaltas
tipe
strategis keterlibatan
rendah
taktis keterlibatan rendah
Levene's
Test for
Equality of
Variances
loyaltas
Equal
variances
assumed
Equal
variances
not
assumed
,086
Sig.
,770
Sig.
(2tailed)
df
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower
Upper
2,151
58
,025
,1240
,10770
-,0915
8
,33958
2,151
57,970
,025
,1240
,10770
-,0915
9
,33959
133
LAMPIRAN 10
HASIL ONEWAY
ANOVA
DAN REGRESI
BERGANDA
134
Oneway
Descriptives
loyaltas
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
strategis
taktis
60
60
3,1318
2,9106
,46292
,47577
,05976
,06142
kontrol
60
2,6833
,73517
,09491
2,4934
180
2,9086
,59758
,04454
Total
Minimum
Maximum
2,32
2,14
4,32
4,00
2,8732
1,00
3,59
2,8207
2,9965
1,00
4,32
Mean Square
3,017
,327
F
9,226
df1
2
df2
177
Sig.
,004
ANOVA
loyaltas
Sum of
Squares
6,035
57,887
Between Groups
Within Groups
Total
63,921
df
2
177
Sig.
,000
179
Descriptives
loyaltas
strategis
high
taktis high
kontrol
high
Total
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Upper
Bound
Bound
Mean
Minimum
Maximum
30
3,3413
,37416
,06831
3,2016
3,4810
2,64
4,20
30
3,0453
,49736
,09080
2,8596
3,2310
2,16
4,00
30
2,8147
,74304
,13566
2,5372
3,0921
1,00
3,68
90
3,0671
,59423
,06264
2,9427
3,1916
1,00
4,20
df1
2
df2
87
Sig.
,016
135
ANOVA
loyaltas
Between Groups
Within Groups
Sum of
Squares
4,182
27,245
df
2
87
31,427
89
Total
Mean
Square
2,091
,313
F
6,677
Sig.
,002
Descriptives
loyaltas
strategis
low
taktis low
kontrol
low
Total
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
Minimum
Maximum
30
2,8720
,42181
,07701
2,7145
3,0295
2,32
4,12
30
2,7480
,41238
,07529
2,5940
2,9020
2,12
3,60
30
2,6027
,73561
,13430
2,3280
2,8773
1,00
3,48
90
2,7409
,54951
,05792
2,6258
2,8560
1,00
4,12
Sum of
Squares
df
Mean
Square
Between Groups
Within Groups
1,090
25.784
2
87
0.545
0.296
Total
26.874
89
Sig.
3.840
.165
REGRESI BERGANDA
Model Summary(b)
Adjusted R
Std. Error of
R
R Square
Square
the Estimate
,435(a)
,189
,170
,63602
a Predictors: (Constant), mnjmn, invstasi, durasi, sesuai
b Dependent Variable: loyaltas
Model
1
ANOVA(b)
Model
1
Sum of
Squares
Regressio
n
Residual
df
Mean Square
16,499
4,125
70,792
175
,405
Total
87,291
179
a Predictors: (Constant), mnjmn, invstasi, durasi, sesuai
136
Sig.
10,197
,000(a)
B
(Constant
)
sesuai
Standardized
Coefficients
Std. Error
1,152
,224
Beta
Sig.
5,137
,000
-,729
,467
-,052
,071
-,069
durasi
,039
,067
,051
,580
,562
invstasi
,173
,075
,217
2,302
,023
mnjmn
,238
,071
,295
3,335
,001
137